Bab 72 HENRY LEBIH TAHUHenry lebih tahu dengan apa yang dia lakukan, dia tidak memerlukan nasehat dari siapapun yang merasa mengerti dengan pilihan hidup, perjuangan dan perasannya untuk Livie. Mungkin dulu Henry masih bisa pilih tidak perduli ketika semua orang salah paham menyalahkan segala tindakannya. Tapi sekarang, jika masih ada yang berani mengusik tekatnya untuk Livie, maka Henry sendiri yang akan berteriak paling lantang pada siapa saja yang berani ikut campur.Henry pernah berada pada titik terendah hidup dan mati bersama Livie. Livie bukan hanya wanita yang telah mengikat hatinya, Livie juga telah menggenggam nyawanya. Siapapun tidak akan paham sebelum melaluinya sendiri, karena Henry sendiri juga baru tahu sehancur apa hidupnya ketika mendengar Livie sudah pergi meninggalkannya. Setelah segala yang telah Henry lalui dengan tidak mudah, tentunya dia juga tidak akan menyerah dengan gampang. Henry masih memperhatikan hasil lukisan Livie yang belum sempurna."Kau cuma layak
BAB 73 TIDAK AKAN PERNAH KEMBALIKali ini Henry sendiri yang ikut menemani Livie utuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Setelah observasi selama tiga bulan sepertinya kondisi Livie juga semakin stabil, tidak terdeteksi adanya penurunan kinerja pada organ vital. Jantung, serta seluruh fungsi syaraf Livie dinyatakan normal, sangat sehat seolah gadis muda itu memang tidak pernah mengalami cidera. Cuma ingatan Livie saja yang belum bisa pulih, bahkan belum menunjukkan sedikit pun kemajuan.Sepertinya Henry memang harus lebih bersabar atau memang Livie tidak akan pernah bisa mengingat kenangan mereka lagi."Terima kasih sudah menemaniku." Livie tersenyum pada Henry yang juga baru membantunya berganti pakaian."Tidak masalah aku bisa mengantarmu ke manapun!"Sebenarnya Lizie sengaja beralasan tidak bisa menemani putrinya demi memberi kesempatan untuk Henry. Kemarin Lizie sangat sedih ketika mendengar perdebatan Livie dengan papanya. Livie tidak pernah sampai seperti itu, Livie menangis, ter
BAB 74 CEMBURUMalam hari setah bertemu Mia, Henry sengaja mengulur waktu agar Livie mau dia ajak menginap di apartemennya. Harapan Henry agar Livie bisa ingat sedikit saja dengan pernikahan mereka ketika dia ajak pulang."Ada beberapa barang yang ingin aku ambi dari aprtemenku." Henry beralasan. "Apa kau mau ikut?""Ya." Livie langsung mengangguk tanpa menaruh curiga.Henry segera membawa Livie pulang. Sebenarnya Henry juga sudah lama tidak pernah pulang ke apartemennya lagi sejak tidak ada Livie. Karena rumah tampa seorang istri jadi sudah tidak seperti rumah lagi. Sesuatu yang juga baru Henry sadari jika ternyata sebuah pernikahan dapat mengikat hidupnya lebih kuat dari sekedar nyawa. Pernikahan adalah sumpah seumur hidup yang ingin Henry bawa hingga ke kehidupan selanjutnya hanya bersama Livie.Begitu membawa Livie masuk ke rumah mereka, Henry sempat berdebar karena cemas dengan apa yang bakal dirasakan oleh Livie. Livie nampak melihat ke sekeliling, memperhatikan area pantry dan
BAB 75 KEBOHONGAN YANG DIPERCAYAHenry langsung lepas kendali ketika melihat Gavin berani memeluk pinggang istrinya. Dada henry bergemuruh panas dengan jantung berdentam-dentam hebat ingin meledak. Sebuah hantaman tinju keras langsung Henry layangkan tepat ke wajah tampan Gavin sampai hidung pemuda itu mengucurkan darah."Apa yang kau lakukan?" Livie melotot syok dengan perbuatan Henry.Bukannya berhenti, Henry malah menghantam dua kali lagi tanpa memberi kesempatan Gavin untuk membalas, kemudian buru-buru mencekal lengan Livie."Ayo pulang!""Kau membuat hidungnya berdarah!" Livie menolak dibawa pegi tapi Henry tetap menyeret lengannya."Kau tidak bisa seperti ini!" Livie tidak suka dengan cara Henry yang kasar. Sebenarnya Gavin juga masih syok dan pastinya penasaran melihat Livie berusaha meronta dari cengkeraman Henry Loghan. Gavin mulai menduga jika Livie tidak bahagia dengan pernikahannya."Pria kaya brengsek!" Gavin menyapu jejak darah di salah satu hidungnya mengunakan pungg
BAB 76 KEJUTANMalam pertama Henry benar-benar tidur di sofa sementara Livie tidur di kamarnya, siang berikutnya Henry menemani Livie bersepeda di taman dengan memakai topi kacamata dan hoodie. Semua berjalan tanpa masalah, Livie juga terus terlihat ceria. Hari ketiga Henry sempat meninggalkan Livie untuk beberapa urusan perusahaan dengan Aron. Sore ketika Henry kembali Livie terlihat sedang berenang."Kau benar-benar tidak pergi ke mana-mana?" Henry menghampiri Livie ke tepi kolam."Aku mengikuti semua perintahmu." Livie menjawab santai sambil berenang telentang di atas air.Henry memberi aturan, Livie tidak boleh berkeliaran seorang diri tanpa dirinya."Apa kau mau pergi makan malam?" Henry kembali bertanya.Livie buru-buru berenang menepi. "Kau mau mengajakku makan malam?""Ya!" Henry mengangguk sambil mengangkat dagu Livie yang masih basah. "Ada kejutan untukmu!""Aku tidak terlalu suka kejutan!""Sudah sana, pakai gaunmu yang paling cantik!"Livie tetap mengikuti perintah Henry
BAB 77 PAGI HARI Henry mabuk berat setelah menghabiskan satu botol besar wine yang cukup keras. Henry bukan cuma terus mengeluhkan kepalanya yang berputar, dia juga terus bergumam menyebut-nyebut istrinya. "Istriku!" "Aku bukan istrimu!" Livie kembali memukul kepala Henry yang bandel. Bukannya menyerah Henry malah langsung menangkap pinggang Livie untuk dia seret sampai ikut jatuh ke ranjang. "Jangan pergi!" "Henry lepaskan aku!" Livie berusaha meronta karena pinggangnya terus dipeluk kencang. "Aku rindu ...." Henry terus merancau."Sangat rindu ..." Livie terkejut melihat Henry menenggelamkan wajah ke perutnya, meringkuk seperti anak anak yang sangat sedih. Livie semakin heran melihat punggung Henry bergetar, sepertinya dia menangis. "Henry kau menangis?" Livie berhenti meronta untuk membelai kepala Henry yang masih tengelam dengan napas menggigil nyeri. "Kau merindukan seorang wanita?" "Aku merindukanmu ... " Henry semakin bergumam tidak jelas. "Sangat merindukanmu sampai d
BAB 78 KING IN THE NORTHZontus benar-benar sibuk melacak jasad elang api yang kemungkinan masih terkubur di bawah lapisan es di utara. Zontus lahir dan dibesarkan di Selatan, dia kurang mengetahui sejarah peradaban Negeri Utara. Ketika Zontus menduduki tahta Negri Utara dia juga hanya mengacau kemudian kabur dari semua tangung jawab.Musim dingin di utara selalu datang lebih awal dan lebih panjang. Zontus mendatangi perkampungan kecil di tengah hutan terpencil. Cuma penduduk di perkampungan kecil itu yang tersisa dari peradaban negeri utara setelah Zontus meninggalkan mereka semua tanpa perlindungan. Setelah Zontus dan Putri Eluise mengacau, hutan gelap penuh monster serta mahluk sihir yang selama ini menjadi batas antara Negeri Utara dan Negeri Selatan ikut lenyap. Padahal hutan terlarang juga merupakan benteng perlindungan bagi Negeri Utara. Setelah semua yang mengerikan lenyap, penduduk dari Negeri Selatan banyak berdatangan, merampas tanah penduduk Negeri Utara sampa akhirnya me
BAB 79 WANITA YANG SAMASebenarnya ponsel Mia tidak tertinggal di apartemen Henry, tapi Mia telah menjatuhkannya di tempat konser. Seorang pemuda menemukan ponsel Mia kemudian dia coba menghubungi satu-satunya nomor yang tersimpan di ponsel tersebut. Karena kondisi penonton yang ramai berdesakan di tengah konser, ponsel Mia terjatuh lagi di antara banyak kaki manusia yang meloncat-loncat sambil berteriak.Zontus menjawab panggilan telepon dari Mia dan yang dia dengan hanya suara teriakan histeris ditengah keributan. Saat itu juga Zontus langsung melesat pergi mencari Mia tapi malah menemukan Mia pulang larut tengah malam dengan pakaian aneh. Rambut Mia yang biasa agak ikal juga nampak diluruskan."Aku tidak suka kau seperti itu!" Zontus bicara sambil melotot."Apa urusanmu!" Mia ikut melotot. "Aku juga tidak memanggilmu, kenapa kau kemari?"Zontus belum bersuara tapi dia geram dengan keberanian Mia membantah."Apa burung gagakmu sedang cuti, jadi kau harus datang sendiri?" Mia melempa
287 DI UTARACukup bagi Theo untuk melihat Julie selamat, dia rela berakhir. Theo melihat Gerald datang, Julie akan tertolong. Saat itu napas Theo sudah sampai di ujung tenggorokan, bahkan Theo tidak sempat menyebut nama Julie ketika napas terakhirnya lenyap."Kau tidak boleh mati!" Mia berteriak histeris."Theo!" Mia menggoncang tubuh lemas Theo yang sudah tidak bergerak. Theo sudah tidak merespon panggilan Mia. Sungguh Mia tidak sanggup seketika dia meledak dalam tangisan pilu.Ketika tidak memakai cincin hitam, Theo hanya lycan biasa. Jantung Theo telah meledak dan tulang punggungnya remuk hancur, mustahil dia bisa selamat. Kepedihan Mia semakin luar biasa karena tahu Theo pemuda yang sangat baik, dia tidak layak berakhir tragis seperti ini."Theo!!!" Mia terus menjerit. "Kau tidak boleh mati!"Zontus langsung mencabut pedang perak dari belakang tulang punggungnya."Menyingkir!" Zontus berteriak pada Mia.Mia tidak sepenuhnya paham sampai Gerald harus menyeret Mia menjauh dari tubu
BAB 286 SANGAT MENYAKITKANJulie terus memperhatikan cincin hitam yang baru dia pungut dari lantai. Kemarin Julie sempat memakainya sejenak dan tiba-tiba jantung Julie berdegup kencang hingga darah di sekujur tubuh ikut mendidih panas. Dengan rasa penasaran yang masih belum terpecahkan, Julie kembali coba memasukkan cincin hitam tersebut ke salah satu jarinya.Kali ini Mata Julie langsung mengerjap lebar, kepalnya terlontar kebelakang dengan tubuh melengkung kaku. Seketika tubuh Julie meledak gila, rasanya seperti sedang disayat dan dibakar hidup-hidup dengan api neraka. Setiap jaringan tubuh Julie bermutasi dengan sangat cepat. Lengan ramping Julie berubah menjadi gumpalan otot keras yang ditumbuhi bulu putih lebat. Julie sedang sendirian, dia tidak terkendali, tubuhnya meledak ke wujud srigala ganas berbahaya.Dengan satu kali ayunan cakar Julie membelah ranjang besi, meraung gila untuk melepaskan diri dari rantai. Begitu Julie berhasil mencabut rantai di kakinya dia langsung menerj
BAB 285 BERKUMPUL KE UTARAZontus telah membuat keputusan untuk menunggu seumur hidup Mia, menemani wanitanya hingga menua. Tapi Zontus tetap harus segera menyelesaikan semua masalahnya yang lain."Kita akan pergi ke Utara!"Zontus pernah bersumpah akan membawa Mia ke Utara sebagai ratunya. Sekarang saatnya Zontus menyelesaikan urusannya dengan pasukan lycan pengacau. Zontus akan memberi hukuman setimpal untuk para lycan yang telah berani berkhianat dengan Latuza."Ingat kau berjanji untuk membebaskan Theo!" Mia mengingatkan Zontus."Ya!"Zontus tidak pernah main-main dengan sumpahnya. Para lycan bercincin hitam akan Zontus lenyapkan dihadapan seluruh kawanan yang telah berkumpul di Utara. Tidak ada lycan yang bisa lolos dan tidak ada lycan yang dapat membantah perintah rajanya.Dari kejauhan Mia melihat para lycan telah berkumpul dalam lingkaran besar, tidak terhitung jumlahnya. Berbagai jenis lycan dari berbagai penjuru dunia bergemuruh seperti gerombolan lebah kebingungan. Mereka m
BAB 284 DI TENGAH BADAISemua gerak gerik sepele yang sedang dilakukan oleh Theo terus mengingatkan Julie pada anjing peliharaannya yang pintar. JJ juga sangat pandai menjaga api perapian."JJ!" Julie menguji dengan nama anjingnya."Ya!"Julie tidak menyangka Theo bakal langsung menoleh ketika dia panggil dengan nama anjing. Julie mendadak beku. Sepertinya Theo juga sedang syok. Ketika mata mereka terus bertemu, saat itu juga Julie semakin sadar kenapa tatapan Theo selalu terasa tidak asing baginya."JJ!" Julie memanggil sekali lagi.Theo langsung berdiri bangkit dari depan perapian untuk mendatangi Julie dengan patuh persis seperti ketika dirinya masih seekor anjing.Julie terduduk beku di atas ranjang, begitu Theo sudah berdiri di hadapannya, Julie mengulurkan salah satu lengan. Theo langsung merunduk berlutut untuk menyapukan sisi wajah dan kepalanya ke lengan Julie persis seperti kebiasaan anjing peliharaan.Saat itu napas Julie masih gemetar, matanya berkaca-kaca bening, menggena
BAB 283 AKAN MENUNGGUTanga Julie terus gemetar, menggenggam bandul kalung milik anjingnya. Julie tidak tahu bagaimana kalung milik JJ bisa berada di dalam brankas milik Theo. Isi kepala Julie masih terlalu kacau. Julie langsung teringat jejak darah di jendela rumahnya yang hancur. Julie curiga Theo juga telah membunuh anjingnya."Oh, tidak!" Julie menarik napas dalam untuk memenangkan diri. Julie ingin menangis dan ingin marah."JJ ...!" Akhirnya Julie cuma bisa menangis untuk anjingnya yang malang.Sungguh Julie sangat sedih membayangkan anjing pintarnya sudah tidak ada, mungkin JJ telah dicabik lycan atau ditelan. Entah bagaimana Theo bisa tega membunuh anjing tidak berdosa. Julie ingin sekali marah, tapi dia merasa tidak berdaya untuk melawan apa lagi membalas.Julie kembali buru-buru meraba ke dalam laci lemari untuk menemukan petunjuk apapun mengenai Theo. Kali ini Julie malah tidak sengaja menemukan sebuah cicin hitam. Cincin hitam pekat dengan motif kepala srigala yang terli
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me