Aku mengepalkan tanganku, sangat kesal, tapi entah kenapa bajingan ini membuatku tersenyum tanpa sadar.
"Kenapa, gadis bodoh? Kau sudah pintar sekarang?" ejek Edmund yang membuatku ingin memecah kepalanya pakai kapak.
"Kau sangat menyebalkan!" Edmund tersenyum miring, menyandarkan kepalanya di bangku berwarna merah, dengan gaya tangan di depan dada seolah menunjukkan kekuasaan yang dia punya.
Aku menggigit kentang goreng dengan kesal. Selasa weekend, si bajingan ini ingin bersantai, tidak ingin ada urusan pekerjaan dan kami pergi makan burger, dan beberapa makanan cepat saji. Aku yakin, seumur hidupnya Edmund belum pernah mencoba ini atau makan di tempat seperti ini. Mereka pasti benar-benar menjaga pola makanan.
Mood Edmund juga sedang bagus sekarang, dan saatnya untuk mengejek dirinya walau aku masih kesal, hanya saja terus berpura-pura bodoh sampai saatnya untuk pembalasan nanti. Aku menarik Pepsi milikku dan melihat ke arah Edm
Aku duduk dan memperhatikan barang-barang mewah yang berada di sekelilingku, aku harus mengakui jika ini luar biasa. Maksudku, ya aku memang hanya gadis miskin dan bisa menginjakkan kaki di butik terkenal dan menjadi langganan Kylie Jenner atau pun saudaranya yang lain, dari keluarga Kardashian.Aku pura-pura membaca majalah, agar tak terlalu terlihat norak, di hadapanku dan sekelilingku banyak pakaian mahal. Yas! Kalian tidak salah menebak, aku sedang berada di butik Emily—saudari Edmund, jika kalian masih ingat.Emily sedang sibuk dengan pelanggan yang datang, dan aku hanya jadi orang bodoh. Ingin bermain ponsel, tapi sengaja aku matikan karena tak mau Edmund brengsek mengangguku. Huh, bicara tentang banjingan itu memang tidak ada habisnya."Kau harus mencobanya, ini pasti sangat cocok denganmu." Aku hanya menganga, saat Emily sudah menarik tubuhku ke arah dress yang berdiri cantik berwarna baby blue. Lagi-lagi warna biru mengingatkan t
Aku berusaha membuka mata setelah merasa hampir mati dan tenggelam dalam air. Ya, ceroboh dan bodoh untuk kesekian kalinya.Aku menerawang kosong melihat ke samping, Edmund ada di sana dengan tampang yang tidak senang sama sekali."Terima kasih, Tuan. Tuan pasti yang menolong aku.""Kau terlalu banyak bermimpi, gadis bodoh. Kau hidup dalam dunia nyata yang kejam, bukan khayalan dunia novel." Aku memalingkan wajahku. Damn! Dia paling bisa untuk merusak mood-ku.Aku terdiam dan tiba-tiba melihat Emily masuk. Aku sangat malu. Rasanya mau kukubur saja wajahku."Thank God, Em. Kau tidak apa-apa. Daniel yang menyelematkanmu." Aku tidak berani menatap Daniel. Aku melirik sedikit ke arah Edmund, kukira dia yang jadi pahlawan, nyatanya dia benar, aku tak boleh banyak berekspektasi."Terima kasih, Daniel." Daniel hanya mengulas senyu
Musim panas identik dengan berbagai pesta.Aku baru saja tiba di kota ini. Ingin mencari pekerjaan, setelah memasuki usia legal. Senang tentu saja."Hi, Mom. Kau harus tahu, aku baru tiba di sini, kota yang tak tenang, dan tebak apa bagian terbaiknya? Yep! Aku melihat banyak perkebunan anggur sepanjang jalan. Bukankah ini menyenangkan?"Aku tersenyum riang. Ini kampung Mommy, tempat Mommy menghabiskan masa kecilnya dulu, sebelum bertemu Daddy dan Mommy mengikuti Daddy. Sekarang, mereka memutuskan untuk keliling dunia. Aku iri dengan pasangan itu."Kau benar, Em. Mommy sering menghabiskan waktu di sana hanya untuk merenungi nasib atau melihat sunset. Mommy sangat suka sunset." Aku tersenyum membayangkan Mommy dan sunset. Perpaduan yang aneh, di saat aku tahu Mommy sangat suka berpetualang."Kurasa malam ini aku ingin bersenang-senang. Aku akan pergi ke pesta, sebelum aku mencari pekerjaan." Aku tertawa, membayangkan kot
"Berapa tarifmu? Sebutkan saja! $200, $300, $500 atau $1000?"Dia bertanya tanpa dosa, aku hanya menganga. Seriously? Memangnya dia pikir aku seorang pelacur?"Excuseme? Kau pikir aku seorang jalang?" tanyaku tak terima. Dia mengedihkan bahunya cuek. Aku melihat keadaan sekeliling kamar yang tak terlalu luas ini, melihat apa saja yang bisa kupakai untuk memukuli kepalanya. Sial!"Aku sudah biasa dengan jebakan wanita-wanita sepertimu. Pura-pura mabuk, dan setelah itu mulai memeras korban." Perkataan yang dia lontarkan sukses membuatku membisu. Apa tampangku terlihat seperti jalang? Korban? Dia korban? What the actually fuck? Monster apa yang sebenarnya sedang kuhadapi?"Tapi-" Laki-laki ini menjeda kalimatnya, aku masih terdiam menantikan apa yang dia bicarakan. Saat jemari tangannya yang panjang menyusuri torso lenganku dan aku hanya melirik lewat ekor mataku.&n
dressmodelstrapatauspaghetti dressdengan motif bunga-bunga. Dipadukan dengan cardigan warna abu-abu, agar kulitku tidak terlihat suram seperti masa depanku.Aku berkaca sambil berdandan sedikit, agar Nick terpesona padaku.Tersenyum dengan memanyunkan bibir sedikit. Apakah bibirku terlihat seksi? Yeah, sangat seksi.Aku menyemprotkan parfum ke seluruh tubuh, dan menutupi mataku, Nick pasti menyukai penampilanku.Tak lama kemudian, Nick mengirimkan pesan, aku tersenyum otomatis, dia memang seorang gentleman sejati.Dengan sling bag berisi ponsel, aku keluar dari flat milikku yang sempit. Saatnya berpesta."Aku tidak bohong, tapi, kau terlihat berbeda malam ini. Terlihat lebih dewasa." Aku tersenyum sambil menunggu apa yang akan Nick katakan lagi."Selain itu?" Nick hanya tertawa dan menggelen
Masih menutupi mata, aku enggan beranjak, dan masih ingin bermalas-malasan.Kepalaku juga masih pening luar biasa. Aku meraba-raba kepalaku, dan memijit pelan.Aku memijit kepalaku yang terasa pening, dan tiba-tiba merasakan silau yang luar biasa.
(Masa Sekarang)Satu-satunya yang bisa kulakukan adalah kabur dari sarang iblis ini. selama ini aku berpura-pura bodoh agar dia melepaskan aku, tapi dia semakin memenjarakan diriku, aku ingin terbebas dari cengkraman iblis Edmund, dia itu manusia tanpa hati.Apa yang sudah terjadi beberapa tahun belakangan aku anggap tidak pernah terjadi. Ya, aku ingin mengubur semuanya, tapi Kembali masuk dalam kandang iblis. Terkadang, aku ingin beteriak pada kejamnya dunia yang tak pernah ramah padaku, kenapa semua ini bisa terjadi?Aku mengintip dari kamar melihat Edmund yang masih berada di luar duduk tenang sambil memeriksa pekerjaan dengan kacamata baca yang membuatnya terlihat sangat tampan. Shit! Em, tolong control otak mesummu. Aku memukul kepalaku agar bisa kabur tanpa ketahuan Edmund. Jika dia sudah tahu fakta begini, dia akan semakin menyiksaku tanpa perasaan.Aku menggigit bibir sambil bolak-balik, sambil melihat keadaan sekeliling bagaimana bisa lepas dari cengkraman iblis Edmund.“Ayo,
Karena aksi kabur-kaburanku gagal, aku dikurung di kamar seharian. Dasar iblis tampan luar biasa berengsek! Edmund seperti bisa membaca pikiranku. Apa aku hanya gadis bodoh di matanya? Atau otakku setara dengan otak Patrick? Jangan-jangan Edmund itu cenayang?Mataku melotot dengan pemikiran konyol yang terakhir, tidak mungkin Edmund sialan itu! Okay, cukup Em memikirkan iblis tampan sial itu. Aku kembali termenung, sangat merindukan Elijah sekarang, apa yang dia lakukan sekarang? Aku ingin bertemu dengannya sekarang, dan membisikkan jika aku sangat merindukan dirinya. Tapi, Edmund menahanku, membuatku terpenjara dalam cengkraman iblis miliknya dan tak bisa keluar.Kapan dia akan benar-benar berhenti menahanku di sini? Oh, tunggu sampai aku mati? Kepalaku tertunduk dalam memikirkan nasib sial yang tak ada habisnya. Apa aku bisa menangis, meruang sambil memohon pada Edmun agar membebaskan aku? Masalah utang aku pasti akan melunasinya.“Makan!” Tiba-tiba saja si iblis muncul sambil menen
“Tentu. Minta lah apa saja padaku.” Astrid terlihat sungguh hati saat membenarkan dirinya memang berniat mengabulkan apa pun yang diminta Mase padanya.“Kenapa semudah itu?”Astrid tertawa sambil mengecup hidung mancung dengan tulang tinggi milik Mase. “Karena aku menyukai keterbukaanmu.”“Soal apa?” Mase membalas dengan kecupan di tempat yang sama. Menatap Astrid yang senyumnya seperti punya arti.“Dirimu. Tujuanmu.”Mase tersenyum lebar dengan tangan yang menggerayangi Astrid di mana saja dia bisa. “Aku belum memberitahumu tujuanku yang sebenarnya.”“Oh, kamu punya?” Entah dari mana rasa kepercayaan itu muncul. Jelas sekali bahwa Astrid membiarkan dirinya terlena, bahkan tidak masalah jika tertipu.Mase mengangguk. “Ingin tahu apa tujuanku mendekatimu?”“Katakan.” Cepat, Astrid mendekat untuk masuk ke pelukan Mase.“Teman—ah, rekan kerjaku, dia pernah mengalami masalah serius dengan sepupumu, Josh Layton.” Mase memeriksa raut Astrid yang terlihat terkejut, tapi keterkejutan yang cum
Emerald terkejut melihat suaminya sudah ada di rumah bahkan sebelum sore.“Lho, sudah pulang, Ed?” Dia mendekat untuk mendapatkan pelukan, sekalian ciuman singkat.“Aku berencana memberdayakan pulang lebih awal setiap hari kerja.” Edmund hanya bercanda. Menunjukkan candaannya lewat gelitikan di leher istrinya.“Aku tidak akan percaya itu,” balas Emerald pura-pura merajuk.Cecilia rupanya muncul dihadapan mereka berdua dengan wajah bingung dan rambut berantakan, sambil beberapa jemarinya mengucek mata. Dia baru bangun dari tidur siangnya, sementara Elijah masih di tempat kursusnya dan Ruby ada di kamar. Main sendirian.Emerald spontan menjauhi Edmund dan menghentikan candaan mereka. Bertanya pelan pada Cecilia yang rencanakan akan dijemput oleh Anye sebelum jam makan malam.“Hai, Cecil. Mau Aunty bantu kamu untuk mandi? Sebentar lagi Aunty Anye akan menjemputmu.”Walau Cecilia suka berada di rumah Edmund karena bisa setiap saat melihat Elijah, tapi dia lebih merasa ada di rumah, jika b
Benar, ‘kan? Mase akhirnya tahu segalanya tentang Anye Truvan. Dia tahu. Benar-benar tahu sampai ke akar-akarnya. Bagaimana Anye kehilangan keperawanannya dengan terpaksa, di usia delapan belas tahun, karena seorang pria bajingan bernama Josh Layton yang ternyata adalah mantan kekasih Anye dan seorang anak pejabat derah setempat waktu itu.Anye jarang pulang ke desanya hanya karena menghindari pria berengsek itu. Dan saat ini, Josh Layton ada dalam daftar musuh perusahaannya Edmund Bryan. Itu bagus sekali.Mase akan senang untuk ‘mengerjai’ Josh bersama Edmund.***“Cecilia, apa sandwichnya tidak enak?” Emerald cemas karena melihat roti isi sayur, tuna dan beberapa bahan segar lain di dalamnya itu, tidak tersentuh. Cecilia cuma minum susu.Ditatap oleh semua anggota keluarga Edmund, membuat Cecilia menciut, meski tidak termasuk dengan Elijah. Sudah cukup lama sampai terakhir kali dia bergabung dengan keluarga ini.“Mungkin kamu mau sereal?” Edmund, entah angin musim apa yang membawany
“Aku takut, Uncle.” Cecilia memegangi ujung kemeja Mase, ketika melihat kedatangan Edmund yang bagai malaikat pencabut nyawa di matanya.Mengusap lembut puncak kepala gadis teramat kuat versi penilaian Mase itu, dia berkata. “Jangan khawatir. Aunty Em—maksud Uncle, emme-nya Elijah tidak bisa datang kemari, karena Ruby terluka.” Mase memperhatikan kepala mungil mendongak itu dengan senyum.“Ruby terluka?” Cecilia terkejut. Dia juga peduli terhadap Ruby, meski siapa pun tahu jika dia lebih menginginkan Elijah apa pun ceritanya.Mase mengiyakan dengan kepala mengangguk dan senyum mengembang. Perasaan tenang dan damai sebagai calon ayah. Ah, jika dipikirkan lagi, apa Adeya bersedia?“Sekarang, pulang lah bersama edde-nya Elijah, okay? Uncle akan menjemputmu nanti setelah aunty Anye sudah lebih baik.”Cecilia ragu untuk memberi isyarat kepala mengangguk, tapi dia melakukannya juga. Walau hanya seorang bocah, tapi dia seolah belajar dengan sendirinya untuk tidak banyak tingkah, apalagi meng
Mencium dengan sepenuh hati. Jawabannya sudah tentu. Membuat Dane bahagia. Janji dalam hatinya akan segera terlaksana.Adeya suka saat berciuman dengan Dane, karena gairahnya begitu tertantang. Jangan ingatkan dia tentang Mase Geofran, sebab pria itu pun luar biasa baginya.Bolehkah dia memiliki keduanya?Dane mengecup kening Adeya setelah bibir mereka terlepas. Wajah keduanya dipenuhi dengan binar-binar cinta dan hasrat membara.Adeya tidak kuasa menahan debar jantungnya yang lebih ribut dan menjadi tidak karuan.Apa begini rasanya terlibat sesuatu yang dilarang dengan milik orang lain? Kenapa ada perasaan takut sekaligus menyenangkan yang berperang di dalam dirinya?“Apa yang kamu takutkan, Adeya?” Dane mengukir senyum manis dan lembut, ketika menyadari bahwa Adeya meremas kemeja yang dikenakannya dengan erat. Seolah semua ketakutan tersimpan di sana. Ketakutan yang tidak mudah hilang. Dane menyadari hal itu, meski masih saja bertanya.“Ah, itu ... itu, Pak.” Adeya menunduk. Sungguh
Dane tidak menginap di rumah orang tuanya, tapi berkeliaran entah ke mana. Dia suka bersepeda. Meninggalkan mobilnya di taman kanak-kanak Rosamund dan membawa keluar sepedanya dengan perasaan nyaman.Bersih, tanpa rokok dan alkohol. Dane Madden pria seperti itu, tapi dia tidak bisa menjamin untuk perilakunya yang lain.Sambil mengayuh, hal pertama yang ingin diingatnya adalah wajah Adeya Brington saat pertama kali mereka bertemu. Penjaga sekolah yang merekomendasikan Adeya padanya. Karena tak enak hati pada penjaga sekolah yang dianggap seperti kakek sendiri, dia menerima Adeya tanpa pikir-pikir.Sembilan hari setelah mereka dikenalkan satu sama lain, penjaga sekolah meninggal dunia karena serangan jantung.Wajah Adeya waktu itu, masih sama seperti saat ini. Tidak ada perubahan yang berarti.Adeya seperti seorang wanita yang tidak peduli sekitar, kecuali pada siapa dia harus merasa peduli, maka dia akan jadi yang paling perhatian.Kenapa dia baru merasa marah ketika ada orang lain yan
“Sejak tadi, Astrid.”Bibir tipis berwarna nude milik Astrid spontan tertutup rapat. Sudah salah memperhitungkan keadaan, dia juga harus siap diceramahi habis-habisan oleh suaminya, nanti di rumah.“Pak Kepala Sekolah, sebenarnya—”“Kamu bisa pulang sekarang,” potong Dane sebelum dia semakin marah karena ucapan Astrid yang ditujukan untuk Adeya, malah menyakiti perasaannya. Memang rasanya aneh. Karena tadi, ketika rencananya dia hanya akan jadi pendengar saja di ruangan rahasianya, malah berujung dengan dirinya yang tidak tahan atas penghinaan istrinya terhadap Adeya.Adeya menganggap bahwa pertarungan harga diri sudah cukup. Dia tidak akan mungkin menang dari seorang nyonya besar yang berasal dari dua keluarga hebat.Keluarganya sendiri dan keluarga suaminya. Mortimer dan Madden. Dua keluarga setelah Edmund Bryan yang berkuasa. Mereka semua ada dijajaran teratas.Meski terinjak-injak sekali pun, dia hanya perlu diam dan menahan diri. Tidak apa. Tidak mengapa. Karena sejak kecil, dia
Sudah dipastikan, Edmund punya pilihan pada akhirnya.Mase Geofran yang akan menjadi wali dari Cecilia Ranvil. Edmund sudah membicarakan hal ini sebelumnya dengan Mase dan pria itu setuju, setelah diberi waktu berpikir selama beberapa hari.Bahkan Anye Truvan ikut diboyong ke rumah baru Mase, untuk menjaga Cecilia selama dua puluh empat jam penuh.Ya, rumah baru. Edmund memberikan tempat tinggal satu rute perjalanan dengan kantor. Sehingga Mase tidak perlu cemas, jika datang terlambat. Cukup lima menit berjalan kaki dan hanya semenit naik mobil.Mase mau menerimanya, karena Elijah. Bukan karena bocah itu tahu tentang keadaan Cecilia, tapi dia tahu bahwa Elijah sangat menyayangi Cecilia Ranvil. Bahkan putra sulung Edmund itu belum tahu menahu mengenai hal ini.Rencananya, akan ada pesta penyambutan rumah baru dan kepulangan Cecilia dari tempat tinggalnya dulu yang mirip seperti panti asuhan, meski tampaknya lebih cocok disebut sebagai rumah perawatan.(Siapkan pesta penyambutan yang me
“Kenapa harus Uncle?”“Karena Uncle mau melakukannya.” Mase kira lebih mudah menghadapi Ruby, daripada Edmund. Nyatanya, berbanding sangat terbalik. Bahkan Kelly Hadden yang begitu banyak maunya, masih sanggup dia hadapi.“Uncle tidak perlu melakukannya.” Ruby merengut. Kesal bukan main, tapi ditahannya. Belakangan, penguasaan dirinya terhadap emosi sudah jauh lebih baik.Jadi, jangan beri kesan tidak menyenangkan atau Mase Geofran di depannya itu akan mengadu yang tidak-tidak pada Edde-nya.“Benar juga. Ya, sudah. Biar Uncle beritahu Edde-mu bahwa kamu menolak.” Mase sengaja lambat-lambat.Ruby dengan langkah kecilnya mengejar, lalu memeluk kaki Mase yang panjang. “Uncle, ayo pergi bersamaku.”Dengan senyum penuh kemenangan, Mase mengangguk. “Ayo.”***Miss Adeya Brington jadi pengganti Kelly Hadden. Menjadi pemimpin lebih tepatnya, untuk menjalankan kegiatan sosial. Meneruskan kebaikan Kelly Hadden yang tertunda karena kematian misterius wanita itu.Mase menghampiri Miss Adeya yang