"Stop pak" Dini mengakhiri lamunannya, dan segera turun dari angkutan umum. Segera Dini lari menuju kos an Mawar dan berharap Mawar ada di sana. Kenapa Dini tidak langsung Ke Ma'had? Karena Mawar pernah bilang, tidak mau tidur di Ma'had kalau Dini tidak ada. Jadi Dini berjalan menuju lorong kosan Mawar. Dini mengetuk pintu dan mengucap salam. Beruntung, Mawar segera membukakan pintunya. Dini langsung memeluk Mawar dan air mata mulai beruraian membasahi pipinya. Disela-sela tangisannya, Dini bertanya, "ko bisa ada di kosan? Bukannya lagi sibuk pelantikan UKM pramuka yah?"
Kata Mawar, "Khusus untuk UKM Pramuka, kempingnya di lapangan kampus. Tuh tendanya keliatan dari sini." Sambil nunjuk ke arah luar jendela. Dini yang lagi nangis tiba-tiba tertawa. Melihat tingkah lucu Mawar, yang membuat informasi gadungan di grup BBM kelas dan tingkah lucu yang seenaknya sendiri, bukannya berkemah malah tidur di kosan. "Terimakasih sahabat terbaik".Belum juga membuka pembicaraan, Maw
Suapan terakhir dan sarapan pun selesai. Candra mengeluarkan dompetnya. Menyiapkan uang untuk membayar makananya. Dini tidak sengaja melihat ada foto dalam dompetnya. Candra, menunjukan foto itu pada Dini. Sambil bilang,"lihat ... ini foto kamu waktu masih SMP. Aku masih simpen baik-baik, sampe dilaminating biar awet dan ngga rusak. Hehe" Candra tertawa kecil.Dini mengambil foto itu dan melihatnya dari dekat. Merasa malu karena dirinya masih culun dan kriwil rambutnya. Belum di bonding. Cndra bilang, lebih suka lihat rambut kamu seperti ini, alami. Daripada harus pake obat pelurus dan di setrika di salon. Mereka berdua kompak tertawa. Seperti sedang bernostalgia waktu SMP insiden rambut bondingan Dini. Pikir Candra kalau rambutnya begitu, kaya cewek nakal. Jadi Candra kurang suka. Syukuri saja ciptaan Tuhan, jangan seneko-neko. Dini iseng lihat isi dompet Candra, sambil bilang "katanya mau beliin HP? Kok ngga ada uangnya?" Candra Jawab, " Abis makan nanti kita ke ATM
Filem bioskop selesai, lampu mulai nyala kembali. Tiap-tiap pasangan sibuk beres-beres baju dan rambut mereka yang berantakan karena diguwes-guwes kekasihnya masing-masing. Dini malah sibuk mungutin sampah bekas makannya. Dan melihat sekitar banyak sampah yang berserakan. Kaget. Pikirnya, waktu awal masuk bersih sekali, pas filem selesai kok jadi kaya tempat pembuangan sampah. Candra ngasih tahu Dini, kalau sampahnya tidak perlu dipunguti dan dibawa keluar. Nanti juga ada bagian kebersihannya. Candra mengelus kepala Dini merasa gemes melihat kelakuan konyolnya. Dan bertanya, "habis ini mau kemana lagi?" Dini langsung semangat jawabnya dan memberi tahu kalau Dini ingin sekali mencetak foto yang tadi. Foto mereka berdua yang terbaru untuk didompet Candra dan Dini. Serta Dini ingin membuat gantungan Tas yang ada foto mereka. Biar Dini selalu ingat Candra dan selalu dibawa keman-mana gantungannya. Candra menyambutnya dengan penuh semangat, dan segera mewujudkan keinginan Dini.Ti
Dua orang waiter datang membawa pesanan makanan dan minuman mereka. Pembicaraan terpotong, oleh waiter yang berkata,"Permisi, pesanan sudah lengkap yah, selamat menikmati."Dini benar-benar meleleh melihat Candra sangat lembut memperlakukannya, Dini cuma bisa berharap semoga sampai seterusnya, Candra tetap seperti ini dan tidak berubah. Candra mengambil sendok kecil, dan menyuapi Dini perlahan,"cobain nih es cream califsonya, manis kaya kamu. Hehe," Dini tersipu malu, tidak menyangka ternyata cowok cueknya itu bisa bercanda dan romantis juga.Setelah menikmati beberapa suap ea cream, Dini mulai minum air putih, dan segera melahap steak yang sudah ada di depan matanya. Tidak lupa juga membaca doa sebelum makan. Rasanya sangat nikmat, Dini baru pernah makan steak seenak dan semahal ini. Biasanya, kalau sama mother paling maka steak crispy ayam di rocket deket pasar. Satu paket nasi, steak ayam crispy dan minum es teh manis cuma sepuluh ribu. Kalau steak i
PPTQ adalah kepanjangan dari pusat pelatihan tilawah qur'an. Ini adalah salah satu program wajib di kampus agama islam negeri. Siswa semester awal wajib mengikuti bimbingan PPTQ ini selama enam belas kali pertemuan, sekitar satu bulan setengah, seminggu tiga kali pertemuan. Sesuai kesepakatan dosen pembimbing dan siswa yang ikut daftar.Sesegera mungkin Dinu ikut daftar bimbingan PPTQ, ngarepnya lulus semester satu, biar pas semester selanjutnya dia bisa santai. Tapi sialnya, waktu ikut bimbingan yang pertama dan kedua dirinya tetep saja belum lulus juga.Di penghujung semester awal. Dini mulai mencoba daftar lagi. Ini adalah bimbingan PPTQ yang ketiga kalinya. PPTQ ini hal yang sangat mengerikan bagi mahasiswa. Sebab kalau ujian PPTQ belum juga lulus, sampai kapanpun tidak akan bisa ikut KKN dan PPL, apalagi pengajuan judul skripsi.Jelas tidak bisa! Banyak kakak kelas semester tua yang menyandang gelar mahasiswa abadi, sebab kelamaan di kampus cuma gara-gara u
Detik bergati menit, menitpun berganti jam. Setiap hari rutinitas itu Dini lalui penuh heppi dan dia nikmati. Bulan pun kini telah berganti bulan. Tidak terasa semester awal sudah hampir habis. Satu beban sudah Dini lewati yaitu ujian PPTQ. Dan sekarang Dini akan melewati rintangan selanjutnya yaitu menghadapi ujian Intensip Bahasa Arab, ujian komputer atau biasa disebut PUSDIKOM, dan ujian akhir semester awal. Masih ada sekitar dua minggu lagi, jadi Dini masih bisa mempersiapkan diri untuk belajar.Hari sabtu ini, Dini masuk ke kelas intensip Bahasa Arab. Lagi-lagi Dini di ganggu Joni si rambut klimis. Joni ngajak Dini makan siang sehabis pulang intensip. Tapi Dini menolaknya. Joni bilang, jangan ge.er, Joni ngajak makan siang semata-mata hanya ingin belajar bersama, Joni tahu nilai Dini selalu jelek dalam pelajaran Bahasa Arab. Jadi Joni merasa kasihan dan niat ingin membantunya. Katanya, Joni baru dapat rejeki jadi dia berniat untuk bersedekah. Akhirnya, Dini menerima tawa
Hari minggu. Mungkin ini pertemuan terakhir Intensip Bahasa Arab, di semester satu. Setelah itu, satu minggu kemudian akan diadakan ujian akhir semester Bahasa Arab. Artinya, sesegera mungkin Dini akan terlepas dari Joni si rambut klimis. Dini ingin cepat-cepat melewati hari ini.Dini duduk ditempatnya dan beberapa menit kemudian Joni datang. Kali ini tidak melewatinya, tapi berhenti di depan meja Dini. Dini heran, ada apa ini?Joni menyapa, "Selamat pagi, saya punya sesuatu untuk kamu. Tolong di terima dan dibaca yah." Sambil menundukan kepalanya Joni memberikan satu biji pulpen warna merah, yang didalamnya terdapat gilingan kertas. Mungkin itu surat. Surat Cinta kah? Dini langsung mengeluarkan gilingan kertas itu dan membacanya. Ternyata benar! Itu surat cinta untuk Dini dari Joni. Hati Dini berdegup kencang, bukan karena bunga-bunga cinta. Tapi karena takut tragedi Mia menimpanya. Cinta di tolak, dukun bertindak. Dini jadi panik bagaimana harus menolaknya.Dini
November sudah hampir usai. Setelah Dini berhasil melewati ujian akhir semester satu, ujian PPTQ, ujian komputer dan ujian Intensip Bahasa Arab. Dini barulah mulai bisa fokus menulis. Awal bulan depan, tepat tanggal satu, Dini akan mulai up lima bab atau lima ribu kata, agar bisa pengajuan kontrak. Setelah itu, beberapa minggu kemudian Dini akan fokus, belajar untuk mengikuti ujian akhir di Ma'had. Sedikit sedih, karena sebentar lagi Dini akan meninggalkan Ma'had ini. Begitu banyak kenangan. Rasanya waktu begitu cepat. Perasaan baru saja kemarin Dini dan anggota chery bawel datang ke Ma'had dan mencari kamar mereka masing-masing. Tapi beberapa minggu lagi, mereka akan melaksanakan kelulusan di Ma'had ini.Dini masih di Kamar Ma'had, ditemani Mawar yang sedang asik nonton drama korea di laptopnya. Dini mulai membuka buku diary barunya, yang bulan lalu dia dapat dari Candra. Sudah ada outlet disitu, tentang ide yang di berikan Candra pada Dini, untuk menulis tentang persahabata
Done. Tulisan Dini sudah mencapai lima ribu kata. Awal tanggal satu desember, Dini mulai up tulisannya. Duta resminya dipanggil kak minhot gemoy. Nama yang lucu. Dini sedikit penasaran, sebenernya kak minhot itu siapa. Sebab seperti menyembunyikan identitasnya. Berulang kali Dini tanya nama, kak minhot selalu bilang "nama saya minhot gemoy". Dini sudah ikut gabung dengan grup menulis ini sejak bulan november, satu bulan lalu. Namun, baru bisa menyimak, karena masih awam dan ini pemula baginya. Dini belum pernah menulis novel di aplikasi online yang tulisannya mewajibkan ber season-season. Biasanya, Dini hanya mampu menulis cerita pendek. Awal yang berat, tapi Dini yakin bisa melewati tantangan ini. Tantangan menulis enam puluh ribu kata dalam sebulan. Kalau mau dicicil, kira-kira tiap harinya sekitar dua ribu kata. Dua ribu kata itu bisa jadi dua bab. Sekitar delapan halaman kertas hvs.Awalnya Dini masih bingung, tentang nabung bab, tutorial isi kontrak dan berbagai fitur pe
Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Rara, karena Rangga tahu kalau Rara adalah gadis yang baik. Baginya, Rara adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Rara gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum. Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Rara. Rara sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Rara memuji kepopulerannya. Bagi Rara, Rangga biasa saja. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Rara begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus. Setelah pertengkaran itu, Rara pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Rara semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduh Rara s
Dini pergi meninggalkan Rara dan Rara mulai berjalan kaki menuju cafe di sebrang jalan yang sedang membutuhkan pelayan. Rara berharap akan mendapatkan hasil yang baik kali ini.Setelah sampai di depan cafe, Rara membaca papan pengumuman di depan pintu cafe yang bertuliskan "Dibutuhkan!!! pelayan wanita". Pikirnya ternyata Dini benar memang ada lowongan kerja di cafe ini. Melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan akhirnya pemilik cafe keluar dan menegur Rara."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu paruh baya dengan setelah baju tuniknya."Maaf mengganggu bu, sebetulnya saya sedang butuh pekerjaan," jawab Rara sopan."Kebetulan sekali, saya sedang mencari pelayan wanita kalau kamu mau, kamu bisa kerja membantu saya di cafe ini.""Tentu saja bu, saya mau," jawab Rara penuh semangat dan senyum bahagia."Perkenalkan Saya Anisa, Saya pemilik cafe ini. Mulai besok kamu boleh bekerja," kata Ibu Anisa sambil menjabat tangan Rara."Say
"Stop Pak!" kata Rara menyuruh supir angkutan umum untuk menurunkannya di depan kampus negeri. Rara turun dari angkutan umum dan memberikan ongkos kepada supir. Kemudian Rara berlari menuju ruang ujian seleksi penerima beasiswa di kampus negeri. Macetnya jalanan membuat dirinya terlambat datang, sehingga dia harus berlari dan terburu-buru menuju ruang ujian. Saat sampai parkiran kampus, Rara tidak sengaja menabrak cowok sombong dan emosional sehingga terjadi keributan. BRAK!!! "Kamu buta yah?! kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak cowok emosional itu. "Maaf kak, saya sedang terburu-buru karena ingin ikut ujian," jawab Rara. "Oh ujian beasiswa bidik misi khusus untuk orang miskin itu? haha dasar gembel yah kamu! Pantas sih kelihatan dari pakaian yang kamu kenakan, kumuh!" ucapnya sambil tertawa terbahak meledek penampilan Rara. Rara kesal sekali dengan perlakuan cowok tengil itu. Rara berjanji di dalam hati untuk tidak akan memaafkannya
Sekuat apapun Dini menyembunyikan. Akhirnya orantuanya tahu juga kalau tentang keberadaan Candra. Sejak Candra kerja di sini, Dini merasa hidupnya jadi penuh mata-mata. Karena setiap Dini jalan dengan Candra pasti saja orangtua nya tahu.Waktu itu misalnya. Orangtua Dini tidak sengaja mampir ke tempat les dan ternyata motor Dini tidak ada. Sejak saat itu orangtuanya selalu curiga dan menyuruh orang-orang kepercayaannya unutk memata-matai anak gadisnya itu.Dini benar-benar merasa risih. Bahkan orangtuanya lupa kalau umur anaknya sudah 26 tahun. Masih saja seperti anak kecil selalu dikekang.Akhirnya saat liburan sekolah tiba. Dini memutuskan untuk pergi dari rumah mencari kebebasan. Dia menuliskan surat di secarik kertas yang bertuliskan,"Maaf yah Mamih Papih. Aku benar-benar sudah tidak sanggup dikekang seperti ini. Tidak apa kalau kalian tidak akan menganggapku anak lagi. Aku akan pergi. Dan jangan pernah salahkan Candra karena dia pun tidak akan tahu
Beda sekolah beda cerita. Di sekolah SMK swasta Dini terkenal paling sukses karirnya. Karena hanya dia yang nyabang di tiga sekolah dan beberapa bulan lalu, dia mendapat tawaran mengajar les bahasa inggris di suatu lembaga. Tentu saja Dini terima.Semua guru melihat Dini selalu banyak penghasilannya. Apalagi ngajar di tempat les honor selalu cair tiap bulan, tidak seperti di sekolah yang cairnya tiga bulan sekali. Mengandalkan dana bos.Waktu awal gajihan pun Dini sempat nangis, karena Di MA hanya dapat upah enam puluh ribu rupiah sebulan dan itu cairnya lama sekali."Mih sedih banget, Dini kuliah mahal-mahal masa honornya segini. Untuk bensin saja mana cukup belum lagi untuk jajan dan beli make up," keluh Dini sambil memamerkan tiga amplop honor dari berbagai sekolah."Dari MA dapet enam puluh ribu, dari SMP dapet seratus lima puluh ribu, dan dari SMK seratus dua puluh ribu," ucap Mamih sambil menghitung hasil kerja keras anaknya.Jelas saja Dini
Entahlah. Orangtuanya sangat tidak mendukung bakat menulis Dini. Katanya, untuk apa menulis seperti orang yang tidak punya masadepan. Dan selalu marah kalau Dini membaca novel. Katanya tidak penting, tidak berkualitas. Lebih baik baca berita.Orangtuanya hanya ingin Dini selalu patuh terhadap semua keputusan mereka. Sedikitpun Dini tidak pernah dikasih kebebasan untuk memilih apa yang dia suka.Hidupnya benar-benar terkekang. Hal apapun yang disukai Dini selalu salah dan tidak pernah didukung. Hati kecilnya selalu berteriak. Ingin menjadi penulis hebat dan karyanya akan ada ditoko buku ini, bahkan di toko buku sedunia.Selama satu jam setengah Dini mematikan ponselnya agar tidak dihubungi Aldi dan dia fokus membaca novel-novel kesukaannya."Rasanya aku ingin mengoleksi semua novel-novel yang aku suka dan aku akan membuat perpustakaan mini dirumah pribadiku nanti. Semoga Candra bisa membantuku untuk mewujudkan semua impianku kelak," rintih Dini pada diriny
Beruntungnya Dini, karena memiliki orangtua yang sangat peduli terhadapnya. Baru sehari dia jadi pengangguran, dia langsung dapat kerjaan baru. Mother tidak sengaja keceplosan bilang kalau jadi guru honor harus pake uang pelicin. Jadilah Papih meminta Dini untuk menemui kepala sekolah yang bisa bantu Dini untuk menjadi seorang guru honorer."Ayo siap-siap Din, Papih mau ketemu kepala sekolahnya!" perintahnya."Ngga usah Pih, lagian kita kerja itu untuk cari uang, bukan malah buang-buang uang Pih. Sayang uangnya kalau untuk nyogok Pih.""Ngga apa-apa, yang penting kamu bisa jadi guru!"Dini tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia menurut saja, seperti biasanya. Setelah Dini selesai menyiapkan berkas-berkas lamaran, Dini dan Papihnya menuju sekolah yang dituju untuk melamar.Setelah sampai sekolah ternyata Ibu Kepsek tidak ada, jadi Dini meminta nomor ponselnya pada security sekolah dan menghubunginya."Asslamaualaikum bu. Saya Dini bu mahasiswi
Dini menghela nafas panjang, dia yakin dia bisa melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Hampir saja dia ingin berhenti kerja gara-gara tidak nyaman. Tapi sebentar lagi akan gajian, jadi dia tidak ingin kerja kerasnya sia-sia hanya gara-gara gosip-gosip murahan.Gosip Dini sebagai wanita penggoda HRD pun menyebar ke seluruh penjuru gedung-gedung pabrik. Dini seperti artis yang sedang viral. Tiap dirinya berjalan kaki seorang diri, pasti siapapun yang melihatnya mencibir dan mengata-ngatainya."Oh jadi dia cewek yang sok cantik, yang menggoda HRD biar bisa naik jabatan? haha," ledek Ani karyawati pabrik bagian gudang.Semua teman-teman Ani pun tertawa sinis meledek Dini, Tapi Dini tidak peduli dan menganggapnya angin lalu saja.Di tengah kesendiriannya, Dini mulai menulis lagi. Dia ingin sekali menjadi penulis terkenal. Namun orangtuanya tidak pernah mendukungnya. Hanya Candra yang selalu mengerti bakat dan minat Dini. Candra bilang, buat saja dulu novel
Pikiran Rangga mulai liar. Dia berniat untuk melampiaskan hasratnya pada Caca, mumpung dia seorang diri di kosan. Kebetulan cuaca sedang hujan saat itu. Jadi Rangga meminta ijin untuk berteduh sebentar di kosannya."Haduh hujan!!! Ca aku numpang neduh dulu ya disini, bolehkan?""Boleh banget dong. Yuk masuk!" sambut Caca penuh kebahagiaan."Kamu ngekos sama siapa disini?""Sendiri.""Udah laha?""Baru 2 minggu lalu. Sejak aku pindah kerja kesini, jadi aku ngekos. Dulukan aku kerja di pabrik kaos kaki Bandung."Hujan bertambah besar. Rangga makin senang, dengan begitu dia bisa berlama-lama bersama Caca. Caca sibuk mempersiapkan minum dan mengambilkan beberapa cemilan untuk Rangga.Kosan Caca hanya ada satu kamar, Jadi Caca tidur dan masak disatu tempat. Hanya ada satu toilet mini berukuran 1 meter di kamar kosannya. Kosannya lumayan bebas, di pinggir jalan.Di dalam ruangan hanya ada satu kasur busa kecil berukuran 120cm