AYO VOTE BIAR SEMANGAT, KARENA VOTE YANG TERKUMPUL BULAN INI AKAN MEMBANTU CERITA DAPAT PROMOSI.
Anelies tetap akan selalu cemas setiap kali berhadapan dengan Pangeran Serkan. Meski bibi Hulya sudah berulang kali mengatakan jika Pangeran Serkan sangat baik, tapi nyatanya pria itu tidak pernah ramah terhadapnya.Setelah Omar mengetuk pintu besar di depan mereka, Anelies dipersilahkan masuk sendiri. Omar cuma mengantar sampai di depan pintu. Omar mengucapkan salam kemudian permisi.Seperti biasa Anelies melihat Pangeran Serkan sedang duduk di sofa dan langsung menutup layar laptop di depannya begitu melihat Anelies masuk.Jika biasanya Anelies cuma diberi pakaian hitam atau warna-warna gelap, kali ini dia terlihat berbeda dengan warna hijau toska yang dia kenakan. Pipinya terlihat lebih merona meski sorot matanya masih mencerminkan ketakutan. Serkan tahu gadis itu memang masih sangat muda dan masih suci, belum dinodai oleh ayahnya."Duduklah!"Kali ini Anelies langsung dipersilahkan untuk duduk tidak dibiarkan berdiri seperti biasanya.Anelies berjalan agak merunduk kemudian memilih
Anelies memang memiliki kemampuan spesial untuk bisa membaca pikiran dan menyalurkan pikirannya pada orang lain. Anelies belum tahu jika semua itu Anelies warisi dari ayahnya. Tapi Anelies tidak memiliki kekuatan fisik super seperti Jared, Anelies tetap tidak akan bisa melindungi dirinya dari serangan fisik.Di antara ke empat anak-anak Jared, sebenarnya hanya Anelies yang mewarisi kemampuannya. Biasanya memang seperti itu, dari tiap generasi akan ada satu yang terpilih mewarisi kemampuan spesial leluhurnya. Meski Anelies sudah dipisahkan dari orang tuanya sejak masih berumur dua tahun, tapi dia tetap tidak kehilangan darah dan jati dirinya sebagai putri dari Jared Landon.Andai saja Anelies tahu siapa dirinya, siapa orang tuanya dan sekaya apa keluarganya. Pasti Anelies tidak akan sedih dan terlunta-lunta seperti ini.Pangeran Serka masih menatap gadis muda yang terkulai lemas di lengannya. Anelies sangat lembut dan terlihat rapuh untuk sekedar dia genggam, lantas bagaimana gadis sepe
"Aku akan membawamu pulang sebagai istriku!"Biji mata Anelies masih tak bergerak sampai benar-benar yakin jika Pangeran Serkan cukup sehat ketika mengucapkan kalimat tersebut dan tidak sedang diganggu jin."Aku akan menikahimu hanya sampai pembunuh ayahku terungkap. Setelah itu aku akan membebaskanmu dan akan kubantu untuk menemukan orang tuamu!"Anehnya, nada bicara dan sikap Pangeran Serkan masih tetap dingin luar biasa, sama sekali tidak seperti orang yang butuh bantuan. Padahal di sini sebenarnya Pangeran Serkan yang lebih membutuhkan bantuan Anelies."Aku bisa dengan mudah menemukan keluargamu!" tegas Pangeran Serkan. "Aku punya kekuasaan dan aku punya berbagai fasilitas."Sebuah tawaran yang bakal sulit untuk ditolak oleh Anelies, dia sangat ingin menemukan keluarganya. Anelies juga sudah merasakan sesulit apa hanya untuk sekedar hidup seorang diri di dunia luar. Bahkan sampai sekarang Anelies masih belum tahu seperti apa nasib Antonio."Apa aku juga bisa mengajukan syarat?" t
Anelies benar-benar mengajukan syarat untuk diberi privasi, dia tidak mau ada kamera di kamarnya. Dia minta diperlakukan dengan layak, bukan seperti tahanan."Aku bersumpah tidak akan kabur, aku tidak perlu selalu diawasi.""Akan ada banyak orang yang tidak menyukai berita pernikahanku, siapapun bisa mencelakaimu. Kau tetap harus diawasi untuk keselamatanmu sendiri. Karena aku tidak mau mengambil resiko!" Selama ini Serkan sering dianggap belum layak menggantikan ayahnya karena masih lajang sedangkan ketiga saudara tirinya sudah lebih dewasa dan sudah berkeluarga. Dengan menikahi Anelies, Serkan juga bisa terlepas dari tugas menikahi sepupunya. Kali ini Serkan dapat menembak banyak sasaran hanya dengan mengunakan satu peluru."Aku tetap tidak mau ada kamera di kamarku!" Anelies bersi keras."Baiklah!" Serkan setuju."Dan, bebaskan temanku!" Anelies juga kembali mengingatkan masalah Antonio."Dia akan bebas sore ini!"Pangeran Serkan memang mahluk yang bisa sangat percaya diri bukan cu
"Apa pangeran Serkan marah padaku?" tanya Anelies sambil mengekor di belakang Omar."Sudah kuingatkan berulang kali 'ikuti semua perintahnya' jika kau tidak mau mendapat masalah!"Omar menjemput Anelies untuk dia bawa pada pangeran Serkan. Setelah nada keras sang pangeran pada Antonio tadi, rasanya sangat wajar jika Anelies semakin cemas. Anelies memperhatikan gaun sutranya yang jatuh berayun lembut di sepanjang kaki. Anelies berusaha untuk tidak berpikir macam-macam tapi tetap saja panik ketika Omar membuka pintu dan mempersilahkannya masuk sendiri."Pangeran sudah menunggumu."Anelies tidak didorong kasar seperti biasanya, tapi tetap saja statusnya seperti tahanan yang tidak bisa berkutik. Gadis itu melangkah pelan dan mulai terus berdoa dalam hati. Omar menutup daun pintu di belakangnya dan jantung Anelies berdegup semakin kencang."Masuklah." Terdengar suara seorang wanita."Mari ikutlah denganku."Anelies mengikuti pelayan wanita itu dengan patuh kemudian dibawa masuk ke dalam rua
Pangeran Serkan nampak hampir dua kaki lebih tinggi dari pada Anelies ketika sedang berdiri saling berhadapan. Sangat tinggi dan tampan luarbiasa hingga seperti neraka untuk sekedar dipikirkan. Anelies tidak berani membayangkan dirinya bakal tinggal dalam satu kamar dengan pria seperti itu. Sekarang Anelies malah jadi benar-benar penasaran ingin membaca isi kepala Pangeran Serkan yang baru memberinya perintah gila."Jangan coba membaca pikiranku!" tegas sang pangeran seolah bisa ikut membaca isi kepala Anelies.Anelies mengejar terkejut, buru-buru melarikan pandanganya dari manik mata hijau Pangeran Serkan."Aku akan tahu jika kau berusaha melakukannya!"Tentu Pangeran Serkan tidak akan membiarkan Anelies mengetahui isi pikirannya. Setelah Anelies menyalurkan isi kepalanya, Serkan juga langsung bisa mempelajari di mana letak celah kemampuan gadis itu. Anelies cuma bisa membaca arus pikiran yang lantang, dan bisa mendalami memori dari seseorang yang dia sentuh. Selama Serkan tidak terla
Anelies benar-benar mengangkat ujung gaunnya sampai di atas pangkal paha, menampakkan kulit mulusnya yang lembut dan ramping. Mungkin tadi Anelies berpikir untuk melompati kucing besar bertaring hingga tidak perduli jika perbuatannya bisa sangat menganggu mata pria."Ayo turun!" perintah Pangeran Serkan sekali lagi tapi Anelies tetap menggeleng."Aku takut."Anelies melihat harimau putih yang sedang bergemulai manja di sekitar kaki Pangeran Serkan."Dia tidak bisa makan daging mentah, dia tidak akan menggigitmu." Pangeran Serkan masih menatap Anelies. "Kecuali kau terus menawarkan pahamu untuk digigit!""Oh!" Anelies kaget dan malu karena baru sadar jika masih menyingsingkan pakaian.Ketenangan Pangeran Serkan tetap tidak terbaca, atau memang dia sangat berhati-hati memikirkan apapun di depan gadis yang bisa membaca isi kepalanya.Pangeran Serkan justru ikut berjongkok, membiarkan rahangnya di endus-endus oleh kucing besar dan sesekali dijilat tanpa rasa risih. Anelies makin merinding
Jika melihat kecantikan Yang Mulya Seika maka sudah jelas dari mana wajah rupawan pangeran Serkan dia warisi. Di usianya yang sudah berkepala lima, ibu dari Pangeran Serkan masih sangat cantik dan anggun, darah Yunani terlihat sangat kental dari tulang hidungnya yang tinggi ramping dengan netra biru kehijauan sama persis seperti milik putranya.Yang Mulya Seika adalah tiga bersaudara dengan dua kakak laki-laki yang salah satunya menjadi pemimpin besar di negara teluk. Yang Mulya Seika hanya memiliki dua orang putra dari pernikahannya dengan Tuan Husain. Setelah Putra pertamanya Rasyid mengalami kecelakan, artinya dia hanya memiliki Serkan sebagai calon penerus dan harapannya.Yang Mulya Seika sangat sadar jika dirinya berada di tengah lingkaran orang-orang keji yang juga menginginkan kekuasaan putranya. Mereka sudah mencelakai Rasyid, bukan berarti Serkan juga tidak dalam bahaya. Karena itu Yang Mulya Seika sudah mengatur perjodohan Serkan dengan putri dari kakak laki-lakinya. Sebenarn
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang