Share

Bab224# Tempat Ternyaman

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 18:30:47

Angin dingin khas pegunungan perlahan menyelinap di sela-sela kulit. Chelsea menarik syal yang melingkar di lehernya, mencoba menghangatkan diri. Di hadapan mereka, villa yang mereka sewa untuk beberapa hari ke depan berdiri megah.

Bangunannya bergaya rustic modern, dengan dominasi kayu cokelat tua yang berpadu dengan kaca besar yang memantulkan pemandangan hijau di sekitarnya. Di belakang villa, pegunungan menjulang tinggi, membingkai lanskap alami yang seperti lukisan.

“Ken, aku tidak tau kalau tempat ini akan seindah ini …” Chelsea berujar, suaranya pelan namun penuh kekaguman. Kedua mata tak henti-henti memindai setiap detail villa.

Balkon kayu yang menghadap langsung ke lembah, kolam renang kecil yang airnya jernih seperti kaca, hingga taman kecil di samping villa yang dihiasi dengan bunga-bunga musim semi yang sedang mekar.

Kenan terkekeh kecil. “Aku tau. Makanya aku tidak kasih lihat detail fotonya ke kamu waktu pesan.”

Che
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (21)
goodnovel comment avatar
Milda Yanti
Meski terkesan sederhana tapi Kenan selalu punya cara membahagiakan Chelsea
goodnovel comment avatar
Viva Oke
pasangan pengantin baru yang romantis bikin ngiri aja..Kenan selalu memberikan yang terbaik untuk chelsea.
goodnovel comment avatar
Noviani Siregar
semoga selalu bahagia ya, chels.... nikmati suasana bulan madu kalian.... sebelum kembali ke realita lagi....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab225# Malam Romantis

    Mendengar ungkapan Kenan, tentu saja membuat Chelsea penasaran, siapa yang mengajari suaminya itu. Kenan pura-pura berpikir sebentar, lalu tersenyum jahil. “YouTube.” Chelsea langsung memukul punggung sang pria, seraya mendengus geli. "Oh, pantas saja. Kukira kamu serius belajar dari chef terkenal atau gimana. Ternyata hasil tutorial."“Tapi yang penting hasilnya enak, kan?” Kenan membalas sambil menatap Chelsea yang sedang sibuk menyantap spaghetti buatannya. Chelsea mengangguk kecil sambil menyuapkan lagi spaghetti ke mulutnya lagi. “Enak sekali, Ken. Kalau gini pun aku tidak bingung kalau pelayan pulang kampung, hehehe ...” tawanya.“Ya, aku kan suami yang serba bisa,” jawab Kenan santai, tapi senyumnya tetap lebar. Chelsea hanya menggeleng-geleng pelan, mencoba menahan tawa. “Iya, iya. Suami serba bisa. Tidak salah aku nikah sama kamu.” Kenan tertawa kecil, tapi kemudian menatap Chelsea dengan lembut. “Aku c

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab1# Pertemuan Kembali

    "Berani sekali kau kembali ke sini! Dasar wanita murahan!” Grace yang semula sedang termenung di tepi ranjang, tersentak saat mendengar suara bariton nan dominan dari Maxime Rudolf Dicaprio. Kemarahan pria itu sudah menjadi hal yang Grace duga. Pria mana yang tidak akan marah ketika ditinggalkan oleh sang istri, persis setelah mereka mereguk panasnya malam pertama? Namun, Grace tidak mencoba menjelaskan ataupun membela diri pada Max. Dia lebih memilih fokus pada tujuannya kembali kali ini. Kalau bukan karena Leon, dia juga mungkin enggan untuk memijakkan kakinya lagi ke negara ini. Leon, anaknya dengan Max dulu, yang masih dia rahasiakan keberadaannya, tengah butuh bantuan. Dan hanya Max lah pria yang bisa mewujudkan bantuan itu. "Ayolah Sayang, lupakan masa lalu.” Alih-alih ciut karena aura kemarahan sang suami, Grace justru semakin berani. Dia melangkah mendekati Max dengan gaya yang begitu memesona. “Apa kau tidak ingin menyentuhku?” Pakaian minim nan menggoda yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab2# Siapa Dia?

    “Itulah faktanya, Grace!” Memanfaatkan keterkejutan Grace, Max mendorong tubuh sang istri menjauh. “Cepat pergi dari sini!” tunjuknya pada pintu kamar. Beribu pertanyaan bersarang di dalam kepala Grace. Berbagai pertanyaan ingin dia ketahui jawabannya. Mengapa Max tiba-tiba mandul? Lalu, bagaimana nasib Leon, jika Max kini dinyatakan mandul? Namun, semua pertanyaan itu masih tertahan. Grace yang begitu shock memutuskan untuk mundur sejenak, dia tidak lagi memaksa Max untuk menyentuhnya. Wanita itu keluar tanpa kata dari kamar Max, menuju salah satu kamar tamu di rumah itu. Niat dia menenangkan pikiran pun berakhir gagal, sebab pikirannya yang buntu justru membuatnya sulit tidur. Hingga pagi ini, Grace dibuat sakit kepala karena terus memikirkan kenyataan ini. "Argh ...!" Grace menarik kuat rambutnya karena merasa kesal. Dia bahkan tidak bisa berpikir saat ini. "Aku harus lakukan apa? Bagaimana dengan Leon?" Di dalam kamar luas dengan interior mewah, wanita itu mondar mandir

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab3# Hampir Saja Ketahuan

    Setelah adu mulut dengan wanita gila yang datang tiba-tiba, kini Grace tengah melaju menuju rumah keluarga Malay, keluarganya. Begitu sampai di sana, Grace melepas kacamata, menyapa kedua orang tuanya seraya mendudukkan dirinya pada sofa. “Hai, Ma! Hai, Pa!” Kedua orang tuanya, Victor Addison Malay dan Evelyn Malay terkejut luar biasa. "Grace?!" Keluarga Malay termasuk keluarga konglomerat yang sebanding dengan Dicaprio. Tidak heran, meski Grace mengasingkan diri di luar negeri, dia tetap bisa bertahan hidup, dan bahkan mendirikan bisnisnya sendiri. “Kenapa kau kembali?!” Evelyn berdecak kesal mengingat kaburnya Grace saat itu membuat hubungan antara keluarga Malay dan Dicaprio menjadi tidak akur. "Seharusnya kau tidak perlu kembali, bukan?" Sementara Evelyn melontarkan kata-kata sarkas, Victor hanya menoleh sekilas, kemudian melanjutkan membaca koran. Pria itu tidak lagi peduli dengan Grace. Grace tersenyum tipis menanggapinya. "Apa kalian tidak merindukanku? Sepertinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab4# Fakta Kecelakaan

    "Bukan siapa-siapa, Ma." Grace menyembunyikan ponsel. "Ah, sudahlah, aku mau keluar dulu. Sepertinya sudah banyak perubahan dengan kota ini." Grace bangkit dari duduknya kemudian langsung membawa langkahnya keluar dari kamar, meninggalkan Evelyn dengan penuh rasa penasaran. "Hati-hati, Grace, hubungi mama jika kau perlu bantuan," seru Evelyn. Sementara Grace pergi dari kediaman Malay, di gedung bertingkat McKesson Group, Maxime baru saja tiba setelah dirinya dibuat pusing dengan dua wanita yang berdebat di rumahnya. Pria itu langsung duduk dibalik meja kerjanya dan mengurut pelipis. Ada yang tidak biasa pemandangan pagi ini, Christian, sang asisten pun bertanya. "Ada masalah, Tuan? Apa yang menyulitkan Anda?" "Tidak, Christ, bukan di sini," jawab Max dengan nada malas. "Lalu?" "Dua makhluk paling menyusahkan sedang cek-cok di rumah," ujar Max tampak lesu. Christ semakin tidak mengerti arah pembicaraan Max. Dia menduga ibu dan adik Max yang berkelahi. "Maksud Tuan ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab5# Mencari Informasi

    Mendengar namanya disebut, Grace seketika mendongak melihat siapa yang memanggilnya. Matanya terbelalak tidak percaya, jika dia akan secepat itu bertemu dengan sahabatnya. "Kau?" Grace melihat sekeliling Agatha, mencari orang lain. "Kau dengan siapa? Kenapa kau ada di sini?" Agatha justru terheran dengan pertanyaan Grace. "Nah, kau juga kenapa tiba-tiba muncul di sini? Bukannya kau menghilang selama ini? Aku saja bahkan tidak tau kau ada dimana? Aku jadi ragu dengan persahabatan kita?" cerocosnya. Grace berdecak, lalu terkekeh mendengar celotehan Agatha. "Jawaban macam apa ini? Pertanyaan dibalas pertanyaan?" Keduanya lantas terbahak bersama. "Kenapa kau ada di negara ini lagi? Aku kira kau sudah lupa ..." tawa Agatha. Grace masih terkikik hingga harus menutup mulutnya, berusaha menahan tawa. "Aku tentu saja tidak melupakanmu!" "Benarkah? Aku ingin tau apa yang membuatmu kembali, Grace? Jangan katakan kau ingin kembali pada Max!" Tepat! Dugaan Agatha sangat tepat yang dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab6# Permintaan

    "Maaf, Nyonya, Tuan Alexander sudah menunggu Tuan Max," ucap Christian saat melihat keduanya bertikai. Grace terbeliak meski dua tangannya masih dicekal Max. "Papi ada di sini?" "Ya, Nyonya, Tuan—" Christ menghentikan ucapan karena Max menoleh tajam ke arahnya. "Pergilah!" usir Max melepas cengkraman wanita itu. Grace mengusap pergelangan tangannya yang terasa nyeri, kemudian berdiri tegap. "Tidak! Aku ikut bersama kalian! Ayo Christ, tunjukkan dimana kamar papi?" Wanita itu bukannya pergi, tapi justru bersikeras ingin melihat ayah mertuanya. Grace meyakini jika ayah mertuanya sedang dirawat di rumah sakit tersebut. Ia melangkah lebih dulu, sementara Christ bertatapan dengan Max meminta jawaban. Max menghela nafas sembari menggeleng lirih, "Apa boleh buat ..." Kedua pria itu mengikuti langkah Grace yang berada di depan. Sesekali Grace menoleh ke belakang memastikan keduanya tidak mengelabuinya. "Ayo, cepatlah!" Grace berseru. Max merasa gemas dengan tingkah Grace seol

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab7# Menunggu Datang

    Max tidak mengangguk atau pun menggeleng, pria itu justru menarik tangan Grace melangkah keluar ruangan. Namun, sebelum sampai di pintu keluar, Grace mengibaskan tangan Max hingga terhempas. "Akh! Kau menyakitiku, Max!" Max tersentak kemudian berbalik, keduanya saling berhadapan. "Kalau kau tidak mau aku lebih menyakitimu, lebih baik segera pergi dan jauhi kehidupanku! Lakukan seperti saat kau meninggalkanku!" Tatapan pria itu begitu menusuk. Max maju beberapa langkah mengikis jarak keduanya. "Jangan berharap aku tunduk padamu, Grace! Sekalipun itu di depan mami dan papi!" desisnya penuh penekanan. Grace membenahi tatanan rambutnya, berdiri angkuh, lalu mengangkat dagunya. "Tidak. Sudah kukatakan, aku tidak akan pergi. Akan kubuat kau tergila-gila padaku!" Max semakin menatap bengis. Pria itu tidak ingin jatuh lagi di lubang yang sama. Dia tidak ingin terluka lagi, sama seperti Grace saat meninggalkannya. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab225# Malam Romantis

    Mendengar ungkapan Kenan, tentu saja membuat Chelsea penasaran, siapa yang mengajari suaminya itu. Kenan pura-pura berpikir sebentar, lalu tersenyum jahil. “YouTube.” Chelsea langsung memukul punggung sang pria, seraya mendengus geli. "Oh, pantas saja. Kukira kamu serius belajar dari chef terkenal atau gimana. Ternyata hasil tutorial."“Tapi yang penting hasilnya enak, kan?” Kenan membalas sambil menatap Chelsea yang sedang sibuk menyantap spaghetti buatannya. Chelsea mengangguk kecil sambil menyuapkan lagi spaghetti ke mulutnya lagi. “Enak sekali, Ken. Kalau gini pun aku tidak bingung kalau pelayan pulang kampung, hehehe ...” tawanya.“Ya, aku kan suami yang serba bisa,” jawab Kenan santai, tapi senyumnya tetap lebar. Chelsea hanya menggeleng-geleng pelan, mencoba menahan tawa. “Iya, iya. Suami serba bisa. Tidak salah aku nikah sama kamu.” Kenan tertawa kecil, tapi kemudian menatap Chelsea dengan lembut. “Aku c

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab224# Tempat Ternyaman

    Angin dingin khas pegunungan perlahan menyelinap di sela-sela kulit. Chelsea menarik syal yang melingkar di lehernya, mencoba menghangatkan diri. Di hadapan mereka, villa yang mereka sewa untuk beberapa hari ke depan berdiri megah. Bangunannya bergaya rustic modern, dengan dominasi kayu cokelat tua yang berpadu dengan kaca besar yang memantulkan pemandangan hijau di sekitarnya. Di belakang villa, pegunungan menjulang tinggi, membingkai lanskap alami yang seperti lukisan. “Ken, aku tidak tau kalau tempat ini akan seindah ini …” Chelsea berujar, suaranya pelan namun penuh kekaguman. Kedua mata tak henti-henti memindai setiap detail villa. Balkon kayu yang menghadap langsung ke lembah, kolam renang kecil yang airnya jernih seperti kaca, hingga taman kecil di samping villa yang dihiasi dengan bunga-bunga musim semi yang sedang mekar. Kenan terkekeh kecil. “Aku tau. Makanya aku tidak kasih lihat detail fotonya ke kamu waktu pesan.” Che

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab223# Perjalanan Manis

    Chelsea menatap Kenan, bibirnya sedikit terbuka, seakan ingin bicara. Tapi, seperti ada sesuatu yang membekukan lidahnya. Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepalanya seakan berlomba-lomba keluar, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil terucap. Mata Kenan yang tenang menatapnya dengan lembut. "Chelsea, ada sesuatu yang mau kamu ucapkan?" tanyanya lagi, suaranya rendah, penuh perhatian.Chelsea menelan ludah, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Tapi akhirnya, hanya sebuah senyuman kecil yang berhasil keluar. "Tidak, aku cuma ... cuma kepikiran saja," katanya pelan.Mengangguk lirih, meskipun demikian, Kenan terlihat tidak sepenuhnya percaya. Tapi, seperti kebiasaannya, dia tidak memaksa. "Kalau begitu, jangan pikirkan terlalu berat, ya. Kita harus saling berbagi." Kenan menepuk punggung tangan Chelsea dengan lembut, lalu berdiri, "Tidur yang nyenyak. Besok kita jalan pagi-pagi."Chelsea hanya mengangguk, meski hatinya tidak bena

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab222# Pilihan Bulan Madu

    Suara Kenan membuyarkan lamunan Chelsea. Nada bicara lembut, seperti biasa, tetapi cukup untuk membuat Chelsea menyadari bahwa ia sudah terlalu jauh tenggelam dalam pikiran.Chelsea mengerjap cepat, menoleh Kenan yang duduk di sampingnya dengan sorot mata penuh perhatian. "Aku tidak apa-apa," jawabnya cepat. Kenan menatapnya sejenak, jelas tahu ada sesuatu yang mengganjal. Tapi seperti biasa, dia tidak memaksa. "Kalau ada apa-apa, bilang saja. Aku di sini, oke?"Chelsea mengangguk pelan. Dia tahu Kenan tulus, namun ada sesuatu yang belum bisa dia ungkapkan. Belum sekarang, pikirnya.“Eh, ngomong-ngomong soal bulan madu, Kak Chelsea sudah ada ide mau ke mana?” Anna tiba-tiba menyela, memecahkan keheningan yang sempat tercipta. Gadis itu menatap mereka dengan mata berbinar, seperti anak kecil yang menunggu cerita dongeng. Chelsea menghela napas kecil. "Belum ada, Anna. Aku masih bingung."Anna langsung berseru, "Yah, ke

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab221# Babak Baru

    "Eh, Kak Chelsea, sudah bangun juga?" Suara ceria Anna menyambut Chelsea yang baru saja melangkah masuk ke ruang makan. Pagi itu, sinar matahari menerobos lembut melalui jendela besar di ruangan, memantulkan kilau di atas meja makan panjang yang sudah tertata lengkap. Aroma kopi bercampur roti panggang memenuhi udara, memberikan kehangatan yang sulit diabaikan. Tersenyum tipis, Chelsea lalu duduk di kursi. "Iya, sudah bangun dari tadi sih. Kamu semangat sekali pagi ini, Na?"Gadis cantik berusia 20 tahun, hanya terkikik kecil sambil menuangkan teh ke dalam cangkirnya. Kedua mata memancarkan kilatan jahil yang khas. "Ya iyalah, Kak. Aku kan, tidak sabar lihat Kak Kenan jadi suami. Aneh saja sih, rasanya baru kemarin lihat dia tidak punya pacar. Eh, sekarang justru jadi orang penting di hidup Kak Chelsea."Chelsea tersenyum kaku. Rasanya semua itu juga seperti mimpi, "Dih ... mulai deh," kekehnya.Suara langkah berat terdengar m

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab220# Menyamarkan Rencana

    Setelah mengakhiri telepon dengan Diego, Freya berbalik badan menghadap Jack. Pria itu pun mengangkat kedua alis melihat gestur tubuh pada Freya yang seolah sedang merencanakan sesuatu. "Jangan katakan kau sedang membuat rencana, Freya ...?" tanya Jack memicing penasaran. Freya menarik sudut bibir, tatapan tajam namun menerawang jauh di sana. "Jika Grace langsung meninggalkan Max saat ini juga, berarti dia lebih mengutamakan anaknya dibandingkan pria itu .... Jadi semakin mudah kita menyingkirkannya tanpa pengawasan Max ...!" Jack mengernyit heran dengan ucapan ambigu Freya, "Maksudmu ... meski Grace sudah menjauhi Max, kau tetap akan mengincarnya?" Wanita ular semakin menyeringai, tertawa puas. "Yups, kau benar! Sangat benar, Jack! Setelah ini, Grace pasti akan melindungi anaknya dari siapapun, dan bila aku tidak melenyapkannya ... Itu tetap saja akan menjadi penghalangku di masa depan! Kau tau kan, itu bisa membahayakan jalanku menuju kejayaaann ...!!" Tawa Freya sangat ke

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab219# Berikan Aku Cuti

    Setelah selesai mengurus semua masalah di Jerman. Kini, Max dan Christ duduk di dalam mobil, perjalanan kembali ke Italia setelah perjalanan bisnis yang melelahkan di Jerman. Pemandangan luar tampak berubah, jalanan yang semula asing kini mulai terasa lebih familiar. Pria berkacamata menatap jalan dengan kosong, sesekali memandang ke luar jendela. Ia merasa penglihatan itu sangat menganggu pikirannya. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Christ?" tanya Max yang merasa tak biasa pada asistennya. Hening sejenak, sebelum sang asisten tiba-tiba berbicara, suaranya lebih ringan dari biasanya, "Tuan, kemarin ... apa Anda ingat anak laki-laki yang hampir menabrak mobil kita?" "Hm, yang itu? Iya, aku ingat. Cuma anak kecil yang panik, kan?" "Ya ... tapi anehnya, aku merasa seperti ... dia mirip dengan ..." Christ menggantung ucapannya, seolah memberi kode pada sang CEO. "Maksudmu denganku?" Max menoleh ragu, kemudian menggeleng, "Christ, itu mungkin cuma kebetulan. Banyak anak kec

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab218# Semua Salah Saya

    Setelah Edward, Brian dan Stella berhasil menemukan Leon dan juga Alika, ponsel sang bodyguard berdering sangat keras. Berulang kali nada dering itu memecah keheningan.Edward melirik sekilas ke arah Brian dan Stella yang kini berada di ruang kamar inap Leon, mengobati luka dan memar pada tubuh anak laki-laki itu."Dari Nyonya Grace ..." lirihnya. Brian dan Stella duduk berhadapan, saling bertukar pandang cemas. Sang dokter menghela napas panjang sebelum berbicara.Sementara Stella duduk dengan wajah serius, menatap Edward seolah menunggu keputusan penting. "Angkatlah ..." kata Stella menoleh sekilas.Edward terlihat agak cemas, lumayan lama merasa terjepit dalam dilema ini. Telepon dari Grace yang tertunda sejak kemarin mulai mengganggu pikirannya."Apa kamu yakin tidak mau terima telepon itu, Edward?" tanya Brian pelan, penuh harapan.Stella menambahkan, "Edward, kamu harus mengatakan yang sebenarnya pa

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab217# Wajah Tak Asing

    Malam telah semakin larut, namun udara dingin tak menghentikan langkah kecil Leon dan Alika yang berlari menyusuri jalanan sepi. Nafas mereka terengah-engah, tubuh kecil mereka gemetar bukan hanya karena udara malam, tetapi juga rasa takut yang terus menghantui benak mereka. "Alika, ayo lebih cepat," bisik Leon, menoleh ke belakang dengan wajah penuh kecemasan. "Aku ... aku lelah, Leon," sahut Alika sambil terisak. Matanya berkaca-kaca, namun ia tetap mengikuti langkah Leon. "Jangan menyerah, Lika!" teriak Leon sembari menggenggam tangan Alika erat. "Kita harus terus berlari. Paman Alfonso bilang jangan berhenti sampai kita menemukan tempat aman dan pertolongan!" "I-iya, Leon. Aku akan berusaha sekuat mungkin!" Alika mengangguk meski tubuhnya terasa lemah. Mereka berdua terus menyusuri jalan gelap, berharap menemukan pertolongan di tengah malam yang seakan enggan berpihak pada mereka. Sementara itu, di tempat lain, Max duduk di kursi belakang mobil dengan pandangan seriu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status