Leon dan Henri sudah sampai di restauran milik keluarga Sanjaya, mereka sudah memesan menu yang ada di resttauran itu. Tak lama kemudian Hanna dan dua orang pengawalnya datang ke restauran itu dan bergabung bersama adiknya.
"Hanna sebelah sini," Henri melambaikan tangannya.
"Yoo adik kecilku ada acara apa mengundangku untuk makan malam?" tanya Hanna seraya duduk di kursi tepat di depan adiknya.
Hanna memandangi Leon yang katanya sakit dan di haruskan untuk menghirup udara bersih dan di tempat yang masih banyak pepohonan dan tumbuhan hijau. Apakah sebegitu sulitnya kehidupan Leon yang ia forsir untuk mencari uang?
"Leon sebenarnya kau ini sedang sakit apa, apakah tuan Atmaja menyuruhmu untuk terus bekerja demi mendapatkan uang? Bilang pada papamu itu jangan menyiksa anak!" tegas Hanna yang memang bermulut tajam.
"Aku juga tidak tahu mungkin aku hanya kurang refreshing, Hanna aku jadi ingat seorang asisten kecil juga bernama Hanna," jawab Leon.
<Lampu kamar Leon menyala dan ia bisa melihat siapa yang masuk kamarnya.Ternyata tuan Atmaja yang masuk kamarnya untuk mengecek apakah Leon sudah pulang apa belum."Leon, syukurlah kau sudah pulang dan wajahmu sudah segar tidak seperti tadi yang pucat," ucap tuan Atmaja."Maafkan Leon membuat papa khawatir," balas Leon.Antara bapak dan anak itu mengobrol sebentar lalu tuan Atamja keluar dan meminta Leon untuk segera tidur."Papa sudah lega kau pulang, tidurlah besok kau harus berangkat ke puncak ada undangan launching toko baru," ucap tuan Atmaja."Baik pa, papa juga harus istirahat dan menjaga kesehatan," balas Leon.Usai tuan Atmaja meninggalkan kamar Leon. Pria berwajah tamlan itu segera merebahkan badannya memejamkan mata dan tidur sampai pagi.***"Sudah pukul lima pagi, hari ini ada perjalanan ke puncak pukul 6 pagi, saatnya beres-beres." Leon bangkit dari rebahannya dan menata baju nya.Tok ... Tok ... Sua
Pengusaha muda yang menginginkan Velope menjadi partner dansanya tidak suka ada yang menegurnya. Ia mengajak Leon duel di tempat terbuka."Tidak perlu tahu siapa aku tuan, aku hanya orang kecil yang mengingatkanmu saja," ucap Leon."Oh sepertinya aku tahu siapa kau, hanya seorang model kecil saja berani menantangku!" gertak pemuda itu.Henri yang melohat kejadian itu melerai keduanya. Dia tahu siapa yang sedang membuat onar itu adalah Bobi dari keluarga Wijaya pengusaha kosmetik sama seperti seorang yang sedang mengundang mereka semua ini."Tuan muda Bobi senang bertemu denganmu, mari bersulang denganku," ucap Henri sambil menyodorkan gelas minuman."Bos Henri tolong ajari model kecil ini sopan santun,todak seharusnya dia menyinggungku!" gertak Bobi yang menerima gelas minuman beralkhohol dari Henri.Henri berjanji akan menegur keduanya. Sekaligus ia mengingatkan Bobi kalau tidak bagus melakukan keributan di aini karena bisa mencemarkan nama
Leon masih berpikir untuk mengecek suara gaduh itu atau tidak. Sementara di kamar Velope ada sekitar tiga pria masuk ke dalam kamarnya. Mereka menyekap Velope berusaha untuk menodainya."Diam kau wanita sialan! kau menolak berdansa denganku dan berdansa dengan pria lain, aku sungguh membuatku marah," gertak Bobi sambil mencengkram dagu Velope kuat."Lepaskan aku, kau pria pengecut berani keroyokan," ucap Velope.Plak! Bobi menampar wajah Velope kemudian memaksanya meminum air yang sudah di campur dengan obat perangsang didalamnya. dengan tangan yang sudah dipegangi dua pria dengan kuat. Velope tidak berdaya dengan minuman apa yang dimasukkan paksa ke mulutnya."Sebentar lagi kau kan meraksan kenikmatan yang luar biasa dari kami semua," ucap Bobi sambil tertawa."Bajingan kalian semua, apa kalian pikir menjadi tuan muda lantas bisa bersikap seenaknya?" tanya Velope.Bobi semakin naik darah dan tak sabaran menikmati tubuh Velope bersama para t
Mendapatkan bisikan dari tuan Nainggolan, tuan Atmaja tidak menggubris perkataan dari nyonya Wijaya. Beliau memilih untuk menemani putranya untuk masuk ruang penyidikan di sana sudah ada Velope dan dua pelaku lainnya yang hanya mengalami luka memar."Ayo kita ke ruang penyidik, tidak usah hiraukan manusia tidak berguna seperti mereka," ucap tuan Atmaja sambil menepuk bahu putranya."Tuan Atmaja karena merasa putranya tidak bisa melakukan apa-apa, malu dan pergi menghindar ini akan menjadi trending topik di internet!" ledek nyonya Wijaya sambil tertawa terbahak-bahak.Dua orang tak tahu malu itu memang tidak peka terhadap keadaan. Tak lama kemudian kedua orang yang tadi merasa menang melawan tuan Atmaja menjadi malu sendiri karena berita yang beredar di internet mengenai keluarganya sendiri."Pah, kenapa mereka semua melihat ke arah kita semua, apakah ada yang aneh dengan dandanan kita?" tanya nyonya Wijaya."Aku tidak tahu, mungkin mereka tahu kala
Nyonya Wijaya kaget kedatangan seseorang yang tak terduga. Dia adalah nyonya Sanjaya padahal hubungan toga keluarga kaya sangat erat pada jamannya."Apa kau datang untuk mengolokku juga?" tanya nyonya wijaya heran."Aku datang untuk mendukungmu, sejak kejadian putriku Angie masuk penjara akibat ulah dua lelaki tak bertanggung jawab itu aku sudah membenci mereka," balas nyonya Atmaja dengan tatapan kejam.Dua nyonya itu mengobrol dengan santai karena sekarang sudah paham dengan situasi. Nyonya Sanjaya yakin bahwa video yang tersebar di dunia maya itu adalah upah dari salah satu keluarga besar itu. Jadi nyonya Sanjaya memanas-manasi nyonya Wijaya untuk membuat perhitungan kepada dua keluarga itu."Kurang ajar sekali, mentang-mentang berkuasa mereka dengan seenaknya menginjak-nginjak harga diri oranv lain!" gertak nyonya Wijaya."Kau benar bahkan putriku mendekam di penjara karena ulah mereka." Nyonya Sanjaya menitikkan air mata palsu.Nyonya S
Leon mengecek ke kamar Velope yang sedari tadi tidak kelihatan. Leon membuka pintu kamar Velope saat tak ada jawaban saat mengetuknya ia takut terjadi apa-apa terhadap Velope."Aahhh tuan Leon kenapa kau tidak mengetuk pintu aku sedang ingin berganti baju," teriak Velope karena kaget."Maafkan aku nona Velope, aku tadi sudah mengetuk pintumu tapi tidak ada jawaban makanya aku masuk saja takut kau terkena musibah lagi," jawab Leon sambil menutup matanya.Velope sudah memakai bajunya lengkap dan cantik saat ini, dia menemui Leon yang masih menunggunya. Velope mengecup pipi Leon secara tiba-tiba entah kenapa kini hatinya sangat tidak ingin meninggalkan Leon satu jengkalpun."Kau tidak boleh melakukan ini padaku nona Velope kalau aku membalasmu lebih dari ini bagaimana?" tanya Leon sambil menatap Velope dengan tatapan nakal."Boleh lakukan saja semaumu," tantang velope.Leon menyeringai tipis berdiri dan memeluk Velope. Ciuman panan mereka lakuk
Mobil Velope melaju dengan kecepatan sedang. Mereka akan pulang menuju rumah Velope, sedari tadi pemotretan Velope sudah merasakan rasa tak nyaman pada dirinya. Seperti sebuah firasat yang tak enak untuknya, entah apa yang akan terjadi."Dari tadi aku merasakan rasa tak nyaman dalam tubuhku. Apa yang sebenarnya akan terjadi?" tanya Velopw pada dirinya sendiri."Nona mungkin kau kelelahan, nanti sampai rumah cobalah langsung rebahan," jawab asisten Hanna.Hanna benar mungkin Velope hanya kelelahan apalagi ada peristiwa yang tidak mengenakkan untuknya. Tiba di sebuah jalanan yang sepi menuju perumahan tempat tinggal Velope. Sebuah truk melaju dengan cepat sepertinya sedang mengincar mobil Velope."Bagus, tabrak langsung mobil Velope dan kau bisa kabur setelahnya," ucap nyonya Wijaya memerintahkan seseorang yang membawa truk itu."Baik nyonya saya akan segera menabrak mobil Velope dan segera meninggalkan lokasi," ucap premab suruhan mereka.
Velope termenung memikirkan jawaban apa yang akan diberikan kepada Leon. Tidak mungkin Velope mengakaui semua perasaannya sekarang."Kalau bisa lebih lama dari biasanya tuan Leon, aku sedang terpuruk apa kau tidak mau menghiburku?" tanya Velope."Aku mau menemanimu lebih lama malam inI, sekarang habiskan makan malammu," jawab Leon sembari menyendok nasinya.Makan malam yang membuat Velope bahagia karena bersama lelaki pujaan hatinya. Seandainya ia mampu mengatakan bahwa nyaman bersama Leon mungkin akan mengatakannya saat ini. Sayang sekali dia belum berani."Aku sudah kenyang terima kasih makan malamnya hari ini nona Velope," ucap Leon."Berterima kasihlah pada Hanna. Dia yang menyiapkan semuanya," sahut Velope.Leon berterima kasih pada Hanna karena menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Kini Velope dan Leon sudah berpindah tempat privasi mereka berdua untuk mengobrol berdua.***"Mengakulah sebenarnya siapa yang memintam