Velope baru saja mengikuti kelas memasak, hari ini ia ingin Leon yang mencicipi hasil masakan pertamanya. Leon ingin membuat Velope tidak berkecil hati dan mengiyakan apa yang ingin dia lakukan.
"Aku ada kursus memasak saat ini, karena studiku juga sudah selesai aku ingin waktu luangku bermanfaat, emm masakan pertamaku ini untukmu," jawab Velope.
"Baiklah aku akan menantikan masakanmu malam ini," sahut Leon.
Sifat Velope yang gemar belajar serta tekat yang tidak ingin waktunya terbuang sia-sia inilah yang membuat Leon terpesona dengan Velope. Bukan kecantikan semata yang Leon inginkan jika sekedar cantik banyak wanita yang seperti lalat mengerubungi Leon. Sifat rendah hati wlau berada di puncak kejayaan adalah kenapa Leon memilih Velope untuk menjadi pendamping masa depannya.
"Leon tunggulah sebentar, aku malam ini memasak sederhana saja kok," ucap Velope.
"Rencanamu mau masak apa, jangan sampai kelelahan loh," sahut Leon.
"Capcay ayam denga
Nyonya Atmaja senang ternyata Leon peka terhadap apa yang dikode oleh mamanya. Beliau hanya rindu ingin mengobrol saja dengan anaknya."Mama hanya ingin tahu perkembangan kisah asmaramu," jawab Nyonya Atmaja."Kisah asmaraku ya ma, penasaran banget?" tanya Lembaru sembaru tersenyum kepada sang mama.Nyonya Atmaja hanya tersenyum tipis karena Leon masih belum terbuka dengan kisah asmaranya ini. Leon menghabiskan mie instannya dan meminum segelas air setelahnya baru menjawab pertanyaan sang mama."Aku takut ada seseorang yang menguping percakapan kita ma," ucap Leon sambil menyindir seseorang yang bersembunyi di baluk tembok."Siapa yang berani menguping percakapan kita Leon?" tanya Nyonya Atmaja.Leon berdehem dan mengkode supaya orang yang bersembunyi menunjukkan batang hidungnya. Karena lebih baik mengobrol bersama daripada menguping pembicaraan orang."Kau sungguh peka dengan lingkungan dekitar ternyata, papa telah meremahkanmu." Tu
Seseorang di seberang sana mengangkat telepon tuan Atmaja. Ia adalah tuan Handoko ayah dari Priska."Ada apa menghubungiku tuan Atmaja. Ini sangat larut malam loh," ucap tuan Handoko."Besok kita ketemuan ya ditempat biasa ada yang ingin aku bahas," jawab tuan Handoko.Tuan Atmaja mematikan telepon dan mengirim pesan kepada tuan Handoko. Ia takut ketahuan oleh sang istri jika sedang merencanakan perjodohan untuk anaknya.[Ketemu di kafe magenta pukul lima sore] ketik tuan Atmaja.[Baik aku akan mengosongkan jadwal untuk bertemu tuan] balas tuan Handoko.Tuan Handoko tersenyum bahagia mungkin ada kabar baik besok sore. Karena tidak biasa tuan Atmaja membuat janji ke sembarang orang.Malam sudah berganti dengan pagi hari sedangkan Leon masih tidur atas kasur empuknya. Ia sedang bermimpi indah memadu kasih dengan Velope dan iapun enggan bangun."Leon cepan bangun masakan sudah siap untuk kau sarapan, ayo buruan apa kau tidak
Velope dan Leon sudah sampai rumah. Mereka segera naik ke lantai dua dan memeriksa rekaman yang ada di pena itu. Leon membanting pena rekaman itu setelah selesai mendengarkan isi percakapan antara papa dan tuan Handoko."Berengsek! lagi-lagi orang tua itu membuat ulah," seru Leon dengan penuh emosi."Tenang sayang, apakah yang dimaksud adalah gadis yang tempo hari bersama presdir Henri?" tanya Velope yang mencoba menenangkan Leon.Leon mengangguk dialah wanita yang menjadi menantu pilihan papanya, sungguh memuakkan sudah ada janji tidak akan menganggu kisah asmaranya kenapa sekarang terjadi seperti ini. Sepertinya tuan Atmaja mengingkari janjinya dan diam-diam memilih seorang pelacur untuk menikah dengannya sungguh memuakkan sekali."Aku tidak bisa tenang Velope, aku mencintaimu dan aku tidak ingin pelacur itu yang menikah denganku!" teriak Leon."Kalau begitu kita ikuti permainan ini," ucap Velope.Leon terbelalak kaget mendengar apa yang d
Velope masih bengong melihat pusaka Leon yang sudah tegang berdiri dibalik celananya. Ia sangat terpukau karena baru pertama kali melihat ini semua. Leon memadang Velope dengan perasaan yang tak biasa. Mungkinkah Velope memang sudah tidak tahan ingin bercinta dengannya.“Aku sangat kaget ternyata jika dia bangun akan panjang dan besar seperti itu,” ucap Velope.“Barang milikku ini akan memuaskanmu mala mini, Velope, ayo kita bercinta!” ajak Leon yang sudah membara hasrat bercintanya.Velope mengulum lembut bibir Velope yang tubuhnya sudah tersengat dan tak tahan untuk menerima serangan dari Leon sang pujaan hati. Leon tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk segera bertanding diatas ranjang bersama Velope yang sudah ia dambakan sejak dulu.“Ternyata kau sudah menantikan hal ini ya Velope, kau sudah basah dan tubuhmu tidak bisa membongiku,” ucap Leon dengan tangan yang memainkan dua gundukan kembar Velope.“J
Leon memang sengaja memasang wajah yang masam karena tidak menyukai wanita licik yang selalu mendekati orang tuanya untuk mendapatkan restu. untuk apa melakukan semua itu karena di hati Leon sama sekali tidak menyukai hal itu."Leon apa-apaan kau ini, tak bisakah kau berkata sedikit sopan?" tanya tuan Atmaja."Sifatku memang begini papa seharusnya tahu, aku tidak bisa diatur-atur apalagi masalah hati, oh iya pa jangan lagi menjodohkan aku dengan wanita manapun karena itu tidak akan berhasil!" tegas Leon.Tuan Atmaja mengatakan bahwa Priska sangat cocok dengannya. sama-sama berasal dari keluarga pengusaha dan mempunyai pendidikan yang tinggi. Tidak ada yang salah dengan semua ini Leon seharusnya memilih wanita seperti Priska ini."Kau jangan kasar seharusnya kau menikah dengan Priska yang lemah lembut juga berasal dari keluarga baik," gertak tuan Atmaja."Bukankah dulu papa juga berkata demikian saat menjodohkan aku dengan Angie, lalu apa hasilnya?"
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m