Home / Romansa / MELACUR KARENA TERPAKSA / Bab 88. JANGAN PERGI!

Share

Bab 88. JANGAN PERGI!

Author: Siti Auliya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Garganif sudah lama tidak pulang. Entah ke mana dia pergi. Kamilia sudah tidak mau ambil peduli. Wanita itu sibuk dengan kariernya dan ke-dua anak angkatnya.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Kamilia kepada Amira.

"Aku senang, Kakak," jawab Amira.

"Hati-hati dengan pergaulan di kota! Banyak tipu daya." Kamilia memberi wejangan.

"Ya, Kak."

Amira cepat menyesuaikan diri. Di sekolah tidak tampak seperti orang kampung. Dia tidak pernah bercerita darimana dirinya berasal. Amira juga tidak bercerita kepada Kamilia kalau dirinya sedang jatuh cinta di sekolah.

**

Di sekolah Amira cemberut merasa dicuekin oleh Andra. Dia keluar kelas tanpa menunggu Andra.

"Dia kenapa?" Andra bertanya kepada Laila.

Laila hanya mengangkat bahu. Gadis itu malas berdebat. Biasa kalau orang sedang kasmaran banyak drama.

"Little Star, tunggu!" seru Andra.

Amira tidak menggubris panggilan Andra. Dia merasa Andra sudah berbuat curang. Hari ini Andra tidak seperti biasanya. Terlihat lebih pendiam.

"Bintang kecilku! Ada ap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 89. Buku Harian

    Amira duduk di muka jendela, melihat bintang-bintang yang berkilauan di langit. Ada satu yang paling berkilau. Amira menatapnya lama sekali, dia seperti melihat senyum Andra di sana."Andra, kau ada di sana?" tanya Amira bertanya sendiri. "Baiklah … aku merasakan hadirmu di antara bintang-bintang itu. Aku berjanji akan selalu melihatmu tiap malam." Pikiran Amira semakin kacau. "Pantas kau selalu memanggilku dengan sebutan 'bintang kecil' rupanya kau akan menjadi bintang yang lebih besar.Amira merasa matanya menghangat. Air matanya mendesak keluar, gadis itu menengadah melihat kembali bintang. Air matanya menetes di buku kecil yang sejak tadi di pangkuannya. Amira mulai membaca tulisan terakhir Andra. "Aku mencintaimu dengan segala kesederhanaanku. Jangan pergi! Amira aku sayang kamu.""Apa dia tulis?" rutuk Amira. "Dia bilang jangan pergi! justru kamu yang pergi, Andra!"Amira membalas tulisan Andra, dia menuliskan banyak sekali kalimat di buku harian Andra. Harapan dan kemarahanny

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 90. HALUSINASI AMIRA

    Laila memandang ke arah gorden yang tadi bergerak menurut Amira. Tidak ada yang aneh, gorden tetap seperti pertama mereka sampai."Mana bergerak, sih?" tanya Laila.Amira berkali-kali mengucek matanya. Dia bingung mendapati kenyataan di depan matanya. Tingkat khayalannya sudah mengkhawatirkan."Apakah aku salah melihat, Laila!" tanya Amira "Udah ah, yuk kita pulang!" ajak Laila.Sesungguhnya Laila prihatin dengan kondisi kejiwaan Amira. Gadis itu tidak bisa melupakan kekasihnya yang sudah tiada. Malah berhalusinasi, berkali-kali melihat Andra. Dirinya sendiri tidak bisa berbuat banyak. Apalagi mereka kini akan berpisah. Amira akan tetap di Jakarta, sedangkan dirinya akan meneruskan kuliah di Jogjakarta. Sebenarnya berat berpisah dengan Amira, gadis itu benar-benar butuh teman yang mengerti dirinya.Amira menurut saja saat Laila membawanya pulang. Dia langsung masuk kamar, mendapati sepi suasana rumahnya. Kamilia yang seorang wanita karier sehingga ada di rumah kalau hari libur saja

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 91. HADIR DI ANTARA BINTANG

    Keesokan harinya Amira bertemu dengan Laila, Amira sengaja datang. Dia pamit kepada Kamilia untuk bertemu sahabatnya itu sebelum berangkat ke Jogjakarta. "Baiklah, hati-hati. Setelah urusanmu selesai, cepat pulang!" suruh Kamilia."Baik, Kak," jawab Amira.Laila menyambut Amira dengan sukacita. Dia senang bertemu sahabatnya sebelum berangkat. Amira memberikan buku harian Andra yang sengaja dibawanya."Ini … bacalah!" suruh Amira."Ini rahasia Andra, mengapa aku disuruh baca?" tanya Laila."Siapa tahu ada petunjuk tentang dia.""Baiklah, kalau begitu."Laila menerima buku itu dan membacanya. Dibolak-baliknya buku itu, berusaha mencari petunjuk di sana. Lama gadis itu diam, asyik sendiri. Amira curiga dengan Laila yang tampak anteng membaca buku harian Andra. Tadi dia baca tidak ada yang aneh dengan tulisan Andra. Hanya tentang bintang-bintang."Ada apa?" tanya Amira sambil melongokan kepalanya ke arah buku."Coba baca ini!" suruh Laila."Andai jiwa telah lelah berkelana di jagat raya.

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 92. TERJEBAK PERGAULAN YANG SALAH

    Amira mendekati Adelia. Tertarik dengan tempat menarik itu. Dia bertekad untuk melupakan Andra. Toh dia, sebelum meninggal sudah tidak setia."Tempat apa itu?""Tempat nongki kita-kita," jawab Adelia.Amira cemberut mendengar jawaban Adelia. Dia mengharapkan jawaban yang konkret, bukan sekedar jawaban gak jelas. Adelia tertawa melihat bibir teman barunya mengerucut lucu."Nanti malam kita berangkat, ok?" tanya Adelia.Sejenak Amira ragu-ragu, tapi hatinya mengisyaratkan kalau dirinya harus segera bangkit dari keterpurukan ini. Dia mengangguk menyetujui.**Amira sedikit memoles lipstik di bibirnya yang sudah merah asli. Nampak segar dirinya kini, tidak seperti biasanya selalu kuyu tak bergairah.Tadi gadis itu sudah minta izin kepada Kamilia untuk pergi sebentar. Kamilia mengizinkan asal pulangnya jangan terlalu larut. Kamilia masih sibuk dengan urusannya bersama Garganif. Adelia menjemput Amira, tidak lama setelah hari berganti malam. Gadis itu mengajak Amira berkenalan dengan teman

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 93. PERTEMUAN

    Malam ini Amira duduk dengan gelisah. Obat dari Adelia sudah habis. Tadi temannya itu bilang begitu, saat Amira menanyakan. Amira kembali merasa sendiri. Semua kenangannya kembali hadir mengusik jiwanya.Rasa tidak nyaman karena tidak minum pil membuat Amira kembali memandang bintang. Dirinya kembali teringat Andra, walau dia meyakinkan diri bahwa Andra berselingkuh, hati kecilnya menolak. Hatinya masih yakin Andra tidak semudah itu berpaling.Bintang berkedip manja malam ini. Mengisyaratkan dirinya siap menjadi teman Amira malam ini. Kembali Amira teringat dengan buku harian milik Andra. Dia mencari-cari tapi tidak menemukannya. Amira panik, buku harian itu adalah peninggalan Andra sebagai kenangan.Gadis itu keluar keringat dingin karena buku itu tidak kunjung ditemukan. Dia duduk di ujung tempat tidur. Berusaha mengingat-ingat kapan terakhir memegang buku tersebut. Adelia … ya dia teringat kini, yang terakhir membaca buku itu adalah temannya itu. Amira memeriksa tempat di mana Ade

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 94. SIAPAKAH BINTANG?

    Amira melirik Adelia yang sama nampak terkejut bertemu dengan lelaki itu. Timbul pertanyaan dalam diri gadis tersebut."Adelia seperti mengenal orang ini, tetapi mengapa dia tidak bercerita?" pikir Amira. "Kau!" serunya. Matanya sudah terasa berkabut karena air mata."Bintang! Sedang apa kamu di sini?" seru Adelia tidak kalah kaget."Bintang?" tanya Amira cepat. Matanya memandang mohon penjelasan kepada Adelia."Ya, dia Bintang temanku di SMA. Sudah lama tidak kelihatan hampir dua tahun lamanya." Adelia menjelaskan, matanya menatap tajam ke arah Amira. Memperhatikan gerak tubuh Amira, melihat reaksi gadis itu bertemu dengan Bintang. "Kamu kenal dia?" tanya Adelia kemudian."A … aku ti … tidak kenal," jawab Amira tergagap. Amira berpikir lebih baik tidak mengakui kalau muka Bintang mirip sekali dengan Andra. Hanya saja Bintang tidak punya tahi lalat di pipi kirinya."Aku kuliah di sini sekarang," jawab Bintang. Sekilas Bintang menatap Amira lalu menatap lagi Adelia."Kenalkan, ini teman

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 95. MASA LALU AMIRA 

    Amira tersenyum kecut mendengar penghiburan Laila. Dia tidak yakin dengan perasaan Bintang. Adelia dan Bintang begitu akrab. "Kamu yakin, Laila?" tanya Amira."Aku yakin," tandas Laila. Entah mengapa ada semacam ketertarikan di hati Amira. Dia tidak mungkin mencintai orang lain selain Andra. Dalam diri Bintang, Amira seperti melihat Andra seutuhnya. Laila memperhatikan badan Amira yang semakin kurus. mukanya tidak bercahaya serta pandangan yang kuyu. Laila curiga, karena temannya di Jogja ada yang berpenampilan seperti Amira. Ternyata terdeteksi menjadi pemakai obat-obatan terlarang."Kamu bergaul sama siapa aja?" tanya Laila. "Temanku di sini hanya Adelia," jawab Amira.Mengapa kamu kurus sekali?" tanya Laila lagi. "Apakah kamu sakit?""Aku sering sakit kepala, Adelia yang punya obatnya. Aku sering beli kepadanya," jawab Amira."Obat apa?" tanya Laila."Obat sakit kepala tapi selain sakitku hilang, perasaan seperti di awang-awang," jawab Amira sambil menerawang mengingat. "Apa?

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 96. SANG INSTRUKTUR 

    Amira menghela napas panjang, mengumpulkan kekuatan untuk menceritakan kisah sedihnya sebelum bertemu Kamilia. Dia teringat bagaimana bapaknya memaksanya untuk pergi mengikuti wanita itu –mucikari. Orang yang seharusnya menjadi pelindung malah menjerumuskannya."Aku ditebus oleh kakakku itu dan dibawa ke sini," ujar Amira. "Setelah itu beberapa hari di rumah akhirnya kakakku menyuruhku untuk melanjutkan sekolah lagi." Amira mengakhiri ceritanya."Beruntung sekali kamu bertemu orang baik," kata Laila."Ya, dia memang sangat baik sekali. Kamu tahu cerita masa lalu kakakku itu?" "Tahu dari mana, bertemu pun baru kali ini," jawab Laila."Menurut ceritanya, kisahnya sama sepertiku," kata Amira pelan. "Cuma bedanya dia tidak ada yang menolong, kalau aku ada.""Ooh, aku tidak bisa membayangkan perasaan hatinya dulu," ujar Laila."Ya, dia bercerita kepadaku … tiap malam menangis bahkan waktu tidur pun menangis. Belum lagi dapat siksaan dari suami kontraknya juga.""Mengerikan sekali," desis

Latest chapter

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 115. JAGOAN LAHIR

    "Selamat, Bu Kamilia, aduh jagoannya ganteng sekali!" Teman Kamilia setengah berteriak melihat keelokan buah hatinya."Ya, Allah, ini sih ketampanan yang hakiki!" Amira histeris, dasar cerewet.Harus diakui anaknya memang terlahir sangat rupawan, alhamdulillah. Bukan karena pujian ibunya, tapi setiap orang yang datang menengok semua rata-rata terpesona melihatnya. Mungkin karena ibu bapaknya juga memiliki wajah yang cantik dan tampan, namanya juga seorang model.Namun, di balik puja puji tersebut terdapat cerita yang mengiris hati. Kejadian yang hampir merenggut nyawa Kamilia, karunia Allah yang tak terhingga, wanita itu masih bisa bernafas hari ini.Si tampan ini adalah anak Kamilia yang pertama, usia menjelang empat puluh. Kehamilannya memang agak bermasalah, ketika USG, terlihat ari-ari bayi dibawah menghalangi jalan lahir. Namun, Kamilia bersikukuh untuk lahiran normal.Saat lahiran pun tiba, siang Kamilia sudah pergi ke rumah sakit ditemani suaminya, Saiful. Ternyata pembukaan tid

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 114. PERNIKAHAN KAMILIA

    Suasana hening menunggu aksi Saiful selanjutnya. Menerka-nerka apa sebenarnya yang akan terjadi.Lelaki itu berlutut di depan Kamilia. Tangannya mengeluarkan kotak segi empat kecil berwarna merah. Kamilia terpaku melihat tingkah laki-laki itu. Semua yang hadir juga tidak ada yang bersuara. Suasana hening dan syahdu. Seiring musik mengalunkan nada cinta. "Maukah kau menikah denganku?" Bergetar suara Saiful saat menyatakan keinginannya.Suara tepuk tangan gemuruh disertai suitan. Mereka berharap agar Kamilia juga menerima lamaran Saiful. Berkaca-kaca mata Kamilia, tanpa diduga laki-laki yang dicintainya melamarnya kini."Terima … terima!"Hadirin ramai berteriak. Mereka menyemangati Kamilia agar segera menerima cincin itu. Kamilia memandang ayah dan ibunya. Mereka mengangguk tanda setuju.Perlahan-lahan Kamilia menyodorkan tangannya. Saiful menyambutnya, lalu lelaki itu berdiri. Dia mengambil cincin dari kotaknya dan menyematkannya di jari manis Kamilia.Gemuruh tepuk tangan kembali mem

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 113. PERTUNANGAN AMIRA

    Sore yang cerah membawa Kamilia serta Amira dan Rinai sampai ke sebuah pelataran rumah sederhana. Kamilia dan Amira pergi menemui orang tua Amira. Untuk pertama kalinya Amira pulang setelah pergi selama bertahun-tahun.Tadinya Amira tidak mau tapi Amira memaksanya untuk meminta restu dari orang tuanya. Mereka pergi bertiga dengan Rinai ke rumah Amira."Ini rumahmu?" tanya Kamilia.Gadis itu hanya mengangguk. Dia menatap lekat rumah yang sudah lama ditinggalkannya. Ribuan kenangan berlompatan dalam benaknya. "Aku tidak mau!" seru Amira."Anak durhaka, ikuti dia! Dia akan memberimu pekerjaan." bentak bapak Amira –Zulfikar."Aku masih ingin sekolah, Pak," ratap Amira."Pergilah! Ikuti dia." Suara Zulfikar semakin lemah. Hatinya juga hancur harus merelakan anaknya menjadi pelacur."Mak!" Amira mencoba memohon pertolongan kepada ibunya.Ibunya hanya menggeleng sambil menangis. Matanya sudah bengkak karena menahan tangis sejak tadi. Kini, air matanya tumpah tidak dapat dibendung lagi. Pupu

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 112. MAU, KAN?

    Kamilia mengusap air matanya. Bersaing dengan hujan yang semakin deras. Lamunan Kamilia semakin dalam. Tok tok tok.Suara ketukan di pintu kembali membuyarkan lamunannya. Rupanya Saiful sudah berada di ambang pintu."Pulang," ajak Saiful."Masih hujan," ujar Kamilia. "Kayak jalan kaki saja, ayo!"Dengan malas Kamilia beranjak dan mengikuti pria itu. Wanita itu tidak ingin membantahnya. Hujan masih mengguyur Jakarta saat mereka menyusuri jalan yang basah. Tampak sepasang laki-laki dan perempuan berjalan dalam hujan. Tangan wanita itu merangkul erat pinggang laki-laki itu. Kamilia membayangkan itu adalah Garganif. Sukar diterima akal, jika dirinya kini telah berpisah. Entah mengapa sakit sekali hati Kamilia membayangkan Garganif dengan wanita lain."Kenapa?" tanya Saiful demi dilihatnya Kamilia hanya duduk mematung. Lelaki itu mengikuti arah pandang Kamilia. Dia melihat sepasang manusia berjalan sambil berangkulan. "Teringat siapa?""Tidak ada, kenapa?" "Enggak, lain dari biasanya.

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 111. DIMANAKAH GERANGAN?

    Kamilia merasa curiga melihat Amira dan Bintang berbisik-bisik sambil melirik ke arahnya. "Ngapain mereka?" pikir Kamilia. Dia melirik ke arah Saiful. Sama juga, lelaki itu tampak tersenyum misterius.Rinai yang sudah selesai berbelanja mengajak Kamilia untuk segera pulang. Namun, Saiful memberi kode bahwa dirinya masih ada tempat yang dituju."Oom masih ada urusan lain. Jangan dulu pulang, ya!" bujuk Saiful."Mungkin dia ada urusan mendadak," pikir Kamilia.Berlima mereka menaiki mobil mewah keluaran terbaru. Bintang dan Amira duduk bersebelahan di belakang. Rinai dipangku oleh Kamilia. Terlihat sebagai keluarga yang sangat bahagia. Kamila tersenyum bahagia, begitu pula Saiful. Lelaki itu selalu menyunggingkan senyum."Apa ih, senyam-senyum?" tanya Kamilia."Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu tutup mata deh," jawab Saiful."Kenapa? Kalian pada kenapa, sih? Kok mencurigakan?" Kamilia bertanya."Tidak ada apa-apa?" Saiful tersenyum penuh misteri."Apa, sih?" Kamilia menggerutu. "Sok mister

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 110. BELANJA DI MALL

    Hari ini Kamilia berniat untuk pergi ditemani oleh Saiful dan Rinai. Bintang dan Amira juga merengek ingin ikut. Dasar, ada-ada saja mereka ini. "Ayolah, Kak, cuma ikut saja nggak minta digendong, kok," kata Amira dengan wajah merajuk. Mau tak mau membuat Saiful dan Kamilia tersenyum dan mengangguk ke arah mereka berdua. Kubiarkan mereka asik menikmati permainan di mall itu, saat Kamilia sendiri memilih masuk pada sebuah salon kecantikan terkenal di tempat itu. Sekarang saatnya dia memanjakan diri, sedikit melupakan hal-hal yang membuat otak dan pikiran lelah dan stress.Saiful dan yang lainnya juga seperti tak keberatan meluangkan waktu hanya untuk menunggui Kamilia yang membutuhkan waktu hingga dua jam lebih itu.Setelahnya, mereka berjalan beriringan. Menyusuri satu demi satu toko yang menjual aneka barang dagangannya, lalu berhenti di sebuah toko baju yang menyediakan perlengkapan kebutuhan anak-anak. Selain desain yang menarik, harganya juga masih ramah dikantong dengan model ya

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 109. DUA BULAN LAGI

    "Apa sebaiknya kita percepat saja pernikahan kita?" tanya Saiful.Kamilia yang tengah minum orange jus kesukaannya, langsung menyemburkannya dan hampir saja mengenai muka Saiful. Tentu saja lelaki itu kaget dibuatnya."Kamu itu bercandanya nggak lucu tau," kata Kamilia ketus. Wanita itu menatap ke arah Saiful yang langsung terbahak sambil mengangsurkan tisu padanya."Maaf, kamu sampai kaget begitu. Tapi aku tidak bercanda Kamilia, aku serius dengan ucapanku barusan.""Kamu pikir mentang-mentang aku janda, makanya kamu bisa seperti itu memintaku untuk menikah segera?" "Bukan begitu maksudku, hanya saja aku sudah tak tahan dan ingin segera memilikimu. Lagi pula aku takut tergoda dengan yang lain, atau kamu akan kembali kepada Garganif lagi," ungkap Saiful jujur.Kamilia memutar bola matanya malas, merasa ucapan Saiful sungguh tidak penting."Jika aku mau kembali kepada lelaki itu, aku tidak akan duduk di sini bersamamu dan mengatakan padamu tentang kedatangan papanya Rinai.""Oh ya, beg

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 108. MEMINTA RUJUK 

    Kamilia menghentikan mobilnya tepat di depan mereka, Amira dan Bintang. Tawa Kamilia terhenti saat melihat mata Amira bengkak."Apa yang terjadi?Jangan bilang kamu yang membuat Amira menangis!" tuduh Kamilia kepada Bintang."Bukan bukan aku," elak Bintang. Pemuda itu melihat ke arah Amira mengharapkan dukungan."Bukan, Kak. Aku hanya teringat Andra." Amira menjawab sambil masuk ke mobil. "Kamu gak ikut?" tawar Amira."Aku bawa motor." Bintang melambaikan tangannya kepada mereka."Kamu pacaran sama Bintang?" tanya Kamilia."Hehehe." Amira hanya tertawa malu. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah."Ya, sudah, gak apa-apa. Kakak juga mau nikah," ucap Kamilia mengagetkan Amira."Sama siapa?" Amira menoleh dengan cepat, memastikan kalau dirinya tidak salah mendengar."Saiful." Seketika ingatan Amira melayang kepada sosok laki-laki tampan yang bermata teduh. Seorang laki-laki yang sempurna. Amira juga ingin mempunyai suami seperti dia. Sudah ganteng, sholeh, punya perusaha

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 107. BUKAN KARENA ANDRA

    Laila terkejut mendengar perkataan Amira. Bisa saja Andra meminta Bintang untuk mencintai Amira."Bisa jadi," kata Laila sambil berbisik. Mereka menjaga agar suaranya tidak terdengar oleh orang lain."Ssst … jenazah sudah keluar. Ayo!" Amira menggamit lengan Laila. Mereka berjalan beriringan dengan pelayat lainnya. Bintang tampak menggandeng sang ibu. Bintang mengedipkan matanya sebagai isyarat dirinya tidak bisa dekat-dekat dengannya. Amira mengangguk, gadis itu mengerti.Amira menangis saat pemakaman, begitu pula Laila dan Adelia. Mereka bertiga lama terpekur setelah orang lain pulang. Mengenang saat-saat kebersamaan dulu dengan kenangannya masing-masing."Kita pulang, yu," ajak Laila.Amira dan Adelia mengangkat wajahnya. Mereka berdiri lalu beranjak dari gundukan tanah merah itu. Berjalan menyusuri deretan batu nisan.Amira menoleh ke arah makam Andra. Gadis itu seperti melihat Andra berdiri menatapnya. Amira berhenti memperhatikan, dia akan kembali lagi. Namun, Laila menggamit le

DMCA.com Protection Status