Share

103. ANINDIRA BERHASIL SELAMAT

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 17:31:24

Arsenio menambah kecepatan mobilnya mencapai 100-110 km/jam. Hal yang sama pun dilakukan Leonardo. Itulah mengapa terjadi kejar-kejaran yang tidak dapat terelakkan lagi.

Untungnya, jalan yang dilalui sekarang tanpa hambatan, sehingga tidak banyak kendaraan di sana. Terlebih lagi Leonardo sengaja mencari jalan yang sepi. Dengan begitu, ia bisa terus lolos dari Arsenio.

Mereka hampir keluar gerbang tol. Arsenio sudah lelah mengejar terus. Kini dia harus lebih cepat dari lawannya.

"Kalian siap?" Dia memberi isyarat pada Cale dan Bastian.

Dua pria yang berstatus pelayan di keluarga Guan itu, mengangguk tanpa mengerti.

"Baiklah. Mari, kita akhiri permainan ini!" erang Arsenio sambil merapatkan gigi-giginya.

Dia sudah muak berada di belakang Leonardo. Padahal dia selalu ingin menjadi pemimpin. Hahaha. Tidak lucu, tapi itulah faktannya.

Arsenio menambah kecepatannya hingga 120 km/jam. Sementara Leonardo mulai ketar ketir, lantaran bahan bakar mobilnya hampir habis.

"Sial!" Dia mengumpat kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    104. DUEL ARSENIO vs LEONARDO PUTARAN 2

    "Apa kau bersungguh-sungguh dengan perkataanmu itu?" Leonardo menjatuhkan tatapan tajam. Memicingkan matanya, meragukan perkataan Bastian. Meskipun mimik wajah pria yang masih kerabatnya itu cukup meyakinkan."Apa kau meragukannya? Baiklah." Bastian membalas tidak kalah seriusnya dari Leonardo. Bahkan dia melemparkan senjatanya tepat di bawah kaki Leonardo."Ambil senjata itu. Tembak aku! Lakukanlah sesuka hatimu!" tantangnya, guna membuktikan keseriusannya.Dirinya seorang laki-laki dan setiap hal yang dipegang teguh pria, adalah kata-katanya.Leonardo melirik senjata itu ragu, sebelum akhirnya menatap Bastian penuh kecurigaan. Seorang Bastian, yang terkenal seantero Sky Blue City, menyerah begitu saja? Sangat tidak menyakinkan.Dengan menggunakan kaki kanan, Leonardo menyentuh senjata itu. Ketegangan terjadi di sana. Bastian sama sekali tidak bergerak dari posisinya. Itu tadi, tidak dengan sekarang.HUB ...Bastian mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi, hendak melayangkan tendanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    105. KEMATIAN LEONARDO

    "Arsenio!!!" Arsenio yang duduk tersungkur di atas rerumputan itu, langsung menoleh mendengar panggilan dari Anindira, sekaligus menyadarkan dirinya untuk segera bangkit. BUK ...Kakinya mengayun cepat dan tepat mengenai dagu Leonardo yang hendak menyerang lagi. Tak berselang lama, ia kembali berdiri gagah tanpa merasa sakit sama sekali.Leonardo mundur beberapa langkah. Mimik wajahnya tidak mengenakan perasaan. Arsenio menganggukkan kepalanya ke arah Anindira, memberi isyarat bahwasanya ia baik-baik saja.Anindira menghentikan langkahnya, menyentuh dadanya dengan kedua tangan dan meremah pakaiannya. Menelan ludahnya berat-berat. "Semoga berhasil, Arsenio," gumamnya terdengar lirih. Namun, hanya ia yang bisa merasakan gelombang perasaan yang sedang menerjang raganya.Kehadiran Anindira layaknya terpaan angin segar bagi Arsenio. Ada dorongan yang besar. Semangatnya meningkat seperti tak terhingga.Arsenio langsung melayangkan serangan. Tangan kanan yang sudah mengepal kuat, diarahk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    106. KISAH KELAM BASTIAN

    "Ayah, ingin pergi kemana?" tanya seorang pemuda delapan belas tahun, yang langsung beranjak dari sofa, ketika mendapati pria dewasa yang dipanggil 'Ayah' itu, telah mengenakan pakaian rapi."Apa ayah akan pergi ke pemakaman?" tanya pemuda itu lagi.Pria dewasa itu tampak gelagapan mendengar pertanyaannya tersebut. Namun, ia cepat mendapatkan kembali kendali atas pikirannya. "Iya, ayah akan pergi ke pemakaman," jawab pria dewasa itu, disertai senyuman lembut."Baiklah. Aku ikut Ayah." Pemuda itu sedikit berjingkrak senang. "Tidak, Nak. Ayah akan pergi dengan kawan. Kamu tunggu di rumah saja," kata pria itu memberi penjelasan.Perlahan senyuman pemuda delapan belas tahun itu, memudar. Terlihat raut kekecewaan di wajahnya. Pria itu, tidak enak hati melihat sang putra yang murung karena menolak permintaannya itu.Memang sudah sejak lama ia dan sang putra tidak pergi ke pemakaman untuk mengunjungi sang istri, yang telah lama meninggalkan dunia ini. Itulah mengapa putra satu-satunya itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    107. MENGUNJUNGI ANINDIRA

    Barraaaakkkk ...."Leonardo!!!!" teriak Luke Mallory, sesaat ia menyapu seluruh benda yang ada di atas mejanya. Jatuh berserakan di lantai. Tumpukan berkas itu, jadi berantakan. Laptop yang kebetulan ada di atas meja pun, jadi sasarn kemarahannya. Tidak ada lagi yang tersisa di atas meja sekarang. "Mengapa kau pergi, Leonardo!?" Dia mempertanyakan keputusan pion kesayangannya yang mengakhiri nyawa di tangan musuh."Tugasmu belum selesai!!!" teriaknya terus menerus. Menyalahkan dunia yang sudah tidak adil padanya.Kabar kematian Leonardo, tentu tersebar sangat cepat. Merambah seluruh kota. Luke Mallory tidak terima kabar tersebut. Dia sangat kecewa dan marah besar.Seisi ruangan itu, porak-poranda seperti habis diterjang angin kencang.Tidak ada satu pun anak buahnya yang berani masuk ke ruangan tersebut, walau sekedar bertatap muka saja. "Arsenio!!!!" Dia mengerang sambil mengepalkan kedua tangannya. Menatap nanar objek di depannya. "Kau harus membayar semua perbuatanmu. Tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    108. SEMANGAT BARU

    Satu jam kemudian. Arsenio pun kembali ke kamar Anindira, dengan mengajak banyak orang. Mereka datang membawa aneka makanan dan barang, yang telah Arsenio pesan.Anindira terperangah. Mulutnya menganga dan matanya melebar sempurna. Terkejut melihat perlakuan Arsenio yang berlebihan itu.Olivia pun tidak kalah terkejutnya dengan Anindira. Sementara Cale dan Bastian cukup diam saja. Dua pria itu, sudah sama-sama bagaimana sikap Arsenio, dia yang sedang jatuh cinta."Aku bingung harus membeli apa. Jadi, aku beli semua ini untuk kamu," aku Arsenio sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan sedikit cengengesan.Itulah gayanya. Lembut dan penyayang. Tidak ada kesan dingin maupun sombong, seperti miliarder kebanyakan. Seperti itulah dia. Murah senyum."Apa kau tidak salah? Semua ini ..." Anindira tidak mengakhiri kalimatnya. Dia kesulitan untuk menyusun kata-kata."Tentu saja. Aku bingung harus membeli buah tangan apa. Jadi, aku beli semua yang kulihat di jalan," ucapnya begitu membangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    109. TELAH DIMULAI

    Dua hari berikutnya. Arsenio dan Bastian berniat pergi keluar Sky Blue City. Jarak yang ditempuh sangatlah jauh karena lokasi tersebut, tidak masuk dalam Tiga Wilayah Bagian."Apa kau yakin, kawasan ini masih dibawah kekuasaan Luke Mallory?" tanya Arsenio, yang duduk di samping Bastian. Kali ini dia tidak sedang menikmati perannya sebagai Tuan Muda, melainkan rekan kerja.Bastian mengangguk antusias, "Iya, Tuan Muda. Kita akan mendatangi wilayah yang masih di bawah kekuasaan Luke Mallory. Menutut informasi yang saya dapat, organisasi ini memiliki anggota lebih dari 2 ribu orang. Setiap organisasi memiliki ketua yang kemampuannya hampir menyamai Leonardo.""Menarik." Arsenio mengelus dagunya. "Kalau begitu, aku ingin melihat, seperti apa mereka? Aku menantikan pertarungan hebat selanjutnya.""Iya, Tuan Muda." Bastian menambah kecepatan mobilnya. ***Mobil pun terparkir tepat di depan halaman sebuah gedung yang jika dilihat dari fisiknya, sudah seperti bangunan lama yang terbengkalai.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    110. PENGLIHATAN ARSENIO

    "Sebenarnya kalian siapa?" tanya Ketua Serigala Hitam, meninggalkan suaranya.Betapa terkejutnya ia, ketika melihat sebagian anak buahnya terkapar tak berdaya tanpa memberi perlawanan pada lawan. Arsenio menyeringai puas, "pernahkah kalian mendengar nama Naga Merah?"Dwaaaarrrrr ...Ketika nama Naga Merah disebut, tubuh pria itu bergetar hebat. Begitu juga dengan yang lain. Bibir mereka terkantup tanpa bisa berkelit. "Kau ..." tunjuk pria itu, dengan jari telunjuk bergetar hebat, seperti habis melihat setan saja. Sebegitu menyeramkannya nama Naga Merah, di telinga mereka?"Namaku Arsenio Bagas Guan. Pewaris utama keluarga Guan. Apakah kalian mengenal keluarga Guan?" Lebih dari itu. Mereka tahu siapa keluarga Guan dan Naga Merah itu."Tuan ... Tuan ... Mohon maafkan kami," kata pria itu, sambil berlutut dan memohon.Arsenio memicing, membuang pandangan jijik pada mereka, yang berlagak sok jagoan, padahal tidak lebih kuat dari seekor semut."Iya, Tuan. Tolong maafkan kami. Jangan bun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    111. KEHEBATAN ARSENIO DI WILAYAH ORANG

    Hari berikutnya. Arsenio sudah stand by di tempat kemarin. Dia masih menunggu. Sebelah tangannya dililit perban sebab kemarin terlalu kencang meninju tembok, alhasil tangannya harus terluka, meski tidak terlalu dalam dan serius.Kali ini dia tidak datang seorang diri. Ada Bastian yang menemani dan dengan rencana matang tentunya. Sejak kemarin malam Arsenio bertekad untuk mengehentikan para pengedar barang terlarang tersebut. Dirinya sudah sangat geram melihat bagaimana generasi muda harus hancur karena ulah jahat mereka.Arsenio sendiri telah siap di sana lima belas menit lebih awal dari waktu kemarin. Dia terus melihat benda berwarna perak yang melingkar di pergelangan tangan kirinya itu tanpa ada kata bosan.Belasan menit berlalu, tepat saat arlojinya menunjukkan pukul 14:15, mereka yang telah ditunggu-tunggu pun akhirnya menunjukkan batang hidungnya juga.Kali ini yang terlihat hanya dua pria dewasa berjenggot saja. Sangat disayangkan, dirinya malah berharap ada lebih banyak pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27

Bab terbaru

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    123. TAMAT.

    Hari berikutnya. Arsenio menaklukkan X One di Bandara internasional, yang hendak melarikan diri ke luar negeri. Di hari itu juga, Organisasi yang selama ini dipimpin X One pun ditaklukkan. Mereka tidak bisa berkutik lantaran pemimpin mereka telah ditangkap.Pada akhirnya, Arsenio pun menjadi penguasa Tiga Wilayah Bagian, seperti yang telah kakeknya janjikan. Sebagaimana seharusnya, pewaris utama keluarga Guan, yang akan memimpin Tiga Wilayah Bagian. Sejak hari itu, Arsenio mulai berbenah. Dia membentuk Organisasi Naga Merah yang lebih kuat lagi, kokoh dan sedikit berbeda dari yang dipimpin Alexander Guan sebelumnya.Arsenio membuat banyak perubahan di mana-mana. Berkat kontribusinya itu, semua orang di Tiga Wilayah Bagian tersenyum. Tidak ada yang tidak mengenal Arsenio sekarang.Arsenio pun mulai mempersiapkan pernikahannya dengan Anindira. Tepat dua bulan setelah Luke Mallory tiada. Pernikahan yang telah nantikan itu akan segera terwujud.Satu hari sebelum pernikahan. Malam harinya

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    122. MENUJU TAMAT

    "Kejutan!" Suara Elsa begitu nyaring dan sangat melekat di telinga Arsenio.Siapa yang menduga, bom yang dimaksud Luke Mallory sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya, adalah Elsa. Arsenio tidak habis pikir. Jika ia tahu, mungkin gadis itu sudah berpindah dunia kemarin. "Ada apa dengan ekspresimu, Kak? Apa kau terkejut melihatku seperti ini?" sambungnya berpura-pura polos, seolah tak terjadi apa-apa.Dia memah pandai bermain sandiwara. Kemarin Elsa berlagak layaknya seseorang yang sangat menderita. Mampu, menarik simpati Arsenio dan yang lainnya. Namun, sekarang? Elsa seperti serigala yang menyusup ke dalam gerombolan domba, lalu siap menerkam mereka.Arsenio bergeming. Dia terlalu cepat untuk mempercayai seseorang tanpa mencari tahu asal usulnya lebih jauh. Sampai akhirnya ia berada di ujung jurang karena rasa kepercayaannya itu, tapi semua ini tidak bisa ia sesali terus menerus. "Kenapa kau diam, Kak? Bukankah kau selalu saja banyak bicara ini dan itu? Kau terus saja berkata, b

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    121. KEKALAHAN LUKE MALLORY

    Arsenio berlari ke ruang perawatan. Dia mendapat kabar bahwa Elsa telah sadar. Dia bersyukur karena operasi pengangkatan cip itu berhasil. Bruk ...Pintu dibuka secara kencang, hingga menciptakan suara nyaring, sontak membuat dua gadis di dalamnya tersentak kaget."Arsenio ...""Kak Arsenio ..."Keduanya menyebut nama sang pria di waktu bersamaan. Terdengar kompak. Arsenio bernapas lega setelahnya. Lantaran dua wanita yang ia sayangi, ternyata baik-baik saja.Terutama saat melihat senyuman Anindira, selalu membuat hatinya tenang. "Kalian baik-baik saja bukan?" tanya Arsenio pada keduanya. "Iya, Kak Arsenio."Anindira ingin menjawab juga. Namun, dia kalah cepat dengan Elsa yang sudah lebih dulu berucap. Anindira pun hanya diam dan menunggu giliran ia berkata.Pandangan Arsenio lurus pada Anindira dan begitu juga senyuman. Ya, meskipun tangannya mengelus kepala Elsa."Lantas bagaimana dengan Kak Arsenio? Apa kakak berhasil menyelamatkan teman-temanku? Aku mendengar cerita Kak Anindir

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    120. MEREKA SELAMAT

    "Kapan pengirimannya?" Terlihat Luke Mallory sedang berada di sebuah ruangan, lebih disebut sebagai gudang karena banyak tumpukan kardus terbengkalai di sana.Jaring laba-laba menjadi penghias di setiap sudut ruangan. Lubang angin pun sudah tertutup debu yang sangat tebal.Lantai yang dipijak pun bukan dari keramik, melainkan masih lapisan pasir. "Pengirimannya akan dilakukan sore ini, Bos. Ketua Bulan Darah, yang akan mengantarnya sendiri," jawab salah satu anak buahnya, tertunduk ke bawah."Bagus. Para investor kita sudah banyak menanyakan soal anak-anak itu, yang akan mereka pekerjaan sebagai penari di club-club malam."Luke Mallory tersenyum sinis. Mengayunkan kakinya santai sambil menyesap sepuntung rokok yang hendak habis."Lantas, apa kalian sudah mendapatkan informasi tentang Arsenio?"Tiba-tiba dia membahas soal Tuan Muda keluarga Guan itu. Setiap saat dirinya tidak bisa tidur, terus saja terbayang-bayang bajah pemuda tiga puluh tahun, yang telah membunuh Leonardo. "Kami be

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    119. SUDAH DITEMUKAN

    "Sebenarnya, Kak Arsenio ini, siapa? Mengapa kakak bisa masuk ke rumah besar itu? Memangnya rumah itu, milik kakak juga?"Pertanyaan Elsa, sontak membuat Arsenio menghela napas berat. Sebenarnya dia ingin menyembunyikan identitasnya yang tidak lain adalah Pewaris Utama Keluarga Guan, dari Elsa. Namun, sepertinya keadaan yang telah memaksa ia untuk berkata jujur."Rumah mewah itu milik ayahku. Sebenarnya aku ini, pewaris utama keluarga Guan. Arsenio Bagas Guan. Putra satu-satunya Alexander Guan," beber Arsenio ragu. Dia tidak yakin momentumnya pas untuk mengungkapkan identitas. Elsa menatapnya sangat lama dan tanpa kata, seolah kalimat tadi adalah mantra yang mengutuknya menjadi patung batu. "Elsa?" Panggilan Arsenio menyadarkan gadis cantik dua puluh tahun itu, dari diamnya. "Mengapa sejak awal Kak Arsenio tidak jujur padaku?" Elsa mengubah posisi duduknya yang semula sedikit menghadap Arsenio, kini melihat keluar jendela."Aku tidak suka orang yang berkata bohong," sambungnya kesa

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    118. KEKACAUAN APA LAGI INI?

    Arsenio pun kembali ke rumah. Kemarin malam ia tidak pulang karena menemani Elsa. "Tuan Muda. Kemana saja Anda kemarin malam?" tanya Bastian, yang langsung mencecar. "Tuan, terus mencari Anda. Mengapa ponsel Anda tidak aktif? Sebenarnya pergi kemana Anda, Tuan Muda?"Arsenio menghela napas panjang, "ada hal yang sedang kuurus. Sekarang aku minta padamu untuk mencari informasi tentang Organisasi Bulan Darah.""Bulan Darah?" Bastian menautkan sebelah alisnya. "Bukankah organisasi itu sudah hilang. Lantas, untuk apa, Anda mencari informasi tentang mereka lagi?""Aku akan jelaskan nanti. Sekarang, aku ingin menemui ayah. Di mana Ayah?" "Tuan Alexander ada di ruangannya." Setelah mendengar kalimat itu, Arsenio buru-buru menaiki anak-anak tangga, menuju lantai dua.Arsenio pun langsung masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintunya lebih dulu."Ayah," kata Arsenio terkesan buru-buru."Arsenio. Kemana saja kamu, Nak?" tanya Alexander Guan cemas. Sampai bangu dari tempat duduknya. "Aku ber

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    117. SANDRA BULAN MERAH

    Entah mengapa, Arsenio merasa ingin berlama-lama di tempat ini. Seolah sesuatu sedang menunggunya dan takdir ingin dirinya menemukan itu.Arsenio pun mengunjungi ayahnya dan mengatakan bahwa ia akan pulang setelah makan siang. Sesaat setelah itu, Arsenio melihat sesuatu yang membuat aliran darahnya mendidih lagi. "Hei, kalian yang berkelahi di sana! Apa yang kalian lakukan di depan umum seperti ini?!" "Ayo cepat pergi!!" ucap seorang pelaku mendorong rekannya untuk kabur dari sana.Arsenio berseru. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan aksinya, dua pria yang lagi-lagi sedang mengeroyok anak kecil itu, pergi. Kali ini bukan gadis yang Arsenio selamatkan sebelum."Hei kalian--Ck!!" Arsenio berdecak dengan kepalan tangan meninju udara. Tindakannya itu, mendapat teguran dari dua pria berseragam keamanan. Dari yang Arsenio lihat, sepertinya mereka sedang melakukan patroli rutin. "Kau?! Lagi-lagi membuat keributan di sini, apa tak kapok?!" ucap salah seorang petugas keamanan itu yang ter

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    116. BERKUNJUNG

    Hari berikutnya. Arsenio pun melaju dengan kecepatan tinggi dengan motornya. Sudah cukup lama ia tidak berpacu di atas kuda besinya itu. Semenjak menjadi Tuan Muda keluarga Guan, ia tidak lagi mengendarai motor.Arsenio membelah keramaian kota Sky Blue City. Menyalip kendaraan yang ada di depannya dengan mudah.Setelah berpacu kecepatan di jalanan selama tiga puluh menit, Arsenio pun menghentikan laju motornya tepat di depan gerbang pemakaman keluarga. Arsenio turun dari motor, tidak lupa dia membawa satu buket bunga mawar putih yang sangat indah dan harum.Arsenio berjalan memasuki makam dan berhenti tepat di samping pusaran yang bertuliskan nama Clarissa di atasnya. Dia membuka kacamata hitam yang sedari tadi melekat di wajahnya. "Selamat pagi, Bu. Maafkan Arsenio yang baru mengunjungi ibu lagi."Arsenio meletakkan buket bunga itu di atas makam Clarissa. Sekuat tenaga dia memendung emosi, yang coba menerobos pertahanannya."Ibu suka mawar putih bukan? Kali ini Arsenio bawakan mawa

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    115. BERMAIN DENGAN ANAK-ANAK

    Satu Minggu berikutnya. Kondisi Arsenio telah pulih sepenuhnya. Bastian pun mengajak Arsenio untuk menemui anak-anak di tempat sosial, yang dibangun oleh Alexander Guan.Arsenio berjalan santai sambil melihat-lihat sekelilingnya, yang dipenuhi suara tawa anak-anak. Koridor ini, mengingatkan Arsenio pada sekolah dasarnya dulu. Hanya saja, saat ia bersekolah tidak ada tawa yang seperti ini. Setiap kali dirinya berjalan, maka teman-teman sebayanya langsung menghindar. Seolah dirinya monster yang tidak pantas untuk didekati. Melihat anak-anak bisa tertawa lepas tanpa beban, meskipun tidak memiliki orang tua, membuat Arsenio merasa tenang. Ada kebahagiaan yang sulit ia gambarkan dalam lembaran kata-kata. Setidaknya di tempat ini, mereka tidak merasa kesepian. "Tuan Alexander Guan membangun tempat ini, tepat satu bulan setelah meninggalnya Nyonya Clarissa. Tuan Alexander Guan, sangat terluka saat itu, terlebih lagi dia harus berpisah dengan putranya, yaitu Anda, Tuan Muda. Sebelum memban

DMCA.com Protection Status