Candra bilang, batinnya sakit sekali kalau Dini bilang rindu. Karena Candra pun merasakan hal yang sama. Tapi tiga tahun ini harus berjuang, karena dia bukan anak orang kaya. Dini menganggut tanda paham. Candra memandanginya dan mengelus kepala Dini. Mereka saling pandang dan Candra pun mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Dini. Candra mengulumnya, jantung Dini seperti ingin copot. Pikirnya, apa ada orang lain yang melihat adegan ini. Ini kecupan pertamanya. Rasanya, nikmat sekali membuat badan gemetar. Seluruh tubuh seperti melayang. Bahagia.
Dini langsung protes, "Sudah berapa cewek yang kamu kecup!!!" Candra kaget dengan pertanyaan Dini, seolah tidak mempercayainya. Dengan membawa sumpah, Candra menjelaskan bahwa ini kecupan pertamanya. Tiga tahun lalu, Candra tidak perna memutuskan Dini dan itu artinya mereka masih berstatus pacaran. Jadi Candra selalu pegang janji suci setia sampai mati itu. Dini masih bawel, ngomel, dan cemburu tidak karuan. Karena gemes, Candra pun me
"Kring". Bunyi ponsel Dini tanda panggilan masuk. Bahagianya Dini sa'at tahu kalau itu adalah panggilan masuk dari Candra. Buru-buru Dini Mengangkatnya,Dini: "Hallo... assalamualaikum?"Candra: (menjawab dengan kecupan mesra) emuuuach... walikumsaalam sayang ku. Masih sibuk ngga?"Dini: (tersenyum malu, ingin rasanya membalas kecupan itu, tapi Chery bawel masih kumpul). Masih. Sebentar lagi kegiatan rutin lantai tiga akan segera dimulai. Kenapa emang??"Candra: "ngga apa-apa, cuma tanya aja barang kali ganggu. Aku pamit yah, ini mau siap-siap balik ke Karawang. Jangan rindu, jaga hati yah sayang ku."Dini: "kok cepet banget mudiknya". (Dini protes dengan nada memelas dan sedih).Candra: "ia soalnya hari senin masuk shift pagi jam enam. Jadi malam ini harus cepet pulang. Ngga boleh sedih ya, aku janji tiap waktu bakalan ngabarin. Biar kamu selalu ngerasa deket aku."Dini: "ya udah ia. Kamu semangat ya kerjanya." Candra: " ia sayang. Love yo
Sampai sekolah. Dini cerita juga kepada Candra. Candra ingin sekali mewujudkan apapun, semua keinginan pujaan hatinya. Dalam benaknya sangat sesak dan menggerutu. Seandainya saja Candra terlahir jadi orang kaya yang banyak uang, pasti apapun akan dia beri untuk Dini. Candra hanya bisa mengelus kepala Dini. Sambil berfikir, bagaimana caranya dapetin uang banyak untuk bonding rambut Dini. Keesokan harinya, Candra membawakan uang dua ratus ribu untuk Dini. Dini heran, Candra dapet uang sebanyak itu dari mana? dari siapa? bukannya dia anak orang tidak mampu?Rupanya, Candra menjual gitar merah maroon kesayangannya itu. Demi membahagiakan Dini. Candra meminta Dini untuk tersenyum dan jangan bersedih lagi. Sebab bahagiamu adalah bahagiaku. Dan sedihmu adalah sedihku. Dini bahgia sekali akhirnya dia punya uang untuk bonding rambutnya yang keribo itu. Padahal tanpa harus di bonding pun, Candra tetep mencintainya dan selalu mencintai apa adanya. Setulus hati.***Setelah a
Mawar si pemilik kamar kos ini, sudah seperti ibu nya chery bawel. Karena selain sifat nya yang bisa memimpin dan keibuan. Mawar pun selalu bisa memfasilitasi chery bawel dalam hal apapun, persis seorang ibu kepada anak-anaknya. Mawar memfasilitasi tempat berlindung. Kalau tidak ada kos an Mawar. Kawan-kawan mau lontang-lantung kemana? Sementara anak kuliahan itu, tidak seindah di sinetron. Tidak senikmat siswa SMA yang punya kelas dan jadwal tetap. Masuk jam tujuh pulang jam dua belas. Anak kuliah jam pertama masuk jam tujuh. Jam kedua bisa jadi masuk jam dua siang. Tergantung dosen. Kebayang kalau Dini harus balik dulu ke rumah. Kan jauh. Untung ada kos an Mawar. Tempat berlindung dari teriknya panas dan derasnya hujan. Serta derpaan badai gelombang. Fasilitas lainnya yang Mawar sediakan. Makan, minum dan jajan gratis dari para gebetan-gebetan Mawar.Sifat berani dan kepemimpinanya. Membuat personil chery bawel merasa terlindungi. Sa'at di pondok Mawar ikut beladiri silat.
Berhasil. Kelas Bahasa Inggris D menjadi buah bibir para dosen. Mendapat sertifikat penghargaan dan pujian dari para dosen-dosen karen telah menjadi kelas yang terbaik, teraktif dan terkompak. Ini rahasia, jangan sampai bocor ke kelas tetangga.Sialnya. Bocor juga. Karena Rahma embom pacarnya satu jurusan. Kelas Bahasa Inggris C. Entah bagaimana ceritanya, Rahma embom keceplosan cerita rahasia besar ini kepacarnya. Satu kelas sangat geram kepadanya. Tapi justru karena kejadian ini, kelas Bahasa Inggris C dan D malah jadi akrab dan sering tukeran jawaban tugas.Misal hari senin dosen killer itu masuk ke kelas C. Dan hari selasa barulah masuk ke kelas D. Sebelum dosen killer masuk kelas D, abang kosma nyuruh Rahma embom tanya kepacarnya minta bocoran materi. Jadi pas dosen killer jelasin materi, mahasiswa kelas D bakalan nyambung. Karena uda dapet bocoran materi dari kelas C. Dan terbukti, sa'at dosen lemparin pertanyaan. Mahasiswa jadi terlihat aktif dan pintar-pintar.
Yang dirindukan akhirnya nelpon juga. Jantung Dini berdegup kencang, kali ini berdegub bukan karena berbunga-bunga, melainkan karena takut di marahin mothernya. Mother pasti ngamuk kalau tahu Dini deket sama cowok. Apalagi sampai sayang-sayangan. Dini belum bilang pada Candra tentang aturan pacarannya. Jadi Candra berani telpon Dini dimanapun dan kapanpun.***Hari ini Dini pulang kerumah, karena Mahasiswa lain sibuk kemping, hadirin acara pelantikan UKMnya masing-masing. Sampai rumah, ternyata sedang ada sodaranya yang bernama Mpeb. Sekarang Mpeb sudah kelas lima sekolah dasar. Mpeb sedang asik bermain dengan Sultan. Untuk melepas penat, akhirnya Dini pun ikut bermain. Mpeb anak yang pintar, dari kelas satu dia selalu dapat ranking satu. Jadi mother suka nyuruh Mpeb main kerumah, suruh ngajarin Sultan belajar. Tampak Sultan yang sedang merebut tempat pensil Mpeb. Sultan membuka tempat pensil itu dan melihat ada tiga butir kelereng. Sultan sangat senang dan langsung meng
Mother nyium aura aneh pada gerak gerik anak gadisnya itu, tidak seperti biasanya yang selalu betah lama-lama bermain dengan Sultan. Kepulangannya kali ini, Dini lebih suka menyendiri dan banyakin waktu dikamarnya. Dini sibuk dengan ponselnya. Mother mulai menyelidiki. Akhirnya, waktu Dini mandi, mother masuk kamar dan ngecek ponsel Dini. Ternyata benar, Anak gadisnya telah dibuat berubah oleh laki-laki. Hati mother sangat terluka dan kecewa. Air mata mother mulai menetes. Dia merasa telah gagal menjaga anak gadisnya itu. Mother pikir, kalau saja fathernya dekat pasti akan ada yang jaga Dini dan Dini tidak akan berani pacaran dulu sebelum lulus kuliah. Tapi mother harus kuat jalani ujian ini. Mother yakin pasti bisa, dan semua akan baik-baik saja. Mother menghapus air matanya sendiri dengan telapak tangannya. Dan menghirup udara berulang kali dan membuangnya perlahan agar tenang.Setelah Dini kelar mandi, Dini kaget lantaran mother ada dikamarnya dan pegang ponsel Dini. Denga
"Stop pak" Dini mengakhiri lamunannya, dan segera turun dari angkutan umum. Segera Dini lari menuju kos an Mawar dan berharap Mawar ada di sana. Kenapa Dini tidak langsung Ke Ma'had? Karena Mawar pernah bilang, tidak mau tidur di Ma'had kalau Dini tidak ada. Jadi Dini berjalan menuju lorong kosan Mawar. Dini mengetuk pintu dan mengucap salam. Beruntung, Mawar segera membukakan pintunya. Dini langsung memeluk Mawar dan air mata mulai beruraian membasahi pipinya. Disela-sela tangisannya, Dini bertanya, "ko bisa ada di kosan? Bukannya lagi sibuk pelantikan UKM pramuka yah?" Kata Mawar, "Khusus untuk UKM Pramuka, kempingnya di lapangan kampus. Tuh tendanya keliatan dari sini." Sambil nunjuk ke arah luar jendela. Dini yang lagi nangis tiba-tiba tertawa. Melihat tingkah lucu Mawar, yang membuat informasi gadungan di grup BBM kelas dan tingkah lucu yang seenaknya sendiri, bukannya berkemah malah tidur di kosan. "Terimakasih sahabat terbaik".Belum juga membuka pembicaraan, Maw
Suapan terakhir dan sarapan pun selesai. Candra mengeluarkan dompetnya. Menyiapkan uang untuk membayar makananya. Dini tidak sengaja melihat ada foto dalam dompetnya. Candra, menunjukan foto itu pada Dini. Sambil bilang,"lihat ... ini foto kamu waktu masih SMP. Aku masih simpen baik-baik, sampe dilaminating biar awet dan ngga rusak. Hehe" Candra tertawa kecil.Dini mengambil foto itu dan melihatnya dari dekat. Merasa malu karena dirinya masih culun dan kriwil rambutnya. Belum di bonding. Cndra bilang, lebih suka lihat rambut kamu seperti ini, alami. Daripada harus pake obat pelurus dan di setrika di salon. Mereka berdua kompak tertawa. Seperti sedang bernostalgia waktu SMP insiden rambut bondingan Dini. Pikir Candra kalau rambutnya begitu, kaya cewek nakal. Jadi Candra kurang suka. Syukuri saja ciptaan Tuhan, jangan seneko-neko. Dini iseng lihat isi dompet Candra, sambil bilang "katanya mau beliin HP? Kok ngga ada uangnya?" Candra Jawab, " Abis makan nanti kita ke ATM
Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Rara, karena Rangga tahu kalau Rara adalah gadis yang baik. Baginya, Rara adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Rara gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum. Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Rara. Rara sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Rara memuji kepopulerannya. Bagi Rara, Rangga biasa saja. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Rara begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus. Setelah pertengkaran itu, Rara pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Rara semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduh Rara s
Dini pergi meninggalkan Rara dan Rara mulai berjalan kaki menuju cafe di sebrang jalan yang sedang membutuhkan pelayan. Rara berharap akan mendapatkan hasil yang baik kali ini.Setelah sampai di depan cafe, Rara membaca papan pengumuman di depan pintu cafe yang bertuliskan "Dibutuhkan!!! pelayan wanita". Pikirnya ternyata Dini benar memang ada lowongan kerja di cafe ini. Melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan akhirnya pemilik cafe keluar dan menegur Rara."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu paruh baya dengan setelah baju tuniknya."Maaf mengganggu bu, sebetulnya saya sedang butuh pekerjaan," jawab Rara sopan."Kebetulan sekali, saya sedang mencari pelayan wanita kalau kamu mau, kamu bisa kerja membantu saya di cafe ini.""Tentu saja bu, saya mau," jawab Rara penuh semangat dan senyum bahagia."Perkenalkan Saya Anisa, Saya pemilik cafe ini. Mulai besok kamu boleh bekerja," kata Ibu Anisa sambil menjabat tangan Rara."Say
"Stop Pak!" kata Rara menyuruh supir angkutan umum untuk menurunkannya di depan kampus negeri. Rara turun dari angkutan umum dan memberikan ongkos kepada supir. Kemudian Rara berlari menuju ruang ujian seleksi penerima beasiswa di kampus negeri. Macetnya jalanan membuat dirinya terlambat datang, sehingga dia harus berlari dan terburu-buru menuju ruang ujian. Saat sampai parkiran kampus, Rara tidak sengaja menabrak cowok sombong dan emosional sehingga terjadi keributan. BRAK!!! "Kamu buta yah?! kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak cowok emosional itu. "Maaf kak, saya sedang terburu-buru karena ingin ikut ujian," jawab Rara. "Oh ujian beasiswa bidik misi khusus untuk orang miskin itu? haha dasar gembel yah kamu! Pantas sih kelihatan dari pakaian yang kamu kenakan, kumuh!" ucapnya sambil tertawa terbahak meledek penampilan Rara. Rara kesal sekali dengan perlakuan cowok tengil itu. Rara berjanji di dalam hati untuk tidak akan memaafkannya
Sekuat apapun Dini menyembunyikan. Akhirnya orantuanya tahu juga kalau tentang keberadaan Candra. Sejak Candra kerja di sini, Dini merasa hidupnya jadi penuh mata-mata. Karena setiap Dini jalan dengan Candra pasti saja orangtua nya tahu.Waktu itu misalnya. Orangtua Dini tidak sengaja mampir ke tempat les dan ternyata motor Dini tidak ada. Sejak saat itu orangtuanya selalu curiga dan menyuruh orang-orang kepercayaannya unutk memata-matai anak gadisnya itu.Dini benar-benar merasa risih. Bahkan orangtuanya lupa kalau umur anaknya sudah 26 tahun. Masih saja seperti anak kecil selalu dikekang.Akhirnya saat liburan sekolah tiba. Dini memutuskan untuk pergi dari rumah mencari kebebasan. Dia menuliskan surat di secarik kertas yang bertuliskan,"Maaf yah Mamih Papih. Aku benar-benar sudah tidak sanggup dikekang seperti ini. Tidak apa kalau kalian tidak akan menganggapku anak lagi. Aku akan pergi. Dan jangan pernah salahkan Candra karena dia pun tidak akan tahu
Beda sekolah beda cerita. Di sekolah SMK swasta Dini terkenal paling sukses karirnya. Karena hanya dia yang nyabang di tiga sekolah dan beberapa bulan lalu, dia mendapat tawaran mengajar les bahasa inggris di suatu lembaga. Tentu saja Dini terima.Semua guru melihat Dini selalu banyak penghasilannya. Apalagi ngajar di tempat les honor selalu cair tiap bulan, tidak seperti di sekolah yang cairnya tiga bulan sekali. Mengandalkan dana bos.Waktu awal gajihan pun Dini sempat nangis, karena Di MA hanya dapat upah enam puluh ribu rupiah sebulan dan itu cairnya lama sekali."Mih sedih banget, Dini kuliah mahal-mahal masa honornya segini. Untuk bensin saja mana cukup belum lagi untuk jajan dan beli make up," keluh Dini sambil memamerkan tiga amplop honor dari berbagai sekolah."Dari MA dapet enam puluh ribu, dari SMP dapet seratus lima puluh ribu, dan dari SMK seratus dua puluh ribu," ucap Mamih sambil menghitung hasil kerja keras anaknya.Jelas saja Dini
Entahlah. Orangtuanya sangat tidak mendukung bakat menulis Dini. Katanya, untuk apa menulis seperti orang yang tidak punya masadepan. Dan selalu marah kalau Dini membaca novel. Katanya tidak penting, tidak berkualitas. Lebih baik baca berita.Orangtuanya hanya ingin Dini selalu patuh terhadap semua keputusan mereka. Sedikitpun Dini tidak pernah dikasih kebebasan untuk memilih apa yang dia suka.Hidupnya benar-benar terkekang. Hal apapun yang disukai Dini selalu salah dan tidak pernah didukung. Hati kecilnya selalu berteriak. Ingin menjadi penulis hebat dan karyanya akan ada ditoko buku ini, bahkan di toko buku sedunia.Selama satu jam setengah Dini mematikan ponselnya agar tidak dihubungi Aldi dan dia fokus membaca novel-novel kesukaannya."Rasanya aku ingin mengoleksi semua novel-novel yang aku suka dan aku akan membuat perpustakaan mini dirumah pribadiku nanti. Semoga Candra bisa membantuku untuk mewujudkan semua impianku kelak," rintih Dini pada diriny
Beruntungnya Dini, karena memiliki orangtua yang sangat peduli terhadapnya. Baru sehari dia jadi pengangguran, dia langsung dapat kerjaan baru. Mother tidak sengaja keceplosan bilang kalau jadi guru honor harus pake uang pelicin. Jadilah Papih meminta Dini untuk menemui kepala sekolah yang bisa bantu Dini untuk menjadi seorang guru honorer."Ayo siap-siap Din, Papih mau ketemu kepala sekolahnya!" perintahnya."Ngga usah Pih, lagian kita kerja itu untuk cari uang, bukan malah buang-buang uang Pih. Sayang uangnya kalau untuk nyogok Pih.""Ngga apa-apa, yang penting kamu bisa jadi guru!"Dini tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia menurut saja, seperti biasanya. Setelah Dini selesai menyiapkan berkas-berkas lamaran, Dini dan Papihnya menuju sekolah yang dituju untuk melamar.Setelah sampai sekolah ternyata Ibu Kepsek tidak ada, jadi Dini meminta nomor ponselnya pada security sekolah dan menghubunginya."Asslamaualaikum bu. Saya Dini bu mahasiswi
Dini menghela nafas panjang, dia yakin dia bisa melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Hampir saja dia ingin berhenti kerja gara-gara tidak nyaman. Tapi sebentar lagi akan gajian, jadi dia tidak ingin kerja kerasnya sia-sia hanya gara-gara gosip-gosip murahan.Gosip Dini sebagai wanita penggoda HRD pun menyebar ke seluruh penjuru gedung-gedung pabrik. Dini seperti artis yang sedang viral. Tiap dirinya berjalan kaki seorang diri, pasti siapapun yang melihatnya mencibir dan mengata-ngatainya."Oh jadi dia cewek yang sok cantik, yang menggoda HRD biar bisa naik jabatan? haha," ledek Ani karyawati pabrik bagian gudang.Semua teman-teman Ani pun tertawa sinis meledek Dini, Tapi Dini tidak peduli dan menganggapnya angin lalu saja.Di tengah kesendiriannya, Dini mulai menulis lagi. Dia ingin sekali menjadi penulis terkenal. Namun orangtuanya tidak pernah mendukungnya. Hanya Candra yang selalu mengerti bakat dan minat Dini. Candra bilang, buat saja dulu novel
Pikiran Rangga mulai liar. Dia berniat untuk melampiaskan hasratnya pada Caca, mumpung dia seorang diri di kosan. Kebetulan cuaca sedang hujan saat itu. Jadi Rangga meminta ijin untuk berteduh sebentar di kosannya."Haduh hujan!!! Ca aku numpang neduh dulu ya disini, bolehkan?""Boleh banget dong. Yuk masuk!" sambut Caca penuh kebahagiaan."Kamu ngekos sama siapa disini?""Sendiri.""Udah laha?""Baru 2 minggu lalu. Sejak aku pindah kerja kesini, jadi aku ngekos. Dulukan aku kerja di pabrik kaos kaki Bandung."Hujan bertambah besar. Rangga makin senang, dengan begitu dia bisa berlama-lama bersama Caca. Caca sibuk mempersiapkan minum dan mengambilkan beberapa cemilan untuk Rangga.Kosan Caca hanya ada satu kamar, Jadi Caca tidur dan masak disatu tempat. Hanya ada satu toilet mini berukuran 1 meter di kamar kosannya. Kosannya lumayan bebas, di pinggir jalan.Di dalam ruangan hanya ada satu kasur busa kecil berukuran 120cm