Share

Memaafkan

Penulis: Dwi Ayu Asri Bahari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saling mema'afkan dan mulai menjadi teman baik

Insiden mangga bonyok yang terjadi dua hari lalu rupanya belum berakhir. Setelah pembelajaran berakhir Kawan-kawan kembali ke Ma'had. Setelah nyampe dikamar. Mia dan putri lagi asyik menyantap makan sorenya.

"Assalamualaikum..."

Dini mengetuk pintu dan mengucap salam.

Mia dan Putri menjawab kompak, "Walikumsalam... makan."

Mia nawarin makan pada Mawar dan Yasmin. Mia membuka pembicaraan dan sedikit cerita. Kalau dua hari lalu dia pulang kerumah dan mother-nya membawakannya mangga sekresek. Mia pikir mangganya masih mentah jadi Mia sengaja imbu dulu biar matang. Mungkin hari ini mangganya sudah matang. Mia mengajak untuk menikmati makan mangga bersama.

DmYasmin dan Mawar saling tatap merasa mereka telah melakukan sesuatu pada mangga itu. Mia terkejut sa'at membuka kreseknya dan melihat mangganya bonyok. Dengan rasamalu justru Mia meminta ma'af kepada kawan-kawan sekamarnya.

"Ma'af yah ... t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENANTI KEPASTIAN   Bersyukur

    Malam ini Dini tidur dirumah, tidak pulang ke Ma'had. Dini ijin satu hari. Meninggalkan rutinitas yang sangat padat, untuk beristirahat sejenak. Dini berharap semua akan cepat berlalu. Seperti biasanya, sebelum tidur dia nulis di buku wasiatnya, alias buku diarynya. Sehari tidak nulis rasanya ada yang kurang. Impiannya tidak muluk-muluk. Bisa punya karya, yang bermanfa'at untuk orang lain, sebelum dia pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini. Dan tulisannya bisa terpampang di gramedia atau di toko buku lainnya. Aamiin.Malam ini dia sibuk nulis tentang Nia. Meski belum lama berkawan. Tapi sedikit-sedikit Dini bisa nebak karakter kawan-kawannya termasuk Nia. Nama lengkapnya Nia Ayu Lestari. Dia asli cirebon. Anak satu-satunya dari keluarga terhormat. Jadi suka semena-mena dan suka sok tahu. Tapi hebatnya dia tidak terlahir jadi anak manja, seperti anak tunggal lainnya. Bahkan cenderung cuek dan masa bodo. Begitupun dalam nasib percintaannya. Sangat masa bodo dengan orang yang

  • MENANTI KEPASTIAN   Musik

    Tapi rasa bangganya itu, tetep dengan pendiriannya. Mother tidak akan memberikan ijin pada Dini untuk mengikuti UKM apapun di kampus. Dan Dini nurut. Dini siap-siap untuk pulang ke Ma'had. Hari ini, Dini ijin ke morher-nya untuk bawa gitar kesayangannya ke Ma'had. Karena malam minggu nanti, akan ada acara hiburan di Ma'had. Jadi pasukan lantai tiga, wajib membuat grup untuk menampilkan sesuatu diacara rutin mingguan itu. Tujuannya, untuk refresing. Agar mahasantri tidak pusing karena banyak beban yang mereka pikul.Beruntung, Mother-nya ngijinin. Selesai beres-beres. Mother nyuruh Dini sarapan pagi. Katanya, wajib sarapan pagi. Biar fokus jalani aktifitas hari ini. Dini selalu turuti ucapan mother-nya karena terlalu sayang. Dan Dini tahu, mother-nya pun sangat menyayanginya.Tepat pukul enam lebih tiga puluh menit. Dini pamit untuk berangkat. Sementara, Sultan masih tertidur pulas. Karena semalam begadang dengan Dini melepas rindu. Udara pagi masih begitu sejuk,

  • MENANTI KEPASTIAN   Proses

    Dini happy sekali hari ini, lantaran impiannya ngeband bareng chery bawel terwujud. Kebahagiaannya berlipat ganda, sebab video ngerental mereka sudah terupload di youtube. Dini sangat cinta dengan dokumentasi. Baik tulisan maupun rekaman video. Pikirnya, hidup cuma sekali, kita semua pasti kembali pulang. Dini cuma pengen ngasih kenang-kenangan sama orang-orang yang dia sayangi. Semoga bermanfa'at.Chery bawel balik ke Ma'had. Nia, Rahma embom dan Nani kembali menuju lantai lima, untuk mempersiapkan partisipasinya dalam acara nanti malam. Mawar dan Dini pun pulang ke lantai tiga, guna diskusi dengan kawan-kawan lainnya. Penampilan apa yang akan mereka tampilkan, untuk acara nanti malam. Rencananya, Dini dan Mawar bakalan duet untuk penampilan nanti malam. Mahasantri lainnya, ada yang sedang latihan baca puisi berantai, dan ada yang sedang tilawatil Qur'an, merdu sekali seperti Qori internasional. Setelah diskusi kelar, Mawar dan Dini masuk kamar guna latihan nyanyi untuk nant

  • MENANTI KEPASTIAN   Dilema

    Intensip Bahasa Inggris dan Intensip Bahasa Arab adalah program wajib yang di selenggarakan kampus. Khusus untuk mahasiswa semester awal. Jadwalnya, tiap hari sabtu dan minggu.Ini hari pertama Dini ikut intensip bahasa. Dia mulai nyari kelas, karena kelasnya diacak dari beberapa jurusan. Genk chery bawel pun terpisah, khusus intensip bahasa mereka tidak satu kelas.Dini nyari namanya, setelah ketemu langsung masuk kelas. Tiba-tiba dia kaget lantaran sekelas dengan Joni, cowok berambut klimis dari jurusan ekonomi. Cowok culun yang beberapa hari lalu tidak sengaja dia temui diangkutan umum dan bilang "kita jodoh kali ya, selalu bertemu".Kalau inget itu, Dini jadi ngeri. Bulu kudugnya berdiri. Dia nyari tempat duduk yang kosong. Sialnya hanya tersisa dibelakang Joni. Jadi dia terpaksa harus melewatinya dan mau tidak mau menyapanya. Mata Joni sangat berbinar, seperti bahagia tiada tara, sambil tertunduk malu karena Yasmin menyapanya.Pembelajaran Bahasa Ara

  • MENANTI KEPASTIAN   Nostalgia

    Jam istirahat. Semua teman-teman saling berjabat tangan dan berkenalan. Masih dengan seragam merah putihnya, Dini sangat bahagia bisa sekolah di SMP Negri. Dini melihat kearah bangku belakang. Memperhatikan candra yang menyendiri. Dini menghampirinya dan mengulurkan tangan."Perkenalkan Nama saya Dini. Nama kamu siapa?".Candra membalas uluran tangan Dini dan menjabat tangan Dini."Nama saya Candra," Tangannya sangat dingin, seperti gugup.Dini dan Candra saling pandang dan lupa melepaskan tangan mereka. Susan temen sebagku Dini, Langsung bersorak "cie cie" dan itu membuat kelas heboh. Dini melepaskan jabat tangannya dan mengajak Susan ke kantin.Dini bahagia sekali, bisa menyentuh tangan candra. Dini belum mengenal Candra lebih dekat. Namun Candra nampak seperti cowok cool yang cuek. Yang tidak suka bergaul dan kumpul-kumpul dengan cewek, seperti cowok lainya. Bagi Dini, dia berbeda. Bagi Dini, dia adalah inspirasinya. Baru bertemu dua hari saja,

  • MENANTI KEPASTIAN   First Kiss

    Dengan bisikan lembut ditelinga Dini, Candra menjawabnya, "Terimakasih, Cinta abadiku. Aku juga mencintaimu sampai akhir hayatku". Dini sangat bahagia sekali.Eko dan Susan pun meminjam gitar dan small tam-tam dikantor. Setelah sampai kelas, melihat adegan mesra teman sebangkunya. Langsung mereka ganggu. Eko menepuk pundak Candra, "Ayo... ayo...latihan dimulai bro. Pacaran mulu."Eko yang sudah tahu kalau Dini bisa main gitar, langsung membagi tugas. Eko pegang small tam-tam, Candra melodi, Dini Rytem dan Susan vocalis. Candra sempet kaget, ternyata Dini bisa main gitar. Candra pun sadar kalau dirinya sudah dikerjai Dini. Sambil nyubit hidung Dini, Candra protes. "Dasar nyebelin... minta di ajarin main gitar, padahal uda jago."***Ditemani rintik hujan yang sangat syahdu. Pada jam istirahat semua siswa siswi tujuh Be kompak stay didalam kelas, karena hujan sangat deras. Jadi siswa mengurungkan niat untuk ke kantin. Dini dan Candra duduk dibangku belakang.

  • MENANTI KEPASTIAN   Rindu

    Candra bilang, batinnya sakit sekali kalau Dini bilang rindu. Karena Candra pun merasakan hal yang sama. Tapi tiga tahun ini harus berjuang, karena dia bukan anak orang kaya. Dini menganggut tanda paham. Candra memandanginya dan mengelus kepala Dini. Mereka saling pandang dan Candra pun mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Dini. Candra mengulumnya, jantung Dini seperti ingin copot. Pikirnya, apa ada orang lain yang melihat adegan ini. Ini kecupan pertamanya. Rasanya, nikmat sekali membuat badan gemetar. Seluruh tubuh seperti melayang. Bahagia.Dini langsung protes, "Sudah berapa cewek yang kamu kecup!!!" Candra kaget dengan pertanyaan Dini, seolah tidak mempercayainya. Dengan membawa sumpah, Candra menjelaskan bahwa ini kecupan pertamanya. Tiga tahun lalu, Candra tidak perna memutuskan Dini dan itu artinya mereka masih berstatus pacaran. Jadi Candra selalu pegang janji suci setia sampai mati itu. Dini masih bawel, ngomel, dan cemburu tidak karuan. Karena gemes, Candra pun me

  • MENANTI KEPASTIAN   Horor

    "Kring". Bunyi ponsel Dini tanda panggilan masuk. Bahagianya Dini sa'at tahu kalau itu adalah panggilan masuk dari Candra. Buru-buru Dini Mengangkatnya,Dini: "Hallo... assalamualaikum?"Candra: (menjawab dengan kecupan mesra) emuuuach... walikumsaalam sayang ku. Masih sibuk ngga?"Dini: (tersenyum malu, ingin rasanya membalas kecupan itu, tapi Chery bawel masih kumpul). Masih. Sebentar lagi kegiatan rutin lantai tiga akan segera dimulai. Kenapa emang??"Candra: "ngga apa-apa, cuma tanya aja barang kali ganggu. Aku pamit yah, ini mau siap-siap balik ke Karawang. Jangan rindu, jaga hati yah sayang ku."Dini: "kok cepet banget mudiknya". (Dini protes dengan nada memelas dan sedih).Candra: "ia soalnya hari senin masuk shift pagi jam enam. Jadi malam ini harus cepet pulang. Ngga boleh sedih ya, aku janji tiap waktu bakalan ngabarin. Biar kamu selalu ngerasa deket aku."Dini: "ya udah ia. Kamu semangat ya kerjanya." Candra: " ia sayang. Love yo

Bab terbaru

  • MENANTI KEPASTIAN   TAMAT

    Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Rara, karena Rangga tahu kalau Rara adalah gadis yang baik. Baginya, Rara adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Rara gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum. Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Rara. Rara sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Rara memuji kepopulerannya. Bagi Rara, Rangga biasa saja. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Rara begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus. Setelah pertengkaran itu, Rara pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Rara semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduh Rara s

  • MENANTI KEPASTIAN   Perjuangan

    Dini pergi meninggalkan Rara dan Rara mulai berjalan kaki menuju cafe di sebrang jalan yang sedang membutuhkan pelayan. Rara berharap akan mendapatkan hasil yang baik kali ini.Setelah sampai di depan cafe, Rara membaca papan pengumuman di depan pintu cafe yang bertuliskan "Dibutuhkan!!! pelayan wanita". Pikirnya ternyata Dini benar memang ada lowongan kerja di cafe ini. Melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan akhirnya pemilik cafe keluar dan menegur Rara."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu paruh baya dengan setelah baju tuniknya."Maaf mengganggu bu, sebetulnya saya sedang butuh pekerjaan," jawab Rara sopan."Kebetulan sekali, saya sedang mencari pelayan wanita kalau kamu mau, kamu bisa kerja membantu saya di cafe ini.""Tentu saja bu, saya mau," jawab Rara penuh semangat dan senyum bahagia."Perkenalkan Saya Anisa, Saya pemilik cafe ini. Mulai besok kamu boleh bekerja," kata Ibu Anisa sambil menjabat tangan Rara."Say

  • MENANTI KEPASTIAN   Karyaku

    "Stop Pak!" kata Rara menyuruh supir angkutan umum untuk menurunkannya di depan kampus negeri. Rara turun dari angkutan umum dan memberikan ongkos kepada supir. Kemudian Rara berlari menuju ruang ujian seleksi penerima beasiswa di kampus negeri. Macetnya jalanan membuat dirinya terlambat datang, sehingga dia harus berlari dan terburu-buru menuju ruang ujian. Saat sampai parkiran kampus, Rara tidak sengaja menabrak cowok sombong dan emosional sehingga terjadi keributan. BRAK!!! "Kamu buta yah?! kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak cowok emosional itu. "Maaf kak, saya sedang terburu-buru karena ingin ikut ujian," jawab Rara. "Oh ujian beasiswa bidik misi khusus untuk orang miskin itu? haha dasar gembel yah kamu! Pantas sih kelihatan dari pakaian yang kamu kenakan, kumuh!" ucapnya sambil tertawa terbahak meledek penampilan Rara. Rara kesal sekali dengan perlakuan cowok tengil itu. Rara berjanji di dalam hati untuk tidak akan memaafkannya

  • MENANTI KEPASTIAN   Nikah

    Sekuat apapun Dini menyembunyikan. Akhirnya orantuanya tahu juga kalau tentang keberadaan Candra. Sejak Candra kerja di sini, Dini merasa hidupnya jadi penuh mata-mata. Karena setiap Dini jalan dengan Candra pasti saja orangtua nya tahu.Waktu itu misalnya. Orangtua Dini tidak sengaja mampir ke tempat les dan ternyata motor Dini tidak ada. Sejak saat itu orangtuanya selalu curiga dan menyuruh orang-orang kepercayaannya unutk memata-matai anak gadisnya itu.Dini benar-benar merasa risih. Bahkan orangtuanya lupa kalau umur anaknya sudah 26 tahun. Masih saja seperti anak kecil selalu dikekang.Akhirnya saat liburan sekolah tiba. Dini memutuskan untuk pergi dari rumah mencari kebebasan. Dia menuliskan surat di secarik kertas yang bertuliskan,"Maaf yah Mamih Papih. Aku benar-benar sudah tidak sanggup dikekang seperti ini. Tidak apa kalau kalian tidak akan menganggapku anak lagi. Aku akan pergi. Dan jangan pernah salahkan Candra karena dia pun tidak akan tahu

  • MENANTI KEPASTIAN   Pengalaman

    Beda sekolah beda cerita. Di sekolah SMK swasta Dini terkenal paling sukses karirnya. Karena hanya dia yang nyabang di tiga sekolah dan beberapa bulan lalu, dia mendapat tawaran mengajar les bahasa inggris di suatu lembaga. Tentu saja Dini terima.Semua guru melihat Dini selalu banyak penghasilannya. Apalagi ngajar di tempat les honor selalu cair tiap bulan, tidak seperti di sekolah yang cairnya tiga bulan sekali. Mengandalkan dana bos.Waktu awal gajihan pun Dini sempat nangis, karena Di MA hanya dapat upah enam puluh ribu rupiah sebulan dan itu cairnya lama sekali."Mih sedih banget, Dini kuliah mahal-mahal masa honornya segini. Untuk bensin saja mana cukup belum lagi untuk jajan dan beli make up," keluh Dini sambil memamerkan tiga amplop honor dari berbagai sekolah."Dari MA dapet enam puluh ribu, dari SMP dapet seratus lima puluh ribu, dan dari SMK seratus dua puluh ribu," ucap Mamih sambil menghitung hasil kerja keras anaknya.Jelas saja Dini

  • MENANTI KEPASTIAN   Tidak mendukung

    Entahlah. Orangtuanya sangat tidak mendukung bakat menulis Dini. Katanya, untuk apa menulis seperti orang yang tidak punya masadepan. Dan selalu marah kalau Dini membaca novel. Katanya tidak penting, tidak berkualitas. Lebih baik baca berita.Orangtuanya hanya ingin Dini selalu patuh terhadap semua keputusan mereka. Sedikitpun Dini tidak pernah dikasih kebebasan untuk memilih apa yang dia suka.Hidupnya benar-benar terkekang. Hal apapun yang disukai Dini selalu salah dan tidak pernah didukung. Hati kecilnya selalu berteriak. Ingin menjadi penulis hebat dan karyanya akan ada ditoko buku ini, bahkan di toko buku sedunia.Selama satu jam setengah Dini mematikan ponselnya agar tidak dihubungi Aldi dan dia fokus membaca novel-novel kesukaannya."Rasanya aku ingin mengoleksi semua novel-novel yang aku suka dan aku akan membuat perpustakaan mini dirumah pribadiku nanti. Semoga Candra bisa membantuku untuk mewujudkan semua impianku kelak," rintih Dini pada diriny

  • MENANTI KEPASTIAN   Nurut

    Beruntungnya Dini, karena memiliki orangtua yang sangat peduli terhadapnya. Baru sehari dia jadi pengangguran, dia langsung dapat kerjaan baru. Mother tidak sengaja keceplosan bilang kalau jadi guru honor harus pake uang pelicin. Jadilah Papih meminta Dini untuk menemui kepala sekolah yang bisa bantu Dini untuk menjadi seorang guru honorer."Ayo siap-siap Din, Papih mau ketemu kepala sekolahnya!" perintahnya."Ngga usah Pih, lagian kita kerja itu untuk cari uang, bukan malah buang-buang uang Pih. Sayang uangnya kalau untuk nyogok Pih.""Ngga apa-apa, yang penting kamu bisa jadi guru!"Dini tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia menurut saja, seperti biasanya. Setelah Dini selesai menyiapkan berkas-berkas lamaran, Dini dan Papihnya menuju sekolah yang dituju untuk melamar.Setelah sampai sekolah ternyata Ibu Kepsek tidak ada, jadi Dini meminta nomor ponselnya pada security sekolah dan menghubunginya."Asslamaualaikum bu. Saya Dini bu mahasiswi

  • MENANTI KEPASTIAN   Resign

    Dini menghela nafas panjang, dia yakin dia bisa melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Hampir saja dia ingin berhenti kerja gara-gara tidak nyaman. Tapi sebentar lagi akan gajian, jadi dia tidak ingin kerja kerasnya sia-sia hanya gara-gara gosip-gosip murahan.Gosip Dini sebagai wanita penggoda HRD pun menyebar ke seluruh penjuru gedung-gedung pabrik. Dini seperti artis yang sedang viral. Tiap dirinya berjalan kaki seorang diri, pasti siapapun yang melihatnya mencibir dan mengata-ngatainya."Oh jadi dia cewek yang sok cantik, yang menggoda HRD biar bisa naik jabatan? haha," ledek Ani karyawati pabrik bagian gudang.Semua teman-teman Ani pun tertawa sinis meledek Dini, Tapi Dini tidak peduli dan menganggapnya angin lalu saja.Di tengah kesendiriannya, Dini mulai menulis lagi. Dia ingin sekali menjadi penulis terkenal. Namun orangtuanya tidak pernah mendukungnya. Hanya Candra yang selalu mengerti bakat dan minat Dini. Candra bilang, buat saja dulu novel

  • MENANTI KEPASTIAN   Pasrah

    Pikiran Rangga mulai liar. Dia berniat untuk melampiaskan hasratnya pada Caca, mumpung dia seorang diri di kosan. Kebetulan cuaca sedang hujan saat itu. Jadi Rangga meminta ijin untuk berteduh sebentar di kosannya."Haduh hujan!!! Ca aku numpang neduh dulu ya disini, bolehkan?""Boleh banget dong. Yuk masuk!" sambut Caca penuh kebahagiaan."Kamu ngekos sama siapa disini?""Sendiri.""Udah laha?""Baru 2 minggu lalu. Sejak aku pindah kerja kesini, jadi aku ngekos. Dulukan aku kerja di pabrik kaos kaki Bandung."Hujan bertambah besar. Rangga makin senang, dengan begitu dia bisa berlama-lama bersama Caca. Caca sibuk mempersiapkan minum dan mengambilkan beberapa cemilan untuk Rangga.Kosan Caca hanya ada satu kamar, Jadi Caca tidur dan masak disatu tempat. Hanya ada satu toilet mini berukuran 1 meter di kamar kosannya. Kosannya lumayan bebas, di pinggir jalan.Di dalam ruangan hanya ada satu kasur busa kecil berukuran 120cm

DMCA.com Protection Status