Share

Tidak tau diri

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-12 18:28:23

***

"Tidak, Adrian." teriak Heni. "Tidak! Risa dan Ari hanya ingin membuatmu marah pada Ibu, biarkan Ibu menemui Hana maka semua akan baik-baik saja."

Heni hendak berbalik, namun teriakan Adrian terpaksa menghentikan langkahnya saat itu juga.

"Hentikan, Bu!" seru Adrian lantang. "Jangan mengusik kehidupan Hana lagi. Sudah cukup kita melukainya dulu, lalu sekarang ... ibu mau Hana kembali pada Ari? Laki-laki yang jelas sudah menorehkan luka di hatinya, apa Ibu pikir Hana sebodoh itu?" cecar Adrian melemah.

Heni mengusap air matanya dengan kasar sementara Risa membuang muka mendengar nama Hana disebut oleh Adrian.

"Hana memang bodoh, Dri. Dia pasti mau menikah lagi dengan Ari, dia hanya wanita kampung," sahut Heni lepas kendali.

"Siapa bilang, Bu?" teriak Hana geram.

Mereka semua menoleh dan mendapati tubuh Hana berdiri di sisi Yu Tikah. Tak lupa pula kedua orang tuanya turut menyaksikan keributan di depan rumah Heni.

"Hana ... sini, Nak! Kamu pasti mau kan kembali bersama Ari. Kamu mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
cuakebbbbbb....jdi geregetan sm cecungut itu...
goodnovel comment avatar
Tika Crv
ari dan Risa otaknya udang ap ya
goodnovel comment avatar
Nia Cute1717
sudah saya kasih 2 grm
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Menerima Pinangan

    ***Kenan menaikkan kedua alis dengan percaya diri. Hana menggigit bibir bawahnya risau. Jika bilang tidak, maka Ari dan keluarganya tidak akan melepaskan dirinya. Jika mengatakan iya, itu artinya ...."Ayo ... Mama sudah menunggu di rumah. Lain kali tunggu Mas saja, jangan jalan kaki." Kenan menggenggam jemari Hana lembut."Hana bukan calon istrimu. Dia akan kembali pada Ari," teriak Heni membuat Kenan menoleh dan memicingkan matanya."Benarkah begitu, Han?"Hana menggeleng cepat, "Saya sudah berkali-kali mengatakan pada Bu Heni. Hanya wanita bodoh yang mau kembali dengan anak Ibu. Maaf, silahkan datang ke acara lamaran kami hari Minggu nanti.""Wah ... jadi beneran calon menantunya Bu Wira?""Lepas dari Ari dapat Mas Kenan. Rejeki nomplok itu namanya.""Kalah jauh lah sama Mas Kenan. Ari mah nggak ada seujung kukunya.""Bagus Hana, jangan mau disakiti terus. Harus move on!"Suara-suara pujian para tetangga terdengar berdesakan di telinga. Wajah Hana memanas, dia mengeratkan genggama

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bimbang

    ***Jarak antara kontrakan Hana dengan rumah Bu Wira memang tidaklah jauh. Beruntung Kenan segera datang sehingga Hana dan kedua orang tuanya bisa lolos dari keributan yang terjadi di rumah Bu Heni."Aku sudah menunggu terlalu lama, semoga jawaban kamu tidak mengecewakan nantinya."Hana bergeming. Hatinya bergejolak memikirkan semua ungkapan cinta Kenan. Siapa sangka, teman jail di masa kecilnya ternyata berubah menjadi pria kaya yang ... tampan.Sesampainya di rumah Bu Wira, Kenan membuka pintu mobil dan mempersilahkan kedua orang tua Hana untuk keluar. Belum sempat Kenan memutar langkahnya untuk membukakan pintu mobil untuk Hana, wanita itu sudah lebih dulu turun dan menggandeng tangan Emak dengan erat."Mak ....""Emak yakin kamu punya jawaban yang tepat, Nak. Pikirkan usia Emak dan Bapak yang sudah renta, setidaknya kamu harus mulai membuka hati untuk pria lain yang benar-benar menyayangi kamu," tutur Emak lirih.Hana mengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Wanita yang sama

    ***"Kamu darimana?" bisik Emak pada Hana. Wanita cantik itu hanya tersenyum seraya mengusap punggung tangan Emak.Hana duduk di antara Emak dan Bapaknya sementara Kenan memilih sofa kosong di sebelah Bu Wira."Diminum dulu, Han," pinta Bu Wira ramah.Hana mengangguk dan meneguk sirup selasih di dalam gelas kaca yang sudah Bu Wira sediakan. Tidak ada pembantu di rumah ini, semua memang By Wira yang mengerjakan untuk menghilangkan penat karena seharian hanya di rumah dan menghandle usahanya dari sini."Jadi bagaimana keputusan kamu, Hana?"Hana melirik ke arah Emak dan Bapaknya. Mereka mengangguk samar dan tersenyum di hadapan Hana. Wanita yang baru saja menginjak usia 24 tahun itu menghirup napas dalam dan menghembuskannya perlahan."Bu Wira yakin tidak malu mempunyai menantu seperti saya?"Terdengar decak kesal dari bibir Kenan. Hana yang menyadari itu seketika menunduk dalam, takut jika penolakannya membuat Kenan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Perasaan Kevin

    ***Kenan mengepalkan kedua tangan mendengar pengakuan Kevin di depan Bu Wira. Tanpa bersuara, pria berparas tampan dan tegas itu berlalu kembali ke ruang tamu dimana Emak dan Bapak serta Hana masih berada di sana."Pak, kami mau undur diri," kata Hana sungkan. Kenan mendekat dan berkata. "Tunggu sebentar, Mama sedang bicara serius dengan Kevin. Oh ya ... berhenti memanggil saya "Pak" Hana. Astaga, apa kata orang jika calon istri saya memanggil seperti itu."Emak dan Bapak tertawa sementara Hana menggigit bibir bawahnya cemas. Bagaimanapun, jabatan Kenan melekat erat di pikiran Hana."Ma-- maaf.""Lain kali panggil Kenan saja, atau ....""Atau?" Ulang Hana penuh selidik. "Sayang juga boleh," sahut Kenan kemudian. Emak dan Bapak tergelak melihat sikap Hana yang terlihat kesal. Wanita itu mencebik dan membuang muka lantaran malu karena godaan Kenan.Tidak lama kemudian, Bu Wira datang tanpa Kevin. Merasa perbincangan sudah u

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bukan Ibu Kandung

    ***"Brengsek!" Kenan mengumpat dan melayangkan tinjunya ke arah Kevin. Namun sayang, pria yang usianya satu tahun di bawah Kenan itu menghindar membuat pukulan saudaranya hanya mengenai udara."Sedikit saja lo berani ganggu Hana, lo berurusan sama gue, Kev!"Kevin mengedikkan bahu. Dia terlihat tidak merasa takut sedikitpun pada ancaman Kenan. "Sudah gue bilang, kalau lo memang mencintai Hana lebih dari perasaan gue ke dia, jaga dia dengan baik. Gue ikhlas dia bahagia sama lo, Ken ... tapi sekali saja ada tangisan dari kedua mata Hana, gue pastikan lo bakal kehilangan dia selamanya!"Kenan meludah. Harga dirinya seakan dicabik-cabik oleh Kevin. "Cuih! Ancaman lo nggak berlaku buat gue. Ingat itu!"Lagi-lagi Kevin hanya mengedikkan bahu. Ia berbalik hendak kembali ke dalam rumah karena atmosfer di gazebo belakang mulai terasa panas sejak perdebatannya dengan Kenan. "Lo harus ingat, Ken ... gue jatuh cinta pada Hana karena hatinya yang lembut. Dia ada saat lo menghindari gue, lo mempe

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Pengorbanan Kevin

    ***"Terima kasih sudah berusaha menjaga Mama dengan baik," ungkap Bu Wira haru. Kevin melepaskan pelukan, dia terkekeh mendengar ucapan terima kasih yang terlontar dari bibir wanita yang teramat dia cintai dalam hidup."Harusnya Kevin yang berterima kasih, Ma. Tanpa Mama, mungkin aku sudah berada di panti asuhan sejak dulu.""Kamu berhak bahagia, Nak. Kamu ... juga Kenan adalah harta Mama yang tidak ternilai harganya."Kenan lagi-lagi membuang muka. Hatinya terenyuh melihat kasih sayang yang Kevin berikan untuknya juga Sang Mama. Tapi tentu saja pria itu masih memilih bungkam, terlalu gengsi baginya untuk mengakui betapa Kevin adalah saudara yang baik."Mama dan Kenan cukup tau kalau aku pernah menyimpan rasa untuk Hana, tapi setelah melihat Kenan dan Hana yang nampak bahagia, aku paham bagaimana caranya mundur dengan teratur. Mama tidak perlu khawatir aku akan menghancurkan kebahagiaan Kenan. Itu tidak akan pernah terjadi!"Bu Wira mengangguk paham. Dia menepuk-nepuk lengan Kenan se

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Ambisi Heni

    ***Setelah pertikaian yang terjadi antara Kenan dan Kevin, dua pria yang usianya tidak terpaut jauh itu memilih saling bungkam satu sama lain. Bu Wira hanya bisa mengelus dadanya berkali-kali karena ia berpikir mungkin dua putranya membutuhkan waktu untuk saling memahami.Kevin keluar dari kamar dan berpamitan untuk pergi. Ia mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Pikirannya yang kusut membuat pria dengan dua lesung pipit itu memutari jalanan kota Surabaya yang padat merayap di hari Minggu.Hatinya benar-benar terasa nyeri setelah Kenan mencecarnya tadi. Kevin kira, dia bisa menyimpan cintanya seorang diri, tapi ternyata ... perasaan itu mudah sekali terendus setelah mereka kembali dipertemukan.Lelaki dengan rahang tegas itu menepikan motornya di sebuah rumah makan sederhana di pinggiran jalan. Dia masuk dan memesan minuman hangat sembari mengotak-atik ponselnya dalam genggaman.Ting ....Satu pesan mendarat sempurna di ponselnya. Senyum getir kembali ia lontarkan ketika membaca

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Mertua Mengerikan

    ***"Da-- darah?" gumam Hana lirih dengan menutup mulut menggunakan satu tangan."Ya Allah! Keluar darah, itu Mbak Risa berdarah!""Bantu! Ayo, kita bantu!"Depan kontrakan Hana seketika ramai dan ricuh. Beberapa tetangga membantu Risa berdiri dan duduk di salah satu kursi yang terletak di teras. Dengan cepat Hana menekan nomor Ari karena kebetulan tidak ada orang yang bisa dimintai bantuan disini. "Ha-- halo ...Mbak Risa pendarahan, Mas. Kamu bisa ke tempatku sekarang?"Ari terkekeh, "Jangan membuat alasan, Hana. Aku tau kamu hanya ingin bertemu denganku kan?" sahut Ari jumawa. "Lagipula Risa sedang di rumah Mbak Juli, untuk apa dia datang di tempatmu? Atau ... ini hanya akal-akalan kamu saja biar kita bisa bertemu dan membicarakan rencana pernikahan kedua kita?"Hana menghela napas kasar. Ingin rasanya ia mengumpati Ari saat ini juga jika saja otaknya tidak segera mengingat bahwa Risa sedang butuh pertolongan."Gila," hardik Hana sarkas. "Coba saja bicara dengan Mbak Risa, telingak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15

Bab terbaru

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   TAMAT

    ***"Assalamualaikum, Ma?""Waalaikumsalam, Sayang. Apa kabar?" tanya Bu Wira ramah. "Emak sama Bapak sehat, Hana?""Alhamdulillah. Kami semua sehat, Ma, kabar Mama sendiri bagaimana?""Sehat, Nak. Selalu sehat. Tumben telepon Mama, mau kasih kejutan ya?"Hana menggigit bibirnya gusar. "Ma ....""Ya, katakan, Nak!""Dua minggu lagi aku menikah ... dengan Pak Bima," ucap Hana hati-hati. "Mohon doa restunya.""Alhamdulillah ... serius secepat ini, Hana? Masya Allah, Mama bahagia, Nak! Semoga acara kalian berjalan lancar, kabari Mama dimana acara kalian berlangsung nanti.""Mama okey?""Tentu, Hana. Mama okey, apa yang kamu pikirkan, hah?"Hana menghela napas panjang. Beban yang berada di pundaknya hilang sudah. Rasa bersalah dan tidak tau diri yang dia rasakan selama ini menguap begitu saja saat semua keluarga Kenan memberikan restunya."Terima kasih, Ma. Terima kasih banyak." Hana menangis. Terbayang bagaimana wajah sedih Bu Wira di seberang sana. "Jangan pernah lagi merasa bersalah y

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Menikah?

    ***"Pa ....""Sudah kubilang jangan panggil aku, Pa! Menjijikkan!" hardik Pak Agung. "Mang, bawa mereka berdua keluar, dan jangan pernah biarkan dua wanita mengerikan ini masuk ke dalam rumahku!"Mamang menyeret tangan Melinda dan Nasya secara kasar dan mendorongnya keduanya agar keluar dari dalam rumah dengan sedikit menghempas."Bikin kerjaan aja! Sana pulang!" hardik Mamang. "Gak tau diri banget!"Nasya berkacak pinggang, dadanya membusung dan berteriak lantang. "Kurang aja sekali kamu, hah? Dasar satpam miskin!"Mamang tertawa sumbang. Semakin bersyukur karena Bima tidak jadi menikah dengan wanita seperti Nasya. "Benar kata Pak Agung. Menjijikkan!"Nasya dan Melinda di usir secara tidak hormat. Mang Dadang segera menutup pintu pagar dan meludah tepat di depan Mel dan Nasya untuk melampiaskan rasa kesalnya."Sana pergi! Gak punya malu!"Mel menghentak-hentakkan kakinya sementara Nasya menatap rumah Bima dengan bergumam. "Semua gara-gara Satria, Brengsek! Harusnya aku jadi Nyonya B

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Siapa Nasya?

    ***"Ternyata benar kata Melinda kalau sekretaris baru kamu itu memang gatel!"Bima berdiri. Napasnya memburu melihat Nasya tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi. "Satpam!" teriak Bima lantang. Mang Dadang berlari tergesa-gesa dan memasuki ruang tamu dengan tatapan bingung. "Loh, Mbak Nasya kok bisa masuk?" "Mamang bagaimana sih, daritadi kemana saja?""Ada Mbak Melinda di depan, dia ngajakin ngobrol, Mas. Saya gak tau kalau ada penyusup ....""Bim, tenang! Duduk!" Pak Agung bangkit. Dia berjalan mendekati Bima dan Nasya yang nampak bersitegang."Silahkan duduk, Nasya," kata Pak Agung formal. Hana dan kedua orang tuanya canggung. Wanita cantik itu merasa jika Nasya adalah orang penting di hidup Bima sebelumnya. Suasana sedang tidak baik-baik saja apalagi wanita di depannya itu sempat menyebut nama Melinda. Tentu saja sekretaris gatal yang dimaksud adalah dirinya. Hana."Kenapa datang-datang marah-marah di rumah kami, Nasya? Ada keperluan apa?""Pa ....""Maaf, saya bukan P

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kedatangan Masa Lalu

    ***"Sudah siap?"Hana dan Emak mengangguk berbarengan. "Sudah, Bapak masih di dalam, ganti baju sebentar," sahut Hana malu-malu. Pasalnya Bima sejak tadi tidak membuang pandangan darinya. Bahkan sesekali pria itu tersenyum sambil menatap Hana yang tersipu."Make up-nya terlalu menor ya?"Bima menggeleng. "Sudah pas. Malah makin cantik," puji Bima tulus. "Meskipun tanpa make up juga cantik, tapi kalau begini semakin cantik," imbuhnya.Emak tersenyum simpul. Dia mengusap lengan Hana dan berkata. "Jangan gugup! Kalau mau makan malam sama keluarga pacar memang begini.""Emak apa-apaan sih, pacar ... pacar ... udah tua ini kita," gerutu Hana malu. "Emak lupa kalau aku ini janda, sudah pernah gagal menikah pula.""Itu tidak penting, Hana," sahut Bima menimpali. "Janda, perawan, singel, itu tidak penting. Yang semua orang cari dalam sebuah hubungan adalah kenyamanan dan keterbukaan pada pasangan.""Jangan merasa rendah karena status janda, tidak semua status itu menyandang hal buruk." Emak

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Salting

    ***"Kenapa buru-buru ngajakin balik, Han?" tanya Emak ketika mobil mereka mulai keluar dari pelataran rumah sakit. "Emak sama Bapak sudah bersiap bawa baju ganti. Eh, gak jadi menginap. Kenapa?""Canggung, Mak," jawab Hana lirih. "Lagian gak enak sama Pak Bima. Sudah diantarkan gratis, masa dia balik sendiri. Kasihan.""Perhatian sekali," puji Bima sambil tersenyum manis. "Terima kasih sudah memikirkan aku."Hana melengos. Bima selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar hebat. "Saya hanya merasa tidak tau diri kalau membiarkan Pak Bima pulang sendirian. Setidaknya kalau pulang sama-sama kan saya jadi gak sungkan-sungkan amat."Emak dan Bapak manggut-manggut paham. "Ya sudah, setidaknya tadi sudah menjenguk. Bagaimana baiknya menurut kamu saja, Emak dan Bapak ngikut."Suasana di dalam mobil mulai hening. Emak dan Bapak tertidur sementara Hana bermain-main dengan ponselnya. "Besok makan malam bersama Papa, kamu siap, Han?"Hana meletakkan ponsel ke dalam tas. Dia menoleh sejenak la

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Titik terang

    ***"Mama habis nangis?" Hana duduk di samping Bu Wira dan bergelayut manja di lengan wanita yang dulu adalah pemilik pemasok sayuran terbesar. Siapa sangka, pertolongan Bu Wira kala itu adalah jalan bertemunya Hana dan Kenan. "Kenapa?"Bu Wira menggeleng. Dia membalas pelukan Hana dari samping dan berbisik. "Dia suka sama kamu ya?"Pipi Hana bersemu. Air muka wanita itu sudah menjelaskan bagaimana perasaannya di depan Bu Wira. Ada sedikit nyeri, namun Bu Wira lagi-lagi berusaha menguasai diri. Kenan dan Hana memang bukan jodoh. Hana berhak melanjutkan hidupnya sementara Kenan berhak melihat kebahagiaan Hana di alam sana. "Kalau Mama lihat, sepertinya lebih dari suka. Sikapnya seperti Kenan."Hana menoleh dengan cepat. "Mama juga merasakan itu?"Bu Wira mengangguk membenarkan. "Caranya mencuri hati kamu persis seperti cara Kenan waktu itu. Iya kan?"Hana bergeming. Lagi-lagi kesedihan merajai hatinya. "Tapi perasaan ini belum tumbuh, Ma. Aku ....""Tidak perlu terburu-buru, Hana. Mam

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Tidak Rela Hana Berpaling

    ***"Ma, dia bukan supir," kata Kevin membuat langkah kaki Bu Wira terhenti. "Hah, bukan? Lalu ...?" Bu Wira menatap bingung pada Kevin dan semua orang yang ada di ruang tamu."Ini Pak Bima, partner bisnisku," jelas Kevin. "Bos Hana."Sorot mata Bu Wira seketika meredup. Senyumnya langsung memudar ketika Kevin mengatakan jika Bima adalah Bos Hana yang baru. Sontak saja ingatannya beralih pada bagaimana dulu Kenan memperlakukan Hana. Sikapnya sama seperti sikap Bima pada Hana saat ini. "B-- Bos?"Suasana yang hangat seketika membeku. Semua orang di ruang tamu sontak saja saling pandang karena air muka Bu Wira yang berubah tidak ramah seperti semula. "Hana ... bekerja?"Hana paham. Sejak awal dia tidak mengatakan jika dia sudah bekerja di Perusahaan lain sementara Perusahaan Kenan pun bisa kapan saja menerimanya dengan pintu terbuka. Wanita cantik itu melangkah mendekat. Dia memeluk Bu Wira dan berkata. "Maaf, Ma.""Kamu bekerja, Nak?" tanya Bu Wira menyelidik. "Dimana?"Belum sempat

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bu Wira bertemu Bima

    ***"Pak Bima?" Hana memekik di depan rumah ketika Bima keluar dari mobilnya yang berbeda lagi dari kemarin malam. "Kan saya sudah bilang kalau ....""Pak, Mak ... sudah siap?"Emak dan Bapak memandang Hana dengan tatapan bingung sementara Hana justru jauh lebih bingung lagi."Kalau sudah siap, ayo! Kita langsung ke Rumah Sakit atau ke rumah Kevin dulu?"Segaris senyum terbit di bibir Bapak dan Emak. Keduanya paham jika keberangkatan mereka kali ini adalah dengan diantar oleh Bima. Sementara Hana cemberut karena Bima datang tanpa memberi kabar."Kami naik Bus, Pak. Pak Bima bisa naik Bus?" tanya Hana tak acuh. "Kalau gak bisa, mending gak usah ikut!""Kamu gak lihat aku bawa mobil?" sahut Bima ketus. "Kalau kamu mau naik Bus, ya silahkan! Tapi Bapak sama Emak ikut aku.""Loh, situ siapa kok ngalah-ngalahin anak sendiri?" Hana berkacak pinggang. "Anaknya Emak sama Bapak itu saya, Pak. Kok Bapak yang ngatur sih?!""Kamu gak tau, ini ... calon mantu," kata Bima sembari memainkan kerah ba

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Mengambil hati Calon Mertua

    ***"Sudahlah, Pak, jangan bercanda ke arah sana terus. Saya ...."Hana menggantung ucapannya di udara sementara Bima mengangguk paham dan kembali menikmati hidangan di depannya."Jadi besok kamu gak bisa makan malam bersama Papa?""Saya sudah berjanji pada Anita untuk datang, Pak, bisakah acara makan malamnya ditunda minggu depan? Maaf," kata Hana sungkan. "Keterlaluan sekali saya menolak ajakan orang pertama di Perusahaan, tapi ... saya benar-benar sudah berjanji pada istri Kevin, Pak.""Oke, Hana. Aku paham," sahut Bima tenang. "Jangan khawatir, Papa juga pasti paham. Lagipula kita terlalu dadakan membuat acara."Hana berterima kasih dan kembali mengikuti gerakan Bima menghabiskan makanan di atas meja. Siasana puncak yang semakin lama semakin ramai membuat Hana dan Bima semakin enggan untuk beranjak. Dinginnya puncak tidak lantas membuat keduanya jengah menatap keindahan alam dari atas sambil menikmati minuman hangat. "Kita pulang?" Hana mengangguk setuju. "Sudah terlalu larut, s

DMCA.com Protection Status