Ayo jangan lupa VOTE dulu
Sanaz biasa tinggal di belahan timur, musim dingin di sana tidak pernah sebeku air sungai yang kali ini membuat syaraf tubuhnya mengejang. Tobias sudah berhasil menarik gadis muda itu ke tepi sungai tapi Tubuh Sanaz mulai kram dan giginya mengeras kaku disertai kesulitan bernapas. "Sial!" umpat Tobias yang sadar jika Sanaz bakal mengalami hipotermia.Tobias segera membopong tubuh Sanaz kembali ke dalam mobil. Meski mobilnya dilengkapi pemanas tapi pakaian basah Sanaz membuatnya tidak terlalu berguna. Sanaz terus meringkuk menggigil gemetaran di kursi belakang sementara Tobias segera menjalankan mobilnya untuk mencari tempat singgah. Pakaian Tobias juga basah, tapi dia sudah terbiasa dengan suhu dingin.Setelah lima belas menit perjalanan, Tobias melihat plang motel di pinggir jalan yang lampu neonnya sudah menyala karena kabut. Tobias segera menepikan mobilnya dan berhenti di plataran parkir. Tidak lupa Tobias mengunci mobilnya sebelum pergi keluar untuk mencari penjaga motel. "Aku
"Aku sudah tidak menginginkanmu!" kemudian Jeny meraba perutnya yang masih rata. "Aku juga tidak menginginkan anakmu ada di perutku!" "Kau hanya berdusta!" Pangeran Albany langsung kembali menyambar bahu Jeny untuk dia dorong lagi sampai terbaring. Jeny berbaring pasrah di bawah naungan tubuh Pangeran Albany yang sedang meregang kaku. "Kau memang hanya bisa memaksakan keinginanmu!" Sepertinya Pangeran Albany tidak perduli dia tetap merampas bibir Jeny yang masih mengomel. Jeny melawan dengan beberapa gigitan tapi tetap diabaikan. Ketika Jeny lengah Pangeran Albany langsung menghisap bibir Jeny sampai suara hisapannya terdengar seperti kenikmatan lezat. Jeny tidak dapat menolak, termasuk ketika pakaiannya mulai disinsingkan dan celananya ditarik turun. "Ethan!" Jika sudah mulai panik Jeny akan mulai ikut terdesak untuk memanggil pemuda itu sebagai Ethan Landon. "Hentikan!" Jeny melihat Pangeran Albany juga mulai membuka kancing celananya sendiri, mengurainya dengan cepat. 'Oh,
Meskipun sedang disekap di dalam kamar yang nyaman dan diberi makanan jauh lebih baik dari pada di banker, tapi Maryam tetap mengamuk tidak terima."Kalian licik! kalian jahat!" Maryam terus menggedor pintu kamar tempat dirinya disekap. "Kalian semua akan mendapat karmanya dan membusuk di neraka!"Bibir Maryam memang paling lihai untuk mengumpatkan berbagai kutukan. Kebenciannya bukan cuma telah mendarah daging tapi juga telah mengambil alih semua pengendalian syarafnya."Aku tidak akan mengeluarkanmu sampai kau bisa diajak bekerja sama!"Setelah semua penderitaan hidupnya, Maryam telah tumbuh menjadi pribadi yang keras dan tidak akan mudah untuk mempercayai orang lain."Putraku akan datang untuk menyelamatkanku dan membalas kalian semua!"Sampai saat ini Maryam masih belum tahu jika justru Pangeran Albany yang menyuruh Omar untuk menyekapnya."Kau hanya tinggal mengatakan di mana kau menyimpan bukti pernikahanmu dengan Pangeran Rasyid agar Yang Mulya Serkan juga dapat memberikan semu
"Tidak perlu terus kau tanya padaku, tanyakan saja pada ibumu kenapa waktu itu dia tidak pilih melakukan aborsi untuk membunuhmu di dalam perut!"Jeny langsung terdiam untuk menatap pemuda di hadapannya. Memang benar karena jika sedikit saja Jene berubah pikiran pasti ceritanya juga akan sangat jauh berbeda."Kurasa ibumu memiliki lebih banyak alasan untuk melakukan aborsi tapi dia pilih mempertahankan kehamilannya untuk memberimu kehidupan!"Jeny masih belum bersuara, dadanya seperti dihantam nyeri mendengar ucapan seperti itu."Aku tidak peduli omong kosong apa yang diajarkan Tobias Harlot padamu! Aku tidak akan membiarkan kalian membunuh anakku!"Saat itu Jeny baru sadar jika dia juga sedang berhadapan dengan pria yang sangat keras."Aku juga akan tetap menikahimu, terserah kau suka atau tidak!"Sejak awal Pangeran Albany memang tidak pernah keberatan untuk menikahi Jeny meskipun dia sendri masih sangat muda. Sebaliknya Jeny juga sangat keras menentang komitmen pernikahan, kehamila
Tubuh Tobias sudah lemas di dasar kolam ketika Sanaz berenang menghampirinya dan segera menyeret tubuh pria besar itu untuk dia bawa menepi. Sanaz terus mempertahankan kepala Tobias agar tetap berada di permukaan air sambil terus dia seret. Meski Sanaz sudah terlatih dalam penyelamat ketika berada di pendidikan militer, tapi tubuh pria dewasa tetap cukup berat ketika harus dia naikkan seorang diri ke tepi kolam.Sanaz terpaksa keluar dari air terlebih dulu kemudian menarik bahu Tobias dari tepi kolam. Pria tinggi besar itu masih pingsan, otot yang lemas membuatnya semakin terasa berat. Sanaz yang juga belum makan samasekali sejak kemarin harus mengerahkan seluruh tenaga untuk bisa menariknya. Setelah susah payah akhirnya Sanaz berhasil mengeluarkan tubuh Tobias Harlot dari dalam air dan menimpa sebagian tubuhnya yang merosot lemas.Sanaz segera menarik tubuhnya yang tertindih untuk memeriksa pernapasan Tobias Harlot, Sanaz menempelkan telinga ke hidung serta bibir, kemudian dadanya. To
Karena tidak mau dibawa pulang oleh Pangeran Albany untuk dinikahi, Jeny segera menyusun siasat licik untuk merayu pemuda itu agar dia bisa mendapatkan akses komunikasi dengan Jane. Walaupun Jeny juga mencintai Pangeran Albany, tapi gadis itu masih terlalu liberal, baginya kehamilan bukan jadi alasan untuk menikah. Apa lagi Jeny merasa dirinya masih sangat muda, pernikahan benar-benar belum ada dalam agendanya.Setelah cukup dirayu dengan sangat meyakinkan, akhirnya Pangeran Albany bersedia untuk meminjamkan ponselnya."Kau hanya boleh menghubungi ibumu.""Ya." Jeny mengangguk kemudian memberi kecupan untuk berterimakasih sekali lagi.Karena mereka masih dalam penerbangan, jadi cuma benda itu satu-satunya ponsel yang bisa mereka gunakan untuk berkomunikasi. Jeny segera menghubungi nomor khusus yang pernah diberikan Jane. Panggilan khusus Jeny juga langsung tersambung."Mom, ini aku.""Ya." Jane agak terkejut tapi dia tetap senang mendengar putrinya menelpon."Mom, aku butuh bantuanmu."
Begitu melihat dua piring sisa makanan dan dua gelas minuman yang masih beruap hangat, Jane langsung Tahu jika Tobias tidak sendiri."Kau sedang bersama seseorang?"Tobias baru sadar dengan keteledorannya ketika melihat Jane melirik sisa makanan di atas meja."Tidak, aku hanya salah pesan!"Harusnya Tobias tidak membuat alasan sebodoh itu karena Jane jadi cuma menyunggingkan senyum remeh. Jene berjalan mengelilingi punggung sofa dan dia menemukan bra basah yang masih tergeletak di lantai. Jane memungutnya dengan cubitan jari untuk dia tunjukkan pada Tobias sebelum kemudian dia jatuhkan lagi."Jangan khawatir aku tidak akan memeriksa kamarmu!"Lagi pula Jene juga sudah sering memergoki Tobias bersama wanita. Faktanya Tobias masih muda, tampan, sukses, dan masih sangat normal, mustahil jika dia tidak membutuhkan wanita. Tobias bisa mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan untuk dia bawa ke atas ranjang, Jane juga tidak pernah mempermasalahkannya.Sudah puluhan tahun Jene bertugas men
Jeny belum sepenuhnya sadar ketika kembali dibawa dalam penerbangan. Setelah hampir satu jam penerbangan barulah dia mulai merasakan kelopak matanya yang berat utuk dibuka dan ternyata situasi di sekelilingnya sudah berbeda. Jeny memperhatikan dinding putih dengan jendela kaca kecil berbingkai bulat, atap-atap rendah dan tentu saja ranjangnya yang sudah sangat tidak asing.Jeny melihat Pangeran Albany duduk di meja kerja kecil yang terletak di sudut kamar. Pria itu nampak sedang serius menekuni layar monitor yang sedang menyala di hadapannya."Kenapa kita sudah berada dalam penerbangan?"Pangeran Albany langsung berhenti dari kegiatannya, dia berdiri untuk berjalan menghampiri ranjang. Sepertinya dia baru mandi, rambut di dahinya masih agak basah dan cuma memaki jubah tidur. Yang membuat Jeny langsung khawatir, pemuda itu sama sekali tidak tersenyum tapi tiba-tiba melepas jubah tidurnya untuk telanjang kemudian merangkak naik ke atas tempat tidur."Apa yang kau lakukan?"Jeny langsung
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T