Beranda / Romansa / MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH / Bab 15. Tawaran pekerjaan

Share

Bab 15. Tawaran pekerjaan

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 15

Seperti ditampar oleh sandal, Abiyya terbungkam mendengar keputusan ayah mertuanya. Ia hanya mampu menunduk dengan pandangan berkaca-kaca.

"Tapi, Yah--"

"Ini demi kebaikan kalian. Ayah juga ingin lihat kesungguhanmu menjadi seorang suami yang baik dan bertanggung jawab. Semoga kamu mengerti dengan keputusan ayah," lanjut ayah mertuanya lagi.

Abiyya terpaksa mengangguk. Gara-gara ulah sang kakak, dia yang kena getahnya. Pemuda itu mengambil nafas dalam-dalam, mulai sekarang dia harus bekerja keras dan membuktikan pada mertuanya itu bahwa ia mampu menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab untuk istrinya.

Abiyya juga yakin, suatu saat, dia pasti bisa membahagiakan Safira.

"Ayah akan memberimu waktu tiga bulan, minimal kamu dapat pekerjaan yang tetap, setelah itu kamu boleh membawa Safira pergi bersamamu. Tapi harus diingat, jangan serumah lagi dengan Adit."

"Baik, Yah. Aku akan berusaha dengan keras."

"Bagus. Sekarang, kamu pulang dulu. Biarkan Safira tinggal dengan tenang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
waduh ntar pemilik cafe suka pula sama abi Thor,,mumet nie yg baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 16. Lagu cinta sampai mati

    Part 16"Pekerjaan apa?""Nyanyi di cafe? Mau kagak lu? Ini kesempatan emas lho!"Eggy menyerahkan ponselnya pada sang sahabat. Abiyya membaca semua chat dari Nabila. Ia berpikir sejenak. "Gak usah kebanyakan mikir lu! Bukannya lu lagi membutuhkan uang? Terima saja dulu buat batu sandungan lu sementara waktu!" tukas Eggy. Dia mengambil guitar dari pangkuan Abiyya."Ayo kita berangkat sekarang! Gue bakalan anterin lu! Siapa tau menyanyi adalah jalan lu menjadi sukses!" lanjut Eggy lagi dengan nada berapi-api."Tapi Gy, kalau bokap gue tahu dia pasti gak bakalan ngizinin.""Gak usah pikirin bokap lu yang kuno itu. Yang penting kan lu bisa nghasilin duit, halal, dan yang terpenting bisa nafkahin istri lu. Lu harus buktikan pada orang tua lu dan juga mertua lu, kalau lu itu layak! Lu itu laki-laki yang bertanggung jawab! Bukan bocil yang bergantung pada ortu lagi!"Abiyya menghela nafas dalam-dalam. "Baiklah, aku akan mencobanya."Jawaban Abiyya membuat Eggy tersenyum."Nah, gitu dong! G

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 17. Dua Pekerjaan

    Part 17Aditya turun dari motornya, lalu menyugar rambut sembari berkaca di spion. Lelaki itu bersiul-siul riang. Berharap hari ini akan bertemu dengan pujaan hati. Melewati ruangan Safira, pandangannya seolah mencari ke seluruh penjuru ruangan tapi tak nampak. Tak lama Santi, rekan kerja Safira melintas."Santi, tunggu!" cegah Aditya."Ya?""Safira gak berangkat kerja?""Gak tau deh, jam segini dia belum sampai. Biasanya kan sudah ya.""Kamu gak tahu dia dimana sekarang?!""Enggak. Bukannya lu yang harusnya lebih tau tentang Safira ya? Lu kan kakak iparnya?!" pungkas Santi, ia pun segera berlalu begitu saja meninggalkan Aditya yang masih terbengong sendiri.'Dia tau kalau gue kakak iparnya?' batin Aditya. Tangan Adit mengepal, ia tak terima. Karena dulu ia dan Safira terkenal sebagai pasangan yang serasi. Tapi ternyata ia hanya berakhir sebagai kakak iparnya saja. Safira menikah dengan adiknya."Gagal deh! Padahal aku ingin mengajaknya kencan bersama lagi! Aaarrrggh! Awas saja kau S

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 18. Anak titipan

    Part 18Malam itu Abiyya sudah berada di Cafe bersama sahabatnya. Untuk beberapa saat, ia mulai latihan dulu. Tak lupa membawa gitar kesayangannya, untuk mengurangi rasa grogi yang mendera."Abi, udah siap?" tanya Nabila dengan senyuman manisnya."Siap, Mbak. Bismillah ..." sahut Abiyya dengan mantap. Untuk sejenak ia memejamkan matanya."Oke semangat ya!"Pemuda itu mengangguk. Terbayang wajah Safira sebagai penyemangat untuk ia bekerja pertama kalinya di cafe ini.'Ini semua untukmu, hidupku untukmu, sayang dan cintaku pun untukmu. Semoga kita bisa bertahan dalam ujian cinta ini. Aku akan berjuang demi kamu.'Di panggung itu, Abiyya mulai tampil membawakan beberapa lagu. Ia memang sengaja membawa gitarnya sendiri agar terlihat profesional meski dengan versi akustik.Saat ini beginilah pekerjaannya, menghibur para pengunjung cafe. Mendengar suara merdu Abiyya, beberapa orang langsung memperhatikannya dan memberikan tepuk tangan saat lagu itu selesai.Pukul setengah sebelas malam, pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 19. Pertemuan tak terduga

    Part 19Abiyya datang ke toko tepat waktu. Raffi tersenyum melihat semangatnya. "Syukurlah kamu sudah datang," ucap Raffi."Iya, Mas.""Nih, ganti dulu bajunya pakai seragam ini."Abiyya mengangguk dan langsung mengganti baju di belakang."Sudah sarapan?" tanya Raffi."Sudah Mas.""Oke, kamu bantu-bantu yang lain dulu ya, siapin box kue. Dan masukin kue-kue kecil dalam plastik.""Baik, Mas."Abiyya berlalu ke dalam. Beberapa karyawan Raffi's bakery sudah berkumpul semua dan melakukan tugasnya masing-masing. Pemuda itu merasa takjub dengan banyaknya pesanan di toko kue yang terlihat sepi dari luar. Nyatanya di dalam, produksi penuh dengan pesanan online. Raffi yang mengendalikan sendiri sebagai tim marketing online tokonya. Begitupun dengan resep kuenya. Dia selalu berinovasi dengan aneka kue yang ia ciptakan.Hampir tiga jam Abiyya menyiapkan aneka box kue dan juga memasukkan kue yang sudah selesai produksi."Bi, ini daftar alamat pelanggan," ujar Raffi menyodorkan sebuah kertas pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 20. Pacaran setelah menikah

    Part 20"Tenang saja, kalau buat beli hati kamu sih cukup.""Eh?""Haha, bercanda Yang!" tukas Abiyya sembari menjawil pipi Safira. "Ayo, mau makan dimana?" "Warung makan lesehan.""Oke.""Nih, pakai helmnya," ucap Abiyya. Tadi ia sengaja pulang ke rumah untuk mengambil helm.Seperti sepasang remaja yang sedang di mabuk asmara. Mereka berboncengan dengan mesra. Safira memeluk erat pinggang sang suami dan menyandarkan kepalanya di punggung. Merasakan kehangatan dan kenyamanan yang ia nanti. Gelora cinta keduanya luar biasa, rasa rindu yang terpendam selama beberapa hari kini mulai terobati. Irama jantung keduanya berdebar tak menentu. Bagaikan bunga-bunga yang layu kini kembali bermekaran.Sesampainya di warung lesehan, keduanya turun. Abiyya membantu Safira melepaskan helmnya.Safira tersenyum manis. Ia merasa gugup sekali, setelah sembilan hari tak bertemu."Pak, ayam bakarnya dua ya, minumnya es teh manis." Abiyya memesan makanan untuk mereka berdua."Baik, Mas. Silakan duduk dulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 21. Spesial tapi bukan martabak

    Part 21[Bi, kerjanya yang semangat ya] tulis Safira dengan emoticon love.Abiyya langsung menghubungi Safira, melakukan panggilan video. Tak butuh waktu lama Safira langsung mengangkatnya meski diselipi rasa gugup."Assalamualaikum, Yang.""Waalaikum salam.""Yang, gimana penampilanku, ganteng gak?" tanya Abiyya seraya menaik-turunkan alisnya menggoda. Safira mengulum senyum lalu mengangguk pelan. Ia tak bisa berbohong karena penampilan Abiyya memang terlihat makin keren dan tampan."Tadi dimarahin sama ayah?" tanya Abiyya lagi."Enggak, Bi. Cuma tanya habis dari mana kok pulang telat.""Terus dijawab apa?""Habis lembur.""Hahaha, iya lembur jalan denganku." Abiyya terkekeh. Safira memanyunkan bibirnya membuat ekspresinya terlihat makin menggemaskan. "Dah pinter boong sekarang ya!" celetuk Abiyya lagi."Ish, ini juga gara-gara siapa coba?!""Hahaha ..." Abiyya masih tertawa. Ah dia merasa senang sekali apalagi bisa memandang wajah sang istri sepuasnya meski dalam layar ponsel."H

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 22. Selamat kamu menang

    Part 22Safira tersenyum simpul. "Kamu orang spesial di hati aku ...""Spesial, tapi bukan martabak 'kan?""Ish Abiiii ...?!" Safira mencebik kesal. Abiyya justru terkekeh. Dan tanpa sadar langsung memeluk istrinya. "Bi, lepasin ... Ini tempat umum, malu.""Haha, oke. Padahal kita udah halal. Gak masalah kan?" Abiyya mengurai pelukannya. Sementara Safira mengangguk malu."Lapar gak? Kita makan lagi di tempat kemarin?" tanya Abiyya.Safira menggeleng. "Kenapa?""Nanti duitnya cepat habis Bi, kamu kan lagi ngumpulin uang bu--""Sssttt ..." Abiyya menempelkan jari telunjuknya ke bibir Safira. "Duit habis bisa dicari lagi, Yang. Lagian masa sama istri sendiri aku pelit, mana tega! Aku kerja kan buat nafkahi kamu."Mata Safira berbinar. Ia tak menyangka suami yang usianya lebih muda darinya punya pemikiran yang dewasa."Insyaallah nanti ada rezeki buat jemput kamu. Doakan saja biar pekerjaanku makin lancar.""Aamiin ... Iya, Bi.""Ya sudah, ayo makan! Mau dimana?""Jangan di tempat kemari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 23. Sahabat lama

    Part 23"Tadi ayah mampir ke tempat kerja kamu, teman kamu bilang tidak ada lembur di sana! Ada juga yang lihat kalau kamu dijemput sama cowok. Siapa dia?""Abi.""Siapa?" "Abiyya, Yah. Aku baru aja ketemuan dengan Abiyya. Apa aku gak boleh ketemu sama suamiku sendiri? Apa aku gak boleh kalau cuma sekedar ngobrol dengannya?" jawab Safira.Ayah terdiam. Ia tak percaya kalau sang menantu nekad menemui putrinya."Sejak kapan?" "Baru juga kemarin Yah, kami gak sengaja bertemu. Terus sorenya Abi datang jemput aku. Kami ngobrol sebentar saja itupun di tempat yang ramai. Tolong jangan pisahkan kami, Yah. Sekarang Abi sudah berbeda, meskipun belum tetap, tapi Abi sudah dapat kerja, Yah. Dia bukan pengangguran lagi. Bahkan dia sampai rela kerja double di dua tempat," jelas Safira lagi. Ia ingin sang ayahpun melihat perjuangan pemuda itu."Kerja apa dia?" tanya sang ayah kembali."Dia ..." Safira menunduk. Apakah sang ayah bisa menerima perihal pekerjaan sang suami?"Dia kerja di Raffi's bake

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 52. ENDING

    Safira tersenyum, merasakan hangat pelukan Abiyya. “Aku senang kamu bisa menemukan jalan yang kamu cintai. Kita bisa menjalani ini bersama.” Abiyya melepaskan pelukannya, masih terlihat bersemangat. “Aku harus segera membalas pesan ini. Mereka ingin bertemu untuk membahas detailnya. Rasanya seperti mimpi, sayang!” Dengan semangat baru, Abiyya mulai mengetik balasan. Sementara itu, Safira mengamati suaminya, bangga dan penuh harapan. “Jangan lupa, kita juga harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran si kecil. Tapi, aku yakin kamu bisa membagi waktu.” “Pasti! Kita akan atur semuanya,” jawab Abiyya. “Setelah kontrak ini, aku berencana untuk lebih fokus, sehingga bisa memberi yang terbaik untuk kita nanti.” Keesokan harinya, Abiyya bertemu dengan produser yang menghubunginya. Ketika produser itu tiba, Abiyya langsung menyapa. “Hai, Pak! Senang bertemu denganmu.” “Senang juga, Abiyya. Say

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 51. Tawaran Menarik

    Ibu Safira tersenyum lebar, tetapi wajahnya tiba-tiba berubah khawatir saat melihat ekspresi Safira. "Kamu tidak enak badan ya, sayang?"Safira menggeleng, meski wajahnya sedikit pucat. "Iya, Bu. Sebenarnya aku ingin ngomong sesuatu.""Ngomong saja, Nak," jawab ibunya sambil memimpin mereka ke ruang tamu.Setelah duduk, Safira menarik napas dalam-dalam. "Bu, ada kabar baik. Sekarang, aku sedang hamil." "Hamil? Serius, Nak? Alhamdulillah!" Ia segera memeluk Safira dengan erat.Abiyya juga ikut tersenyum, merasa lega melihat reaksi positif dari ibu Safira. "Iya, Bu. Jadi Safira resign dari kerjaan. Kami ingin fokus pada kesehatanku dan si kecil."Ibu Safira melepaskan pelukan dan menatap mereka dengan penuh kasih. "Kalian sudah mengambil langkah yang tepat. Kesehatanmu dan bayimu lebih penting. Kami akan mendukung kalian sepenuhnya.""Iya Bu, sudah beberapa hari ini aku mual-mual terus, rasanya pengin muntah."

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 50. Resign

    Part 46Pagi itu, Abiyya dan Safira berdiri di depan pintu kafe tempat mereka bekerja. Cafe itu sudah ramai dengan rekan-rekan kerja Safira yang sedang memulai aktivitas pagi. Abiyya menggenggam tangan Safira erat, memberinya senyuman penyemangat.“Siap?” tanya Abiyya pelan.Safira mengangguk, meski ada sedikit kegugupan di wajahnya. “Siap, Abii.”Mereka melangkah masuk, dan suasana kafe yang semarak langsung berubah saat rekan-rekan kerja melihat Safira. Beberapa dari mereka melambai dan menyapa.“Hai, Safira! Dari mana saja kamu, baru berangkat sekarang? Kamu sakit ya?” sapa Lita, rekan kerjanya yang ceria.Safira tersenyum tipis. “Iya, Lita. Hari ini ada sesuatu yang mau aku omongin sama Bos Elang.”"Seperti biasa Mas Bos ada di ruangannya."Safira dan Abiyya mengangguk mereka langsung menuju ruangan Bos.“Safira, Abiyya, ada apa? Tumben pagi-pagi sudah barengan ke sini?"Safira menarik napa

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 49. Vitamin C

    “Kamu gimana, sayang? Masih mual?” tanya Abiyya, tangannya memegang tangan Safira erat. Safira mengangguk kecil, senyumnya masih mengembang. “Iya, masih mual, tapi rasanya beda. Ada perasaan senang yang nggak bisa dijelasin.” Abiyya terkekeh pelan. “Aku masih kayak mimpi, tahu nggak? Aku bakal jadi ayah dan kamu akan jadi ibu. Aku janji, aku bakal jadi suami yang lebih perhatian dan ayah yang paling keren buat anak kita.” Safira tertawa, matanya berkaca-kaca lagi. “Kamu udah cukup keren, Bi. Cuma, nanti kalau aku ngidam yang aneh-aneh, jangan protes ya,” candanya sambil menahan senyum. “Waduh, siap-siap deh aku! Makan mangga muda jam tiga pagi? Beli es krim di tengah hujan? Apa aja, aku siap!” Abiyya berlagak dramatis, membuat Safira tergelak. Matahari mulai mengintip di balik jendela, menandakan pagi sudah mulai menyapa. Keduanya saling pandang, merasakan detik-detik perubahan besar dalam hidup mereka. Pagi

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 48. Dua Garis Merah

    Part 45Safira terbangun di pagi buta dengan perasaan mual yang tiba-tiba menyerang. Ia bergegas menuju kamar mandi, mencoba menenangkan perutnya yang bergejolak. "Hueeek .... hueeekk ...."Abiyya, yang masih tertidur lelap di sampingnya, tersentak bangun mendengar suara lirih istrinya.“Sayang? Kamu nggak apa-apa?” tanyanya, setengah mengantuk dan khawatir.Safira keluar dari kamar mandi, wajahnya pucat namun matanya berbinar aneh. “Aku nggak tahu, Bi. Perutku mual banget, rasanya pengen muntah.""Semalam kamu makan apa? Jangan makan terlalu pedas lho!""Enggak kok, aku gak makan yang aneh-aneh. Mungkin aku masuk angin doang.""Kamu jangan kecapekan ya kerjanya. Aku gak tega kalau kamu sakit kayak gini."Safira mengangguk pelan. "Ayo kita sholat dulu, Bi. Kamu mandi dulu gih!""Okey, Sayang ...."Sembari menunggu sang suami selesai mandi, Safira memasak nasi di magiccom. Se

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 47. Semakin Kuat Cintaku

    ***Hari-hari berlalu .... Pagi itu tampak cerah, sinar matahari menyinari bumi dengan lembut, menciptakan suasana hangat yang menyenangkan. Burung-burung berkicau riang di pepohonan, seolah merayakan hari baru. Safira membuka jendela rumah kontrakannya, menghirup udara segar yang penuh aroma bunga dari taman di seberang jalan. Hari ini adalah hari liburnya, dan dia merasa bersemangat."Sayang, gimana kalau kita jalan-jalan hari ini? Cuacanya enak banget!” Tiba-tiba Abiyya muncul dari belakang sembari tersenyum.Senyum merekah di wajah Safira. Dia membalas dengan cepat, “Tentu! Mau kemana?”Abiyya menjawab, “Bagaimana kalau ke taman? Kita bisa refreshing sambil menikmati suasana pagi.”"Iya, Bi. Aku siap-siap dulu."Abiyya tertawa kecil melihat istrinya yang tampak begitu antusias ketika diajak jalan.Safira cepat-cepat bersiap, memilih pakaian yang nyaman dan menyenangkan. Ia juga memoles wajahnya tipis-tipis

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 46. Terlanjur Malu

    Part 44Regina terlihat terpojok, wajahnya memucat. “Aku… Aku hanya ......"Regina terdiam, kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. Semua mata tertuju padanya, menanti penjelasan. "Aku hanya ingin memastikan gelangku aman!” jawabnya, berusaha membela diri."Aman? Dengan memasukkannya ke tas orang lain? Semua itu kamu lakukan agar Safira terlihat buruk di mata orang lain bukan?" Abiyya ikut menambahkan.Regina menggeleng pelan. "Ti-tidak. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku, aku hanya--""Ini tidak bisa dibenarkan! kamu mengambil gelangmu sendiri dan menaruhnya di tas Safira, merekayasa keadaan agar kami menuduh Safira melakukan pencurian? Setelah dipikir berulang kali, kamu juga ingin menjatuhkan Safira. Apakah kamu punya maslaah pribadi dengannya hingga melampiaskannya di tempat kerja?” tanya Elang, nada suaranya datar, tetapi matanya penuh kekecewaan.Regina tertunduk malu. Gadis itu menggeleng pelan."S

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 45. Dituduh Mencuri

    Keesokan harinya .... jam pergantian shift Regina memeriksa tasnya. "Astaga! Kok gelangku hilang?" pekiknya terkejut membuat rekan yang lain menoleh."Gelang? Gelang apaan, Gin?" tanya salah satu rekannya. "Gelangku. Gelang pemberian ibu!""Lho, emangnya gak kamu pake?""Enggak selama ini aku selalu taruh di tas. Biasanya aman-aman saja, kok sekarang hilang. Siapa yang ngambil ini?" Regina mulai bersandiwara, menangis dan mengatakan hal itu dengan nada getir.Rekan-rekannya mulai khawatir. "Tenang, Regina. Kita bisa cari sama-sama," kata Rina, salah satu temannya, berusaha menenangkan.Regina menggelengkan kepala. "Tapi ini penting! Ibu memberikannya saat aku lulus sekolah. Aku tidak bisa kehilangan ini.""Kalau begitu, coba ingat-ingat terakhir kali kamu lihat," saran Dimas, yang dikenal sebagai orang yang jeli.Regina merenung. "Aku ingat betul, gelang itu ada di tas.""Mungkin aja jatuh di

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 44. Galau

    Part 43 “Dasar licik kamu!” Wanita itu menjawab, setengah terkejut tetapi juga terkesan dengan sikap sahabatnya. “Begitulah dunia kerja, sayang. Kita harus menggunakan cara apapun untuk mendapatkan yang kita inginkan. Safira sudah terlanjur jadi targetku, dan semua yang aku lakukan hanya untuk memastikan dia terlihat jelek di mata orang lain.” Regina menjelaskan dengan senyum licik. “Bagaimana kalau rencanamu terbongkar?” tanya wanita itu, sedikit khawatir. “Tidak mungkin! Tidak ada yang akan percaya Safira setelah semua ini. Lagipula, aku sudah merencanakannya dengan baik. Mungkin aku bisa menjebak dia sekali lagi untuk memastikan semua orang menganggap dia tidak bisa dipercaya,” jawab Regina penuh percaya diri. Namun, wanita itu mengingatkan, “Tapi, kalau Bosmu mulai menyelidiki lebih dalam, bisa-bisa semua ini terkuak.” Regina melambaikan tangannya, “Elang tidak akan mencari tahu lebih dalam

DMCA.com Protection Status