“Untuk apa Spectra melawan Lox? Seperti apa yang sudah kau ketahui, Master, bahwa Spectra bermaksud menyelamatkan nyawa Leon, lalu membawa Leon kepada kalian.” Alexander terus mengangkat nama Spectra agar terlihat bagus di hadapan Lennox. “Aku sekedar menyampaikan bahwa Spectra bukanlah kelompok gangster penakut dan lemah. Terbukti mereka bisa memenangkan pertempuran kemarin.”Meskipun Alexander masih saja meninggikan nama Spectra, tetap saja Lennox tidak begitu peduli. Baginya kebaikan Spectra yang telah menyelamatkan nyawa Leon dan keberhasilan Spectra menaklukkan Lox tidak patut dibanggakan. Namun, dia berkata dengan sok diplomatis, “Ya. Kerja bagus. Dua hal tersebut telah masuk dalam pertimbanganku. Aku tidak mungkin melewatkannya. Bisa jadi, ke depannya kalian akan lebih hebat dari pada sekarang.”Mendengar kalimat yang sebenarnya biasa-biasa saja barusan, dada Neilson merasa lapang. Dia rasa, Lennox barusan telah memuji Spectra. Dengan mata berbinar dia berkata senang, “Aku men
Alexander menyuruh Leon agar lebih dekat bersama mereka. “Leon, ceritakan pada kami bagaimana kau, selaku keturunan Mike Ali, mendapatkan perlakuan kurang baik dari Black Horns.”Baru saja tadi mereka telah bersepakat, kini Lennox dibuat berang saat dipaksa membahas tentang bagaimana Leon diperlakukan.Dan bagi Leon sendiri, ini tentu saja merupakan kesempatan untuk membongkar siapa sebenarnya Lennox. Di hadapan semua orang, dia pun bersaksi, “Aku kecewa terhadap apa pun dari mu. Semuanya. Alasannya, selama enam tahun belakangan ini aku selalu resah dan menahan sabar atas perlakuan tidak adil mu padaku. Jika semua orang di Black Horns berpikir bahwa kau adalah bos yang baik dan memperhatikan nasib dan keadaan putra Mike Ali, itu merupakan hoaks besar. Sebagai contoh, dua peristiwa sebelumnya, ketika aku mengharapkan bantuan di saat aku menderita dan bahkan hampir mati, ke mana kalian? Terbaru adalah kasus yang kemarin. Parahnya, kau sangat sulit dihubungi! Ke mana tanggung jawab mu se
Lennox sangat tercengang saat merasakan kekuatan yang maha dahsyat dari seorang Alexander. Karena sudah merasakannya sendiri, dia pada akhirnya membenarkan apa yang pernah dibilang oleh Gavin tentang kehebatan Alexander, soal bagaimana mesti selalu waspada sebab Alexander tidak bisa dianggap remeh. Ketika tadi Lennox menghantamkan pukulan keras tapi diblock dengan sangat bagus oleh Alexander, saat itu Lennox merasakan sedikit nyeri pada tangannya. Rasanya, dia seperti meninju bongkahan besi. Kalau saja bukan Lennox melakukannya, misal anggota Black Horns biasa, tangannya pasti cacat seperti yang pernah dialami oleh Martin Scott. ‘Teknik bertahan andalan dari Mike Ali. Bagaimana bisa Alex Luther bisa melakukannya dengan sangat sempurna?’ batin Lennox dengan mata terkejut. Kini, Lennox pun sadar bahwa dia sedang berhadapan dengan siapa, jadi wajar saja Gavin sampai meminta bantuan langsung kepada Black Horns hanya untuk melumpuhkan satu pria saja. Dia punya insting dan kepekaan yang
Namun, masih tidak ada juga jawaban. Lennox tidak tahan. Dia mengangkat kakinya sedikit ke atas kemudian menginjak-injak wajah Neilson lagi. “Kau diam, berarti kau lebih suka menyaksikan Alex Luther yang menderita. Bagus. Bagus.” Lennox menyingkir dari seonggok manusia hina itu. “Artinya kau masih cukup pintar, Neilson. Kau akan menjadi super idiot kalau tadi mengorbankan kau dan kelompok mu. Baguslah kalau kau masih menggunakan dengkul mu dengan baik.” Meski terdengar indah, satire itu sangat menyayat hati. Lennox ketawa jahat. “Artinya kau dan semua anak buah mu suka dan rela menyaksikan Alex Luther kena siksa di tempat kalian yang kotor ini.”Neilson tak berdaya. Sementara itu, Leon cuma diam dan tak bergerak. Dia paham seperti apa perangai Lennox, jadi ketika dia melihat kekacauan ini, dia tidak heran dan terkejut sama sekali. Bagaimana dengan kondisi Alexander? Saat ini tubuhnya sudah terikat dengan rantai besi yang sangat kuat sehingga dia tidak bisa berbuat apa pun. Se
Dia adalah Gavin! Melihat kehadirannya, Alexander tidak heran sama sekali, dan memang sesuai prediksi. “Apa kabar mu, Pecundang?!” sapa Gavin yang sudah berada di hadapan Alexander. Belum sempat Alexander menjawab, dia bicara lagi. “Kabar mu pasti buruk, sebab hari ini adalah hari kematian mu. Haha.”Rencana Gavin adalah membiarkan Alexander disiksa terlebih dahulu oleh Black Horns, ketika Alexander sudah sekarat, dia akan memaksa Alexander mengungkapkan di mana keberadaan Mike Ali, barulah setelah itu dia yang bakal membunuh Alexander dengan tangannya sendiri. Seperti itulah rangkaian cerita yang sudah tersusun rapi di kepalanya. Agaknya, rencananya hampir sempurna. Pasalnya, saat ini Alexander sudah tidak berdaya sama sekali di dalam genggaman dua puluh anggota terkuat Black Horns dan ditambah ratusan anggota lainnya. Maka dengan begitu bagaimana cara Alexander melarikan diri? Lalu, apa mungkin Alexander dianggap ceroboh karena telah berani mengundang Lennox sehingga sekarang d
“Kecuali Gavin! Gavin bisa melumpuhkan Alex!”Apa? Gavin yang bisa melumpuhkan Alexander? Dua puluh orang terkuat dari Black Horns saja tidak bisa. Bagaimana mungkin Gavin mampu melakukannya? Semua orang di dalam ruangan itu jauh lebih terkejut daripada yang tadi. Bahkan Gavin saja sangat syok mendengarnya. Karena itu dia berdiri lalu berjalan mendekati Lennox yang sedang duduk tak jauh dari sana. Dia kemudian berbisik. “Master, kau pasti bercanda.”Lennox melipat kedua tangan di dada. “Tidak. Aku tidak bercanda. Aku serius. Kau bisa melumpuhkan Alex Luther.”Alis Gavin terangkat seiring mulutnya menganga. Dia bertanya dengan penuh rasa heran. “Mustahil. Anak buah mu saja tidak bisa melumpuhkan Alex walaupun mereka sudah menyerang dengan sekuat tenaga.”Gavin menganggap bahwa Lennox pasti berbohong karena dia paham betul siapa dirinya. Dia tidak punya keistimewaan dalam perkara bela diri. Di samping itu, dia sangat paham seberapa kuatnya Alexander. Namun, Lennox menegaskan bahwa
Sepakan itu menghantam telapak tangan Alexander sebab Alexander sigap menangkis. “Akh!” Alexander sedikit mengerang. Jika biasanya Alexander tidak merasakan apa pun dan terkadang bahkan lawannya yang kesakitan, kini Alexander merasakan nyeri di telapak tangannya. Spontan, Gavin menyepak lagi dan tetap menyasar kepala. Refleks, Alexander menutupi wajah dan kepalanya pakai tangan. Gavin kesetanan. Dia beringas dan melepaskan banyak sekali sepakan, tiada henti, sehingga Alexander tersungkur di tanah. “Mampus!” seru Gavin. Ketika Alexander benar mulai merasakan sakit, saat itu Gavin sampai menginjak-injak tubuh Alexander. Namun, Alexander tidak mungkin diam saja. Dia lantas bangkit dan berupaya memberikan serangan balik. Dia melepaskan dua pukulan jab dan satu uppercut. Biasanya pukulan Alexander sangat kuat dan mengerikan sehingga lawannya pasti akan kewalahan. Mengejutkan, pukulan Alexander sangat lemah. Sungguh sangat lemah. Gavin bisa menangkis tiga pukulan itu dengan sang
Masih di markas Spectra. Gavin sebenarnya sangat kesal sama Lennox karena merasa dikhianati. Seharusnya dia bisa membunuh Alexander tadi, tapi karena Lennox mencegahnya, akhirnya dendam membara di dadanya pun belum bisa musnah. Dia berkata dengan putus asa. “Master, kenapa kau membiarkan Alex pergi? Kesepakatan kita adalah Alexander mati di tanganku.”Lennox menyeringai marah. Tidak ada satu pun orang yang bisa mengatur dirinya, apalagi bocah seperti Gavin. Dia berkata dengan sangat gusar. “Sialan! Hebat sekali kau bicara seperti itu di hadapanku?!”“Tapi, Master…”BAM! Lennox menonjok wajah Gavin hingga Gavin tersungkur di tanah. “Singkirkan bocah ini dari hadapanku!” titah Lennox pada anak buahnya. Segera, Gavin diseret paksa keluar. Urusan Lennox sebenarnya belum selesai sebab tujuan utamanya belum didapatkan. Dia hingga saat ini belum menerima informasi keberadaan Mike Ali. Namun, dia menemukan orang yang tahu keberadaan Mike Ali. Jadi dia tidak perlu risau. Masih ada banyak
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak