Ayo jangn lupa VOTE dulu
BAB 12 LENGAHKedua tangan Daraya gemetar menggenggam gagang pisau tajam, siap menghujam ke jantung Emillie yang masih tertidur pulas tidak sadar dengan kehadiran Daraya di kamarnya. Kondisi kamar tersebut setengah remang tapi Dara masih bisa melihat dengan jelas kelopak mata Emillie yang terpejam. Dia tidak akan merasakan sakit karena Daraya akan menikam cepat tepat ke jantungnya. Kecemburuan Daraya telah memuncak, tangannya semakin gemetar dia tidak perduli, Emillie harus lenyap meski ia akan ikut mati dicekik oleh Gerald.Daraya mengangkat tangannya yang sudah menggenggam pisau untuk menghujam saat tiba-tiba sekelebat pikiran terlintas di kepalanya. Napas Daraya langsung tersengal, keringat dinginnya merembas dan jantungnya berdegup hebat. Daraya sampai butuh waktu beberapa saat untuk kembali mengatur degup jantung serta napasnya."Daraya! Apa itu kau?"Emillie terbangun dan melihat sosok siluet tubuh wanita duduk di tepi ranjang."Ya ..." Daraya berusaha menyembunyikan kegugupannya
BAB 13 EMILLIE HILANGGerald baru mengehentikan mobilnya di halaman ketika Ludwik berjalan menghampiri."Wanitamu hilang!""Apa!" Gerald melompat keluar dengan terkejut."Kamarnya kosong, kami tidak menemukannya di manapun."Gerald mengelilingkan pandangannya pada tiap pasang mata yang takut-takut untuk mengangkat wajah."Aku hanya meninggalkan wanitaku sebentar dan kalian tidak bisa menjaganya!" Gerald benar-benar marah dan langsung pergi ke kamar Emillie untuk memeriksa sendiri.Langkah kaki Gerald sudah seperti orang yang ingin menghancurkan lantai tangga, Ludwik yang masih tegang ketakutan cuma berani mengekor di belakangnya. Gerald menendang pintu kamar sampai terentang dengan suara benturan keras. Kamar itu benar-benar kosong, seprai serta selimutnya sama sekali tidak terlihat berantakan."Brengsek!" Gerland tahu Emillie sendiri yang kabur."Semua warga sudah ikut turun ke hutan untuk mencari tapi dia tidak ada." Ludwik menceritakan semua usaha warga untuk menemukan Emillie. "J
BAB 14 PURNAMAPenduduk perkampungan suka mengadakan acara api unggun di saat purna pertama di awal musim. Musim panas kali ini mereka membuat api unggun cukup besar, memanggang banyak rusak hasil buruan untuk berpesta dan menyediakan arak spesial yang mereka ramu sendiri dari fermentasi daun-daunan.Semua orang berkumpul, tua, muda, wanita dan anak-anak. Mereka akan duduk mengelilingi api dan sebagian menari. Gerald terlihat duduk di samping Ludwik, menuang beberapa arak ke dalam gelas yang sudah berulang kali dia isi. Belum ada yang berani mengajak Gerald bicara sejak kemarahannya kemarin. Meski manik mata pemuda itu sedang berwarna biru cerah tapi auranya tetap membuat orang lain gentar untuk mendekat.Sebagian laki-laki mulai memainkan alat musik semacam gendang kecil yang terbuat dari kulit binatang. Gadis-gadis muda ikut turun menari mengelilingi api. Mereka sangat antusias untuk pesta api unggun malam ini karena keberadaan Gerald yang semakin jarang ikut serta. Gadis-gadis muda
BAB 15 MENJALANKAN RENCANASetelah hampir mati karena kebodohannya, tentu Emillie tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk balik memanfaatkan ketakutan Daraya. Emillie akan memanfaatkan Daraya untuk membantunya kabur, dia tidak mau berada di tempat itu, harus bisa pulang pada keluarganya.Emillie sudah cukup bersabar menunggu sampai Gerald pergi demi menghindari konflik ketika nanti papanya datang menjemput. Emillie sama sekali tidak bodoh, dia juga tidak luput untuk merayu Gerald agar mutan goa itu tidak curiga dengan rencananya, karena jika Gerald sampai curiga kemungkinan Emillie akan kembali disembunyikan di goa terpencil atau malah mungkin ikut dibawa bersamanya ke manapun.Sekarang Emillie hanya butuh ponsel untuk bisa menghubungi papanya. Emillie tidak perlu repot untuk kabur, dia akan dijemput."Ambil ponsel ayahmu untukku!"Daraya cukup terkejut dengan permintaan Emillie."Aku tidak berani! Aku akan dihukum jika sampai ketahuan!"Emillie masih menatap Daraya dari jarak yang
BAB 16 INGIN KABUR Sudah dua hari berlalu tapi Daraya belum juga berhasil mengambil ponsel Ludwik. Emillie semakin tidak sabar karena dia harus bisa kabur sebelum Gerald kembali. Emillie tahu Gerald akan sangat murka karena terus dia tipu. Emillie cuma ingin hidup dengan normal, karena Gerald sangat tidak sehat. Gerald bukan cuma telah meniduri Emillie sesuka hatinya, dia juga tidak segan berkelahi dengan Jared. Sangat wajar jika Emillie akan terus berusaha kabur dari Gerald. Mungkin nanti Emillie juga bisa mulai mepertimbangkan tawaran Mike untuk berkencan. Karena sepertinya akan lebih mudah hidup dengan manusia normal. Emillie tidak harus terus meletakan nyawanya dalam bahaya setiap waktu dan tidak perlu ada yang menantang orangtuanya untuk berkelahi. Emillie yang sudah tidak sabar kembali menghadang Daraya di lorong. "Ingat aku menginginkan ponselnya segera!" Emillie menjentikkan jari sebagai peringatan tegas agar Daraya tidak terus beralasan mengulur-ngulur waktu. "Aku masih b
BAB 17 TERKEJUTJared dan Nathan sedang berada di Amerika Selatan, mereka tinggal selangkah lagi untuk menangkap Gerald yang sudah mereka intai sejak kemarin. Tapi tiba-tiba sebuah nomor asing terlihat beberapa kali menghubungi Jared. Setelah memeriksa sumber sinyal dari nomor asing tersebut, Nathan langsung bisa menemukan posisinya.Karena juga pernah dibawa ke perkampungan, Nathan sangat yakin."Ini di perkampungan!"Sebenarnya Jared juga terkejut bisa ada nomor asing yang menghubunginya dari perkampungan. Sekali lagi Jared ingat jika hanya Mara dan anak-anaknya yang mengetahui nomor tersebut."Putriku ada di sana!"Jared yakin Emillie coba menghubunginya untuk minta pertolongan."Tetap kejar Gerald aku akan pergi untuk menjemput putriku!"*****Pagi harinya Daraya kembali menemui Emillie, wajahnya cemas dan gugup."Maaf aku tidak memiliki kesempatan untuk mengambil ponsel ayahku, dia sudah berangkat ke Yakutsk. Mungkin akan menginap untuk tiga hari!"Kali ini Daraya dan Emillie sam
BAB 18 SUDAH KOSONGSelama Ludwik dan istrinya pergi ke Yakutsk, Daraya yang bertanggung jawab di rumah. Daraya merupakan putri yang paling tua di antara kelima anak gadis Ludwik."Antarkan sarapan ke kamar Emillie!" perintah Daraya pada adik perempuannya yang paling kecil.Rossy segera mengambil nampan di atas meja dapur yang sudah disiapkan oleh kakak perempuan keduanya. Nampannya gak berat karena berisi mangkuk sup daging rusa, sayuran rebus yang dipisah, susu hangat dan roti."Hati-hati membawanya!" Daraya memperingatkan.Emillie akan selalu mendapat makanan sehat tepat waktu, dilayani dengan baik meski kadang putri-putri Ludwik juga menggerutu dengan keberadaannya. Rossy membawa nampan sarapan Emillie melalui lorong dan harus sangat pelan-pelan ketika menaiki anak tangga.Kamar Emillie terletak di lantai dua, dia tidak pernah turun untuk makan kecuali diantar ke kamarnya. Wajar jika kadang Rossy kesal karena jadi yang paling kecil dan paling sering di suruh-suruh oleh kakaknya."
BAB 19 BERAKHIR TRAGIS"Robert, duduk!" Mike memperingatkan anjingnya yang tetap tidak mau diam meskipun Charles sudah mulai menggali tanah."Huk!" Huk!" Anjing itu benar-benar cerewet tidak mau berhenti mengonggong."Jika kau tidak diam kita bisa menarik perhatian!" Mike menjentikkan jari pada Robert yang akhirnya mau kembali duduk.Mike juga sedang menunggu penasaran ingin tahu apa yang terkubur di tanah hutan seperti ini. Charles sudah menggali hampir setengah meter, berkeringat deras di cuaca panas karena tanahnya juga sudah mengeras padat. Bagaimanapun mengali tanah kering seperti itu seharusnya bukan pekerjaan seorang supir."Apa aku harus terus menggali, Tuan Muda?""Teruskan!" perintah Mike dengan nada tegas tanpa mau membantu sama sekali.Charles terus menggali mengikuti perintah tuan muda serta anjingnya meski sebenarnya mereka semua masih sama-sama tidak tahu apa yang sedang mereka cari. Hampir satu meter Charles menggali ketika ujung skopnya membentur sesuatu."Sepertinya
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."