BAB 17 MENYIMPAN RAHASIA.Gerald membawa Mia kembali pulang ke peternakan, dia juga langsung menemui Jared untuk bicara berdua."Zontus sedang memburu Mia!"Gerald menunjukkan foto lukisan putri Eluis utuk meyakinkan Jared."Mustahil!"Semua orang pasti terkejut, Mia benar-benar seperti gadis yang terlahir kembali dari masa berbeda. Jared semakin terkejut lagi ketika mendengar semua cerita dari Gerald mengenai Zontus yang mengambil jasad Putri Eluis dari peti mati."Zontus menginginkan darah Mia untuk kembali membangkitkan Putri Eluis!""Terkutuk!" Jared mengeram kaku dengan otat tubuh mengeras panas."Kita tidak akan bisa menghadapinya sendiri." Gerald terus menjelaska semua kemampuan yang dapat dilakukan Zontus. "Zontus mustahil untuk kita kalahkan."Rasanya seperti mimpi mengerikan bagi Jared ketika mengetahui putrinya sedang diburu oleh mahluk immortal untuk dijadikan tumbal. Mia masih anak-anak pasti dia bakal ketakutan."Jangan sampai Mia tahu!" Jared menegaskan.Mia tidak boleh
BAB 18 SAMA SEKALI TIDAK CURIGASudah empat tahun Ana berhubungan serius dengan Jackson dan sudah dua tahun mereka bertunangan. Selama hampir tiga tahun tinggal bersama Jackson, Ana sama sekali tidak pernah sampai hamil, tapi satu kali saja kesalahan ceroboh dengan Henry Loghan telah membuatnya menanggung akibat fatal. Karena terburu-buru, Ana dan Henry berhubungan tanpa pengaman.Sebuah konsekuensi yang tetap harus Ana tanggung dengan dewasa. Ana mengetahui dirinya positif hamil lima minggu, perhitungan yang sangat tepat dengan masa subur dan hubungan sex-nya bersama Henry. Ana tahu dia sedang mengandung anak Henry, karena saat itu Ana sedang tidak tinggal bersama Jackson.Begitu mulai memasuki minggu ke delapan Ana mulai mual muntah dan terus berkelanjutan sampai dia tidak dapat lagi menyembunyikan kehamilannya. Jackson yang mengetahui Ana sedang hamil malah langsung memutuskan untuk mempercepat pernikahan mereka.Jackson sama sekali tidak tahu jika Ana pernah berselingkuh. Pastiny
BAB 19 MENGURUS GADIS MUDAHenry baru selesai mengirim beberapa email penting ke pada Aron, dia terkejut melihat Livie sudah tidak ada di balkon. Menjelang malam bar semakin ramai, sepertinya Livie sudah turun. Henry mematikan laptop kemudian bergegas menyusul turun untuk mencari Livie. Henry menuruni anak tangga sambil melihat ke sekeliling bar yang benar-benar sudah ramai pengunjung. Mata Henry terus berkeliling mencari Livie, ternyata gadis itu sedang duduk di depan meja bar, terlibat obrolan seru menyenangkan dengan beberapa pemuda lokal yang sepertinya juga sudah cukup akrap. Livie terlihat melingkarkan lengan ke bahu salah satu teman laki-lakinya untuk membisikkan sesuatu yang kemudian mereka tertawakan bersama.Entah kenapa Henry tidak suka melihat Livie memiliki banyak teman laki-laki. Tiba-tiba Henry merasa seperti sedang menjaga anak perempuan dari pergaulan remaja."Hai!" Livie melambai pada Henry. "Kemari!"Henry langsung berjalan menghampiri Livie, Livie juga langsung me
BAB 20 HARUS JUJUR[Jujurlah pada Jackson, jika dia masih menerimamu dan bayimu, maka aku akan rela. Tapi jika dia tidak menerimamu aku masih menunggumu berubah pikiran]Pesan dari Henry tiba-tiba membuat Ana kembali bimbang. Ternyata menutupi kebohongan bukan cuma membuat hidup tidak tenang, Ana juga merasa jahat pada Jackson dan bayinya. Jackson berhak tahu, demikian pula dengan bayinya kelak.Ana terus dibuat risau, sama sekali tidak bisa tenang. Setelah Ana menunggu sepanjang hari, akhirnya Jackson pulang. Jackson baru pulang pukul sebelas malam, pria itu nampak lelah setelah bekerja lembur karena semu pembaruan sistem di perusaan yang dirombak total oleh Henry Loghan."Kau belum tidur?" Jackson terkejut melihat Ana belum beristirahat padahal kondisinya masih lemah."Aku menunggumu."Ana terlihat duduk menunggu di sofa dengan kedua tangan mengepal-ngepal gelisah di atas pangkuan gemetar. Ana akan mengikuti saran Henry dan akan berserah pada Jackson."Jackson aku ingin bicara."*
BAB 21 MENGEJUTKANAna duduk menghadapi Jackson yang masih belum sadar seserius apa ketakutan Ana. Ana mulai bicara dengan hati-hati dan harus tetap tenang meski jantungnya sedang berdebar-debar."Sebenarnya kau sangat takut, tapi aku harus jujur padamu."Jackson belum bicara dia menunggu Ana dalam ketegangan."Aku telah mengkhianatimu." Ana benar-benar mangaku."Apa maksudmu?" Jackson terkejut tapi masih bingung."Aku tidur dengan pria lain.""Kau pasti bercanda!" Jackson masih berpikir Ana tidak serius karena minggu depan mereka akan menikah."Aku ingin jujur padamu sebelum kita menikah dan aku akan berserah padamu.""Kau serius?" Jackson bertanya dengan menyipitkan mata untuk meyakinkan jawaban Ana."Ya." Ana mengangguk."Sejak kapan kau berkhianat di belakangku?" Kali ini Jackson langsung melempar pertanyaan tegas."Aku tidur dengan Henry Loghan saat merawatnya di Hampton.""Oh, Tuhan!" Jackson mendadak beku.Seringkali sebuah kejutan bisa terjadi menjelang hari pernikahan seperti
BAB 22 TANGUNG JAWAB HENRYDokter Richard coba menjelaskan dengan pelan-pelan mengenai kondisi pasiennya."Dari riwayat medis pasien, sebelumnya istri Anda sudah pernah mengalami cidera tulang belakang akibat berolahraga. Kemungkinan belakangan ini pasien kembali terjatuh hingga kembali memicu cidera ulang yang lebih parah.""Separah apa kondisinya?" Henry langsung memotong dengan tidak sabar karena teringat tempo hari Livie jatuh bersamanya di pantai."Nampaknya istri Anda juga sering mengabaikan gejala nyeri ringan di tulang punggungnya, hal itu yang mengakibatkan terlambat penanganan. Kondisinya sekarang sudah tidak bisa dipulihkan." "Tidak mungkin tidak bisa disembuhkan!" Henry bersikeras."Cidera tulang belakang yang dialami istri Anda sudah di fase kerusakan syaraf. Syaraf tulang belakang merupakan terusan dari otak yang membentang dari leher hingga ke tulang ekor." Dokter Richard menjelaskan sambil menunjukkan hasil foto scan tulang belakang Livie untuk menunjukkan letak cide
BAB 23Selepas Henry pegi Ana terkejut mendengar suara pintu apartemennya kembali terbuka. "Jackson!" Setelah hampir dua minggu pergi tanpa bicara dan tanpa memberi kabar, tiba-tiba Jackson Browen kembali pulang."Kita akan tetap menikah!"Tanpa perlu bicara Ana langsung berlari ke pelukan tunangannya dan menangis."Sungguh maafkan aku.""Kau tidak perlu minta maaf."Sebagai sosok yang jauh lebih dewasa sebenarnya Jackson juga jauh lebih memahami Ana. Ana masih muda, belum pernah mengalami kegagalan besar dalam hidup yang dapat memberinya pelajaran berharga seperti pada Jackson. Siapapun bisa luput oleh pesona pemuda tampan dan kaya raya macam Henry Loghan. Ana beruntung memiliki pria yang sudah sangat dewasa untuk memahami setiap keluputannya. "Aku menghargai kejujuranmu."Sebagai laki-laki normal Jackson tetap memiliki emosi, dia hanya butuh waktu untuk berpikir dan menenangkan diri, karena itu Jackson pilih pergi dari pada memicu pertengkaran.*******Walaupun sudah biasa meli
BAB 24 KETAKUTAN HENRYZontus melihat bola karet yang baru dilempar oleh Pangeran Husain menggelinding sampai di bawah pagar."Bagheera ambil bolanya!"Singa jantan besar itu langsung berlari untuk mengambil bola. Sepertinya hanya Husain yang dapat memberi perintah pada singa seperti pada anak anjing lucu.Zontus terus memperhatikan singa jantan yang sedang menggigit bola. Zontus coba mengganggu binatang peliharaan Pangeran Husain dengan membuat tulang kakinya remuk agar tidak dapat berjalan. Tapi apa yang terjadi, tiba-tiba singa jantan itu malah berpaling ke tempat persembunyian Zontus dan mengaum marah."Oh, sial!" Zontus terkejut karena Bagheera langsung balas menatapnya tanpa gentar, dia tahu persembunyiannya."Bagheera kemari!"Begitu mendengar panggilan dari Husain, singa jantan itu juga langsung kembali jinak. Sihir Zontus tidak berhasil, Bagheera tetap bisa berjalan bahkan berlari tanpa cidera sedikitpun."Jangan nakal!" Husain memeluk leher Bagheera yang berbulu tebal sambil
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin