BAB 122 YANG KE LIMASeluruh pelayan di Istana Zubair masih ribut mencari Pangeran Husain yang kembali membuat keributan. Pangeran Husain kabur bersembunyi dengan membawa ponsel milik Putri Sofia.Putri Sofia juga tidak kalah heboh karena jatuh terjungkal dan lututnya memar membiru. Rasanya terus berdenyut nyeri meski Zahra sudah bantu mengompres dengan kantong es batu."Zahra bagaimana kalau kakiku sampai membusuk dan harus di potong?""Lutut Anda hanya memar, tidak akan membusuk." Zahra berusaha menenangkan Putri Sofia yang selalu berlebihan. "Setelah bengkaknya mereda, nyerinya akan segera hilang.""Baba harus menghukum Husain!"Putri Sofia kembali kesal jika ingat Husain sengaja menggelindingkan guci untuk membuatnya jatuh terjungkal."Anda tidak akan cacat Putri Sofia."Beruntung Putri Sofia memiliki pengawal sebaik dan sesabar Zahra."Anda juga tetap paling cantik."Zahra tidak membual, Putri Sofia memang sangat cantik meski pun sangat rewel dan manja akibat terlalu disayang ol
BAB 123 TERTIPU OLEH ANAK-ANAKZontus benar-benar merasa kembali tertipu oleh Pangeran Husain. Zontus tidak menemukan apapun di tubuh Gerald. Zontus berdesis marah, otot tubuhnya gemetar panas hingga ingin melenyapkan semua yang ada di hadapannya.Zontus menghantam lantai beton garasi sampai meledak runtuh untuk menyalurkan amarahnya. Pastinya Gerald juga dapat merasakan kemurkaan Zontus. Tapi saat itu Gerald tetap tidak bisa bergerak. Benar-benar bukan perkara sulit bagi Zontus untuk melenyapkan Gerald dalam sekejap mata. Tapi tiba-tiba Zontus malah langsung melesat pergi tanpa menghiraukannya lagi.Gerald masih terselamatkan tapi dari situ dia bisa melihat sehebat apa kekuatan Zontus. Gerald sama sekali tidak dapat berkutik hanya dengan kibasan tangan dan tatapan tajam. Zontus memang mustahil untuk dihadapi. Meskipun Gerald dan yang lainya bergabung, sepertinya merekatetap belum tentu bisa mengalahkan mahluk seperti Zontus.Darah terkutuk yang ikut hidup di dalam tubuh Zontus selam
BAB 124 KONSEKUENSI Mahluk immortal dapat kembali pulih dari segala jenis luka karena darah terkutuk dalam tubuh mereka. Sebab itu mahluk immortal sulit untuk dilukai dan tidak menua."Darah raja negeri utara dapat mengalahkan segala sihir!" Gerald menyimpulkan jika darah murni raja jauh lebih kuat dari pada sihir. Bukan cuma pada raja negeri utara, tapi juga pada raja-raja dengan darah murni di belahan dunia lainya. Itulah kenapa garis keturunan raja harus terus dijaga kemurniannya, pernikahan mereka di atur, karena memang mereka telah dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin yang dihormati.Gerald terus memperhatikan liontin botol kristal kecil di telapak tangannya. "Pangeran Artur pernah mengatakan jika aku dapat mengunakan darah ini untuk menghadapi Zontus!"*******"Di sini kau bisa mendapatkan apapun, kekuatan, kesuksesan, bahkan popularitas!"Mia sadar jika dirinya sedang dibujuk. "Sepertinya aku ingin pergi!""Siapapun yang telah masuk melalui pintu tidak bisa lagi pergi
BAB 125 ANAK-ANAK NAKAL "Jadi dulu kau juga manusia yang lahir dari perut seorang ibu?" Mia masih penasaran. "Apa kau pikir aku keluar dari batu?" Zontus masih menimpali dengan kalimat sinis. "Mungkin kau memang terlahir dari batu!" Mia melipat tangan di dada sambil mengangkat dagu untuk menatap Zontus dengan tegas. "Kau keras kepala, suka mengatur dan paling hobi marah-marah padaku!" Mia terus mengeluh. "Kau sangat jahat, tidak punya perasaan, paling semaunya sendiri!" Tiba-tiba Zontus berdiri dari sofa. "Kau mau kemana?" Mia mendongak heran. "Aku mau pergi!" "Aku belum selesai bertanya!" Entah Mia masih belum selesai bertanya atau belum selesai mengomel. Zontus muak, meras terus dipermainkan karena istri serta wanita yang paling dia cintai tiba-tiba menjadi gadis nakal sembrono yang banyak tingkah. Sepertinya Henry Loghan jauh lebih beruntung, meskipun istrinya hilang ingatan mengenai pernikahan mereka, tapi Livie tetap gadis yang luar biasa menyenangkan. "Zontus,
BAB 126 JANGAN IKUT CAMPUR "Jangan terlalu keras dengan putrimu." Emillie menahan Lengan Gerald yang ingin beranjak pergi ke kamar putri mereka. Emillie tetap seorang ibu yang sering tidak tega jika gerald sedang mendisiplinkan putrinya, karena kelonggaran dari Emillie juga Lana jadi berani mencuri-curi kesempatan. "Ayo bangun, aku tahu kau juga ikut mendengar percakapan kami!" Meskipun Lana sudah berpura-pura menutup mata dengan rapat, Gerald tetap tidak akan tertipu dengan kenakalan putrinya. "Bangun atau kau tidak akan ku ijinkan main di luar selama satu bulan!" Pelan-pelan Lana mulai mengintip dari balik selimut, mengigit bibir bawahnya dengan waspada karena gadis perempuan itu benarbyenar hanya takut pada Gerald. "Ayo cepat duduk!" Lana langsung bangkit duduk tanpa sedikitpun jejak kantuk karena aksi tidur siangnya memang cuma sandiwara. Begitu Lana duduk diam dengan patuh, Gerald segera menghampiri dan ikut duduk di hadapan putrinya sambil mengayunkan liontin. "
BAB 127 MENGUNDANG MUSUH[Aku akan menyelamatkan keluargamu dengan syarat pertukaran anak-anak kita. Pangeran Hamdan akan mendapat putriku Mahra dan Putraku Pangeran Al-Waleed akan mendapatkan salah satu dari putrimu]Memo itu diselipkan ke kantong Serkan oleh Raja Haleed ketika mereka berjabat tangan di pertemuan kongres. Sikap Serkan yang menentang keras pengembangan senjata nuklir di nilai terlalu berani. Sebuah keberanian untuk teguh pada pendirian sama artinya dengan mengundang para musuh.*******Sejak pulag dari kampus Mia sudah merasa tidak nyaman, ada beberapa pasang mata yang terus mengawasinya. Tapi Mia tetap berjalan pulang ke apartemennya tanpa menaruh curiga jika dirinya telah dikepung oleh kawanan besar. Seharusnya Mia memang lebih berhati-hati agar tidak menarik perhatian, karena menarik perhatian sama halnya dengan menarik bahaya. Terlalu bayak monster yang hidup bersembunyi di antara kumpulan manusia.Apartemen Mia tidak memiliki lift, cuma ada tangga manual. Mia be
BAB 128 KOLONI BESARTiga orang pria kulit hitam bertubuh gempal berjalan dengan derap kaki kasar melalui lorong suram. Pria yang paling tinggi besar melapor pada pimpinan mereka."Kami sudah mengepung gadis itu tapi tiba-tiba dia menghilang.""Mustahil!" Pria yang semula duduk di kursi kulit bersandaran tinggal langsung bangkit berdiri. "Jumlah pengikutmu hampir lima puluh ekor dan dia hanya seorang diri, bagaimana bisa lolos?"Ramzi sangat marah. Selama ini koloni mereka tidak pernah gagal untuk melenyapkan aneka macam jenis musuh dan pembangkang."Kalian yang akan menerima akibatnya jika gadis itu kembali berulah!" Ramzi menunjuk ketiga bawahannya dengan tatapan tegas."Gadis itu memiliki perisai.""Perisai macam apa sampai kalian tidak dapat mengatasinya!" Apapun alasannya Ramzi masih tidak percaya ada yang bisa lolos."Perisai itu membuat tubuh kami semua terpental, dia memiliki sihir yang sangat kuat, kami tidak dapat menyentuhnya!"Ramzi juga belum pernah mendengar mengenai per
BAB 129 BICARA DENGAN TENANGHari sudah sore tapi Pangeran Habibi dan Pangeran Husian masih belum keluar dari tempat pesembunyian."Yang Mulya ..." Anelies menghampiri Sekan yang baru tiba bersama Omar di depan istana. "Husain dan Habibi masih bersembunyi."Kedua anak nakal itu sepertinya memang masih kenyang karena terlalu banyak makan snack, sampai hari sore mereka belum juga lapar."Apa saya perlu mencarinya?" Omar baru bertanya ketika Serkan melihat kertas lipat yang tergeletak di halaman rumput. Serkan memungut lipatan kertas kecil tersebut kemudian menolak saran Omar."Tidak perlu, sepertinya aku sudah menemukannya."Yang Mulya Serkan langsung masuk ke Istana Zubair. Serkan sendiri yang masuk ke dalam ruang kerjanya di lantai tiga dan menemukan kedua pangeran kecil sedang bermain melipat kertas memo untuk mereka jadikan burung dan pesawat terbang."Apa yang kalian lakukan?""Baba!" Habibi yang langsung meloncat berdiri dan berlari memeluk kaki Serkan dengan manja agar tidak ken
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa