Beranda / Romansa / MEETING YOU / MAKAN BARENG!

Share

MAKAN BARENG!

Penulis: Queen yu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-11 11:24:44
Dareen menggendong Nathan dan membawa anak laki-laki itu keluar dari toko baju. Nafeesa menggandeng tangan Alia dan Bilqis mengikuti Dareen yang sudah berada di luar cafe. Nyonya Riska mengepal tangannya dan menyusul Nana yang sudah keluar dari mall.

"Biar aku aja yang menggendong, Nathan." ucap Nafeesa.

"Gak, biar Mas saja. Dia berat sekali loh ini," jawab Dareen.

Alia menatap Nafeesa dan tersenyum ke arah Nafeesa. "Tante makan yuk, Alia lapel." ujar Alia.

Nafeesa mengelus pipi Alia dengan hangat, "Tante harus pulang sayang, adik tante lagi nungguin di rumah..." balas Nafeesa.

"Yah, padahal Alia mau makan baleng si ganteng..." sambungnya sambil cemberut.

Nathan meminta untuk turun dari gendongan, Dareen. Ia mendekati Nafeesa sambil memegang tangan sang ibu. "Nathan lapar, Bunda. Ayo makan, bibi Bilqis juga ikut, semuanya aja ikut..." ucap Nathan.

Nafeesa menatap Bilqis, dan yang ditatap menganggukkan kepalanya. "Yaudah ayo." keputusan Nafeesa.

Dareen tersenyum bahagia, ia meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MEETING YOU   BALIKAN?

    Malam hari, pukul 18.05 WIB. Bilqis tengah berada di dalam kamar, sambil memilih baju yang akan dikenakannya saat bertemu dengan pria yang ia cintai. Sesuai pesan yang ia kirim ke Zay. Pria itu langsung membalas pesan tersebut dan mengajak Bilqis makan malam pada malam ini. Bilqis menatap bajunya dan kebingungan memilih baju, agar malam ini ia terlihat cantik di mata, Zay. "Dih, gak ada yang bagus bajunya. Ngeselin banget sih," gerutu Bilqis yang mendegus kesal. Tok Tok Suara ketukan pintu membuat Bilqis langsung membuka pintu kamar miliknya. Terlihat Nafeesa tengah berdiri di depan pintu sambil memegang dress berwarna dongker. Nafeesa masuk ke dalam kamar, dan meletakkan baju tersebut di atas kasur. "Pakai baju ini aja, tadi gue pesan khusus buat lo yang bakal jadi pacar orang..." ujar Nafeesa sambil terkekeh pelan. Bilqis menatap sahabatnya dan langsung memeluk Nafeesa dengan erat. "Makasih banget, bajunya bagus njir. Lo emang malaikat penyelamat gue," balas Bilqis. Nafeesa h

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • MEETING YOU   NATHAN LUCY PRATAMA.

    Pagi ini Fatih berangkat ke Semarang seorang diri. Ia berpamitan pada Nafeesa, Bilqis dan Nathan. "Hati-hati di jalan, kalau udah sampai jangan lupa kasih kabar. Jaga kesehatan selama di Semarang. Jangan sampai sakit, soalnya Kakak nggak ada di samping kamu," ujar Nafeesa. "Pasti, Kak. Fatih akan berhati-hati di jalan dan akan menjaga kesehatan. Kakak tenang saja dan tidak perlu khawatir. Fatih bisa menjaga diri." balas Fatih sambil memeluk erat kakaknya. Nafeesa mengusap lembut punggung adiknya. Entah kenapa, sedari dulu dia akan merasa sedih jika berjauhan dengan adiknya. Nafeesa sudah menganggap adiknya ini sebagai anaknya sendiri, karena di sudah membesar dan merawat Fatih dengan sangat baik. Pelukan mereka terlepas dan Fatih langsung memeluk sahabat dari kakaknya. "Selamat udah balikan lagi, jangan lupa traktir nya. Happy selalu, jangan sedih-sedih lagi..." Ujar Fatih. "Geblek ni anak, udah gue traktir semalam bego. Gue gak bakal sedih lagi, Lo tenang aja. Hati-hati selama di

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • MEETING YOU   DAREEN MAMPIR.

    Setelah berada di kantor, Nafeesa membawa Nathan masuk ke dalam ruang kerjanya. Nathan duduk di sofa dan langsung berbaring, karena sekarang jam tidur siangnya. Sebelum tiba di kantor, Nafeesa sudah membawa anaknya untuk makan siang. "Selamat tidur jagoan, Bunda." ucap Nafeesa sambil mengecup pipi anaknya. Nathan mengangguk dan menutup kedua matanya. Beberapa detik kemudian, ia pun sudah menuju alam mimpi. Nafeesa yang melihatnya hanya tersenyum dan menyelimuti anaknya dengan selimut yang ia bawa tadi dari rumah. Wanita itu duduk di kursi kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Ceklek! Bilqis masuk ke dalam ruangan sambil membawa beberapa berkas. Gadis itu duduk dihadapan Nafeesa dan meletakkan beberapa berkas ke meja kerja sahabatnya. "Kita harus ke rumah keluarga Winarta, ternyata Tuan Beni membuat acara pertemuan di rumah nya. Astaga gue males banget tau gak," jelas Bilqis. "Males, tapi sekali liat Zay langsung gak mau pulang." jawab Nafeesa sambil menatap

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • MEETING YOU   RUMAH KELUARGA WINARTA.

    Setelah selesai makan di rumah Nafeesa dan merasa tubuhnya mulai enak 'kan. Dareen langsung pamit untuk pulang ke rumah. Karena ia harus bersiap-siap untuk acara nanti malam. "Makasih atas makanannya," ujar Dareen. "Sama-sama," balas Nafeesa. "Salam buat Nathan dan nanti ketemu lagi di rumah ya," sambung Dareen. "Iya," balas Nafeesa. "Aku pulang," sahut Dareen berjalan ke arah mobil-nya. "Hati-hati di jalan," ujar Nafeesa sambil melambaikan tangannya. Dareen tersenyum dan membalas lambaian tangan tersebut. Pria itu menjadi sendu, andai saja kedua orang tuanya tidak memisahkan mereka berdua. Pasti Dareen dan Nafeesa sudah menikah, hidup bahagia dengan keluarga kecil mereka. Nafeesa menatap Dareen yang terlihat sedih, langsung menghampiri pria tersebut. Ia memegang bahu Dareen, dan refleks pria itu memeluk tubuh kecil Nafeesa. "Aku kangen, aku pengen kita seperti dulu lagi," ujar Dareen. Nafeesa mengusap punggung, Dareen. "Kita ikuti alur cerita sang maha kuasa berikan, Mas. Jik

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • MEETING YOU   FAKTA.

    Setelah acara pertemuan itu selesai, Tuan Teguh menahan Nafeesa dan Bilqis agar tidak pulang. Semua orang sudah berkumpul di ruang keluarga. Nafeesa dan Bilqis hanya diam berdiri di hadapan keluarga Winarta. Mereka seperti penjahat yang terciduk warga. Nathan dan Alia tengah berada di dalam kamar tamu bersama, Mira. "Feesa, apa kamu ibu dari Nathan?" Tanya Tuan Teguh. Nafeesa hanya diam, dan lidahnya sangat kaku saat akan berkata jujur pada pria tua yang ada di hadapannya. Dareen dan Zay mulai gelisah, karena takut kedua wanita itu akan dihina oleh keluarga mereka. Nana dan Nyonya Riska hanya diam sambil menahan emosinya, melihat kedua wanita yang mereka benci. "Jawab, Feesa. Jangan takut," ujar Nyonya Sukma sambil mengusap punggung Nafeesa. "Iya, Nathan adalah anak saya, Tuan," balas Nafeesa. Tuan Teguh tersenyum dan menatap istrinya yang berada di samping, Nafeesa. Ia menghela napas dengan pelan, kemudian menatap Nafeesa dan Bilqis secara bersamaan. "Ayah anakmu itu, Dareen 'ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • MEETING YOU   TUAN TEGUH.

    "Silahkan masuk, Tuan, Nyonya," tawar Nafeesa. Bilqis terkejut bukan main, kenapa Nafeesa mengizinkan mereka berdua masuk ke dalam rumah. Tuan Teguh dan Nyonya Sukma masuk ke dalam rumah yang megah, hasil kerja keras Bilqis dan Nafeesa. "Silahkan duduk, saya akan membuatkan minuman dulu," lanjut Nafeesa dengan ramah. Wanita itu berjalan ke arah dapur dan sepasang suami-istri tersebut langsung duduk di sofa ruang tamu. Bilqis menghidupkan AC, dan duduk dihadapan Tuan Teguh dan Nyonya Sukma. "Maaf Tuan, maaf Nyonya. Tadi di rumah Tuan Beni tidak sopan, saya hanya terbawa emosi. Saya kesal karena sahabat saya selalu direndahkan oleh orang tua, Dareen. Sa--," "Tidak apa, kami paham," ucap Nyonya Sukma memotong ucapan Bilqis. "Kamu pacar cucu saya 'kan?" Tanya Tuan Teguh. "I-iya, Tuan. Saya pacar dari cucu Tuan," balas Bilqis. "Panggil Opa saja ya, jangan panggil Tuan," sambung Tuan Teguh. Bilqis mengangguk dan tersenyum kikuk ke arah kedua orang tua dari Tuan Beni. Nafeesa datang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • MEETING YOU   ALERGI KAMBUH.

    Dareen, keluar dari kamarnya dengan pakaian kerjanya. Ia menuruni anak tangga satu persatu dan melewati ruang makan. Tuan Beni dan Nyonya Riska menatap anak bungsu dengan tatapan tajam. "Duduk, Dareen. Sarapan dulu, baru pergi kerja," tegur Nyonya Riska. "Enggak laper, Ma. Dareen duluan aja. Takut terlambat," balas Dareen menatap Nyonya Riska dengan wajah tanpa ekspresi. "Duduk dulu, Ren. Makan dulu yuk, aku ambilkan makanan buat kamu, yuk," ajak Nana yang ingin mencari perhatian kedua orang tua Dareen. Pria itu menepis tangan Nana dengan kasar, dan menatap tajam gadis itu. Saat kakinya akan melanjutkan langkahnya, Tuan Beni langsung memukul meja makan dengan keras. Brak! Suara pukulan itu terdengar oleh, Zay. Secepat mungkin Zay memasang dasinya dan langsung memasang jas kantor. Kemudian Zay langsung keluar dari kamarnya. Ia menuruni anak tangga, dan terkejut saat melihat wajah ayahnya sudah memerah karena kesal. "Apa susahnya makan sih? Kalau kamu sakit nanti dikira Papa dan M

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • MEETING YOU   RUMAH SAKIT.

    "Di ruang rawat melati, Opa, Oma. Sekarang dia bersama Bilqis," balas Nafeesa. "Kita pindahkan Dareen, ke ruang melati. Tempat Nathan di rawat sekarang," sambung Tuan Teguh. "Mommy setuju, Dad. Kalian tunggu disini ya, Oma dan Opa akan mengurus ruangan untuk, Dareen," Ujar Nyonya Sukma.Nafeesa dan Dareen menganggukkan kepalanya. Mereka hanya diam sambil menatap pasangan itu keluar dari ruang UGD. Kemudian, Nafeesa menatap Dareen sangat lekat. Wanita itu, mengusap rahang pria tampan tersebut. "Pasti nanti akan berbekas, untung saja hanya sedikit," ujar Nafeesa. Dareen tersenyum manis, dan menatap lekat manik mata, Nafeesa. "Kalau kamu pasti gak bakal jijik sama aku, tapi kalau Nana pasti bakal menjauh dariku. Jadi biarkan saja, agar aku tidak diganggu oleh Nana lagi," balas Dareen. Nafeesa mencubit pelan lengan, Dareen. "Gak boleh gitu, nanti pakai obat yang sering dikasih dokter buat ngilangin bekasnya. Aku gak mau bintik air ini berbekas." Sambung Nafeesa. Dareen menganggukkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14

Bab terbaru

  • MEETING YOU   EXTRA PART.

    Nafeesa tengah memasak di dapur dalam keadaan hamil 9 bulan. Sudah 3 tahun mereka menjalani hubungan rumah tangga. Sepasang suami istri tersebut, juga sudah dikaruniai dua orang anak laki-laki yang tampan dan akan mendapatkan satu anak perempuan lagi. Namun, yang satu masih berada dalam kandungan. "Ayah, Nathan, Naufal, makan dulu nanti lanjut mainnya," ucap Nafeesa saat menata makanan di meja makan. Nathan sudah berumur 8 tahun, anak laki-laki itu sudah banyak perkembangan. Ia sudah seperti anak seusianya, tanpa canggung bisa menyesuaikan diri dilingkungan barunya. Naufal Lucy Dwi Winarta anak kedua dari Dareen dan Nafeesa, dua hari yang lalu bayi laki-laki ini sudah berumur 3 tahun. Kedua anak laki-lakinya sangat mirip dengan Dareen. Membuat Nafeesa jadi iri, kenapa anaknya tidak ada yang mirip dengannya. Ketiga orang itu berjalan ke arah dapur, dan duduk di kursi. Nafeesa mengambil makanan untuk Dareen-suaminya dan Nathan-putra pertamanya. "Makan yang banyak ya, Naufal sini sayan

  • MEETING YOU   MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN.

    Satu bulan kemudian, Setelah semua masalah selesai, Dareen dan Nafeesa sangat terlihat bahagia bersama. Sepasang kekasih ini tengah duduk di sebuah cafe, sambil menatap anak mereka yang tengah makan dengan lahap. "Pelan-pelan makannya, Sayang," balas Nafeesa. Nathan mengangguk dan langsung memakan makanan dengan pelan. Dareen yang melihat anaknya menurut hanya bisa tersenyum, dan mengusap lembut kepala anaknya. Nafeesa menyuapi Dareen makan, karena pria itu sejak bersama dengan Nafeesa semakin manja. "Enak loh Bunda," ujar Dareen dengan semangat. Nafeesa terkekeh, "aku seperti memiliki dua anak saja," balas Nafeesa. Dareen ikut terkekeh dan menggenggam tangan gadis itu dengan hangat. "Akhirnya kita bahagia ya, Nana juga sudah menyerah dan dia sudah sadar bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan," ujar Dareen. Nafeesa tersenyum dan mengangguk, "apa dia sudah berangkat ke London?" Tanya Nafeesa pada Dareen. "Dengar dari Papa sih udah, semalam dia berangkat. Semoga aja dia menemukan

  • MEETING YOU   AKHIRNYA.

    "Kerja sama Alexander Group dan Winarta Group. Sudah batal, Dareen dan Zay bisa bekerja di Alexander Group. Kebetulan Fikri membutuhkan bantuan untuk mengurus dua perusahaan.." ujar Tuan Raksa. Mendengar ucapan kedua anaknya, Tuan Beni terkejut bukan main. "Baiklah Papa akan merestui kalian berdua, asal Dareen dan Zay tidak lepas dari tanggung jawab. Maafkan Papa yang sudah memaksakan kehendak Papa..." Keputusan Tuan Beni. "Pa, apa-apaan sih? Kenapa Papa batalkan pernikahan anak kita? Nanti kerja sama dengan perusahaan kedua orang tua Nana gimana?" Tanya Nyonya Riska yang sangat kesal. "Papa sudah membatalkannya tadi sebelum mereka datang kesini dan semua persiapkan sudah Papa batalkan. Ternyata Dareen sudah lebih dulu menelepon pihak yang bertanggung jawab atas persiapan pernikahan ini. Jadi, sebenarnya Papa suruh kedua orang tua Nana untuk datang, hanya ingin meminta maaf. Tapi kamu sudah berbicara lebih dulu, Ma," jelas Tuan Beni. Dareen dan Zay terkejut dengan ucapan ayah merek

  • MEETING YOU   KEPUTUSAN.

    Fatih masih membelalakkan kedua matanya karena kaget dengan ucapan, Dareen. Pria itu memukul pelan wajah Dareen dan menatap tajam kedua mata atasannya itu. "Gila lo bang! Gak ada pakai pergi-pergi segala! Selesai semuanya dengan kepala dingin. Sampai gue tau Abang ngelakuin hal-hal aneh, gue bacok burung lu bang," tegas Fatih. Dareen hanya diam dan menatap Fatih yang tengah mengoceh. Pria itu kembali menatap ke arah langit, dan mengembangkan senyumnya. "Om, gini banget nasib, Dareen. Om gimana di sana? Bahagia gak? Apa Om udah bersama anak Om dan wanita yang Om cinta? Dareen penasaran banget Om, kalau Om udah bersatu lagi dengan mereka. Dareen ucapkan selamat ya, Om," jeda Dareen."Om, Dareen udah punya anak. Dia sama kayak Om, terlahir dengan keistimewaannya. Wajahnya mirip banget sama Dareen, andai Om masih hidup, pasti Om bakal bahagia melihat anak Dareen. Dia anak yang pintar, selalu buat Dareen bangga. Om, Papa udah beda, dia gak sayang sama Dareen lagi. Berbeda sekali saat Om ma

  • MEETING YOU   NANA KEMBALI.

    Sudah hampir tiga Minggu Dareen di rumah sakit. Akhirnya hari ini, ia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Nafeesa sedari awal selalu menemani Dareen, membuat perkembangan kesembuhan pria itu semakin pesat. Nafeesa tengah memasukkan beberapa baju yang di bawa oleh kedua orang tua, Dareen. "Nathan mana sayang?" Tanya Dareen. "Lagi sama Fatih, Kevin, Ucok dan Kak Fikri," balas Nafeesa yang baru saja selesai mengancing tas pakaian milik Dareen. "Udah siap? Yang lain pasti udah nunggu lama di depan. Yuk kita pulang," lanjut Nafeesa. Dareen mengangguk dan menggenggam tangan, Nafeesa. "Ayuk sayangnya aku," balas Dareen. Mereka berdua pun keluar dari ruang rawat dan berjalan keluar rumah sakit. Terlihat sudah banyak orang menunggu mereka di tempat parkir, terlihat keluarga Winarta dan keluarga Alexander berdiri di depan mobil mereka masing-masing. "Udah? Mau balik atau kemana dulu?" Tanya Tuan Teguh. "Langsung balik aja, Opa. Mas Dareen butuh banyak istirahat," sahut Nafeesa. Da

  • MEETING YOU   HASIL TES DNA.

    Sekarang semua orang sudah berkumpul di depan ruangan tempat Dareen dan Nathan melakukan tes DNA. Dareen dan Nathan tengah mengambil darah, untuk sempel tes DNA. Setelah selesai mereka keluar dengan bergandeng tangan. "Kapan hasilnya keluar?" Tanya Tuan Beni. "Nanti malam pukul 21.00 WIB," balas Dareen datar. "Ah, sangat tidak sabar sekali. Ingat kalau anak penyakitan ini bukan anak Dareen, kau pergi dari kehidupan anakku," ujar Nyonya Riska. Plak! "Mulutmu gak bisa di jaga ya? Kamu mau anak saya menjauh dari Dareen, oke akan saya turuti. Tapi apa anakmu akan baik-baik saja, jika berjauhan dengan anak perempuan saya? Apa kamu yakin dia akan bahagia berpisah dengan Nafeesa?" Tanya Nyonya Zanna yang sudah sangat kesal. "Tidak, Tante. Aku tidak ingin berpisah dari Nafeesa dan anakku. Aku yakin, Nathan benar-benar anakku dan Nafeesa. Jangan dengarkan ucapan Mama, karena mulutnya memang tidak bisa di rem. Jadi, jangan dimasukan ke dalam hati, Tante," jawab Dareen yang langsung menggen

  • MEETING YOU   MENCERITAKAN SEMUANYA.

    Sudah dua puluh menit mereka berada di ruang VIP mawar. Saat keluarga Alexander akan berpamitan untuk pulang, Dareen membuka kedua matanya. "Nafeesa," panggil Dareen. Nafeesa yang mendengarnya langsung menghampiri, Dareen. Ia menatap wajah pria tampan tersebut dan tersenyum ke arahnya. "Iya? Kamu mau apa, Mas? Minum? Atau perut kamu laper lagi?" Tanya Nafeesa. Dareen tersenyum, "mau kamu," balas Dareen. Nafeesa mencubit pelan Dareen. "Kalau mau anak saya, nikahin dia, jangan ngomong aja," ujar Tuan Raksa dengan datar. Dareen menatap ke arah Tuan Raksa, dan ia langsung memposisikan diri untuk duduk. Tuan Raksa dan Tuan Beni membantu Dareen, untuk duduk. Nafeesa membenarkan baju Dareen yang tersingkap, kemudian merapikan rambut pria yang ia cintai itu. "Om kapan ke Indonesia? Bukannya lagi di luar Negeri ya? Terus maksud Om nikahin anak Om apa? Dareen normal ya, Om," jawab Dareen. "Lah jadi gak mau nikahin anak Om nih? Yaudah," lanjut Tuan Raksa. "Anak Om cowok, mana mungkin Dare

  • MEETING YOU   SIUMAN.

    Di dalam ruang ICU. Nathan terus saja menatap ke arah ayahnya yang tengah terbaring lemah di brankar. Ia menggenggam tangan Dareen dengan erat. "Ayah, bangun ya. Nathan rindu sama Ayah. Nathan, udah banyak kemajuan loh yah. Jadi, saat Ayah bangun, Nathan tidak akan pernah mempermalukan Ayah, karena kekurangan Nathan. Apa Ayah nggak capek tidur terus? Nathan aja cuma tidur selama sejam udah capek banget. Ayah udah dua minggu loh, pasti Ayah capek. Nanti kalau Ayah bangun, Nathan akan memijat punggung Ayah. Bangun ya yah, Bunda kangen banget sama ayah. Setiap malam Nathan dengar Bunda selalu nangis di dalam kamarnya. Apa Ayah nggak sedih melihat Bunda nangis terus?" ujar Nathan. Anak laki-laki itu mengecup punggung tangan, Dareen. Kemudian ia memilih untuk keluar dari ruangan, tanpa anak laki-laki itu sadari Dareen meneteskan air matanya. Saat membuka pintu, Nathan melihat Nafeesa tengah tersenyum ke arah dirinya. "Udah?" Tanya Nafeesa dengan lembut. Nathan menganggukkan kepala, dan

  • MEETING YOU   MASIH BELUM SADAR.

    Dua Minggu berlalu, Dareen masih juga belum sadar dari komanya. Sekarang Tuan Beni tengah menatap anaknya yang tengah terbaring dengan banyak alat medis di tubuh. Sesak rasanya melihat putra keduanya terbaring lemah seperti ini. Tuan Beni menggenggam tangan anaknya, "kapan kamu bangun? Apa kamu gak capek tidur terus? Kamu gak rindu sama Papa dan keluarga kamu? Apa kamu gak rindu sama anak kamu?" Tanya Tuan Beni. "Maaf selama ini Papa egois sama kamu. Papa hanya tidak ingin kamu memilih wanita yang salah, karena mamamu memberitahu Papa bahwa Nafeesa bukan wanita yang baik untuk kamu. Itu alasan Papa tidak merestui kalian, apalagi saat Papa mendengar Nafeesa hamil. Itu membuat semakin benci pada wanita itu," lanjut Tuan Beni. "Setelah Papa liat kegigihan mu untuk bersama Nafeesa, dan wanita itu terlihat sangat menyayangimu. Papa akan merestui kalian, tapi Papa mohon kamu harus bangun dulu. Jangan lama tidurnya, Dareen," sambung Tuan Beni lagi. Pria paruh baya itu menggenggam erat tan

DMCA.com Protection Status