BAB 72 JALAN BUNTU"Terimakasih untuk sepedanya." Harumi tersenyum mengucapkan terimakasih.Daisy terkejut mendengar gadis yang pernah dia tabrak di trotoar mengatakan tentang sepeda."Ya ...." Daisy Barker yang tadinya ingin melontarkan kata-kata kasar tiba-tiba ikut tersenyum ramah meski masih agak bingung."Sebenarnya tidak perlu kau ganti.""Oh, semoga kau suka sepeda penggantinya." Daisy mulai paham alur pembicaraan mereka, dia terus melanjutkan drama senyumnya yang ramah untuk mengorek informasi."Harganya juga terlalu mahal." Harumi masih merasa berlebihan."Tidak masalah." Daisy tersenyum lagi. "Aku sudah berjanji untuk menganti semua kerugianmu."Sebenarnya Daisy tidak tahu jika Brandon telah membeli sepeda mahal untuk wanita yang pernah dia tabrak. Parahnya sekarang Jacob Lington juga sedang coba mendekati wanita miskin dengan tiba-tiba rajin membeli bunga."Semoga kau suka sepedanya."Daisy Barker benar-benar brilian dalam menangani situasi. Harumi percaya gadis kaya itu ya
BAB 73 KUCINGKetika kembali ke kamar hotel, Jacob terkejut melihat Daisy sudah menunggunya duduk di ujung ranjang dengan pakaian seksi. Sebenarnya ini bukan kali pertama Daisy membuat kejutan macam itu dengan tiba-tiba menyusul ke kamar hotel. Biasanya Jacob juga akan langsung membalas dengan ciuman hangat."Apa aku mengejutkanmu, Sayang?" Daisy Barker tetap menyambut kekasihnya dengan senyum manis seolah sedang tidak ada maslah.Jacob masih belum bergerak, karena dia sama sekali sedang tidak berharap untuk disusul oleh siapapun. Sementara Daisy juga masih menunggu untuk di dekati, sekedar dipeluk atau di kecup, tapi kali ini tidak sama sekali. Wajar jika Daisy semakin curiga Jacob telah berselingkuh."Kau dari mana saja?""Membeli kucing." Jacob tidak berbohong dia menunjukkan keranjang kucing yang dia tenteng dengan tangan kanan."Oh, itu benar-benar kucing?" Daisy dibuat heran. "Kau juga membeli bunga, sekarang membeli kucing!""Untuk ibuku." Jacob masih sangat tenang dengan keboho
BAB 74 KEMARAHAN JACOB LINGTON.Jacob keluar dari kamar mandi, melihat ponselnya masih tergeletak di meja nakas. Jacob tidak menaruh curiga sama sekali jika Daisy sudah membuka ponsel tersebut untuk mengintai jejak percakapan pesannya.Jacob belum berpakaian ketika buru-buru membuka status pesan.Belakangan ini Jacob semakin tidak bisa ketinggalan untuk melihat status pemilik sepeda merah muda. Rasanya, aneh agak menggelikan, tapi sepertinya Jacob memang sudah ketagihan. Padahal sampai detik ini Jacob belum pernah bertemu atau sekedar melihat wajah gadis yang telah dia beri hadiah sepeda. Mungkin seperti ini rasanya menyukai seseorang yang tidak bisa dia lihat. Sebuah pikiran tiba-tiba ikut terlintas dalam kepala Jacob Lington, dia teringat Harumi Nakata. .Tanpa sadar Jacob ikut melihat keluar jendela, jantungnya berdenyut hebat seperti nyaris terlepas. Jendela kamar Harumi terbuka kembali setelah sekian lama tidak ada yang berani menjamah kamar tersebut. Jacob segera berpakaian dan
BAB 75 PEMILIK SEPEDA MERAH MUDA.Ternyata beberapa hari ini Jacob juga mengutus anak buahnya untuk mencari tahu tempat tinggal gadis bernama Ami. Sebenarnya sore itu Jacob sudah mau pergi ke toko bunga untuk bertemu dengan pemilik sepeda merah muda, tapi tiba-tiba anak buahnya memberi kabar jika mereka telah menemukan rumah Ami."Aku sendiri yang akan ke sana!"Jacob melesat pergi dengan jantung berdebar hebat, dia tidak tahu jika saat itu Harumi juga sedang pulang buru-buru karena ingin segera kabur dari Edinburgh.Jacob yang sudah hampir setengah jam menunggu langsung menyergap Harumi yang baru masuk dari pintu depan. Tubuh Harumi tidak dapat berkutik karena langsung ditunggangi dengan posisi tertelungkup dan tangan dijerat ke belakang. Posisi mereka persis dengan kali pertama bertemu di pusat laboratorium keluarga lington, Jacob dapat mengunci tubuh Harumi dengan sangat cekatan."Beraninya kau kabur dariku!"Jacob juga berdesis marah.Karena Harumi tidak lekas bersuara, Jacob lang
BAB 76 TINGGAL BERSAMAHusain cuma menatap elang hitam yang terbang berputar-putar panik itu kemudian diam-diam memberi isyarat dengan jari telunjuk kecilnya di depan mulut agar diam."Hust ...!"Seketika elang besar tersebut langsung diam, menurut dengan patuh."Siapa pemiliknya?" Serkan menanyakan pemilik Elang hitam."Tim penyelamat menemukanya terluka di gurun.""Masih liar?""Ya, Yang Mulya.""Boleh aku memilikinya?""Oh, tentu Yang Mulya."******Jacob Lington benar-benar tidak mau pergi dari tempat tinggal Harumi, keras kepala tidak bisa ditentang."Apa kau mau tea?" Harumi coba menawarkan minuman agar Jacob berhenti terus menatapnya.Meski Jacob tidak menjawab apa-apa, Harumi tetap pergi untuk membuat teh panas, lebih baik dia menyibukkan diri di dapur dari pada duduk berhadapan dengan Jacob Lington yang tetap tidak mau pulang. Walaupun mereka pernah dekat, setelah sekian lama ternyata rasanya jadi sangat canggung."Cuacanya sedang dingin."Harumi kembali dengan membawa dua ca
BAB 77 JACOB LINGTON"Siapa yang mengantarmu?" Andreas bertanya pada Harumi.Harumi harus berbohong, tidak boleh ada yang tahu jika dia sedang bersama putra keluarga Lington."Dia sepupuku, baru pertamakali ke Edinburgh, dia ingin berkeliling dengan sepeda."Andreas langsung percaya karena selama ini Harumi memang tidak pernah terlihat dekat dengan teman laki-laki."Sepertinya sepedamu kekecilan.""Biarkan saja." Harumi pura-pura tidak perduli. Jacob Lington memakai topi dan masker hitam plus hoodie, memang tidak ada yang akan mengenalinya. Tapi sebenarnya Harumi tetap cemas membiarkan Jacob bersepeda di sekitar kota.Jacob mengayun sepeda Harumi dengan santai, mengabaikan pandangan aneh dari orang-orang yang lalu lalang di sepanjang trotoar pertokoan. Jacob Lington berbadan tinggi besar sangat maskulin, benar-benar tidak cocok dengan sepeda Haruni yang kekecilan. Kaki Jacob juga terlihat kepanjangan saat digunakan untuk mengayuh pedal, belum lagi warnanya yang merah muda cerah. Pa
BAB 78 BERSAMA KEMBALIJacob sudah berdiri telanjang di bawah shower, membasahi sekujur tubuhnya sambil menunggu Harumi mendekat."Ayo, Ami ...!" Jacob memanggil sekali lagi agar dia segera bergabung.Karena Harumi tetap tidak bergerak, akhirnya Jacob sendiri yang datang dengan tubuh telanjang basah untuk langsung mengangkut wanitanya."Jack!" Harumi memekik terkejut."Meowww...!" Tapi malah kucingnya yang menyahut."Aku bisa berjalan sendiri!" Harumi meronta untuk diturunkan."Kau terlalu lama!""Tunggu sebentar!""Apa kau tidak takut jadi keriput dan tidak enak lagi?"Benar-benar pembicaraan yang tidak beradab. Jacob juga bukan tipe penyabar dia langsung buru-buru melepas pakaian Harumi sampai habis tak bersisa. Harumi tidak berani protes untuk ditelanjangi karena Jacob sendiri sudah telanjang dan mencuat kaku. Sungguh kepala Harumi mendadak pening, tiba-tiba dia takut untuk menghadapi kenyataan.Tubuh Harumi terlihat mungil untuk ukuran Jacob yang tingginya hampir dua meter. Mereka
BAB 79 MATA-MATAKucing Harumi lari ke bawah kolong ranjang, tidak mau keluar lagi gara-gara dihantam bantal oleh Jacob."Pus ... pus ... ayo kemari!" Harumi coba memanggil. "Pus ... pus ...!" Tapi kucing jantan gendut itu tetap tida mau mendekat."Kau membuatnya takut." Harumi menoleh Jacob."Mustahil!" Jacob ikut mengintip ke bawah kolong ranjang. "Kucingmu saja yang ribut dan suka ngambek.""Pus ... pus ...!"Harumi memanggil lagi tapi kucingnya malah makin mundur ke sudut. "Dia benar-benar takut denganmu.""Ayo keluar kucing manja!" Jacob langsung mengancam. "Atau akan kubongkar ranjangnya dan kau akan kubuang!"Jacob jelas bukan penyabar tapi Harumi tetap berusaha memanggil dengan tenang."Jack, ayo kemari ...."Begitu Harumi menyebut nama 'Jack' kucing jantan pencemburu itu langsung balas bersuara."Meowww....""Tunggu! siapa namanya?" Jacob langsung mengehentikan.Harumi juga langsung diam, takut untuk memanggil kucingnya."Ayo, panggil lagi!" Jacob menunggu utuk menantang Haru
BAB 60 PERANG BERAKHIRSeluruh media pemberitaan dunia seketika heboh dengan aksi bunuh diri dari jet tempur FX-99 untuk meledakkan kapal induk lawan dan menghentikan invasi militer. Seketika kekuatan lawan lumpuh total, kapal induk, persenjataan, serta ribuan tentara ikut tengelam bersama bom nuklir mereka sendiri. Pasukan lawan sudah tidak berdaya dengan kerugian besar yang belum tentu pulih untuk mereka bangun kembali dalam sepuluh dekade.Selanjutnya seluruh sisa pasukan lawan berhasil dipukul mundur oleh para tentara relawan bersama kapal induk bantuan dari Istana Tamir. Berbagai kejahatan pihak lawan ikut terbongkar di mata dunia, termasuk aksi kejahatan mereka menyalahgunakan laboratorium sebagai praktik pencucian otak. Seluruh data korban juga Gerald serahkan pada pihak intelijen.Sayangnya sampai FX-99 ikut meledak sama sekali tidak ada yang tahu jika pilot didalamnya adalah Faaz. Faaz adalah pahlawan yang sesungguhnya, aksi heroiknya telah berhasil menghentikan pertempuran
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija