Share

6. Delapan bulan

Author: Senja jingga
last update Last Updated: 2023-02-03 11:21:39

Akhirnya, delapan bulan pun tiba. Waktu yang dinanti-nanti karena sebentar lagi anak Ayu akan segera lahir. Usia kehamilan Ayu saat ini sudah sembilan bulan.

Saat aku dan Mas Ilham berkunjung ke rumahnya, Ayu mengatakan jika dari hasil laboratorium, hitungan kelahirannya tinggal dua minggu lagi.

Dan untuk saat ini, aku dan Mas Ilham berencana untuk bepergian dengan alasan Mas Ilham ada kerjaan di luar kota. Ibunya Mas Ilham yang memang menjadi sering ke rumah bahkan sampai menginap, begitu menyayangkan rencana kepergian kami.

Di depan pintu rumah, Mas Ilham sudah membawa koper karena kami memang berniat lama tinggal di luar kota sambil menunggu kelahiran Ayu. Saat ini aku dan Mas Ilham hendak pergi, namun ibu masih berusaha menahan.

"Sela.. kamu yakin mau ikut Ilham ke luar kota, Nak ? Usia kehamilan kamu 'kan sudah delapan bulan. Perut kamu sudah semakin besar dan semakin harus penuh penjagaan. Kamu disini aja ya, sama ibu ?"

"Maaf ya, Bu. Sela gak bisa jauh dari Mas Ilham. Untuk saat ini, Sela malahan ingin terus Mas Ilham ada didekat Sela. Mungkin, ini bawaan dari bayi, Bu."

"Ibu tenang aja, Bu. Ilham akan minta teman Ilham untuk nemenin Sela di sana Agar Sela ada yang menjaga disaat aku pergi kerja," ucap Mas Ilham.

Ibu terlihat menghela nafas.

"Ya sudahlah jika memang itu keputusan kamu. Tapi beneran ya, kamu harus hati-hati ?" pinta Ibu.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

"Yaudah, Bu. Kalo gitu aku dan Sela mau berangkat sekarang ya ?" ucap Mas Ilham.

"Iya, kalian hati-hati ya."

Aku dan Mas Ilham pun menyalami tangan ibu untuk segera pergi. Kami berencana akan pergi ke sebuah villa milik Mas Ilham. Sebelum ke Villa, kami pergi dulu ke rumah Ayu untuk menjemput Ayu dan ibunya.

Jauh-jauh hari, kami sudah menyiapkan perlengkapan untuk lahiran Ayu. Kami sudah merencanakan, Ayu mesti lahiran di rumah sakit mana.

Kami juga sudah menyiapkan perlengkapan untuk bayinya nanti. Aku dan Mas Ilham sudah membeli pakaian dan segala keperluan untuk Ayu dan bayinya nanti.

Untuk sementara, Ayu dan ibunya akan tinggal bersama aku di Villa. Mereka juga sudah tahu rahasia kami. Untungnya, Ayu dan ibunya mau membantu aku dan Mas Ilham dalam mempertahankan rumah tangga ku dengan ikut menutupi rahasia ini.

*****

Sesampainya di rumah Ayu, sebelum turun dari mobil, aku melepaskan bantal yang terpasang di depan perutku.

"Mana sini aku bantu lepasin." Ucap Mas Ilham dalam mobil.

Akupun membiarkan Mas Ilham melepaskan tali bantal yang mengikat di belakang punggungku.

"Risih banget aku pake bantal ini terus, Mas."

"Sebentar lagi kamu gak akan kayak gini terus, Sayang. Sebentar lagi. Tinggal menunggu beberapa minggu lagi."

Setelah itu, Aku dan Mas Ilham turun dari mobil. Aku melihat Ayu dan ibunya sudah ada di depan pintu rumahnya dengan membawa tas besar.

Ayu dan ibunya sudah kami hubungi sejak awal agar mereka ikut kami ke Villa. Mereka juga sudah tahu semua rencana kami.

*****

Mas Ilham membawakan tas besar milik Ayu yang mungkin berisi pakaian Ayu dan pakaian ibunya.

Sedangkan, aku menuntun Ayu menuju mobil, di usia kehamilannya yang sudah besar, aku takut dia terpeleset atau jatuh.

Sesekali aku melihat pada perutnya yang semakin membesar, membayangkan seandainya aku bisa juga hamil sepertinya.

Ibunya Ayu sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil. Sedangkan, Mas Ilham masih ada dibelakang kami sambil membawakan tas milik Ayu.

"Apa selama ini kamu banyak keluhan, Yu ?" tanyaku sambil menuntunnya menuju mobil.

"Cuman kadang keram aja, Bu."

"Yaudah, pokoknya, kalo ada apa-apa kamu hubungi aku aja, ya ?"

"Iya, Bu."

"Aku pengen banget deh, Yu. Bisa ngerasain mengandung kayak kamu. Aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu." Lirihku.

Aku lihat Ayu hanya tersenyum kecil.

"Kita berbeda, Ya, Bu. Seandainya saya menikah, saya pasti juga senang dengan kehamilan ini, Bu. Ibu beruntung sekali memiliki suami seperti Pak Ilham, ia selalu menemani ibu dalam keadaan apapun."

Aku tersenyum menanggapinya.

"Iya, Yu. Alhamdulillah.. aku berdoa, semoga kamu juga mendapatkan laki-laki yang baik, ya."

"Aamiin, Bu."

*****

Sudah satu minggu, Ayu dan ibunya tinggal bersama kami di Villa. Namun, tak pernah aku sangka jika kali ini Ayu sudah waktunya melahirkan. Padahal, harusnya dia melahirkan dalam waktu satu minggu lagi.

Kami begitu panik. Mas Ilham yang tengah kerja di kantor, terpaksa meminta ijin untuk segera pulang.

Di rumah sakit, Aku merangkul bahu ibunya Ayu yang menangis dan begitu panik.

Namanya juga seorang ibu, beliau pasti takut terjadi sesuatu hal pada putri satu-satunya itu. Apalagi, ibunya Ayu pernah mengatakan jika mereka hanya tinggal berdua. Ayahnya Ayu sudah meninggal dua tahun yang lalu.

Mas Ilham duduk disampingku. Kami sudah menunggu sekitar lima jam, namun Ayu masih belum juga melahirkan. Bagaimanapun, aku juga ikut panik. Aku takut Ayu dan anaknya kenapa-kenapa.

"Kita berdoa saja semoga Ayu bisa lancar melahirkannya ya, Bu," ucapku masih sambil merangkul bahu ibunya Ayu.

Sudah tujuh jam kami menunggu, Ayu masih tak kunjung melahirkan. Aku dan Mas Ilham juga ibunya Ayu pun memilih untuk pergi dulu ke mushola untuk shalat isya dan untuk berdoa agar persalinan Ayu lancar.

Setelah selesai, kami kembali ke rumah sakit. Setelah sekitar satu jam menunggu lagi, tak lama terdengar suara tangisan bayi dari ruangan Ayu melahirkan. Dokter yang membantu persalinannya pun keluar dan mengabarkan jika bayi Ayu sudah lahir.

"Alhamdulillah... " ucap kami bersamaan. Kami bertiga pun diperbolehkan masuk untuk melihat Ayu dan bayinya.

*****

"Yu, bayi kamu cantik sekali," ucapku sambil mengelus-elus pipi bayinya Ayu.

"Apa benar ibu Sela dan Pak Ilham mau merawat bayi saya ?" tanya Ayu.

Aku melihat pada Mas Ilham, ia memberikan sebuah senyuman kecil.

"Iya, Yu. Aku dan Mas Ilham benar-benar akan merawat bayi kamu."

"Terimakasih ya, Pak, Bu. Saya titip anak saya pada bapak dan ibu. Saya percaya, anak saya akan baik-baik saja jika bersama bapak dan ibu."

"Iya, Yu. Saya akan berusaha menyayangi anak kamu."

"Ibu juga terimakasih sama Nak Sela dan Nak Ilham." Ucap ibunya Ayu yang ada di sebelahku. Aku dan Mas Ilham tersenyum.

"Iya, Bu. Sama-sama. Saya dan Mas Ilham juga berterimakasih pada ibu dan Ayu, karena Ayu dan ibu sudah mau membantu kami dalam rencana kami ini. ya 'kan Mas ?"

Mas Ilham mengangguk sambil tersenyum.

"Iya, Sayang. Iya, Bu, Ayu, kami bener-bener berterimakasih. Saya tidak mau menikah lagi dengan perempuan lain, apalagi mesti harus berpisah dengan istri saya. Berkat ibu dan Ayu, pernikahan kami masih baik-baik saja hingga saat ini," ucap Mas Ilham.

Setelah itu, Mas Ilham mengadzani bayinya Ayu. Tak pernah menyangka, jika Ayu dan ibunya juga menyerahkan pada kami dalam memberikan nama untuk anaknya Ayu. Aku dan Mas Ilham pun sepakat untuk memberi nama pada anak Ayu dengan nama ZAHRA.

Related chapters

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   7. Lahiran prematur

    Aku dan Mas Ilham masih di Villa selama satu bulan ini. Mas Ilham sudah memberi kabar pada kedua orangtuaku dan orangtuanya, jika aku telah lahiran secara prematur. Ayu dan ibunya sudah pulang sejak satu minggu yang lalu. Bayinya Ayu kini sudah mulai aku rawat bersama Mas Ilham.Kebohongan ini benar-benar sudah terlanjur. Entah apa yang akan terjadi jika sampai banyak orang yang tahu akan pura-pura hamil ku selama ini. Juga akan anak Ayu yang kami sebutkan sebagai anak kandung ku dan Mas Ilham. Apalagi, jika sampai ibunya Mas Ilham yang tahu, mungkin ibu mertuaku pasti akan menyuruh Mas Ilham untuk menceraikan ku. Apalagi, yang paling bersikeras menginginkan Mas Ilham menceraikanku dan menikah lagi dengan perempuan lain adalah ibu.Di tempat tidur, Mas Ilham memangku anak Ayu yang sekarang sudah menjadi anak kami berdua. Mas Ilham nampak begitu sayang pada anak yang kami beri nama Zahra itu. Aku menyenderkan kepalaku di bahunya Mas Ilham sambil mengelus kepala bayi Ayu. Zahra ten

    Last Updated : 2023-02-03
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   8. Zahra

    Beberapa minggu ini aku tidak pergi ke butik. Aku fokus untuk merawat Zahra di rumah. Rasanya, aku sudah merasa seperti seorang ibu berkat kehadiran Zahra. Aku terus memangku Zahra sambil memberinya susu formula. Tapi, kali ini Zahra terus menangis. Susu formula yang aku kasih juga terus terbuang kembali dari mulutnya.Aku benar-benar merasa panik dengan keadaan Zahra."Ya Allah, Zahra... Kamu kenapa, Nak ? Mamah jadi bingung kalo kamu nangis terus seperti ini.Karena sangat panik, aku memutuskan untuk menelpon Mas Ilham. Aku mengambil handphone-ku yang disimpan di atas laci kamar. Aku langsung menelpon Mas Ilham.Panggilan terhubung.[Ada apa, Sayang ? Aku lagi kerja] ucap Mas Ilham di balik telpon."Zahra, Mas. Zahra nangis terus, aku bingung mesti gimana. Di kasih susu formula juga terus dimuntahkan lagi."[Yaudah... Kamu lebih baik panggil dokter aja ke rumah ya, aku 'kan masih belum bisa pulang, Sayang.]Benar kata Mas Ilham, aku sampai tidak kepikiran saking paniknya."Iya, Mas

    Last Updated : 2023-02-03
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   9. Takut terbongkar

    POV ILHAMAku baru pulang ke rumah setelah dari kantor. Saat membuka pintu rumah, aku lihat ibu tengah memangku Zahra. Ibu memang terlihat begitu sayang sekali pada Zahra. Sejak aku menikah dengan Sela, ibu selalu ingin cepat pulang cucu.Aku masuk dan mengucapkan salam, lalu menyalami tangan ibuku."Udah pulang kamu, Ham," tanya ibu. "Udah, Bu. Papah berangkat ke luar negeri lagi, Bu ?" "Iya, papah kamu sibuk terus. Katanya sekitar dua mingguan disana. Makannya ibu mau menginap disini.""Dua minggu, Bu ?" tanyaku menohok. Bukannya tidak memperbolehkan ibuku menginap, tapi aku takut jika rahasia yang selama ini ditutupi rapat-rapat, terbongkar. "Kenapa ? Kok kayaknya kamu kaget denger ibu mau menginap lama ?""Eu-- bukan begitu, Bu. Ilham cuma gak tega aja papah kerja sampai dua minggu di luar negeri," ucapku berbohong."Ah! kamu ini, kayak baru pertama kali ini aja kamu denger papah kamu ke luar negeri dalam waktu lama. Biasanya 'kan juga begini, Ham. Tapi, gak papalah, ibu jadi b

    Last Updated : 2023-02-03
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   10. Ancaman

    POV SELADi taman belakang rumah, aku tengah memberikan susu formula pada Zahra yang ada di kursi roda. Sesekali aku tersenyum melihat betapa lucunya dia. Zahra makin lama semakin gembul. Tubuhnya yang saat masih satu bulan, berbeda dengan yang sekarang setelah empat bulan. Ia semakin menggemaskan."Anak mamah cantik banget, sih. Pipinya juga makin tembem." Ucapku sambil memberikan susu formula dan mencubit pelan pipinya yang chubby.Tak lama handphone ku yang disimpan dimeja halaman berdering. Ada yang menelpon. Aku lihat sebentar siapa yang menelepon. Ternyata Ayu."Halo, Yu ? Kamu baik-baik saja ?" tanya ku karena takut Rio kembali menemuinya.[Rio datang ke butik, Bu. Ia sekarang a-ada di sebelah saya. Di-a sekarang mengancam saya, Bu.] Suara Ayu terdengar gugup dan ketakutan. Ternyata Rio tengah mengancamnya.[Heh, cepat kamu kasih uang padaku seratus juta. Jika tidak akan aku ambil anakku!] Deg! Jantungku berdebar begitu panik. Kini yang bersuara di balik telpon bukan Ayu, me

    Last Updated : 2023-02-03
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   11. Terkejut

    Satu minggu berlalu, Sela yang tengah mengasuh Zahra bersama Bu Tari--ibu mertuanya saling menoleh begitu ada yang mengetuk pintu rumah."Biar Sela saja yang bukakan pintunya, Bu.""Iya, Nak."Sela langsung beranjak dari sofa, ia berjalan untuk membuka pintu rumahnya. Dan ketika dia membuka pintu.Deg! Ia benar-benar merasa terkejut begitu melihat Rio yang sudah ada di teras depan rumahnya. Sejenak, Sela melihat ke arah dalam rumahnya, ia memastikan ibu mertuanya tidak melihat Rio."Ka-kamu, kamu ngapain kesini ?" tanya Sela yang ketakutan. Rio tertawa menyeringai. Ia senang melihat wanita di hadapannya takut kepada dirinya. "Jangan sok polos begitu, aku butuh uang.""Apa ? Uang ? Baru satu minggu yang lalu aku kasih kamu uang seratus juta. Apa sudah habis ?!" ucap Sela pelan."Yaiyalah.. kebutuhan ku banyak, aku ingin beli mobil. Uang yang kemarin udah masih kurang.""Aku gak akan beri kamu uang lagi! Aku bisa laporkan kamu ke polisi jika kamu terus memerasku."Rio terdiam dengan a

    Last Updated : 2023-02-03
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   12. Zahra diculik

    Bu Tari ingin ikut untuk mencari Zahra bersama Ilham dan Seka. Mereka bertiga pun pergi mencari Zahra. "Sepertinya kita mesti tanya ke Ayu, Sel. Ayu pasti tahu dimana Rio berada," ucap Ilham sambil menyetir mobil. Ibunya yang duduk dibelakang heran dengan pembicaraan Ilham."Siapa Rio, Ham ?"Sejenak, Ilham melihat ibunya dari yang dibelakang melalui kaca. Ia sampai lupa untuk tidak membahas soal Rio saat ada ibunya. Sela juga ikut panik mendengar pertanyaan ibunya."Eu-- ceritanya panjang, Bu. Nanti pasti akan aku jelaskan semuanya pada ibu, Ya ?"Sesampainya di rumah Ayu, tanpa basa-basi begitu datang bertemu dengan Ayu, Sela pun langsung menceritakan kejadiannya jika Zahra diculik."Apa, Bu ? Zahra diculik ?" tanya Ayu syock. Begitu juga dengan ibunya---Bu Ratna yang juga merasa syock cucunya di culik."Iya, Yu. Sepertinya, Rio juga takut keberadaannya diketahui polisi. Kemarin, Mas Ilham laporkan Rio ke polisi. Ia bahkan sampai sulit untuk dihubungi.""Kita yakin, Rio pasti yang

    Last Updated : 2023-02-05
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   13. Terbongkar

    Rio lolos dari kejaran Ilham, ia keburu naik taksi dan tak terkejar. Bu Rita masih saja menangis di kursi dibelakang. Ayu yang ada disampingnya juga ikut merasa bersalah."Mas, lebih baik kita pulang saja ke rumah, keadaannya sedang kacau seperti ini. Kamu lihat ibu, ibu masih begitu syock. Masalah Rio kita serahkan ke polisi saja, ya ?" pinta Sela pada Ilham yang tengah menyetir mobil."Kamu benar, Sayang. Baiklah, kita pulang saja.""Yu, kamu ikut kita pulang ke rumah, ya ? Kita mesti sama-sama jelaskan semuanya pada ibu," ucap Sela."B-baik, Bu.""Bu, Ilham akan katakan yang sejujurnya pada ibu di hari ini juga, Bu," ucap Iham dengan penuh rasa bersalah.Ibunya tak mengatakan apapun. Ia masih memendam amarah dan rasa sedih yang mendalam.*****Sesampainya di rumah, semuanya langsung duduk di sofa ruang tamu."Jelaskan pada ibu Ilham! Apa yang sebenarnya terjadi ?!"Dengan penuh rasa bersalah, Ilham segera menghampiri ibunya. dia duduk bersimpuh dihadapan Ibunya."Ma-afkan aku, Bu.

    Last Updated : 2023-02-05
  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   14. Pasrah pada takdir

    "Ya Allah... Jika memang Mas Ilham bukan takdirku, jika memang aku dan Mas Ilham mesti berpisah, kuatkan dan ikhlaskan hatiku untuk menerimanya. Namun, jika memang Mas Ilham takdirku, jodohku, aku tahu Engkau maha kuasa atas segala hal ya Allah... Engkau pasti sebaik-baiknya perencana ya Allah... Aku serahkan semuanya kepadaMu ya Rabb..." Lirih Sela dalam hati diiringi tangisan.Tak lama, Bu Tari membuka pintu kamarnya. Sela cukup lega melihatnya."Alhamdulillah, akhirnya ibu mau buka pintunya, Bu. Sela dari tadi khawatir sama ibu. Aku sekarang bawain nasi goreng buat ibu. Ibu makan, ya ?" ucap Sela."Ibu gak mau basa-basi, Sela. Ibu pegang ucapan kamu, dan ingat! jangan pernah bohongi ibu lagi!" ucap Bu Tari penuh penekanan."Ibu masih berbaik hati tidak menyuruh kamu pisah dengan Ilham. Karena ibu tahu, Ilham sangat mencintai kamu. Tapi ibu minta sama kamu, kamu biarkan Ilham agar dia mau menikah lagi! Kamu bujuk dia agar mau menikah lagi!" lanjut Bu Tari."B-baik, Bu. Sela akan men

    Last Updated : 2023-02-05

Latest chapter

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   32. END

    Satu bulan kemudian...Di depan halaman rumahnya. lham tengah memangku Zahra dan Sela tengah menyuapi Zahra. Mereka berdua merasa senang sekali akan kehadiran Zahra, karena mereka merasa seperti menjadi seorang ayah dan seorang ibu.Saat Sela dan Ilham tengah mengasuh Zahra, Tiba-tiba ada Ayu dan Rio yang bertamu ke rumah mereka. Ada yang ingin dibicarakan oleh Ayu dan Rio.Ayu dan Rio pun dipersilahkan masuk, hingga mereka berbicara di ruang tamu. Bu Tari yang tengah ada di rumah Ilham, juga ikut duduk di ruang tamu.Sambil duduk, Ilham tetap memangku Zahra yang sudah semakin tak bisa diam.Ayu dan Rio hanya terdiam. Mereka tengah berusaha memberanikan diri untuk mengatakan apa tujuan mereka."Jadi, apa yang mau dibicarakan ? 'kok kayaknya serius banget?" tanya Ilham dengan tawa kecil untuk membuat suasana tidak terlalu tegang."Iya, Yu, Rio, ada apa ? Bilang aja, jangan sungkan," tambah Sela."Iya, Nak. Memangnya ada apa ? 'kok kayaknya kalian lagi ada yang dipikirkan ?" tanya Bu Ta

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   31. Hari pernikahan

    Ilham datang ke kantor polisi untuk mencabut laporan atas Rio yang telah memerasnya dan atas kasus menculik anaknya sendiri untuk dijual.Rio begitu berterimakasih pada Ilham. Selama di dalam penjara, ia banyak sekali mendapatkan pelajaran. Sekarang, ia sudah mengakui kesalahannya dan ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi."Kamu benar-benar mau membebaskan aku, Ilham ?" "Iya, Aku serius. Tapi, kamu mesti janji, kamu jangan berbuat jahat lagi seperti kemarin.""Iya, Ilham. Aku berjanji. Aku akan berusaha untuk menjadi orang baik.""Oke. Kalo, begitu. Aku pegang ucapan kamu. Jadi gimana ? Kamu juga mau 'kan bertanggung jawab untuk menikahi Ayu ?""Iya. Aku akan bertanggung jawab. Jujur saja, sebenarnya aku juga mencintai Ayu. Hanya saja, dulu aku merasa belum sanggup untuk memiliki istri. Aku tidak punya apa-apa untuk menafkahinya. Apalagi, aku dengar sampai Ayu hamil. Aku semakin merasa terbebani. Jadi, aku memilih kabur. Aku mengakui kesalahanku itu.""Baguslah kalo kamu sudah m

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   30. Tiara meninggal

    Setelah beberapa jam, akhirnya Tiara berhasil diselamatkan dari jurang. Setelah itu, Tiara pun di bawa ke rumah sakit. Sela dan semuanya menatap begitu ngeri pada darah yang terus mengalir dari kepala Tiara yang sampai membasahi bajunya.*****Dokter yang menangani Tiara menyatakan jika Tiara tengah kritis. Semuanya akhirnya memilih menunggu di kursi yang ada diluar ruangan Tiara dirawat. Semuanya panik dan berharap Tiara bisa bertahan hidup.Ilham terus mengelus bahu Sela yang kepalanya menyender pada pundaknya. Ia mengerti, jika istrinya juga tengah syock dengan kejadian hari ini. Sedangkan, Ayu yang sambil memangku Zahra, duduk bersama Bu Tari. Sebesar apapun rasa marahnya Bu Tari akan perlakuan Tiara, ia tetap tidak tega melihat kondisi Tiara saat ini. Tiba-tiba, Sela juga teringat pada Zahra yang takut terjadi sesuatu setelah kejadian tadi."Yu," panggil Sela. Ayu menatap pada Sela. "Iya, Bu ?" "Mumpung lagi di rumah sakit, kita juga sekalian periksa kondisi Zahra, yuk ? Ta

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   29. Tragedi

    Bruk.. Bruk.. Bruk..Tangan Ilham terus menggedor kaca mobil Tiara. Pintu mobilnya terkunci, Ilham jadi susah untuk bisa mengambil Zahra kembali."Tiara, keluar Tiara!" Perasaan Tiara begitu panik, ia berpikiran jika rencananya pasti akan gagal jika Ilham yang menghalanginya. Ia terlalu lemah untuk melawan Ilham."Tiara! Kalo kamu masih tetap gak mau buka pintunya! Aku akan pecahkan kaca mobil kamu!""Akh! Sialan! Ilham benar-benar membuat aku terpojok! Aku gak bisa apa-apa lagi!"Diluar sana, Ilham masih terus menunggu Tiara keluar dengan perasan yang penuh amarah. Tiara pun membuka kaca mobilnya. Ilham yang melihatnya langsung melihat pada Zahra yang tengah menangis di pangkuan Tiara. "Zahra.." lirihnya.Ia begitu khawatir, membayangkan bagaimana Zahra berada dalam mobil yang dilajukan dengan kecepatan tinggi. Ia berpikir harus cepat-cepat menyelamatkan Zahra. Kondisi Zahra pasti kurang baik setelah dalam mobil Tiara. "Cepat kamu buka pintunya, Tiara!" "Minggir kamu, Ilham! K

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   28. Dendam

    Tiara yang tengah berada di balik pohon yang cukup besar yang ada di taman, terus memperhatikan Bu Tari yang tengah duduk di kursi yang ada di taman sambil menyuapi Zahra. Semenjak Bu Tari sering mengasuh Zahra, Bu Tari jadi merasa sayang pada Zahra. Ia sudah menganggap Zahra seperti cucunya sendiri. Pandangannya Tiara juga menoleh pada Sela dan Ayu yang tengah mengobrol. Hatinya begitu penuh amarah melihat Sela yang masih hidup baik-baik saja.Ia tidak sabar ingin membuat Sela kehilangan orang yang dia sayang, agar Sela bisa merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang sudah dia sayangi. Awalnya, Tiara sengaja pergi ke rumahnya Sela untuk mengambil Zahra. Namun, karena tak ada satu orangpun di rumahnya, ia berpikir untuk pergi ke butik. Ia yakin jika Sela ada di butiknya."Awas kamu, Sela! Lihat saja apa yang akan aku lakukan!" ucapnya. Ia pun berjalan pelan, memastikan Sela dan Ayu tidak melihat pergerakannya. Tiara melangkahkan kakinya untuk menghampiri Bu Tari. "Hai, ne

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   27. Rencana Pernikahan

    "Kamu benar, Ilham. Harusnya aku tidak seperti ini. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Maafkan aku, Ilham. Maafkan aku, Sela."Tatapan Tiara melihat pada Mas Ilham, lalu padaku dengan tatapan lirih. Sepertinya, ia memang benar-benar menyadari kesalahannya.Aku mencoba menggenggam punggung tangannya."Tiara, aku sudah memaafkan kamu, kok. Aku juga bisa mengerti perasaan kamu," ucapku."Iya, Tiara. Aku juga sudah memaafkan kamu. Tapi, aku harap kamu tidak melakukan hal ini lagi," ucap Mas Ilham."Iya, Iham, Sela. Aku tidak akan melakukan hal ini lagi. Aku benar-benar menyesal. Aku terlalu terobsesi."Lega rasanya melihat Tiara sudah berubah. Kini, Tiara yang menggenggam kedua telapak tanganku."Sela, sekali lagi aku minta maaf sama kamu, ya ? Aku banyak salah sama kamu," ucapnya. Aku mengangguk sambil tersenyum."Iya, Tiara. Aku juga minta maaf kalo aku punya salah sama kamu.""Iya, Sela."Tak lama Tiara memelukku. Aku berharap semoga dia benar-benar berubah dan tak akan berbuat jaha

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   26. Balas dendam Tiara

    Satu minggu kemudian...Malam ini, aku tengah masak untuk makan malam. Sedangkan, Mas Ilham dan ibu tengah mengasuh Zahra. Kehadiran Zahra semakin menambah warna dalam hidup ku.Sekarang, sudah tidak perlu lagi ada kebohongan yang mesti ditutupi.Ibunya Mas Ilham, sikapnya kini sudah seperti dulu lagi, seperti saat aku pura-pura hamil. Ia tetap mengasuh Zahra dan terlihat begitu menyayanginya.Bedanya, kali ini perasaan ku lebih tenang karena sekalipun ibu sudah tahu Zahra bukan anakku, ibu tetap mau menerimanya. Aku sudah tidak perlu pura-pura lagi mengatakan jika Zahra anak kandungku. Berbohong, nyatanya hanya membuat hati tidak tenang. Ibu tengah menyuapi Zahra dengan bubur bayi. Kali ini Mas Ilham juga tengah libur, jadi dia ada di rumah seharian ini. Ia juga tengah main bersama Zahra."Cayang lagi makan ya.. iya ? lagi makan ya.." ucap Mas Ilham dengan suara yang di cadel-kan. Ia terlihat lucu sekali dan sikapnya begitu membuat ku menggelitik untuk tertawa.Pada akhirnya, aku

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   25. Kejutan

    "Yasudah, lebih baik sekarang kita temui Sela, ya. Kita buat kejutan untuk dia," ucap Bu Tari pada Ilham."Iya, Bu. Ilham juga kepikiran untuk menemui Sela. Ayo, Bu. Kita berangkat."Ilham kembali ke bagasi dan masuk ke mobil. Bu Tari juga berjalan di belakangnya.*****POV SELA"Ya Allah.. apa benar yang ibu bilang tadi ? Apa benar Mas Ilham tidak jadi menikah ?" ucapku sembari mengelus pipi Zahra. Aku tidak bisa berbohong, jika aku merasa senang mendengar Mas Ilham tidak jadi menikah dengan Tiara.Mas Ilham adalah lelaki yang aku cintai. Sekalipun aku berusaha ikhlas melepaskannya, mungkin saja aku tetap tidak rela jika mengetahui Mas Ilham membagi rasa cintanya. Aku ingin menjadi wanita satu-satunya yang ia cintai."Zahra... Mamah gak tau mesti bersyukur atau tidak atas batalnya pernikahan papah kamu. Jujur saja, Mamah senang mendengarnya. Tapi, Mamah juga kasihan sama ibu dan sama papah Ilham. Ibunya papah Ilham pasti sangat menginginkan sekali cucu, Nak," ucapku sendiri.Aku tah

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   24. Mencari istri

    Ilham baru saja hendak menghidupkan mobilnya untuk melajukan mobilnya untuk mencari Sela kembali. Tapi, Bu Tari--ibunya-- mengejarnya hingga ke luar teras depan rumahnya."Ilham, tunggu dulu, Nak."Ilham mematikan kembali mesin mobilnya, lalu menoleh pada ibunya. "Loh, 'kok ibu keluar ? Ibu 'kan mesti istirahat, Bu," ucapnya sambil membuka pintu mobilnya.Ia pun berjalan mendekat ke Ibunya."Tadi, kamu bilang, Sela susah dihubungi 'kan ?""Iya, Bu. Sela nomornya selalu tidak aktif.""Ibu akan coba hubungi Sela. Mungkin saja jika ibu yang menghubunginya dia akan mengangkat telponnya," ucap Bu Tari."Astaga, kenapa gak kepikiran dari tadi. Yaudah, Bu. Ayo coba, Bu," ucap Ilham yang tak sabar. Ia baru sadar, jika hanya nomornya saja yang kemungkinan di blokir oleh Sela agar dirinya tidak bisa menemukan Sela. Bu Tari mencoba menelpon Sela. Panggilan terhubung.. "Aktif," ucap Bu Tari pelan sambil menatap Ilham. Mendengar itu, Ilham langsung tersenyum kecil. Ia merasa mendapat angin seg

DMCA.com Protection Status