Jangan lupa vote untuk mendukung cerita ini
Karena tidak mau dibawa pulang oleh Pangeran Albany untuk dinikahi, Jeny segera menyusun siasat licik untuk merayu pemuda itu agar dia bisa mendapatkan akses komunikasi dengan Jane. Walaupun Jeny juga mencintai Pangeran Albany, tapi gadis itu masih terlalu liberal, baginya kehamilan bukan jadi alasan untuk menikah. Apa lagi Jeny merasa dirinya masih sangat muda, pernikahan benar-benar belum ada dalam agendanya.Setelah cukup dirayu dengan sangat meyakinkan, akhirnya Pangeran Albany bersedia untuk meminjamkan ponselnya."Kau hanya boleh menghubungi ibumu.""Ya." Jeny mengangguk kemudian memberi kecupan untuk berterimakasih sekali lagi.Karena mereka masih dalam penerbangan, jadi cuma benda itu satu-satunya ponsel yang bisa mereka gunakan untuk berkomunikasi. Jeny segera menghubungi nomor khusus yang pernah diberikan Jane. Panggilan khusus Jeny juga langsung tersambung."Mom, ini aku.""Ya." Jane agak terkejut tapi dia tetap senang mendengar putrinya menelpon."Mom, aku butuh bantuanmu."
Begitu melihat dua piring sisa makanan dan dua gelas minuman yang masih beruap hangat, Jane langsung Tahu jika Tobias tidak sendiri."Kau sedang bersama seseorang?"Tobias baru sadar dengan keteledorannya ketika melihat Jane melirik sisa makanan di atas meja."Tidak, aku hanya salah pesan!"Harusnya Tobias tidak membuat alasan sebodoh itu karena Jane jadi cuma menyunggingkan senyum remeh. Jene berjalan mengelilingi punggung sofa dan dia menemukan bra basah yang masih tergeletak di lantai. Jane memungutnya dengan cubitan jari untuk dia tunjukkan pada Tobias sebelum kemudian dia jatuhkan lagi."Jangan khawatir aku tidak akan memeriksa kamarmu!"Lagi pula Jene juga sudah sering memergoki Tobias bersama wanita. Faktanya Tobias masih muda, tampan, sukses, dan masih sangat normal, mustahil jika dia tidak membutuhkan wanita. Tobias bisa mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan untuk dia bawa ke atas ranjang, Jane juga tidak pernah mempermasalahkannya.Sudah puluhan tahun Jene bertugas men
Jeny belum sepenuhnya sadar ketika kembali dibawa dalam penerbangan. Setelah hampir satu jam penerbangan barulah dia mulai merasakan kelopak matanya yang berat utuk dibuka dan ternyata situasi di sekelilingnya sudah berbeda. Jeny memperhatikan dinding putih dengan jendela kaca kecil berbingkai bulat, atap-atap rendah dan tentu saja ranjangnya yang sudah sangat tidak asing.Jeny melihat Pangeran Albany duduk di meja kerja kecil yang terletak di sudut kamar. Pria itu nampak sedang serius menekuni layar monitor yang sedang menyala di hadapannya."Kenapa kita sudah berada dalam penerbangan?"Pangeran Albany langsung berhenti dari kegiatannya, dia berdiri untuk berjalan menghampiri ranjang. Sepertinya dia baru mandi, rambut di dahinya masih agak basah dan cuma memaki jubah tidur. Yang membuat Jeny langsung khawatir, pemuda itu sama sekali tidak tersenyum tapi tiba-tiba melepas jubah tidurnya untuk telanjang kemudian merangkak naik ke atas tempat tidur."Apa yang kau lakukan?"Jeny langsung
Setiap kali mengetahui fakta perjuangan Tuan Husain demi untuk memberikan haknya, Pangeran Albany akan kembali merasa paling berdosa. Kebencian Pangeran Albany terhadap keluarga Selir Kumai semakin mendarah daging hingga api neraka pun seolah tidak dapat meleburnya.Pangeran Albany kembali mengepalkan tangannya dengan otot kaku. Seandainya saja Pangeran Sofyan masih bisa hidup lagi dia rela menembak kepalanya berulang-ulang kali tanpa penyesalan. Pangeran Albany bersumpah akan membongkar semua kejahatan keluarga Selir Kumaira, mereka semua harus menerima hukuman setimpal.Sekarang Pangeran Albany harus bisa menemukan semua berkas penting yang ternyata telah disimpan oleh Tuan Husain. Tuan Husain sengaja mengumpulkan semua data penting itu diam-diam agar tidak ada yang menggagalkan usahanya untuk melegalkan status Pangeran Albany sebagai Putra Pangeran Rasyid dan tentunya untuk mengejutkan semua orang yang telah berani berkhianat. Bahkan Yang Mulya Seika tidak pernah tahu dengan semua r
Begitu kembali ke Istana Kumaira, Selir Kumaira baru diberitahu jika tawanannya di dalam banker telah kabur. Selir Kumaira langsung murka dan mengumpulkan semua pelayan serta pengawal di istananya."Bagaimana kalian bisa membiarkan wanita sinting itu kabur!""Maafkan kami, kami benar-benar tidak melihatnya keluar." Kepala pengawal sampai bersujud di hadapan Selir Kumaira. "Bahkan pengawal selalu berjaga di pintu masuk, dan kami yakin tidak ada yang keluar dari sana.""Kalian benar-benar bodoh!" Selir Kumaira melempar gelas di tangannya hinga hancur ke lantai dengan suara percikan nyaring."Tenang ibu kita akan segera menangkapnya lagi." Pangeran Hasan berusaha untuk menenangkan ibunya."Keluar kalian semua!" Selir Kumaira mengusir semu pelayan dan pengawal yang cuma dia anggap berbaris bodoh di hadapannya.Mereka semua segera pergi membubarkan diri dengan teratur tanpa ada yang berani berssuara. Selir Kumaira dan Pangeran Hasan benar-benar baru diberitahu setelah hampir empat hari Mar
Tobias yakin, pasti Yang Mulya Serkan sudah tahu jika Jeny sedang mengandung benih dari Pangeran Albany. Dia sudah bisa menebak perihal apa yang bakal dibicarakan oleh Yang Mulya Serkan jika mereka bertemu. Tobias tidak akan mau berdamai dengan Pangeran Albany dan tidak akan rela putrinya sampai dinikahi. Tapi untuk menolak permintaan pria seperti Yang Mulya Serkan pastinya tidak akan mudah untuk dilakukan, karena itu Tobias pilih menghindar. Setelah berhasil berkelit dari permintaan Yang Mulya Serkan untuk bertemu, Tobias segera mencari akal agar tetap dapat mengambil Jeny tanpa harus terlibat dengan Yang Mulya Serkan. Urusan Tobias cuma dengan Pangeran Albany, pemuda itu yang harus dia tangani. Tobias menyelidiki semua jadwal kegiatan Pangean Albany karena dia tahu anggota keluarga istana tetap tidak akan mudah untuk ditemuai dan rumah mereka tidak bisa asal dikunjungi oleh sembarangan orang. Setelah meretas jadwal kegiatan sosial Pangean Albany melalui data asistennya, Tobias lan
Istana Arasyid dibangun oleh Tuan Husain sebagai hadiah untuk putra pertamanya Pangeran Rasyid. Istana megah yang diperuntukkan buat seorang putra mahkota, colon pemimpin besar di masa depan. Hampir sama seperti istana Zubair, Istana Arasyid juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah dan moderen, meski demikian kemegahan klasiknya juga tidak pernah luntur jaman.Istana Arasyid memiliki beberapa bangunan dengan masing-masing gedung terpisah oleh halaman rumput hijau dan kolam-kolam ikan yang pastinya bukan biaya murah untuk di negara berpadang pasir. Pangeran Albany menempatkan Jeny di gedung khusus untuk para putri yang terpisah dari bangunan utama. Jika seandainya Pangeran Rasyid memiliki banyak putri maka di sanalah mereka akan tinggal dengan pendidikan dan penjagaan yang ketat karena tidak sembarangan orang bisa mengunjungi anak perempuan.Jeny sudah luar biasa bosan merasakan dirinya terkurung di sangkar emas, beberapa hari ini yang ingin dia lakukan hanya terus mengutuk Pange
Pangeran Albany terus membopong Jeny sampai di kamarnya kemudian memanggil dokter untuk sekaligus membawa peralatan medis. Setelah membaringkan Jeny ke atas ranjang Pangeran Albany masih sama sekali tidak bisa tenang. Jelas terlihat jika Pangeran Albany sangat mengkhawatirkan kehamilan Jeny yang masih sangat muda dan rentan.Untungnya tim dokter dari Istana Zubair segera tiba, mereka langsung melakukan pemeriksaan. Pangeran Albany sempat kembali tegang hingga akhirnya dia benar-benar bisa melihat sendiri degup jantung malaikat kecilnya."Oh Tuhan ..." Pangeran Albany merasa sangat luar biasa ketika mengetahui darah dagingnya benar-benar hidup di dalam tubuh wanita yang dia cintai."Kau lihat!" Pangeran Albany menggenggam tangan Jeny juga masih dingin dan tegang."Ya." Jeny mengangguk syok karena memang baru kali ini juga dia sadar jika ada yang hidup di dalam tubuhnya.Beberapa waktu yang lalu ketika Jeny menjalani USG di Scotland dia memang belum melihat kehidupan apa-apa, cuma beru
BAB 24 MARAHPutri Sofia benar-benar rewel dan merepotkan, dia menolak semua makanan yang sudah susah payah Faaza buatkan untuknya. Sudah dua malam Putri Sofia menolak makan dengan alasan mual. Faaz sama sekali tidak bisa tidur karena setiap malam dia harus menjaga Putri Sofia dengan sangat khawatir. Pagi ini Faaz semakin risau karena dia harus pergi bertugas sementara Putri Sofia belum kunjung membaik.Putri Sofia segera kembali pura-pura masih tertidur begitu mendengar Faaz sedang bicara di telepon. Putri Sofia mendengar Faaza sedang bicara dengan salah seorang pimpinannya. Nampaknya Faaza sedang coba meminta ijin untuk mengundur pemberangkatannya."Apa bisa aku ikut dalam pemberangkatan selanjutnya." Faaz terpaksa meminta penangguhan waktu karena Putri Sofia belum bisa dia tinggalkan."Saat ini kondisiku sedang kurang sehat." Faaz juga terpaksa berbohong agar mendapatkan ijin."Pemberangkatan pasukan selanjutnya satu minggu lagi, segera pulihkan dirimu agar kau bisa ikut berangk
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.