Beranda / Romansa / MELEPAS BENALU / Bab 41 - Kacau

Share

Bab 41 - Kacau

Penulis: Azzila07
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-20 12:37:12

Aku menautkan alis, mana ada pengacara yang mau dibayar murah. Tapi jika tidak bertindak, enak di Astrid. Biar bagaimana pun, aku sudah lama menikahinya, sudah seharusnya rumah itu dibagi dua. Jika memang dia menginginkan perpisahan. Mobil beserta aset yang lain harus aku tuntut juga, setidaknya jika harus bercerai dengannya aku tidak akan kebingungan mencari uang.

"Ingat. Jangan terlalu mengalah dengan Astrid, kamu berhak atas semua aset yang dia punya." Tuding Ibu sambil menujuk tepat diwajahku.

"Tidak perlu takut bercerai dengan Astrid, dia fikir hidup kita akan berantakan tanpa uang anaknya? Cih.. sombong sekali perempuan itu. Jika tak ingat ada dikantor Polisi, sudah habis Ibu bejek-bejek," ucap Ibu dengan geram, sambil meremas-remas kedua tangannya.

Aku hanya diam, bicarapun percuma. Aku rasa akan menambah kekesalan Ibu.

"Ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
ha ha ha tertipu ,orang cuma modal lato2 doang .....bagus lu engga di gaplok ,maen mau ambil uang aja di toko Matrial orang .
goodnovel comment avatar
Yulia Handayani
geram benar ya sm keluarga ronald gk tau diri keluarga benalu
goodnovel comment avatar
dodek ana
kena tipu dr Ronald,yg ngaku punya toko material
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MELEPAS BENALU   Bab 42 - Ketahuan Belangnya.

    Kulihat nafas Sekar memburu saat melihat kedatanganku, dan melempar tatapan dengan tajam kearahku."Penipu!!" Sembur Sekar, sambil melangkah lebar kearahku."Ada apa ini?" Tanya Ibu. "Siapa yang penipu?" Ibu dan aku saling berpandangan."Mas Ronald. Dia sudah menipu Sekar Bu, dia membuat Sekar sangat malu," teriaknya sambil menudingkan jari telunjuk diwajahku. Wajah itu memerah, antara kesal dan malu bercampur diwajahnya."Ada apa?" Tanyaku. Bukan menjawab Sekar malah mendengkus sinis."Kenapa kamu bicara sekasar itu pada Ronald. Dia menipu apa?" Sengit Ibu, tak terima anaknya diteriaki.Nafas Sekar tersenggal, tatapan benci dilayangkan kearahku. Ada apa dengannya?"Dimana sopan santunmu! Sama suami kok seperti itu. Kamu fi

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • MELEPAS BENALU   Bab 43 - Akal Bulus.

    "Mas ..." suara pintu dibuka terdengar, siiring dengan suara panggilan dari Sekar.Aku hanya bergeming, duduk disofa panjang yang ada didalam kamar.Kuraba sofa dengan hati berkecamuk. Dulu, kami bahkan sering bercinta ditempat ini. Entahlah, rasanya aku benar-benar merindukan Astrid saat ini.Benar orang bilang, bila sudah tiada baru terasa. Dan itu sangat menyakitkan. Bisakah aku kembali merebut hatinya? Aku rasa itu akan sulit."Kamu marah sama aku Mas?" Sekar duduk diatas ranjang, dengan tatapan sedih."Aku hanya pengangguran, kau pergi saja. Jika masih menganggapku kacung," desahku sambil menyenderkan tubuh.Kehilangannya tak masalah bagiku, ada pun hanya menambah pusing kepala. Uang terus yang ada diotaknya. Salahku memang yang sering memanjakannya, dan sekarang malah menjadi racun dalam hidupku."Jangan begitu, bagaimana pun keadaanmu. Aku terima kok," Sekar tersenyum manis lalu berjalan mendekat, da

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • MELEPAS BENALU   Bab 44 - Benalu Sesungguhnya.

    Pov Astrid"Halo, Mah?" Sapaku saat suara panggilan sudah terangkat."Kenapa, As?" Tanya Mamah disebrang telepon."Mas Ronald ... dia bawa Naura Mah," lirihku sambil menahan air mata."Kok bisa?" jawab Mamah sedikit terkejut."Tadi Bik Irah telpon ada Mas Ronald, dia bawa Naura pulang kerumah Ibunya. Gimana ini, Mah." tanyaku panik."Sabar ... tenang, tarik nafas dulu," ucap Mamah."Tarik nafas," ulangnya. Aku menarik nafas lalu menghembusnya dengan gusar."Kamu dimana sekarang?""Astrid ada dikantor, Mah." sahutku. "Gimana Naura Mah?" tanyaku saat tak mendengar suara Mamah."Apa aku harus menelpon polisi? Aku takut Naura diperlakukan tidak baik oleh Omanya," cecarku benar-benar takut.Terdengar helaan nafas berat dari sebrang. "Ya sudah biarkan Naura sama Ayahnya. Biar bagaimana pun Naura itu anaknya, Ronald tidak akan menyakiti, Naura." terang Mamah.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • MELEPAS BENALU   Bab 45 - Kerja dong!

    "Oh ya?" aku tersenyum manis mendengar keluhannya.Mas Ronald mengangguk lemas, binarnya begitu lesu tak bersemangat.Haruskah aku bersorak bahagia untukmu Mas? Tapi sepertinya belum. Penderitaan panjang masih menantimu, calon mantan suamiku."Nikmati saja, itu pilihanmu, Mas ... lagi pun, bukankah Ibu menyayanginya? Aku rasa hidupmu akan sempurna setelah Sekar melahirkan bayi laki-laki." sengaja aku tekan kalimat bayi laki-laki, agar dia ingat tentang keluhannya selama ini."Bisakah kita jangan bercerai?" lirihnya."Kita sudah pernah membahasnya, dan jawabanku tetap sama," ucapku dengan senyum kecut. Sungguh sulit menyangkal hati masih menyimpan namanya, namun logika merutuk keras jika aku kembali padanya.Kebodohan, takakan terulang kembali. Bagiku berpisah dengannya adalah suatu kesedihan sekaligus ketenangan. Sakit dan perih diawal itu sudah biasa, waktu akan memperbaiki semuanya.Pengkhianatan bukan ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • MELEPAS BENALU   Bab 46 - Aktingmu Jelek.

    Senyumnya semakin berkembang seiring langkah kaki ini, tatapannya sangat bersahabat menyambut kedatanganku.Apa dia tak punya malu? Kemana perginya tatapan sinis dan benci yang biasa dia hunuskan untukku."Ada apa?" Tanyaku. Sekar yang biasa sinis, mendadak kikuk. Dia bangkit dari duduknya dan menegakkan badan."Ada yang ingin aku sampaikan," jawabnya dengan senyum kaku."Katakanlah.. aku tak punya banyak waktu," sahutku."Mbak.." alisku menaut, Sekar memanggilku dengan sebutan Mbak?Mm.. sepertinya aku mencium aroma kebusukan, yang akan terlontar dari bibirnya."Tolong jangan bercerai," lirihnya dengan senyum tipis.Aku melipat tangan dibawah dada, mataku mengamatinya dengan serius. Sekar mendadak salah tingkah."Apa hakmu meminta aku jangan bercerai?" Tanyaku.Sekar menarik nafas dalam, memegangi perut dan kembali menjatuhkan bokong dipos keamanan."Saya s

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-26
  • MELEPAS BENALU   Bab 47 - Sidang Pertama.

    "A-strid.." ucapnya seraya mengeja namaku.Aku tersenyum tipis, bayangan masalalu berseliwiran diingatan."Kamu Astrid kan?" Tanyanya memastikan, langkahnya melebar tatapannya tak lepas dari wajahku."Iya ini aku," jawabku sambil mengulas senyum tipis. Papah dan Mamah saling pandang, dengan expresi kebingungan."Kalian sudah saling mengenal?" Tanya Mamah."Edwin.. dia temanku saat SMA mah," jawabku. Edwin tersenyum cerah, lalu bersalaman dengan kedua orangtuaku."Sehat?" Tanyanya sambil mengulurkan tangan padaku."Sehat.. Alhamdulillah," jawabku seraya mengulas senyum dan meyambut uluran tangannya. Edwin tersenyum hangat, lalu melepaskan tangan.Edwin..Tidak ada perubahan yang berarti dari dirinya. Tetap hangat dan enak dipandang mata, seperti dulu."Silahkan duduk, Pak Edwin," ucapku. Edwin seperti gelagapan lalu mengangguk cepat."Berhubung kalian sudah saling

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-26
  • MELEPAS BENALU   Bagian 48 - HARTA.

    Kini keduanya saling beradu tatap, kulihat tangan Mas Ronald sudah terkepal dengan kuat."Sudah, Pak ..." aku berusaha menengahi dengan menarik lengan Edwin. Edwin tersenyum sinis, sementara Mas Ronald terus menatapnya dengan geram."Ada apa ini?" Ibu mertua menatap sinis kearahku. Aku membuang muka, malas menyahutinya.Lagi ... apa yang dirasa, tahu-tahu sinis padaku. Sudah mau ceraipun sikapnya tidak berubah. Kalau ingat aku pernah dibodoh olehnya, aku jadi kesal sendiri."Ada apa, Ronald?" tanya Ibu pada anaknya.Tanpa menjawab, Mas Ronald berlalu dari hadapanku, tatapan garang ditinggalkan untuk Edwin. Ibu menyusul dibelakangnya."Sombong sekali suamimu ..." desis Edwin."Mantan ..." ralatku."Ya calon mantan," sahut Edwin. Aku hanya mendengkus menanggapinya."Mau aku antar pulang?" Tanyanya."Tidak perlu, aku bawa mobil sendiri," jawabku."Baiklah ... hati-ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • MELEPAS BENALU   Bagian 49 - Kesal.

    Argh. Sial!Menarik nafas dalam-dalam, menepuk pipi kiri dan kanan berulang kali. Jantungku berdebar kencang, laki-laki sok ganteng itu memang selalu membuatku berseri disekolah.Aish ... mengapa aku harus bertemu dengan dia disaat seperti ini. Aku berharap Wiwin tidak mengingat masalalu. Memalukan!Kembali aku memasukan surat berharga itu didalam brangkas. Lalu mengganti kode pada pengamannya. Mengingat keluarga Mas Ronald yang begitu licik, bukan tidak mungkin dia memasuki rumah ini saat aku tidak ada didalamnya.Kembali menarik nafas, lalu menghempasnya melalui mulut. Berjalan menuju toilet, melepas satu demi satu pakaian yang menempel ditubuh lalu berdiri dibawah shower. Mataku terpejam, menikmati hujaman air yang menikam rambut kepalaku.Terasa menyegarkan. Buliran air yang mengalir membasahi rambut kepala hingga pori-pori kulit, membuat fikiran sedikit relax.Melilitkan handuk kimono pada tubuh, lalu menggulung

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28

Bab terbaru

  • MELEPAS BENALU   Bab 80 - Special.

    Pov Author."Gimana, beres?" tanya laki-laki berbadan tegap dengan gawai ditelinga."Beres, Boss. Aman. Semua sesuai dengan rencana." jawab suara serak diujung sana.Laki-laki dengan janggut tipis itu tersenyum puas, lalu memutuskan sambungan telepon."Cih! Sampah! Ditolong, malah menikamku!" desis laki-laki tampan itu."Boss Setyo, ada paket." terdengar suara teriakan dari balik pintu. Laki-laki itu menaruh gawai diatas meja kerja, lalu bangkit dari kursi kebesarannya."Ini, Boss." Yadi, karyawan baru pengganti Ronald menyodorkan amplop tebal berwarna coklat."Ya." jawab Setyo, sambil mengangkat kepala. Yadi mengangguk, lalu kembali melanjutkan pekerjaan."Ckckck, rapih juga cara kerjanya." gumam Setyo sambil merobek ujung amplop, lalu menarik isi didalamnya.Senyum miring tercipta saat Setyo melihat isi amplop, sedetik kemudian bibirnya tersenyum dengan lebar."Ini belum apa-apa," gumamnya pelan. "Setelah ini ak

  • MELEPAS BENALU   Bab 79 - Extra Part

    Pov Sekar."Ha-lo Mbak," suara Rikhi terdengar saat aku menggeser tombol hijau dan menaruhnya ditelinga."Iya, Khi. Gimana Mas Ronald, sudah aka kabar?" cecarku cemas. Hampir satu minggu, Mas Ronald tidak bersua kabar. Istri mana yang tidak khawatir saat tak mendangar kabar beritanya."Mbak," suara Rikhi kembali terdengar tapi kali ini terdengar bergetar disertai isakan."Ada apa, Khi?" aku semakin penasaran."Mas Ronald ..." hawa dingin langsung menyelusup tengkuk leher, mendengar suara Rikhi yang menyebut nama suamiku dengan tersendat-sendat membuat fikiran buruk langsung menjalar difikiran."Mas Ronald kenapa, Khi. Kamu yang benar dong kalau bicara, jangan begini!" aku mulai panik, kehilangan sabar."Mas Ronald sudah tiada, Mbak. Huhu."Tubuh langsung bergetar hebat, kepala berdenyut tak sanggup mencerna kalimatnya."Mbak ..." suara Rikhi kembali terdengar. Aku hanya diam dengan dada yang bergemuruh hebat.Mas

  • MELEPAS BENALU   Bab 78 - Tamat.

    Aku memekik tertahan, tubuhku meremang seirama dengan rasa nyeuri yang luar biasa disekujur badan. Laki-laki itu menatap datar, gerakannya semakin kuat menancapkan belati diperutku.***Ofd.Pov Astrid"Saya terima nikah dan kawinnya Astrid Anandia binti Bapak Santoso Permana, dengan mas kawin satu set emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Dengan satu tarikan nafas, Edwin mengucap janji suci. Hatiku bergetar seiring dengan serempaknya kata 'saaahhh' yang menggema disetiap sudut masjid."Alhamdulillah ..."

  • MELEPAS BENALU   Bab 77 - Ketahuan.

    Laras langsung menarik selimut, tubuhnya bergetar hebat memandang sosok yang ada dihadapannya.Sementara aku, nafasku tercekat tubuhku membeku tidak dapat bergerak saat sorot itu menatap tajam kearahku."Gua kira kita temen," desis Setyo mengagetkanku.Lidah begitu kelu, aku kehilangan kata-kata. Tubuh bergetar hebat, saat melihat dua laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamar."Yo ... gue bisa jelasin ini semua." tuturku dengan jantung yang berdebar kencang."Jelasin?" Setyo menatap remeh, lalu terkekeh setelahnya. "Gimana tubuh istri gue, nikmat?" Setyo melangkah maju mendekatiku.Aku terdiam, menoleh kearah Laras."Gue bantu kesusahan lo. Tapi ini balasannya?" api kemarahan berkobar-kobar dimatanya."Yo," aku berusaha menahan tubuhnya yang semakin mendekati."Setan lo!!"Bugh ... bugh.Pukulan bertubi-tubi menghantam wajahku, aku tak ing

  • MELEPAS BENALU   Bab 76 - Terkejud.

    Ada uang disayang, tak ada uang dicemberutin.Nasib ....***Ofd"Mas berangkat dulu," aku mengulurkan tangan, membiarkan Sekar mencium punggung tanganku."Hati-hati," ucapnya sambil melempar senyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengusap lembut wajah Mutia dengan lembut."Ayah kerja dulu ya," bisikku ditelinga bayi berusia satu bulan itu.Aku langsung keluar rumah, melajukan kendaraan roda dua menuju tempat kerja.Butuh waktu empat puluh menit untuk sampai dirumah Setyo, aku lihat Boss Setyo sudah duduk dikursi teras rumah sambil menyeruput kopi hitamnya."Ngopi, Boss?" tanyaku setelah memarkirkan motor dihalaman luas milik Laras. Ya setahuku begitu, rumah dan usaha yang digeluti Setyo adalah warisan dari mertuanya yang berarti punya Laras."Hmm ..." Setyo hanya bergumam, sambil mengangkat cangkir kopi dan kembali menyeruputnya."Ngirim barang kemana har

  • MELEPAS BENALU   Bab 75 - Pulang Kerumah.

    "Cucu Ibu perempuan, dia cantik seperti Mamahnya," suster menyahut.Ibu terperangah, wajah penuh harapnya berubah keruh."Silahkan, Bapak." suster berjalan mendahuluiku, memberi jalan agar aku mengekorinya.Kulihat Ibu tertunduk lesu, tak ada gairah sama sekali.Bayi mungil didalam box bayi bergeliat, wajahnya benar-benar menyerupai Sekar. Hatiku terenyuh saat tangan ini bersentuhan dengan wajah merahnya.Kulantunkan takbir, bibirku bergetar saat melihat bayi itu membuka matanya. Entah mengapa aku jadi mengingat dosa, dosa kepada Astrid dan Sekar karna sudah mengkhianati kedua.Selesai mengadzankan bayi mungil itu, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan. Rasa sesak menghimpit hati, merobek-robek relung jiwaku. Aku tidak tahu apa yang membuat hatiku serapuh ini, yang aku tahu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa."Ibu mau kemana?" tanyaku saat melihat Ibu dan Zeky berjalan meninggalkan kursi

  • MELEPAS BENALU   Bab 74 - Penuh Harap.

    "Ya Alloh ... nafasnya melambat," ucapnya panik, lalu kembali menepuk-nepuk wajah Sekar."Dek, bangun Dek!" aku yang takut hal buruk terjadi pada Sekar langsung mendekat. Merangkup wajah pucatnya yang terasa semakin dingin."Bagaimana ini, Bu?" tanyaku panik, melihat Sekar yang tetap bergeming."Bu sadar, Bu." Ibu Bidan terus mengguncang tubuh Sekar."Segera bawa kerumah sakit, Ibu Sekar sepertinya sudah sangat lemah." jawab Bu bidan."Siapkan mobil, bantu saya menduduki tubuh Ibu Sekar diatas kursi roda," titahnya langsung aku turuti.Dengan perasaan kacau, segera memindahkan tubuh Sekar. Aku benar-benar takut dengan keadaannya."Loh kok dibawa keluar, ada apa?" Ibu terlihat bingung."Sekar tidak sadarkan diri, Bu. Harus dibawa kerumah sakit untuk segera dilakukan tindakan," jawab Bu bidan.Dibantu Zeky, aku memasuki tubuh Sekar kedalam mobil. Wajah kami semua benar-

  • MELEPAS BENALU   Bab 73 - Sekar.

    Pov Ronald.Kepala berdenyut ngilu, jantung berdetak lebih kencang saat Sekar mengetahui tentang Laras. Sekar mulai curiga, dia terus saja membondong seribu pertanyaan untuk menyerangku.Saat ini yang aku lakukan hanya mengelak dan menghindar. Aku takut Sekar semakin curiga, dan masalah semakin melebar kemana-mana."Kasih tahu si Sekar, punya sikap itu dijaga. Masa kepala aku dilempar pakai piring," cebik Zeky saat aku baru saja tiba dirumah. Aku hanya menarik nafas, tak menggubrik ocehannya. Memilih sibuk memainkan gawai."Apes hidupmu, Mas. Lepas dari berlian dapet kepingan sampah." Lagi, Zeki terus saja mengumpat."Ga tahu diri. Sudah numpang dirumah mertua, tapi ga ada bebantunya sama sekali. Dikira dia itu Tuan Putri." Zeky terus berkoar."Ambilin, Mas minum sanah. Haus nih, ditambah denger kamu ngomel-ngomel. Bikin kepala tambah panas," ucapku kemudian, sambil menatap dingin sorot matanya. Zeky mendengkus, sambil menghent

  • MELEPAS BENALU   Bab 72 - Terbongkar.

    "Lampu kamarnya dinyalakan dong, Mas Ronald. Aku jadi tidak bisa melihat wajah tampanmu." desahnya sambil menggigit bibir bagian bawah. Kepala langsung panas, aku menoleh nanar pada sosok yang tertidur lelap disampingku. Air mata luruh begitu saja, nafasku sesak menahan dentuman yang bergejolak didalam dada. Sakit sekali, Tuhan. Tega kamu, Mas! Apa kurangku selama ini, aku selalu sabar menghadapi Ibu dan Adik-Adikmu. Aku selalu pengertian disaat kau tidak memiliki uang, disaat Astrid membuangmu begitu saja aku selalu ada dan selalu setia mendoakan kese

DMCA.com Protection Status