Ayo vote dulu biar semangat untuk dobel up
"Di mana ibumu?"Jeny menggeleng pelan kemudian mendekap wajahnya dengan telapak tangan untuk menghela napas yang memberat sebelum kemudian memberanikan diri untuk menatap Pangeran Albany."Aku diadopsi."Jeny mengucapkannya dengan sangat jelas tapi Pangeran Albany masih merasa seperti salah pendengaran."Aku tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, aku sangat mencintai papaku, dia pria terhebat yang mencintaiku karena itu aku ingin dia juga memiliki seorang teman hidup.""Kau sangat mirip dengan Tobias Harlot!" Akhirnya Pangeran Albany kembali bicara dan masih keheranan ketika Jeny mengaku sebagai anak adopsi."Mungkin aku hasil dari bank sperma karena papaku terlalu sibuk untuk memelihara pernikahan." Jeny membahas asal usulnya dengan sangat enteng. "Kadang aku hanya sekedar ingin tahu siapa ibuku, siapa wanita yang pernah mengandungku selama sembilan bulan. Tapi bukan itu intinya sekarang!" Jeny kembali menatap Pangeran Albany. "Aku ingin papaku bisa menemukan wanita yang bisa m
Hari masih pagi dengan semburat jingga sinar matahari yang terpantul di permukaan kaca tempered pagar balkon. Anelies sedang duduk bersama Serkan untuk menikmati sarapan dengan semilir udara pantai dari perairan teluk.Serkan suka memperhatikan istrinya yang terus berhias senyum cerah berbinar. Pipi Anelies akan terlihat semakin merona dengan serat pembuluh darah halus yang sedikit mengambang transparan di balik kulit lembut bertabur bintik kemerahan alami, kelopak matanya teduh dengan bulu mata lentik tebal hingga nampak memberat, tapi sangat cantik luar biasa oleh netra kelabu benderang.Anelies sedang mengupas buah pir mengunakan pisau kecil ketika tiba-tiba sebuah kilasan mengerikan melintas di dalam kepalanya."Ao!" Anelies memekik pelan oleh ujung pisau yang tidak sengaja baru menyayat salah satu jarinya.Serkan langsung ikut terlompat dari tempat duduk. Anelies menjatuhkan pisau kecil di tangannya sampai berdenting di lantai dan meringis nyeri. Serkan sudah langsung reflek meng
Jeny sudah berdandan cantik dengan gaun berbahan perak glossy dan jaket kulit kecil sesuai dengan sepatu boat tingginya yang hampir menyentuh lutut. Rambut pirang madunya diikat tinggi cukup kencang dan rapi, mendeskripsikan penampilan gadis muda moderen yang energik.Seperti rencana, Jeny sengaja membuat janji kencan dengan Pangeran Albany untuk memberi kesempatan pada papanya agar bisa berdua dengan Sarah. Mungkin Jeny cuma akan pergi ke klub, menikmati minuman bersoda karena tidak ada klub yang diperbolehkan menjual minuman beralkohol.Tobias terlihat sibuk seharian di depan layar monitor untuk menghandle pekerjaannya dari jauh sementara dia mengambil cuti mendadak. Jeny juga sudah memantau kegiatan papanya sejak siang, kemudian berpesan pada Sarah agar menyiapkan makan malam. Sepertinya semua sudah sempurna dan sekarang Jeny sedang gelisah mondar-mandir menunggu kedatangan Pangeran Albany yang akan menjemputnya.Pangeran Albany tiba satu jam kemudian, dengan pakaian casual rapi la
"Jangan coba menggunakan sihirmu padaku!" tegas Omar. "Atau aku akan membawa kalian dipancung di tengah alun-alun!"Callia dan Putri Kalifa langsung tercengang apa lagi dengan ucapan Omar yang baru menggunakan kata 'kalian' jelas itu ikut mengarah pada Putri Kalifa."Kau tidak bisa menuduh kami tanpa bukti!" Putri Kalifa langsung menentang. "Kau cuma pengawal rendahan!""Jangan pikir aku tidak tahu rencana licik kalian!" Omar menunjuk Putri Kalifa, "Sihir kalian tidak akan berguna!""Menyingkir lah atau aku akan berteriak atas tindak pelecehan!" Putri Kalifa yang semakin panik terus balas mengancam, tidak mau kalah meski dadanya sedang seperti terbakar murka.Omar tetap pria yang bermartabat untuk tidak memperpanjang keributan dengan wanita."Jangan berani macam-macam pada Yang Mulya Serkan!" Omar mengancam kedua wanita licik itu sebelum kemudian segera berpaling pergi. "Lihat kau gagal lagi!" Putri Kalifa berdesis pada Callia."Dia bukan pria sembarangan!" Callia berkelit.Omar sen
Setelah mengamati papanya yang masih acuh pada Sarah, Jeny merasa bakal kehabisan waktu karena tinggal satu hari lagi papanya tinggal di Resort. Akhirnya Jeny benar-benar nekat untuk langsung bicara pada Sarah seperti yang disarankan oleh Pangeran Albany."Sarah temani aku spa." Jeny beralasan untuk mengajak Sarah bicara."Baik Nona."Sarah langsung mempersiapkan semuanya, mengisi bak dengan air hangat yang diberi minyak khusus. Sarah juga menyalakan lilin dengan aroma terapi yang menenangkan. Jeny langsung masuk ke dalam bak untuk berendam di siang hari."Kenapa aromanya selalu membuatku ngantuk?" Jeny bertanya."Karena itu takarannya harus pas Nona, jika berlebihan Anda bisa benar-benar tidur seharian.""Oh, aku baru tahu!" Jeny memang benar-benar terkejut."Besok papaku akan kembali ke New York, apa kakinya sudah benar-benar pulih?""Kurasa Mr. Harlot sudah bisa kembali beraktivitas normal.""Oh, syukurlah aku sangat cemas."Beberapa hari ini Sarah juga rutin memberi pijitan dengan
Tadinya keluarga Selir Kumaira sangat menutupi hubungan Maryam dan Pangeran Rasyid agar jangan sampai ketahuan oleh Yang Mulya Seika. Tapi begitu Pangeran Rasyid sudah tergila-gila, Maryam langsung minta untuk dinikahi, pernikahan diam-diam sudah cukup untuk menjerat sang pangeran. Saat mengetahui Maryam hamil Pangeran Rasyid berjanji akan menikahi Maryam secara resmi. Tentu keluarga Selir Kumaira sudah tidak sabar ingin mengejutkan Yang Mulya Seika. Perlahan hubungan Pangeran Rasyid dan Maryam mulai tercium pihak istana, Maryam juga sempat diam-diam menunjukkan bayinya pada Pangeran Rasyid. Setelah melihat putranya, Pangeran Rasyid malah berencana untuk membawa Maryam dan bayi mereka kabur. Pangeran Rasyid akan melepaskan tahta, dan Maryam akan kabur dari keluarganya, mereka bisa hidup bebas. Maryam yang juga sudah terlanjur jatuh cinta pada Pangeran Rasyid tidak menolak untuk dibawa kabur kemanapun. Sebagai seorang putra mahkota, Pangeran Rasyid sangat diawasi termasuk komunikasi
Setelah gagal dengan Omar, kali ini Putri Kalifa menyusun siasat untuk memperdaya Anelies."Namanya Serena, dia selir kesayangan Yang Mulya Serkan. Akan lebih mudah jika kita menggunakan gadis miskin bodoh itu untuk menjerat Yang Mulya Serkan. Karena Yang Mulya Serkan selalu menuruti kemauannya.""Aku tetap harus berhadapan langsung dengan wanita itu." Callia mengingatkan. "Aku harus bisa menyentuh kulitnya.""Serena tinggal di mansion pribadi yang dijaga ketat oleh pengawal, tapi aku akan coba mencari akal."Putri Kalifa dan berbagai akal liciknya mulai berpikir keras bagaiman caranya untuk memasukkan Callia ke rumah besar itu, karena para pelayan pun mereka seleksi dengan ketat."Tiga hari lagi adalah peringatan kematian Tuan Husain, akan ada acara di istana Zubair, sepertinya Serena juga akan ikut datang. Aku bisa membawamu masuk bersama rombongan keluargaku tapi kau harus segera menyusup ke rombongan keluarga lain agar Omar tidak curiga!"Putri Kalifa tetap harus waspada karena Oma
Pangeran Albany benar-benar bisa terlihat sangat jahat hingga tidak perduli jika wajahnya rupawan. Bibir pemuda itu berdesis keji ketika mencekal dagu Putri Asifa dengan cengkeraman kaku."Kau boleh memberitahu Tuan Jalal tentang apa saja yang sudah kulakukan padamu hari ini!"Putri Asifa masih berlutut telanjang, terisak dengan wajah lembab karena tidak menyangka akan diperlakukan seperti pelacur. Pangeran Albany benar-benar tega mengikat dan merentangkannya untuk bermain-main dengan berbagai benda yang membuatnya jijik."Kau akan malu untuk menangis jika tahu hal kotor apa yang bisa dilakukan ayahmu dengan lebih gila pada gadis-gadis mudanya!"Pangeran Albany juga mengambil video dari perbuatan kotornya dan tidak sabar untuk melihat wajah Tuan Jalal ketika menyaksikannya."Tolong jangan tunjukan video itu pada keluargaku ..." Putri Asifa memohon belas kasihan, cukup harga dirinya saja yang telah hancur dia tidak butuh simpati yang cuma akan mempertegas kemalangannya. "Tolong Pangeran
BAB 241 MENJALANI HIDUPMia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa."Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa."Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri."Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah.Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!"Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York.*******Walapun Mia telah berjanji tidak a
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men