Share

BAB 46 : KESEMPATAN

Penulis: Olia Safitri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-11 23:27:41
“May!” panggil Bisma ketika wanita itu mendekat ke area sekitar pelaminan. Tamu-tamu tampak mengantre untuk bersalaman dengan pengantin.

Maya hanya tersenyum sebagai balasan. Laki-laki itu memakai batik cokelat, kontras dengan baju persatuan keluarga yang memakai warna hijau sage, yang tidak sengaja mengingatkan Maya pada pekerjaan suami Risti yang seorang tentara.

Bisma menelan kekecewaan karena mereka berakhir dengan dua warna pakaian yang bertolak belakang. Tapi apapun alasannya, laki-laki itu bisa menerimanya asalkan ….

“Lia, saya dan Dira akan menunggu di mobil.”

Asalkan Angga tidak terlibat di dalamnya.

“Iya, tunggu aja.” Wanita itu menoleh, menampaki Angga yang tengah menggendong Dira.

Bisma hanya bisa diam sambil memperhatikan. Kenapa laki-laki itu ada di sini, sih?!

Tanpa diduga ternyata Ibu Neneng ikut bergabung, bahkan rela turun dari atas pelaminan selepas menyalami tamu-tamu. Beliau sangat antusias dengan kedatangan Maya dan ‘kekasih’nya itu.

“Akhirnya Ibu Maya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Andy Kafu
kok lama kali kluar bab brikutnya ya bossku?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 47 : TIGA SISI

    “Hubungan kita terlalu rumit,” ujar Maya dengan suara tersekat. Wanita itu memutuskan kontak matanya dengan Angga. Dia tidak siap menghadapi ini, meski hatinya terbawa dengan ucapan laki-laki itu. Angga berusaha untuk tetap tenang di antara kekacauan dalam dirinya. “Beri saya satu kesempatan lagi, Lia.” Laki-laki itu memohon, keluar dari karakternya. Angga tidak peduli dengan harga diri. Kali ini dia ingin Maya kembali melihat padanya. “Saya berjanji akan memperbaiki semuanya. Kita mulai kembali dari awal.” Tapi sudah banyak yang berubah dari diri Maya. Wanita itu menghela napas dalam. Akal dan hatinya bertolak belakang, tidak lagi sejalan dengan dirinya yang dulu; yang mudah untuk menerima. Bisakah mereka? Kenapa tidak mencobanya? Tidak. Tidak. Jangan berharap lagi kalau tidak ingin terluka. Tapi lihat usaha Angga yang sekarang, Lia …. Maya memejamkan mata cukup lama. Mereka kembali bersitatap. Satu pertimbangan sudah dibuat. “Paling enggak kamu harus jelasin semuanya, Ga. Sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 48 : RUDI

    “Halo?”“Kenapa baru diangkat, May? Ada hal urgent yang harus kamu tau!”Maya membeku untuk beberapa detik demi menyesuaikan suara nyaring itu. Kemudian dia mengernyit bingung, tidak ingin berspekulasi apa-apa. Tidak ada opsi di kepala. Wanita itu menuntut untuk dijelaskan tanpa diminta. Tapi seseorang di seberang telepon sana tidak mengerti maunya.Maya memulai dengan alasan. “Maaf, tadi malam baterai-ku habis, Rif. Ini aku baru aja nge-charger-nya. Ada masalah apa?”Terdengar helaan napas panjang di seberang sana. Pagi-pagi sekali sepupunya –Arif menelpon setelah tadi malam lebih dari lima belas panggilannya diabaikan.“Kamu udah tau belum, sih?” kata laki-laki yang malah memaksa Maya untuk paham.Lagian tau apa? Arif benar-benar membingungkan Maya. Selepas makan malam di kantor Angga, menunggu, pulang ke rumah, memberikan dan membacakan buku hadiahnya pada Dira, lalu pergi tidur, tidak ada hal lain yang dilakukannya.Wanita itu mendengkus. “Bicara yang jelas, Rif. Ada apa?” desaknya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 49 : VIDEO

    “Bu Maya, saya gak terima, ya, kalau Mas Han disangkain suaminya Ibu!” ucap Salsa ketus. Wanita itu baru saja keluar dari toilet, bersidekap di sebelah Maya yang sibuk menatap diri di pantulan cermin.Tapi itu di luar kehendak Maya karena netizen yang memutuskan dari apa yang mereka lihat. Kalau bisa, ya, Lee Min-Ho yang berada di posisi sebagai suami itu. “Kenapa gak buat klarifikasi aja, sih, Bu?” tanya Salsa kemudian, “Masa Ibu cuma diam aja gak berbuat apa-apa? Cepat atau lambat kejadian ini bakalan berimbas ke kehidupan nyata Bu Maya.”Salsa benar. Tapi apakah klarifikasi saja cukup? Memangnya orang-orang mau mendengarkan, setelah melihat bukti yang tampak lebih jelas untuk dinilai seperti video?Maya mematikan air keran, lalu menatap Salsa dan mereka saling bersitatap. “Asal jangan orang tuaku sama Angga yang tau kayaknya gak bakal jadi masalah, sih. Bisa mati aku kalau sampai mereka tau.”Salsa mengerutkan dahi. “Emang kenapa, Bu, kalau sampai Pak Angga tau?”Maya menghela nap

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 50 : PELANGGARAN

    “Ada masalah, Lia?” tanya Angga, “Saya perhatikan hari ini kamu terus melamun ketika makan.” Mendapati komentar seperti itu membuat Maya mendongak. Wanita itu tidak menduga tindakannya begitu kentara, lalu tatapan mereka bertemu. Di gazebo tempat favorit mereka makan siang, Maya sudah tidak bisa lagi merasakan angin sejuk untuk meredam suhu tubuhnya yang meningkat. “Maaf,” ucap Maya lirih. Wanita itu berusaha untuk bertahan dalam tatapan Angga yang bagai palung mariana; begitu dalam, jauh, dan tidak dapat dijelajahi isinya secara penuh. Laki-laki itu menaikkan sebelah alis. “Maaf untuk?” “Ya masalah—” Maya tidak melanjutkan bicaranya lagi. Wanita itu tercekat. Jika dia mengatakan bahwa maaf itu untuk meminta pengampunan, bukankah itu sama saja mengorbankan diri secara sukarela? Wanita itu menggeleng pelan, mengalihkan perhatian pada makanan di depannya. “Enggak papa, kok. Lupain aja.” “Saya sudah lihat videonya.” Maya melotot, seketika berubah tegang. Tanpa diduga wanita itu m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-23
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 51 : APA ADANYA

    “Saya beri kamu penawaran. Kita lupakan pelanggaran kontrak dan kamu harus ikut saya ke acara amal, bagaimana?” Maya mengernyit. Bagaimana bisa pergi ke acara amal dapat sepadan dengan harga yang harus dibayar Maya? Bukankah ini terdengar mencurigakan? Wanita itu menunggu Angga melanjutkan bicaranya lagi. Tapi ternyata laki-laki itu sedang menanti jawaban. Maya berdeham, meski enggan, wanita itu tetap menatap Angga. “Tapi kenapa harus acara amal?” Bak pertanyaan tersebut dinanti-nanti, Angga tersenyum. “Pertanyaan bagus. Tentu saja ini bukan acara amal biasa, karena saya ingin kamu mendapatkan kontrak dengan perusahaan penyelengga.” Mata Maya membulat sempurna. Apa katanya? Mendapatkan kontrak? Bagaimana bisa wanita yang tidak tahu menahu soal urusan bisnis dapat melakukannya?! Angga pasti sudah gila! “Kenapa harus aku?!” ucap Maya tidak terima. “Aku gak ngerti yang begituan!” Angga menanggalkan dua kancing teratas kemejanya dan melonggarkan dasi. “Bapak Aryan Hanif adalah sese

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 52 : CINTA DAN AMBISI

    “May, kamu udah liat videonya?” Arif menelpon tidak lama setelah Maya keluar dari ruang kerja Angga. Wanita itu duduk di pinggiran ranjang kamarnya dengan dahi berkerut. “Video apa, Rif?” Karena setahunya Angga sudah membereskan masalah itu. “Aku gak tau kenapa video sebelumnya udah gak bisa diakses, bahkan akunnya juga menghilang. Tapi sekarang Rudi bikin postingan baru.” Arif menjelaskan. Dia tahu Maya bukan tipe yang suka bersosial media dan selalu ketinggalan berita. “Rudi bikin ulah lagi?” kata Maya langsung ke inti obrolan. Kenapa laki-laki itu sangat gigih untuk menganggu hidupnya, sih? “Ya, bisa dibilang begitu.” Arif menjeda sebelum melanjutkan. “Tapi bisa dibilang ke arah yang positif, sih. Dia mengakui kesalahannya sama kamu, May.” Maya melotot, refleks menegakkan badan. “Maksudnya, Rif” “Ya itu, dia bikin video klarifikasi,” katanya dengan nada ringkas. Satu sisi, Arif sangat ingin tahu. “Emangnya Rudi habis kamu apain, May, sampe gitu? Kita ‘kan sama-sama tau si Rud

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 53 : BOLA

    “Libur semester nanti kamu pulang ke Jawa?” tanya Maya pada Angga. Saat itu mereka berada di kelas sepuluh dan berangkat sekolah. Aktivitas yang akhir-akhir selalu mereka lakukan bersama. Mereka baru sampai di gerbang sekolah dan melihat siswa laki-laki sangat antusias bermain bola di lapangan. Apakah mereka tidak takut berkeringat dan membuat kelas berbau tidak nyaman? Aih, menurut Maya, mereka tidak keren sama sekali. Mereka berbeda dengan laki-laki di sampingnya yang selalu wangi. Maya jadi penasaran, parfum apa kira-kira yang digunakan Angga? Namun, pikiran gadis itu segera teralihkan ketika Angga menjawab pertanyaannya. “Mungkin enggak. Masih belum tau.” Maya melihat Angga dengan alis Maya bertaut heran. “Emang kenapa gak pulang?” Laki-laki itu sedikit melirik ke arahnya, lalu mengendikkan bahu. “Entahlah. Kayaknya karna takut disuruh-suruh selama liburan. Lagian libur semester paling cuma seminggu.” Maya tertawa. “Iya, sih. Aku setuju. Kalo liburan biasanya bakalan disuru

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 54 : MENCOBA KEMBALI

    “Apa, sih, maunya Angga?!” Maya memijat pelipis, berakhir dengan sungutan kesal dan meninggalkan Angga dengan Bisma di koridor. Baiklah, sekarang Maya tidak peduli dua orang laki-laki itu dewasa itu akan bertengkar karena pikirannya telah terbawa arus lain. Segala tindakan Angga yang membuatnya merasa ‘dicintai’ membuat Maya pening. Apa sebenarnya motif laki-laki itu? “Mama kenapa?” Dira bertanya dengan raut khawatir, sedangkan Maya hanya menggeleng pelan. Wanita itu merasa tertangkap basah. “Mama gak papa, kok, Sayang.” Maya tersenyum pada anak kecil di sampingnya. Kalau sampai ditegur begini, berarti emosinya benar-benar menguar keluar, bukan? Anak kecil itu masih menatap Maya seperti mencari jawaban lain di sana. “Ayok, kita main lego blocks aja, Sayang.” Maya berusaha mengalihkan pembicaraan. Wanita itu mengambil tas Dira, lalu mengeluarkan isinya. “Yey! Dila mau buat lumah, Mama!” kata Dira antusias. Anak kecil itu kemudian mengambil beberapa blocks dan mulai membangun imaj

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05

Bab terbaru

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 61 : CURHATAN BISMA

    [Sebenarnya selama ini aku suka kamu, May.]Bisma memijat pelipisnya yang berdenyut. Tangannya tertahan untuk mengirimkan pesan itu pada Maya. Pikirannya berkecamuk hebat. Jika dia tidak mengatakannya sekarang, bisa jadi Angga yang lebih dahulu memiliki Maya.Bisma tidak ingin membiarkan hal itu terjadi. Sudah cukup bagi Bisma menahan rasa sakit yang terus-terusan menjarah jiwanya. Dia akan mengatakannya sekarang.Satu pesan masuk sebelum laki-laki itu sempat menekan tanda pesawat.***Maya dapat merasakan tatapan tak bersahabat Angga. Laki-laki itu melipat tangannya sambil mengernyit dalam-dalam.“Kamu sedang apa dengan Bisma?” tanyanya penuh intimidasi. Seketika otak Maya dibayangi kata-kata bahwa laki-laki itu sedang cemburu.Oh, astaga. Mereka bukan remaja kasmaran lagi padahal.“Cuma ngobrol biasa, kok.” Maya tidak ingin memperkeruh suasana. Dia ingin mengakhiri obrolan itu sebelum menjalar ke banyak hal. “Ayo kita pulang. Kamu bisa jalan sendiri atau harus dibantu?”Angga menghe

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 60 : UKS

    “Coba jelasin ke aku. Kok bisa gini?”Maya mengamati memar di lutut kanan Angga. Wanita itu sebenarnya sudah tahu apa yang menyebabkan memar Angga semakin parah. Namun, dia ingin Angga yang menjelaskannya sendiri.Angga mengangkat bahu tak tahu. “Saya tidak tahu kenapa memar begitu. Sepertinya tiba-tiba muncul.”Maya mendengkus. Wanita itu berpikir Angga hanya berpura-pura padanya. Padahal kenyataannya Angga memang benar tidak ingat.Tidak lama kemudian dokter sekolah –Bu Susi masuk ke ruangan. Perawakannya agak kurus dengan setelan jas putih. Tangannya membawa nampan berisi mangkok, saputangan, gorengan, dua botol air, dan juga obat-obatan.Bu Susi meletakkan nampan di atas nakas. Sebelumnya wanita paruh baya itu sudah memeriksa memar yang dimiliki Angga.“Memarnya tinggal dikompres aja, Bu Maya. Saya juga bawakan obat paracetamol dan ampicillin untuk diminum Pak Angga,” ucap dokter sekolah yang umurnya tidak lagi muda itu. Wajahnya dihiasi senyum tipis. “Kalau begitu saya tinggal sa

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 59 : KAKI SATU

    “Kamu ngapain di sini?!”Maya kaget bukan main. Wanita itu sampai melongo. Di sampingnya sudah ada Angga dengan setelan pakaian olahraga.“Saya mau ikut lomba, memangnya tidak boleh?” ucap Angga tanpa melirik Maya sedikit pun.“Bukannya gak boleh. Kalo itu, sih, terserah kamu. Tapi kenapa tiba-tiba banget?” Maya melipat tangan, menatap Angga penuh tanda tanya. “Lagian aku ‘kan udah bilang bakalan main sama Bisma.” Angga menghela napas dalam. Kali ini mereka saling bersitatap. “Apa kamu tidak mengerti mengapa saya sampai melakukan ini, Lia?”“Apa?” Maya semakin menantang tatapan itu lebih jauh, menelisik jawaban di mata laki-laki itu.Angga mengalihkan pandangan, lurus kehadapan. Ditatap demikian oleh Maya membuat debar jantungnya tak nyaman. Laki-laki itu berucap dengan tegas. “Saya cemburu. Puas kamu?”Maya terdiam. Tidak tahu harus bereaksi apa. Yang pasti, jantungnya berdebar akibat pernyataan blak-blakan itu.Angga pergi ke panitia, meminta tali pengikat. Tanpa meminta persetujua

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 58 : LOMBA

    “Wah, kalo masalah itu saya gak ikut campur, deh.”Salsa melihat Dira yang tadinya sudah berada di sekolah kembali lagi menuju parkiran. Sebelum sempat anak kecil itu berdiri di antara dua orang dewasa yang ribut masalah lomba, atau sebenarnya cinta, Salsa lebih dahulu menjauhkan Dira.“Dira sayang, ayok kita ke kantor. Mama sama ayah kamu lagi ada yang dibicarain sebentar. Kita gak boleh ikut campur masalah mereka, oke?” kata Salsa pada anak kecil itu, sedangkan Angga dan Maya saling diam."Kenapa Dila gak boleh ikut?" Salsa memutar otak, tapi tidak juga menemukan alasan yang tepat. "Pokoknya kita gak boleh ikut campur, Dira. Kita masuk lagi ke sekolah, ya?"Dira menurut saja ketika Salsa memegang tangan dan membawanya pergi. Kelegaan menyeruak dalam diri Salsa karena berhasil menyelamatkan Dira dari situasi yang benar-benar tidak terduga ini.“Kamu mengerti atau tidak perasaan saya, Lia?” Angga mengulang perkataannya.Suara berat itu menyapu pendengaran hingga dada Maya berdesir ha

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 57 : KECANDUAN

    “Angga kenapa, sih?”Maya mengamati buket mawar di tangannya. Selesai makan tadi, Angga langsung kembali ke kantornya. Laki-laki itu juga tidak berbicara sepatah kata apapun, sehingga membuat Maya semakin bingung.Bunyi notifikasi di ponsel Maya sejak tadi tidak berhenti. Maya meletakkan buketnya di meja rias, kemudian menilik apa yang sedang hangat dibicarakan oleh orang-orang di grup guru. Ternyata tidak lain dan tidak bukan mengenai lomba yang akan dilaksanakan besok.Maya hanya menyimak, tidak berminat untuk bergabung. Seperti biasa Salsa yang paling banyak bersuara di sana.Lalu satu notifikasi dari pengirim pesan yang lain masuk ke ponsel Maya.Bisma pengirimnya.[May, besok kamu ikut lomba apa?] tanyanya.Maya mengetik apa adanya. [Belum tau, sih. Liat besok aja. Emang lombanya ada apa aja?]Tidak lama setelahnya Bisma mengirimkan susunan acara yang dilaksanakan besok. Agenda terakhir di jadwal adalah lomba-lomba yang dilakukan oleh siswa dan guru seperti tarik tambang, balap k

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 56 : KESUKAAN

    “Kesambet, Pak?!” Han harap-harap cemas dengan keadaan Angga yang jauh dari kebiasaan. Laki-laki itu sudah bersiap memanggil dukun seandainya Angga memang tidak bisa diselamatkan. Sejak tadi atasannya tidak berhenti tersenyum dan tertawa sendiri. Han sadar tidak termasuk dalam fokus Angga. Tahu tidak dipedulikan, Han yang tadinya agak takut mendekat lekas berdiri di samping Angga dan menaruh dokumen secara sembarang di meja. Laki-laki itu memberanikan diri untuk mengguncang tubuh atasannya. “Pak Angga jangan gila!” “HAANN!” Angga menyorot dengan marah. “Apa yang kamu lakuin ke saya?!” Han mundur beberapa langkah, takut diamuki. “Ya saya kira Bapak lagi kesurupan. Salah siapa senyum-senyum sendiri kayak orang gak waras.” Angga membenarkan jasnya, lalu menghela napas dalam. Ungkapan cinta Maya telah menghinoptis membuat Angga tidak bisa berhenti memikirkannya. Meski masih diperhatikan oleh Han, Angga bersikap untuk tidak peduli. Laki-laki itu memilih menghadapi laptop dan memilih

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 55 : PERASAAN

    “Eh tau gak kalo Pak Angga ternyata udah punya pacar?” “Masa, sih? Gak percaya!” “Iya, sih, susah dipercaya apalagi katanya pacar Pak Angga itu guru.” “Astaga, makin gak percaya aku. Masa orang sekeren Pak Angga pacarannya sama guru. Mustahil banget!” Wanita dengan rambut kucir kuda itu mengambil lipstik dari tasnya, lalu melihat lawan bicaranya dengan heran. “Emang dapat gosip dari mana, sih? Ada-ada aja.” “Budi yang nyeritain. Dia bilang ketemu Pak Angga sama pacarnya di kondangan.” Wanita dengan rambut tergerai itu menjelaskan, sedangkan tangannya sibuk menyapukan bedak ke wajah. “Budi?” Ada nada tidak percaya di dalamnya. Senyum penuh ledekan dilemparkan pada kawannya itu. “Heh? Emang kondangannya anak siapa sampe Budi bisa satu tempat sama Pak Angga? Gila ngaco banget tau gak.” Wanita dengan rambut tergerai mengangkat bahu tak tahu. Terlepas dari benar atau tidaknya berita itu, dia tidak ingin terlibat terlalu jauh. “Iya, sih. Emang mustahil Budi bisa satu tempat sama Pak An

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 54 : MENCOBA KEMBALI

    “Apa, sih, maunya Angga?!” Maya memijat pelipis, berakhir dengan sungutan kesal dan meninggalkan Angga dengan Bisma di koridor. Baiklah, sekarang Maya tidak peduli dua orang laki-laki itu dewasa itu akan bertengkar karena pikirannya telah terbawa arus lain. Segala tindakan Angga yang membuatnya merasa ‘dicintai’ membuat Maya pening. Apa sebenarnya motif laki-laki itu? “Mama kenapa?” Dira bertanya dengan raut khawatir, sedangkan Maya hanya menggeleng pelan. Wanita itu merasa tertangkap basah. “Mama gak papa, kok, Sayang.” Maya tersenyum pada anak kecil di sampingnya. Kalau sampai ditegur begini, berarti emosinya benar-benar menguar keluar, bukan? Anak kecil itu masih menatap Maya seperti mencari jawaban lain di sana. “Ayok, kita main lego blocks aja, Sayang.” Maya berusaha mengalihkan pembicaraan. Wanita itu mengambil tas Dira, lalu mengeluarkan isinya. “Yey! Dila mau buat lumah, Mama!” kata Dira antusias. Anak kecil itu kemudian mengambil beberapa blocks dan mulai membangun imaj

  • MAU KAN, JADI MAMA DIRA?   BAB 53 : BOLA

    “Libur semester nanti kamu pulang ke Jawa?” tanya Maya pada Angga. Saat itu mereka berada di kelas sepuluh dan berangkat sekolah. Aktivitas yang akhir-akhir selalu mereka lakukan bersama. Mereka baru sampai di gerbang sekolah dan melihat siswa laki-laki sangat antusias bermain bola di lapangan. Apakah mereka tidak takut berkeringat dan membuat kelas berbau tidak nyaman? Aih, menurut Maya, mereka tidak keren sama sekali. Mereka berbeda dengan laki-laki di sampingnya yang selalu wangi. Maya jadi penasaran, parfum apa kira-kira yang digunakan Angga? Namun, pikiran gadis itu segera teralihkan ketika Angga menjawab pertanyaannya. “Mungkin enggak. Masih belum tau.” Maya melihat Angga dengan alis Maya bertaut heran. “Emang kenapa gak pulang?” Laki-laki itu sedikit melirik ke arahnya, lalu mengendikkan bahu. “Entahlah. Kayaknya karna takut disuruh-suruh selama liburan. Lagian libur semester paling cuma seminggu.” Maya tertawa. “Iya, sih. Aku setuju. Kalo liburan biasanya bakalan disuru

DMCA.com Protection Status