Beranda / Romansa / MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI / Menikah denganku, Hana

Share

Menikah denganku, Hana

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-09 09:51:43

***

"Kamu mau ijin saja, Han?"

Aku terkesiap saat mendengar suara Kenan dari belakang. Hampir saja sayur daun katuk yang kutuang tumpah jika Emak tidak sigap menahan tanganku agar tidak keluar dari wadah sayur.

"Hati-hati, Hana!" tegur Emak. "Tanganmu bisa melepuh, itu panas," ucapnya khawatir.

Aku mengangguk. "I-- iya, Mak."

Sepagi ini Emak sudah menyiapkan sarapan untuk kami semua. Bukan hal yang baru, karena setelah sholat subuh Emak sudah sibuk berkutat di dapur.

"Tidak, Pak. Saya baru bekerja lalu tiba-tiba ijin, apa kata staf lain nanti?"

Kenan menaikkan kedua alisnya. Dia berlalu begitu saja dan menghampiri Bapak yang tengah duduk di ruang tamu.

"Jaya sudah sukses ya, Nduk?"

Aku mengagguk, "Sebelum bekerja dengan Pak Kenan, aku berjualan keliling setiap hari, Mak. Jadi kuli Mamanya Pak Kenan. Mereka orang-orang baik," ucapku menerawang jauh pada sosok Bu Wira. "Awalnya aku tidak tau kalau Pak Kenan itu ternyata Jaya, Mak. Emak tau sendiri kan kalau bocah tengil itu dulu buluk b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Katie Lemba
Hana LuLusan SMA atau SMP sich???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Wanita Simpanan

    ***"Saya turun di gang depan saja, Pak."Kenan menoleh. "Kenapa?""Ehm ... saya mau berangkat sendiri. Naik taksi.""Hem!"Mobil berhenti tepat di depan gang menuju rumah kontrakan kecil yang kutempati. Beberapa ibu-ibu sudah berkerumun di depan gerobak sayur Yu Srinah. Jadi sekarang yang keliling di komplek ini adalah Yu Srinah? "Kamu yakin tidak mempertimbangkan tawaran saya barusan?""Permisi, Pak," kataku enggan menjawab pertanyaan Kenan. Aku ... belum siap membangun rumah tangga baru setelah gagal menjalani rumah tangga bersama Mas Ari. Apalagi ... strata kita berbeda. Jelas ada banyak rintangan yang akan aku lalui nanti.Semua mata menatap ke arahku yang baru saja turun dari mobil Kenan. Setelah menutup pintu mobil, Kenan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kulirik jam di pergelangan tangan, sudah pukul 08.00 pagi, satu jam lagi aku harus sampai di kantor."Aku kira siapa tadi, Han, nggak taunya kamu," seloroh Yu Srinah. "Enak ya yang sekarang udah jadi anak buah Mas K

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Membasmi Hama

    ***Aku buru-buru berganti pakaian tanpa mandi lagi mengingat sebelum pulang dari kampung tadi sudah menyempatkan diri untuk bebersih tubuh. Menghemat waktu. Gara-gara meladeni orang-orang jahat di depan gang tadi membuat waktuku tersita habis.Gegas aku menyambar tas di atas kasur dan mengunci pintu sebelum akhirnya aku sedikit berlari sebelum tidak mendapatkan taksi pagi ini.Melewati gang tempat dimana Yu Srinah mangkal tadi, tak kulihat lagi sosok Mbak Juli dan Mbak Risa serta Bu Heni. Ketiga orang itu mungkin memilih membubarkan diri karena aku yang berhasil membalas semua perkataanya tadi.Baguslah!Dengan begini, semoga lambat laun mereka berhenti menggangguku."Tumben siang banget, Bu Hana? Datangnya barengan lagi sama Pak Kenan," celetuk Fiona-- salah satu OG di kantor ini."Iya, habis pulang dari kampung, Fi. Eh, tapi saya datangnya sendiri-sendiri loh ke kantor. Jangan bikin gosip ya kamu!"Fiona terkikik. Dia mengacungkan jempolnya dan melanjutkan menyeduh kopi untuk Pak K

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Tamu Misterius

    ***"Kamu ini kenapa sih, Hana? Hoby sekali nabrakin diri ke saya. Sudah mulai jatuh cinta?"Aku mencebik. Beruntung para staf yang lain sedang berada di kantin perusahaan, kalau tidak ...."Jangan ngaco deh, Pak," elakku. "Lagipula kan Bapak yang sengaja berhenti tiba-tiba.""Terus kamu mau apa ngintilin saya mulu? Sana makan, sebentar lagi jam masuk kantor," usirnya lembut.Aku menggeleng lemah. "Saya ingin bertanya tentang Anita, Pak.""Saya tidak mau menjelaskan apapun!""Tapi ...."Mata Pak Kenan memindai wajahku dengan tajam. "Tapi apa?""Saya sekertaris anda disini, sudah seharusnya kan saya tau apa yang sedang terjadi, Pak?""Jangan lupa, Hana ... saya pemilik Perusahaan ini, jadi kalau saya bilang tidak mau menjelaskan, ya sudah. Terima saja!"Aku mengangguk kecewa dan bergeming sementara Pak Kenan semakin melangkah menjauh. Beliau benar ....Aku hanya sekertaris disini, lagipula bisa bekerja dengan ijazah yang kumiliki rasanya sudah cukup beruntung. Pak Kenan benar, Perusah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Skandal terbongkar

    PoV Tiga"Kenapa kamu pulangnya selalu malam begini gini sih, Ar?" Risa berkacak pinggang di depan pintu.Ari membuang muka, dia mendorong bahu Risa untuk mencari jalan agar bisa masuk ke dalam rumah. Hatinya begitu kesal. Dia tidak menyangka jika Hana sekarang bisa melawan semua ucapannya."Jangan ngoceh terus, aku capek!""Ya wajarlah aku marah, kamu itu sekarang berubah, nggak seperti biasanya. Ingat ya, Ari ... kamu sudah janji mau meluruskan hubungan kita!"Ari menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang dimana Risa berdiri dan bersedekap dada. Sementara di dalam kamar, Heni samar-samar mendengar pertengkaran anak dan menantunya. "Aduh, kepalaku kalau malam kenapa selalu pusing gini sih." Heni bermonolog sambil memegang kepalanya yang terasa nyut-nyutan."Kamu kira gampang meluruskan hubungan kita ke Ibu dan suamimu, hah? Sabar, Ris!" Suara Ari meninggi.Heni yang berada di dalam kamar berjalan dengan langkah pelan mendekati ruang tamu dimana anak dan menantunya melangsungk

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Balasan telak dari Hana

    ***"Bu...?"Risa mengetuk pintu kamar Heni berkali-kali namun wanita paruh baya itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya."Ibu...? Boleh aku masuk?"Terkunci. Pintu kamar Heni terkunci dari dalam sejak semalam dia mengetahui kebenaran tentang hubungan anak dan menantunya."Bu ...?"Jdor ... Jdor ... Jdor ....CeklekPintu kamar Heni terbuka, wanita paruh baya itu berjalan menjauhi Risa yang masih berdiri mematung di depan kamar Heni."Bu!"Heni menghentikan langkahnya yang hendak membuka pintu depan. Pagi ini, dia berencana memasak masakan kesukaan Adrian karena anak sulungnya berkata jika dia akan pulang ke rumah."Apa?" tanya Heni datar."Ibu mau kemana?""Belanja.""Anu ... ehm, aku ikut ya, Bu?"Heni mengangguk datar. Dia berbalik dan kembali melanjutkan jalannya menuju gerobak sayur yang sudah mangkal di depan rumah Yu Tikah."Pagi, Bu Heni, suram banget wajahnya kayak anak muda yang abis diputusin pacar," goda Srinah-- salah satu karyawan Bu Wira. Heni hanya tersenyum,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kedatangan Adrian

    ***PoV Tiga"Kenapa kamu seperti kesal sekali pada Hana, Ris?" tanya Yu Tikah memancing emosi Risa. "Padahal Hana sudah bercerai loh, tapi kenapa dia selalu kamu hina, heran saya!""Apalagi sikap kamu menunjukkan seolah-olah kamu itu istrinya Ari, padahal kan ....""Diam, Yu Tikah! Tau apa kamu tentang hidupku. Lagipula Hana memang pantas dihina, suka-suka aku dong!" sahut Risa menahan kesal di dada.Heni meninggalkan tempat berbelanja dengan perasaan hampa. Dia tidak memperdulikan teriakan Risa yang memanggil namanya. Bahkan bahan belanjaan dia tinggalkan seperti orang yang kehilangan gairah hidup."Aku harus menemui orang tua Hana." Heni bermonolog. "Jika Hana tidak bisa kembali lagi dengan Ari, maka dia tidak boleh menikah dengan lelaki manapun. Ya, aku benar! Hana hanya akan menjadi istri Ari, dengan begitu kasus Risa akan tertutupi. Aku harus membujuk Hana, juga orang tuanya." Heni menyunggingkan senyuman licik. Harga diri keluarga membuatnya kembali gelap mata. Heni hanya belum

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Adrian yang Malang

    ***Prok ... Prok ... Prok ...."Ternyata istriku sedang hamil," ucap Adrian setelah bertepuk tangan dengan mata berkaca-kaca."Mas Andrian?" pekik Risa terkejut. Si-- siapa yang hamil?"Heni membuang muka, dia mengusap air matanya dengan kasar. Sejenak melupakan tentang tujuannya barusan untuk menemui Hana dan orang tuanya."Ayolah Risa, telinga Mas masih belum terlalu tuli meskipun selama ini aku bekerja jauh di luar pulau." Adrian menyugar rambutnya kasar. "Kalian kenapa mesra sekali?" Ari melepaskan pegangan tangannya pada pinggang Risa."Aku kan tadi hampir jatuh, Mas, jadi Ari bantuin aku," sahut Risa gugup.Adrian terkekeh, dia mendekati Risa dan berkata, "Ya, aku lihat tadi. Tapi kenapa kamu gugup sekali, Sayang? Kamu terlihat sangat ketakutan."Risa gemetar. Dia melirik ke arah Heni yang sedang membuang muka ke arah lain. Ludahnya terasa sangat sulit untuk dia telan mengingat ketakutan yang dia rasakan barangkali Heni sudah mengadukan semuanya pada Adrian."Ibu kok nggak bila

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Tidak tau diri

    ***"Tidak, Adrian." teriak Heni. "Tidak! Risa dan Ari hanya ingin membuatmu marah pada Ibu, biarkan Ibu menemui Hana maka semua akan baik-baik saja."Heni hendak berbalik, namun teriakan Adrian terpaksa menghentikan langkahnya saat itu juga."Hentikan, Bu!" seru Adrian lantang. "Jangan mengusik kehidupan Hana lagi. Sudah cukup kita melukainya dulu, lalu sekarang ... ibu mau Hana kembali pada Ari? Laki-laki yang jelas sudah menorehkan luka di hatinya, apa Ibu pikir Hana sebodoh itu?" cecar Adrian melemah.Heni mengusap air matanya dengan kasar sementara Risa membuang muka mendengar nama Hana disebut oleh Adrian."Hana memang bodoh, Dri. Dia pasti mau menikah lagi dengan Ari, dia hanya wanita kampung," sahut Heni lepas kendali."Siapa bilang, Bu?" teriak Hana geram.Mereka semua menoleh dan mendapati tubuh Hana berdiri di sisi Yu Tikah. Tak lupa pula kedua orang tuanya turut menyaksikan keributan di depan rumah Heni."Hana ... sini, Nak! Kamu pasti mau kan kembali bersama Ari. Kamu mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12

Bab terbaru

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   TAMAT

    ***"Assalamualaikum, Ma?""Waalaikumsalam, Sayang. Apa kabar?" tanya Bu Wira ramah. "Emak sama Bapak sehat, Hana?""Alhamdulillah. Kami semua sehat, Ma, kabar Mama sendiri bagaimana?""Sehat, Nak. Selalu sehat. Tumben telepon Mama, mau kasih kejutan ya?"Hana menggigit bibirnya gusar. "Ma ....""Ya, katakan, Nak!""Dua minggu lagi aku menikah ... dengan Pak Bima," ucap Hana hati-hati. "Mohon doa restunya.""Alhamdulillah ... serius secepat ini, Hana? Masya Allah, Mama bahagia, Nak! Semoga acara kalian berjalan lancar, kabari Mama dimana acara kalian berlangsung nanti.""Mama okey?""Tentu, Hana. Mama okey, apa yang kamu pikirkan, hah?"Hana menghela napas panjang. Beban yang berada di pundaknya hilang sudah. Rasa bersalah dan tidak tau diri yang dia rasakan selama ini menguap begitu saja saat semua keluarga Kenan memberikan restunya."Terima kasih, Ma. Terima kasih banyak." Hana menangis. Terbayang bagaimana wajah sedih Bu Wira di seberang sana. "Jangan pernah lagi merasa bersalah y

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Menikah?

    ***"Pa ....""Sudah kubilang jangan panggil aku, Pa! Menjijikkan!" hardik Pak Agung. "Mang, bawa mereka berdua keluar, dan jangan pernah biarkan dua wanita mengerikan ini masuk ke dalam rumahku!"Mamang menyeret tangan Melinda dan Nasya secara kasar dan mendorongnya keduanya agar keluar dari dalam rumah dengan sedikit menghempas."Bikin kerjaan aja! Sana pulang!" hardik Mamang. "Gak tau diri banget!"Nasya berkacak pinggang, dadanya membusung dan berteriak lantang. "Kurang aja sekali kamu, hah? Dasar satpam miskin!"Mamang tertawa sumbang. Semakin bersyukur karena Bima tidak jadi menikah dengan wanita seperti Nasya. "Benar kata Pak Agung. Menjijikkan!"Nasya dan Melinda di usir secara tidak hormat. Mang Dadang segera menutup pintu pagar dan meludah tepat di depan Mel dan Nasya untuk melampiaskan rasa kesalnya."Sana pergi! Gak punya malu!"Mel menghentak-hentakkan kakinya sementara Nasya menatap rumah Bima dengan bergumam. "Semua gara-gara Satria, Brengsek! Harusnya aku jadi Nyonya B

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Siapa Nasya?

    ***"Ternyata benar kata Melinda kalau sekretaris baru kamu itu memang gatel!"Bima berdiri. Napasnya memburu melihat Nasya tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi. "Satpam!" teriak Bima lantang. Mang Dadang berlari tergesa-gesa dan memasuki ruang tamu dengan tatapan bingung. "Loh, Mbak Nasya kok bisa masuk?" "Mamang bagaimana sih, daritadi kemana saja?""Ada Mbak Melinda di depan, dia ngajakin ngobrol, Mas. Saya gak tau kalau ada penyusup ....""Bim, tenang! Duduk!" Pak Agung bangkit. Dia berjalan mendekati Bima dan Nasya yang nampak bersitegang."Silahkan duduk, Nasya," kata Pak Agung formal. Hana dan kedua orang tuanya canggung. Wanita cantik itu merasa jika Nasya adalah orang penting di hidup Bima sebelumnya. Suasana sedang tidak baik-baik saja apalagi wanita di depannya itu sempat menyebut nama Melinda. Tentu saja sekretaris gatal yang dimaksud adalah dirinya. Hana."Kenapa datang-datang marah-marah di rumah kami, Nasya? Ada keperluan apa?""Pa ....""Maaf, saya bukan P

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kedatangan Masa Lalu

    ***"Sudah siap?"Hana dan Emak mengangguk berbarengan. "Sudah, Bapak masih di dalam, ganti baju sebentar," sahut Hana malu-malu. Pasalnya Bima sejak tadi tidak membuang pandangan darinya. Bahkan sesekali pria itu tersenyum sambil menatap Hana yang tersipu."Make up-nya terlalu menor ya?"Bima menggeleng. "Sudah pas. Malah makin cantik," puji Bima tulus. "Meskipun tanpa make up juga cantik, tapi kalau begini semakin cantik," imbuhnya.Emak tersenyum simpul. Dia mengusap lengan Hana dan berkata. "Jangan gugup! Kalau mau makan malam sama keluarga pacar memang begini.""Emak apa-apaan sih, pacar ... pacar ... udah tua ini kita," gerutu Hana malu. "Emak lupa kalau aku ini janda, sudah pernah gagal menikah pula.""Itu tidak penting, Hana," sahut Bima menimpali. "Janda, perawan, singel, itu tidak penting. Yang semua orang cari dalam sebuah hubungan adalah kenyamanan dan keterbukaan pada pasangan.""Jangan merasa rendah karena status janda, tidak semua status itu menyandang hal buruk." Emak

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Salting

    ***"Kenapa buru-buru ngajakin balik, Han?" tanya Emak ketika mobil mereka mulai keluar dari pelataran rumah sakit. "Emak sama Bapak sudah bersiap bawa baju ganti. Eh, gak jadi menginap. Kenapa?""Canggung, Mak," jawab Hana lirih. "Lagian gak enak sama Pak Bima. Sudah diantarkan gratis, masa dia balik sendiri. Kasihan.""Perhatian sekali," puji Bima sambil tersenyum manis. "Terima kasih sudah memikirkan aku."Hana melengos. Bima selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar hebat. "Saya hanya merasa tidak tau diri kalau membiarkan Pak Bima pulang sendirian. Setidaknya kalau pulang sama-sama kan saya jadi gak sungkan-sungkan amat."Emak dan Bapak manggut-manggut paham. "Ya sudah, setidaknya tadi sudah menjenguk. Bagaimana baiknya menurut kamu saja, Emak dan Bapak ngikut."Suasana di dalam mobil mulai hening. Emak dan Bapak tertidur sementara Hana bermain-main dengan ponselnya. "Besok makan malam bersama Papa, kamu siap, Han?"Hana meletakkan ponsel ke dalam tas. Dia menoleh sejenak la

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Titik terang

    ***"Mama habis nangis?" Hana duduk di samping Bu Wira dan bergelayut manja di lengan wanita yang dulu adalah pemilik pemasok sayuran terbesar. Siapa sangka, pertolongan Bu Wira kala itu adalah jalan bertemunya Hana dan Kenan. "Kenapa?"Bu Wira menggeleng. Dia membalas pelukan Hana dari samping dan berbisik. "Dia suka sama kamu ya?"Pipi Hana bersemu. Air muka wanita itu sudah menjelaskan bagaimana perasaannya di depan Bu Wira. Ada sedikit nyeri, namun Bu Wira lagi-lagi berusaha menguasai diri. Kenan dan Hana memang bukan jodoh. Hana berhak melanjutkan hidupnya sementara Kenan berhak melihat kebahagiaan Hana di alam sana. "Kalau Mama lihat, sepertinya lebih dari suka. Sikapnya seperti Kenan."Hana menoleh dengan cepat. "Mama juga merasakan itu?"Bu Wira mengangguk membenarkan. "Caranya mencuri hati kamu persis seperti cara Kenan waktu itu. Iya kan?"Hana bergeming. Lagi-lagi kesedihan merajai hatinya. "Tapi perasaan ini belum tumbuh, Ma. Aku ....""Tidak perlu terburu-buru, Hana. Mam

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Tidak Rela Hana Berpaling

    ***"Ma, dia bukan supir," kata Kevin membuat langkah kaki Bu Wira terhenti. "Hah, bukan? Lalu ...?" Bu Wira menatap bingung pada Kevin dan semua orang yang ada di ruang tamu."Ini Pak Bima, partner bisnisku," jelas Kevin. "Bos Hana."Sorot mata Bu Wira seketika meredup. Senyumnya langsung memudar ketika Kevin mengatakan jika Bima adalah Bos Hana yang baru. Sontak saja ingatannya beralih pada bagaimana dulu Kenan memperlakukan Hana. Sikapnya sama seperti sikap Bima pada Hana saat ini. "B-- Bos?"Suasana yang hangat seketika membeku. Semua orang di ruang tamu sontak saja saling pandang karena air muka Bu Wira yang berubah tidak ramah seperti semula. "Hana ... bekerja?"Hana paham. Sejak awal dia tidak mengatakan jika dia sudah bekerja di Perusahaan lain sementara Perusahaan Kenan pun bisa kapan saja menerimanya dengan pintu terbuka. Wanita cantik itu melangkah mendekat. Dia memeluk Bu Wira dan berkata. "Maaf, Ma.""Kamu bekerja, Nak?" tanya Bu Wira menyelidik. "Dimana?"Belum sempat

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bu Wira bertemu Bima

    ***"Pak Bima?" Hana memekik di depan rumah ketika Bima keluar dari mobilnya yang berbeda lagi dari kemarin malam. "Kan saya sudah bilang kalau ....""Pak, Mak ... sudah siap?"Emak dan Bapak memandang Hana dengan tatapan bingung sementara Hana justru jauh lebih bingung lagi."Kalau sudah siap, ayo! Kita langsung ke Rumah Sakit atau ke rumah Kevin dulu?"Segaris senyum terbit di bibir Bapak dan Emak. Keduanya paham jika keberangkatan mereka kali ini adalah dengan diantar oleh Bima. Sementara Hana cemberut karena Bima datang tanpa memberi kabar."Kami naik Bus, Pak. Pak Bima bisa naik Bus?" tanya Hana tak acuh. "Kalau gak bisa, mending gak usah ikut!""Kamu gak lihat aku bawa mobil?" sahut Bima ketus. "Kalau kamu mau naik Bus, ya silahkan! Tapi Bapak sama Emak ikut aku.""Loh, situ siapa kok ngalah-ngalahin anak sendiri?" Hana berkacak pinggang. "Anaknya Emak sama Bapak itu saya, Pak. Kok Bapak yang ngatur sih?!""Kamu gak tau, ini ... calon mantu," kata Bima sembari memainkan kerah ba

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Mengambil hati Calon Mertua

    ***"Sudahlah, Pak, jangan bercanda ke arah sana terus. Saya ...."Hana menggantung ucapannya di udara sementara Bima mengangguk paham dan kembali menikmati hidangan di depannya."Jadi besok kamu gak bisa makan malam bersama Papa?""Saya sudah berjanji pada Anita untuk datang, Pak, bisakah acara makan malamnya ditunda minggu depan? Maaf," kata Hana sungkan. "Keterlaluan sekali saya menolak ajakan orang pertama di Perusahaan, tapi ... saya benar-benar sudah berjanji pada istri Kevin, Pak.""Oke, Hana. Aku paham," sahut Bima tenang. "Jangan khawatir, Papa juga pasti paham. Lagipula kita terlalu dadakan membuat acara."Hana berterima kasih dan kembali mengikuti gerakan Bima menghabiskan makanan di atas meja. Siasana puncak yang semakin lama semakin ramai membuat Hana dan Bima semakin enggan untuk beranjak. Dinginnya puncak tidak lantas membuat keduanya jengah menatap keindahan alam dari atas sambil menikmati minuman hangat. "Kita pulang?" Hana mengangguk setuju. "Sudah terlalu larut, s

DMCA.com Protection Status