Ayo vote dulu
Setelah mengamankan Anelies, Serkan kembali harus berpikir keras mengatur strategi untuk mengalahkan George Loghan. Pria itu bukan cuma harus mereka lenyapkan tapi seluruh jaringannya juga harus dimusnahkan. Mereka bukan cuma telah menculik para ilmuan untuk menciptakan virus serta senjata pemusnah masal, tapi juga membangun militer dengan merekayasa DNA manusia. Sebuah kejahatan besar yang benar-benar berbahaya untuk masa depan dunia. "George Loghan!" ulang Serkan sambil berjalan mondar-mandir di hadapan Pangeran Albany. "Apa yang sebenarnya dia inginkan dari menciptakan semua bencana?" Pangeran Albany ikut muak dengan perbuatan George Loghan yang semakin di luar nalar. "Ingat jika tetap akan ada yang mengambil keuntungan dari sebuah bencana!" Serkan benar, kadang bencana sengaja dibuat untuk menciptakan ketakutan. Sekali lagi, selama manusia masih terpisah oleh ego, keserakahan, dan ketakutan, maka kejahatan tetap akan ikut subur mereka pelihara. Pada dasarnya manusia takut tera
Gerald langsung meraup tubuh Emillie yang bersimbah dara, memeluk erat tubuh pucat lemas itu kedalam dekapannya dan seketika Emillie menjerit."Ao!!!" Tangan Emillie yang sakit tergencet.Mereka sama-sama terkejut. Gerald terkejut Emillie masih hidup, sementara Emillie syok dipeluk sesak seperti itu."Apa yang kau lakukan!" Emillie juga langsung melotot dengan mata lebar."Kau masih hidup!" Gerald benar-benar panik. "Kau benar-benar hidup?""Lepaskan aku!"Gerald masih memeluk erat."Aku tidak bisa bernapas dan tanganku sakit!"Gerald melepas pelukannya kemudian buru-buru memeriksa sekujur tubuh Emillie. Yang pertama Gerald lakukan adalah membuka pakaian Emillie dengan menaikkan kaos longgarnya sampai ke dada.Apa yang kau lakukan!"Pinggul, perut serta buah dada Emillie diraba. Emillie bukan cuma heran tapi kesal dengan kelancangan Gerald."Kau tidak terluka?""Jariku sakit jika kau tidak segera menyingkir!"Gerald juga masih setengah menindih Emillie di atas sofa, dia baru sadar ji
"Aku tidak akan menikahkan putriku!" tegas Omar yang sudah merasa terhina dengan sikap Hannan."Bukankah kalian yang mendesak agar aku segera menikahi Sanaz?""Tidak untuk kau permainkan!" Omar terlanjur murka.Hannan menatap ke sekeliling keluarga Sanaz. "Putri kalian juga sudah cukup umur, apa sebenarnya mau kalian?"Usia dua puluh enam bisa dianggap terlambat menikah di lingkungan keluarga mereka."Aku sudah meluangkan waktu untuk pulang dan kalian sangat tidak masuk akal!""Jadi kau hanya akan menikahi putriku di waktu luang!" Omar makin tersinggung."Aku sedang sangat sibuk dengan pekerjaan baruku, banyak yang harus aku korbankan untuk datang kemari!"Saat itu juga Omar langsung menunjuk ke arah pintu. "Keluar dari rumahku!"Wajah Hannan memerah karena Omar mengusirnya di depan semua orang."Baiklah, aku akan pergi tapi ingat jangan pernah memohon lagi agar aku kembali dan menikahi putri kalian!""Aku tidak menyesal untuk pemuda sepertimu!"Omar juga baru tahu jika jabatan telah
Ludwik mendapati putrinya sudah meringkuk menggigil di belakang pintu kamar."Apa yang kau lakukan!"Wajah Daraya masih pucat, bibirnya gemetar."Aku sangat takut, mutan itu benar-benar bisa membunuhku.""Kau memberitahu tempat tinggal Gerald!" Ludwik sangat marah pada putrinya. "Kau telah menghancurkan semuanya!"Ludwik telah membesarkan Daraya untuk menjadikannya pasangan Gerald. Menjaga gadis itu dari sentuhan siapapun hanya untuk Gerald. "Gerald tidak akan mengambilku, dia sudah bersama gadis lain.""Kau terlalu gegabah!""Kau tetap harus bisa mendapatkan bayi dari Gerald!" Ludwik menarik kasar tubuh putrinya agar berdiri. "Kita butuh bayi itu dan ingat jika masa depan kita semua ada di tanganmu!"*****Hari masih pagi ketika Tobias sudah sibuk mencari Pangeran Albani."Di mana suamimu?""Dia baru pergi ke ruang kerjanya."Tobias juga langsung kabur tanpa mencium Jeny atau bayinya."Papa!" panggil Jeny untuk protes tapi Tobias sudah tidak mendengarkan dia tetap kabur.Tobias men
Genangan air yang tumpah dari bak jacuzzi membasahi hampir seluruh lantai kamar mandi. Jantung Emillie masih berdegup kencang, membekap mulut sambil meremas gumpalan selimut yang dia gunakan untuk membelit tubuh bugilnya. Pelan-pelan Emillie melangkah mundur, menarik ujung kaki dari tepi genangan darah bercampur air encer. "Jangan takut, aku masih belum mati!" Emillie langsung terlonjak hingga menjatuhkan lilitan selimutnya. Kelopak mata Gerald masih terpejam, tapi mutan itu belum mati. "Kemari lah, aku tidak akan marah lagi." Suara Gerald terdengar berat tapi sangat tenang. Emillie masih takut tapi tidak tahu harus kabur ke mana, sementara dia juga tidak mau mendatangi Gerald. Kemarahan Gerald benar-benar masih membuat Emillie takut. Netra gelapnya bukan seperti manusia, dia seperti monster. Karena Emillie belum juga bergerak sura Gerald terdengar kembali memanggil. "Kemari lah!" Kali ini Gerald membuka mata menatap Emillie yang berdiri polos telanjang di ambang pintu. Emillie
"Aku juga akan membawamu pulang ke Washington, semua orang harus tahu siapa wanita yang telah aku nikahi." Tobias membelai pipi lembut Sanaz. "Tapi untuk kali ini biarkan aku memilikimu seorang diri."Sanaz kembali merinding, bibirnya dikecup."Andai kau tahu sebesar apa aku sudah menginginkanmu ...." Tobias menghela napas hangat untuk dia sapukan ke ceruk leher Sanaz kemudian menghirup kulitnya yang manis lembut dan langsung dia lumat.Saraf Sanaz seketika bangkit menegang tapi Tobias menahan tubuhnya agar tidak berkelit. Walaupun ingin pelan-pelan nyatanya Tobias tetap gemas tidak sabar. Sanaz benar-benar polos bahkan dia tidak tahu bagaiman harus menanggapi ajakan pria."Jangan tegang ... rileks ..." Tobias terus berbisik sambil mulai membuka kancing depan pakaian Sanaz."Aku merasa buruk ...." Akhirnya Sanaz bersuara.Tobias seketika berhenti untuk menatap gadis mudanya."Apa aku membuatmu takut?"Sanaz ditanya dengan lembut sambil terus Tobias belai rona pipinya."Ini semua meng
"Jangan pikirkan apapun, cukup rasakan aku yang sedang berada di dalam tubuhmu!" Tobias terus meluncur, keluar masuk semakin terjal. Mendorong Sanaz untuk ikut menikmati klimaksnya. "Apa masih sakit?" Tobias mengungkit lebih dalam. Sanaz menggeleng meski sebenarnya masih sakit. Tapi selama dapat dia tahan Sanaz sudah tidak keberatan. Sekarang Tobias Harlot adalah suaminya, boleh mengambil sebanyak yang dia mau. Sanaz hanya sibuk mengais permukaan seprai untuk ia cengkram kencang ketika pinggulnya mulai dibuat tumbuh mengejang. Tobias tahu Sanaz sedang diburu rasa hancur. "Ya, lepaskan Sayang ...." Tobias mengocok cepat sambil memulas puncak kecil wanitanya dengan gerakan berpusar. Semakin cepat, semakin terjal, dan semakin panas. "Tobias ...!" Sanaz menjerit karena benar-benar sudah tidak tahan. "Tatap aku!" Tobias tidak mau Sanaz menutup mata ketika ingin dia tuntaskan. "Ah, kau sangat cantik ...." Tobias ikut sangat puas menyaksikan bagaimana tatapan Sanaz mencair redup dala
"Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuu!""Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuu!" Bibir si Gusi merah muda kembali menyembur, pipi montoknya merona merah dan mata bulatnya bening ceria bercampur celoteh tawa."Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuu!"Gerald masih belun sepenuhnya sadar sampai tiba-tiba telapak tangan montok bayi laki-laki mengemaskan itu menyentuh pipinya dan Gerald langsung terkesiap bangun."Oh!" Gerald terkejut karena dirinya bermimpi, anehnya dia memimpikan bayi jorok yang suka bermain ludah dan menertawakannya.Gerald sempat kembali memejamkan mata, menghela napas dalam kemudian menjambak rambut di kepalanya. Setelah itu Gerald juga baru sadar jika Emillie sudah tidak ada di sampingnya. Gerald langsung kembali terlonjak dan berteriak."Ems!""Ems ...!"Gerald memeriksa ke kamar mandi yang kosong."Ems ...!"Gerald cuma sempat memakai celana ketika bergegas keluar dari kamar untuk berlari kilat menuruni tangga."Ems ...!""Apa yang kau lakukan, berisik sekali!" tegur Emi
BAB 257 PERNIKAHANSemua keluarga yang telah berkumpul menunggu di beranda samping rumah peternakan yang pagarnya sudah dihias lilitan bunga segar dan pita putih menjuntai. Walaupun serba mendadak, Mara tetap tidak kehabisan cara untuk menciptakan pesta yang berkesan bagi putrinya. Selama ada uang berkuasa, semua bisa diatur dengan cepat.Beruntung rumah peternakan memiliki beranda yang cukup lebar. Seluruh pekerja peternakan ikut duduk dengan pakaian rapi di barisan kursi yang sudah mereka susun. Semua pengawal Serkan dari istana juga ikut serta. Diantara mereka semua yang bergerombol dalam obrolan, cuma Zontus yang tetap sendirian.Selain membuat orang takut untuk mendekat, Zontus memang sama sekali tidak miliki kawan atau keluarga. Zontus benar-benar berdiri di sana hanya untuk menunggu Mia, dia kurang perduli dengan yang lain. Walaupun Zontus terlihat dingin dan agak aneh, tapi tidak ada yang berani membicarakannya."Kapan Mia keluar?" Lana sudah tidak sabar."Tunggu saja jangan
BAB 256 BANYAK HAL TIDAK TERDUGABegitu mengetahui Zontus dapat membebaskan darah imortal, Jared langsung setuju dengan saran Anelies agar Mia menikah dengan Zontus. Tentu tujuan Jared pasti agar Mia bisa membujuk Zontus membantu Emillie serta keluarganya. Padahal sebenarnya Jared belum sepenuhnya rela Mia menikah.Mia masih sangat muda, Jared belum rela melepaskan putri kecilnya pada seorang laki-laki. Jared hanya mengikuti nasehat Anelies, dan ternyata Anelies benar. Dengan sangat tidak terduga Zontus mau menghargai mereka dengan pernikahan. Jared juga tidak menyangka, Zontus tetap akan memberi kesempatan untuk dirinya dan Mara sebagai orang tua.Sejak awal Mia memang hadir dengan sangat ajaib di tengah keluarga Jared. Mara selalu takut bila Mia bukan milik mereka. Walaupun Jared selalu berusaha menegarkan Mara, tapi sejatinya Jared juga sangata takut kehilangan. Beruntung Zontus tidak seburuk yang mereka semua pikiran selama ini. Tapi Zontus tetap bisa sangat keras bila urusannya d
BAB 255 PAGI YANG SEMPAT KACAU Mia tidak tahu, entah papanya baru bangun dari mimpi buruk, atau memang masih berjalan setengah bermimpi seram. "Kau dan Zontus harus menikah!" Tiba-tiba Mia dan Zontus diberi ultimatum keras. "Kalian harus segera menikah di hadapanku!" Setelah tersedak kaku, Mia langsung menoleh pada Zontus. "Zontus apa kau bisa menghapus ingatan papaku!" Seketika Jared langsung melotot lebar pada putrinya sendiri yang berani minta otaknya untuk dihapus. "Zontus cepat!" Mia menginjak kaki Zontus agar cepat bertindak. "Kau ingin aku menikahi Mia dengan cara seperti apa?" Ternyata Zontus malah menanggapi permintaan Jared. "Zontus!!!" Mia berdesis kesal tapi tidak dihiraukan. "Aku akan menikahi Mia di puncak gunung, di dasar laut atau di tengah hutan, di manapun asal dia mau!" "Aaaaaaa!!!" Saat itu juga Mia langsung menjerit histeris. "Kau pikir aku lumba-lumba!" Masalahnya Zontus telah hidup selama ribuan tahun, dia telah melalui banyak budaya denga
BAB 254 BICARA SERIUS Zontus benar-benar tidak bisa menembus ke dalam mata Yang Mulia Serkan, seperti ada perisai tebal yang terus menghalaunya. "Katakan siapa dirimu?" Zontus menuntut pertanyaan tegas. "Aku hanya manusia, seperti yang kau lihat." Serkan tetap berucap tenang. "Mustahil!" Zontus tidak mau percaya. "Kau menggunakan sihir!" "Tidak ada sihir!" Serkan menggeleng pelan. "Aku lahir dan hidup sebagai manusia, tidak ada keajaiban apapun." Serkan melangkah lebih dekat. "Tapi aku tetap tidak akan membiarkan siapapun mengusik keluargaku!" Zontus menatap tajam tapi Serkan memang sama sekali tidak gentar meskipun tahu mahluk immortal di hadapannya menguasai banyak sihir. "Kau tidak bisa membawa Pangeran Husain!" Serkan memberi pernyataan tegas. "Husain juga tidak akan berani pergi tanpa ijin dariku!" Bahkan Pangeran Husain sendiri pernah menyatakan jika dia lebih takut dengan babanya dari pada dengan Zontus. Zontus benar-benar bukan mahluk yang mau terkalahkan, dia
BAB 253 HARUS SEGERA DISELESAIKANZontus akan mengabulkan permintaan Mia sebagai hadiah ulang tahun. Zontus akan membebaskan Theo dari darah lycan. Zontus sudah setuju dan dia tidak mungkin mengingkari janjinya.Mia langsung bersemangat. Setelah bicara dengan Zontus, Mia langsung pergi menemui Gerald."Kita harus segera menemukan Theo!"Mia bicara di hadapan Gerald yang sedang duduk di perpustakaan bersama Emillie."Zontus sudah berjanji akan membebaskan Theo dari darah lycan asal kita membawa Theo ke hadapannya!"Gerald dan Emillie cukup terkejut mendengar Zontus mau membantu mereka."Kau serius?" Emillie bertanya dengan nada ragu. "Zontus bisa membersihkan darah lycan di tubuh Theo, atau Zontus malah akan melenyapkan nyawa Theo?"Emillie ragu jika mahluk seperti Zontus tidak mendendam pada pemuda yang juga suka mendekati wanitanya."Zontus tidak mungkin ingkar dengan janji serta ucapannya!" Mia sangat yakin. "Aku sangat mengenal Zontus!"Emillie menoleh Gerald untuk menunggu tanggap
BAB 252 MALAM TAHUN BARU BERSAMADari tepi hutan Helena melihat keluarga Jared dan Mara yang sedang berkumpul di meja makan malam. Semua anak-anak sedang berkumpul, Helena melihat mereka semua dengan dada ikut menghangat. Mara juga telah memaafkan Helena dengan kemurahan hatinya yang luar biasa.Mara dan Helena sama-sama seorang ibu, pasti mereka juga ingin yang terbaik bagi putri mereka. Helena telah memberitahu Mara jika suatu saat Zontus pasti akan kembali untuk menjemput Mia. Tidak ada yang dapat menghentikan Zontus, karena ratu negeri Utara memang hanya terlahir kembali untuk rajanya. Mara cuma minta pada Helena agar diberi waktu bersama Mia sebelum nanti Zontus mengambilnya.*******Ketika melihat Zontus datang, Mara langsung menjatuhkan semua gelas kristal yang sedang dia bawa. Mara sudah tahu Zontus akan datang menjemput Mia tapi dia tidak menduga akan secepat ini. Mara tidak tahu jika tujuan Zontus adalah Pangeran Husain. Sepanjang makan malam itu Mara terus diliputi rasa tak
BAB 251 BERKUMPULJulie memandikan anjing hitam yang dia bawa pulang dari pemakaman dengan mengunakan air dari selang di halaman."Ayo berputar lagi!" Julie memberi perintah. "Biar kubersihkan kaki kirimu!"Theo terus berputar patuh mengikuti perintah Julie yang sedang menggosok bulunya dengan busa sabun mandinya yang harum."Ingat nanti malam adalah malam tahun baru, kau harus bersih!"Julie juga terus mengajak Theo bicara. "Bibiku baru meninggal dua bulan lalu, sekarang aku juga sendirian."Theo bersuara lirih sambil menggosokkan hidung ke lengan Julie."Terima kasih." Ternyata Julie paham dengan maksud anjing hitam itu untuk bersimpati.Sebenarnya Julie juga tidak memiliki teman bercerita. Selama ini Julie hanya sibuk bekerja dan mengurus bibinya yang sakit-sakitan."Aku keringkan bulumu dulu baru kau bisa makan."Julie buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambil handuk dan pengering rambut."Ayo kemari!" Julie memanggil dari teras.Theo segera berlari mendekat utuk dikering
BAB 250 MENJADI ANJINGMenjelang malam akhir tahun, hujan terus turun seolah tanpa jeda, begitu pagi agak cerah Julie buru-buru pergi keluar dengan pikup tuanya. Hari masih pagi, Julie berniat pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya sebelum malam pergantian tahun.Ketika sampai di pemakaman, Julie terkejut melihat seekor anjing jenis serigala berbulu hitam legam sedang meringkuk di samping makam ayahnya. Sepertinya anjing kurus itu sudah berada di sana sejak hujan semalam, bulunya terlihat kotor kumal oleh percikan tanah lumpur basah."Hai apa kau lapar?"Julie bertanya pada anjing kurus yang terlihat lemah dengan perut cekung."Kau tidur dan kehujanan di sini?"Kebetulan Julie sedang membawa roti isi sisa sarapannya yang belum habis untuk dia ulurkan. Theo yang sudah sangat lapar langsung mengigit roti isi daging asap yang terasa sangat lezat luar biasa setelah beberapa hari tanpa makan. Theo makan dengan lahap dari tangan Julie yang juga sama sekali tidak merasa jijik atau takut
BAB 249"Apa Theo tidak ikut?" Mara baru ingat untuk menanyakan Theo karena Mia cuma datang sendirian."Theo sedang sibuk Mom." Mia terpaksa berbohong."Padahal kemarin dia berjanji akan ikut." Mara nampak kecewa.Seharusnya Mia memang pulang bersama Theo. Tapi sepertinya Theo sedang ingin balas tidak datang. Akhirnya Mia pulang sendiri."Anak muda itu sudah sangat baik, dia selalu menjagamu." Mara terus mengagumi Theo.Sampai di sini, ternyata Mia juga baru sadar jika tidak mudah untuk menjaga persahabatan dan asmara. Kadang harus ada yang mengalah atau lebih dipilih, meskipun sama-sama tidak ada yang buruk."Theo adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki."Mia mempertegas kata 'sahabat' untuk Theo, meski untuk sekarang Mia juga belum bisa menyebut nama Zontus. Zontus masih pergi, Mia belum bisa memberitahu siapapun bila Zontus masih hidup. Zontus sedang menyelesaikan semua urusannya dan tidak ingin kembali diganggu. Yang pasti Zontus juga sedang berjuang keras untuk mereka sem