Sabarya, Anelies masih super polos, jangan buru-buru, pelan-pelan saja ngegasnya WKWKWKWK yuk votee dulu
"Pangeran serkan sedang tidak ada." Hulya menghentikan dua pengawal yang ingin menjemput Anelies."Ini perintah Yang Mulya Seika."Dua orang pengawal bertubuh tinggi besar itu tetap masuk dan Hulya tidak bisa menghentikan mereka."Kami diutus Yang Mulya Seika untuk menjemput Anda." Salah seorang pengawal maju ke hadapan Anelies yang sebenarnya juga sudah menunggu dengan pakaian tertutup dan bercadar."Ya." Anelies segera berdiri kemudian berjalan mengikuti mereka dengan langkah anggun yang diajarkan padanya.Anelies benar-benar tidak tahu tujuan Yang Mulya Seika mengundangnya ke istana, tapi Anelies juga tidak bisa menolak. Yang perlu Anelies lakukan adalah menjaga diri agar tidak ceroboh dengan salah bicara atau bertingkah memalukan. Anelies dibawa pergi menggunakan helikopter jadi cuma perlu beberapa puluh menit untuk sampai di istana Zubair.Anelies melihat sebuah komplek istana yang sangat megah dan luas dari atas udara sebelum helikopter yang dia tumpangi mendarat di salah satu he
Anelies dibawa masuk ke dalam ruang spa bersama dua orang pelayan khusus yang akan menemaninya. Kedua pelayan itu masih cukup muda, sekitar awal tiga puluhan. Salah satu dari mereka membawakan jubah handuk ganti untuk Anelies. "Biar kami bantu melepas pakaian Anda." "Terima kasih, aku bisa melakukanya sendiri." Anelies menolak untuk ditelanjangi meski mereka sama-sama wanita dan berada di ruang tertutup khusus. Ruangannya cukup luas serta nyaman. Ada sebuah bak berukuran besar yang terus beruap hangat dan harum. Anelies pikir mungkin dia akan dimandikan atau disuruh berendam. Anelies buru-buru berganti pakaian dengan cepat. Ketika Anelies kembali keluar dari bilik ruang ganti, dua orang pelayan wanita itu sudah menunggunya. "Duduklah ke mari, Nona Muda." Anelies dipanggil mendekat agar duduk ke sofa di depan mereka. Bentuk sofanya agak aneh, seperti ada celah di tengahnya. Anelies melihat sebuah cawan tembaga berasap harum yang di dalamnya mungkin terdapat sebuah dupa. Aromanya b
"Hmm ..."Tidur Anelies mulai gelisah menjelang tengah malam."Oh ..." sebuah lenguhan lembut terlepas dari bibirnya dengan kelopak mata yang masih terpejam.Sepertinya Anelies memang tidak akan mudah untuk melupakan pelajaran kotor dari ke dua pelayan di istana Zubair. Anelies ingat bagaiman Maika mengajarkan cara untuk meremas gumpalan buah dadanya sendiri. Anelies tidak mau melakukanya bukan cuma karena canggung dan malu, tapi lebih karena memang tidak nyaman menyentuh tubuhnya sendiri dengan cara demikian.Sesuatu yang tidak menyenangkan akan selalu mendatangkan trauma bagi Anelies tak ubahnya kematian George dan Dominic Rodriguez yang masih tidak berani dia pikirkan sampai sekarang. Anelies masih takut, sangat takut untuk melihat berbagai kilasan yang bercampur dan terus berkelebat di kepalanya, karena itu Anelies jadi cenderung menghindar.Anelies masih sering melihat George yang terakhir tersenyum menolehnya dari kaca samping helikopter sebelum tubuhnya hancur menjadi abu. Kadan
Tiba-tiba kakak laki-laki dari Yang Mulya Seika datang dengan mengejutkan, padahal tidak biasanya Tuan Abdul Hasyim datang sendiri ke istana Zubair dengan mendadak seperti ini. Tuan Abdul Hasyim adalah pemimpin salah satu negara terkaya di kawasan teluk. Pria besar yang sangat sibuk dan tidak akan mungkin sampai bersikeras datang sendiri jika bukan karena urusan penting."Kudengar putramu menikahi seorang wanita yang dia pungut dari panti asuhan?""Bukan pernikahan resmi istana, Kalifa masih memiliki kesempatan untuk menjadi istri senior. Jangan cemas aku akan mengaturnya.""Aku benar-benar menghawatirkan posisi putramu.""Serkan masih terlalu muda, mungkin dia cuma butuh sedikit kesenangan dulu dalam hidupnya.""Jadi, kau juga merestui pernikahannya?" heran Tuan Abdul Hasyim."Serkan bukan anak-anak lagi yang bisa asal kupaksa dengan peraturan keras. Dia pria dewasa, sangat wajar jika menginginkan wanita yang suci untuk menemaninya. Akan percuma kutentang karena dia juga bisa menyelin
Putri Kalifa mengucapkan salam pada Pangeran Serkan yang baru mengajak istrinya masuk dari pintu utama. "Aku tidak tahu jika kau sedang berkunjung." Serkan juga sangat terkejut melihat keberadaan sepupunya karena Yang Mulya Seika tidak mengatakan apa-apa jika akan ada Putri Kalifa di istana Zubair. "Ibu sangat senang Kalifa datang, dia akan menemani ibu selama masa berkabung." Yang Mulya Seika menyela bicara. Tiba-tiba Serkan merasa sedang dijebak oleh ibunya sendiri, karena masa berkabung artinya tiga bulan. Kalifa akan tinggal di istana Zubair selam tiga bulan. Pangeran Serkan juga baru akan menerima kekuasaan dari ayahnya setelah masa berkabung usai. Artinya waktu tiga bulan itu pasti akan Yang Mulya Seika manfaatkan semaksimal mungkin untuk membuat putranya mau menikahi Putri Kalifa agar bisa jadi istri senior. Anelies diperkenalkan pada Putri Kalifa yang ternyata sangat cantik jelita. Anelies sudah tahu jika Putri Kalifa dan Pangeran Serkan sudah dijodohkan. Aneh jika menu
Sejak dulu Tuan Jalal memang berambisi untuk mengambil alih kekuasaan kakaknya. Selepas Tuan Husain meninggal dia yang sekarang menggantikan kekuasaannya untuk sementara sampai nanti Serkan dinobatkan. Dia menganggap Serkan belum layak karena masih terlalu muda dan masih lajang.Sebenarnya Serkan bisa langsung dinobatkan setelah masa berkabung ayahnya usai. Tapi Tuan Jalal bersikeras jika Serkan harus sudah memiliki istri senior jika ingin memimpin, dengan dalih jika mereka harus bisa memastikan pemimpin keluarga mereka akan memberi keturunan. Artinya Serkan harus menikah dulu jika ingin mendapatkan kekuasaannya.Sebenarnya syarat pernikahan itu juga merupakan siasat Tuan Jalal agar Serkan tidak bisa mendapatkan kekuasaannya segera karena dia tahu Serkan tidak setuju dengan perjodohannya dengan Putri Kalifa. Tuan Jalal akan melakukan apapun untuk menghalangi pernikahan Serkan dengan putri dari kakak laki-laki Yang Mulya Seika. Karena jika sampai Serkan mendapatkan dukungan dari pamanny
Anelies terus berkeliaran di istana Zubair tanpa mengunakan cadar karena yang dia temui di sana cuma para pelayan wanita. Di dalam istana Zubair juga tidak terdapat kamera CCTV karena setiap pintu akses keluar masuk paling luar dijaga langsung oleh pengawal selama dua puluh empat jam. Semua sangat aman dan privat. Sudah hampir satu jam Anelies berkeliling istana, Yang Mulya Seika juga tidak terlihat di manapun. Anelies pikir semua orang mungkin sedang ikut pergi berkuda. Sebenarnya Anelies juga sering membayangkan dirinya bisa berkuda tapi untuk menyentuh bulu kuda saja dia belum pernah. "Nona Muda, ada yang ingin bertemu Anda." Seorang pelayan wanita menghampiri Aneleis. "Mari ikut denganku." Aneleis langsung mengikuti tanpa bertanya. Anelies pikir dirinya bakal dibawa bertemu keluarga istana yang lain. Anelies diajak masuk ke dalam sebuah ruangan yang pintunya juga langsung ditutup setelah dia dipersilahkan masuk. Seorang bertubuh tinggi kurus dengan jubah serba hitam terlihat su
Anelies baru bertemu Pangeran Serkan ketika jam makan malam. Ternyata Anelies jadi penasaran dengan apa saja yang dilakukan Pangeran Serkan selama berkuda seharian bersama Putri Kalifa. Pangeran Serkan juga jadi yang paling terakhir bergabung di meja makan setelah mereka semua menunggu hampir selam lima belas menit.Putri Kalifa duduk di sebelah Yang Mulya Seika, sementara Anelies duduk di seberang meja sendirian sampai kemudian Pangeran Serkan tiba dan ikut duduk di sampingnya. Anelies melihat Putri Kalifa langsung menatap Pangeran Serkan. Anelies pura-pura tidak tahu dengan isi pikiran Putri Kalifa, karena bukan haknya untuk melarang Pangeran Serkan berada di dalam pikiran wanita cantik itu.Jujur sebenarnya Anelies lebih nyaman ikut makan dengan para pelayan seperti kemarin dari pada duduk di meja bersama orang-orang yang kurang menerimanya. Walaupun Yang Mulya Seika dan Putri Kalifa terus tersenyum ramah tapi Anelies tetap tahu apa yang sejatinya mereka rencanakan. Selama ini Aneli
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."