Arsenio memasuki gedung dua lantai, yang ramai dikunjungi para remaja, maupun orang-orang dewasa, yang asyik mencari kesenangan di bawah lampu disko.Musik DJ yang keras, menjadi sambutan meriah bagi Arsenio. Mereka bersorak gembira, melepaskan beban dari pundak masing-masing."Di mana Leonardo? Benarkan ini lokasinya?"Alasan, Arsenio datang ke tempat itu tentu, bukan untuk bermain-main, melainkan untuk mengulik sebanyak-banyaknya Informasi, yang ingin sekali ia ketahui.Dia melangkah lebih dalam, menelusuri club yang tidak pernah sepi setiap harinya.Arsenio sudah berada di dekat bar. Tubuhnya berputar searah jarum jam. Dia menajamkan penglihatannya, takut-takut ada serangan datang dari belakang tanpa terduga.Sedikitnya, Arsenio sudah tahu watak dan karakter Leonardo, yang menurutnya sangat licik dan licin seperti belut. "Silahkan, Tuan. Ini minuman, Anda."Tiba-tiba seorang pria berpakaian layaknya pelayan itu, datang menghampiri Arsenio sambil membawa segelas minuman yang dileta
Di jalanan beraspal Sky Blue City, di bawah langit tak berbintang. Seorang pemuda melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Menerobos keramaian, yang seolah bukan masalah besar. 'Kau dan aku, masih memiliki hubungan kekeluargaan. Ayahmu dengan ayahku, memiliki ayah yang sama.'Untaian kalimat tersebut, masih terngiang-ngiang di benak Arsenio. Suara Leonardo, seolah terus bernyanyi di gendang telinganya. Bagaimana cara untuk menghempaskannya? Semakin dipikirkan, maka semakin meluap pula emosinya dan kecepatan mobilnya semakin bertambah. Kini hampir menembus 180 km/Jam.Pertanyaannya hanya satu. Dia berkendara di jalanan atau roket yang menembus angkasa?Ngikkkkkk ...Bunyi decitan menyeruak saat Arsenio menginjak rem secara mendadak.Kepalanya terhantuk ke depan saking dipaksakan untuk berhenti. Keningnya memerah tidak sampai berdarah. Namun, itu bukanlah apa-apa, jika dibandingkan dengan rasa sakit yang sedang menggerayangi raganya. Mobilnya berhenti di tepi jalan, di hadapannya s
MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT•••"Siapa yang sudah mengirimmu?" tegas Bastian bernada dingin sambil menodongkan senjata, tepat di belakang kepala seorang wanita, yang sedang berusaha untuk menyelamatkan Elisha. Wanita itu tertegun sejenak, sebelum akhirnya berbalik badan sembari menunjukkan senyuman horror. "Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu, Bastian?" tanya wanita itu, sedikit menekan kalimatnya dan memicingkan mata kirinya. Bastian bergeming, sedangkan wanita itu, melirik ke arah Arsenio yang jaraknya hanya beberapa meter dari Bastian. "Apakah dia, Tuan Muda dari keluarga Guan? Ternyata, dia tampan juga. Pantas saja, banyak wanita yang tertarik padanya. Termasuk wanita bodoh ini!" sindir wanita itu, yang mengarah pada Elisha. Sang pemilik nama, merasa terusik. "Apa katamu?" Elisha tiba-tiba berteriak dari dalam penjara. "Aku tidak sebodoh itu. Lagi pula, Malik terlalu bersikap ceroboh karena telah mempercayai pria sialan itu. Leonardo payah!""Diam ka
"Yaaaaccccchhhhh!!!!"Arsenio memukul keras, sebuah balok kayu yang dibentuk menyerupai tubuh manusia. Kepalan tangannya sampai memerah. Namun, dia mengabaikan rasa sakitnya."Stamina Anda naik 5%, Tuan!" seru Freya, sambil menggenggam sebuah tap, yang berisikan data-data Sistem Mafia, seperti yang sudah diketahui Arsenio juga."Leonardo!" geram Arsenio, sembari terus meninju boneka kayu itu. Tidak peduli lengannya sudah mulai mengeluarkan darah segar, dia tetap meninju benda padat itu. Arsenio menatap nanar boneka kayu yang sengaja ia beri tempelkan nama Leonardo di sana. Seolah yang saat ini ia tinju, benar-benar Leonardo.Dia bermandikan keringat. Garis bawah matanya sampai memerah saking bergejolak amarah di dalam raga."Tuan. Anda berhasi mendapatkan 100 Poin Aksi. Anda sudah bisa membeli beberapa item dengan menukarkan Poin Aksi," ungkap Freya senang. Namun, tidak dengan Arsenio, yang napasnya terengah-engah dan terus menerus memukul tanpa kenal kata lelah."Itu, bukanlah hal
"Apa yang sistem katakan?" Arsenio bertanya dengan raut wajah serius. Duduk di tepi kolam sambil memandang langit biru yang cerah. "Anda mendapatkan dua unit senjata baru. Apa Tuan ingin melihatnya?" tawar Freya sangat hati-hati dalam berbicara. Siang ini suasana cukup hening. Namun, Arsenio tahu. Ini ketenangan sebelum badai tiba. "Tunjukkan!" Arsenio mengubah posisinya yang semula rebahan, kini duduk bersila. Freya mengangguk, kemudian dia menunjukkan layar tap yang dibawanya supaya Arsenio bisa membacanya juga. "Ini jenis terbaru, Tuan. Kemampuan senjata ini tidak bisa diragukan lagi. Bisa menembak dari jarak lima puluh meter dan tidak memiliki suara sama sekali saat melepaskan tembakan. Cocok untuk membidik tanpa ketahuan lawan," terang Freya.Arsenio melihat serius gambar di layar tap sambil mengelus dagunya dan beberapa kali bergumam."Aku ingin membeli senjata lain, yang lebih praktis dan bisa gunakan di situasi tertentu. Apa ada?""Ada, Tuan. Pisau lipat, belati dan yang
Masih di hari yang sama. Namun, kali ini Bastian stan by menemani Arsenio. Namun, sosoknya tersembunyi di balik layar. Bruk ...Pintu pun terbuka. Pria lima puluhan tahun itu, menaikkan sebelah alisnya saat mendapati sosok pemuda tiga puluhan tahun sedang duduk di tempatnya, dengan kedua kakinya dinaikkan ke atas meja. "Siapa kau?" tanya pria itu, meninggikan suaranya. Terkejut bukan main. Hampir saja jantungnya berpindah tempat. "Apa kau tidak mengenaliku, Tuan Xander?" tanya Arsenio bernada mengejek, sambil menurunkan kedua kakinya. "Kau ... Bukankah, Arsenio. Tuan Muda dari keluarga Guan?" Xander menebak-nebak karena memang ini kali pertama ia melihat pemuda itu. Arsenio tersenyum miring, "nah. Bagus sekali kau cepat mengingatnya. Ternyata pria tua sepertimu, masih memiliki ingatan yang tajam," lanjutnya mengejek. "Apa yang kau lakukan di tempatku ah?" Suaranya bergetar, begitu juga dengan seluruh tubuhnya. Di ruangan yang tidak terlalu besar dan kecil itu, memang hanya ada
"Bagaimana statusku sekarang?" tanya Arsenio serius dengan kedua tangan melipat di dada. Fokusnya antara Freya atau jalanan. "Tuan bisa melihatnya sendiri di aplikasi, yang baru saja terpasang di ponsel Tuan." Gadis cantik yang selalu bergaya casual itu, menerangkan.Arsenio cukup terkejut. Namun, dia segera mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. "Aplikasi apa?" gumamnya bertanya-tanya sambil membuka kunci layar benda pintarnya itu."Heum, sejak kapan aplikasi ini terpasang di ponselku?" Arsenio mengerutkan keningnya, heran karena dia tidak pernah mendownload aplikasi baru."Aplikasi itu terdownload otomatis di ponsel Anda. Hanya pemilik yang mencapai level tertinggi, yang bisa menikmati fitur Sistem Mafia Terkuat type 1. Aplikasi ini, type terbaru dari Sistem Mafia Terkuat. Tuan bisa melihat semua data dari aplikasi tersebut," terang Freya lebih lanjut. Arsenio menganggukkan kepalanya paham, semari bergumam pelan. Merasa takjub dengan apa yang dilihatnya sekarang. Ternyata
Pria berkepala pelontos itu akhirnya sampai. Arsenio sudah berdiri di bibir pintu. Memasukkan sebelah tangannya ke saku celana. Kemudian berjalan menghampiri pria tersebut sambil tersenyum miring."Lima belas menit. Tidak buruk," ungkapnya bernada ejekan. "Seharusnya kau sampai di tempat ini lebih cepat lagi karena putramu sudah sangat merindukan ayahnya.""Di mana putraku?!" Pria itu langsung meninggikan suaranya. Tidak peduli bahwa ia sedang berada di kandang harimau sekalipun.Arsenio terkekeh, "mengapa kita tidak membicarakan ini secara baik-baik saja? Mungkin segelas kopi? Aku ingin mengenal lebih dekat diri Anda, Tuan James."Lirikan mata Arsenio penuh makna, membuat pria yang terkenal Macam Hitam itu, meningkatkan kewaspadaannya.Kurang lebihnya, James sudah mendengar sepak terjal Arsenio dalam beberapa waktu terakhir. "Sebaiknya, kau jangan basa-basi. Aku ingin melihat putraku! Di mana dia, ah? Jangan membuat kesabaranku habis, Arsenio!" sungutnya sampai wajahnya memerah, kel