Saat ini Alvin sedang berhadapan dengan seseorang yang memicu kinerja jantung serta tubuhnya seakan- akan membeku. Keringat dingin perlahan mulai meluncur tipis dari kening kirinya. Seolah- olah dirinya adalah mangsa empuk yang siap dilahap oleh pemangsa yang ada dihadapannya kini
Alvin tahu, dibalik mata tuanya, seseorang yang ada dihadapannya kini akan meluncurkan beberapa anak panah perkataan yang bisa saja menembus ujung jantungnya.
“DIA SUDAH PUNYA KEKASIH SIALAN !” pekik Alvin, membuat dua orang sahabatnya menatapnya dengan mata membola dan mulut menga-nga lebar “APAAA ?” teriak dua orang manusia itu yang sama- sama terkejut mendengar ucapan Alvin&
Benar apa yang dikatakan oleh Alvin, jika pesta ulang tahun Nyonya di rumah ini memanglah sangat meriah dan tampak mewah. Rumah besar keluarga Kim, kini tampak begitu elegan. Tamu yang datang bahkan tak hanya orang- orang perusahaan namun pesta ini juga dihadiri oleh beberapa kolega bisnis Golden Tech Corporation.“Wah, pesta keluarga konglomerat memang selalu tampak sempurna dan begitu luar biasa” puji setiap karyawan ataupun undangan yang datang dalam pesta ulang tahun Nyonya Kim.Tak lupa juga di dalam pesta besar di kediaman keluarga Kim kini terlihat beberapa orang tampak tertawa dan larut dalam sebuah percakapan hangat.“Selamat ulangtahun untuk Nyonya Kim, sang ratu malam ini” ujar Mino dengan menundukkan kepala dan mengecup pelan tangan dari seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Alvin Edward KimSedangkan wanita yang mendapatkan ucapan selamat ulangtahun dengan hal yang sangat manis itu hanya mampu t
“Apa maksudmu Alvin ?” tanya Yoga dengan suara rendah dan menatap Alvin begitu tajam.Alvin tersenyum sinis, tangan kirinya terangkat keatas dan meremas telapak tangan milik Yoga lalu menghempaskannya cukup keras.“Bukankah sudah aku katakan, jika aku mencumbu kekasihku sendiri Yoga Sebastian Min.” Alvin berujar dengan menatap remeh kepada Yoga.
“Kau ingin membawaku kemana ?” tanya Nayla yang kini sedang terduduk di dalam mobil, tepat disebelah sang suami resminya setelah pemberkatan yang dilakukan beberapa jam yang lalu.Alvin tersenyum kecil menanggapi pertanyaan istrinya “Lihat saja nanti kau pasti tahu,” ujar Alvin dan membawa salah satu telapak tangan Nayla dalam genggamannya.Nayla tak bertanya lagi, matanya kembali menelisik kearah jalanan yang bukan menunjukkan kediaman keluarga Kim, rumahnya atupun apartement milik Alvin.Tak lama kemudian, mobil yang mereka gunakan memasuki sebuah perumahan elit. Nayla pun mengernyitkan dahinya ‘untuk apa mereka kemari ?’ ujar Nayla dalam hatinya.Terlebih lagi ia merasa heran ketika mobil yang membawa mereka terhenti disalah satu rumah mewah yang ada di kawasan perumahan tersebut.“Ayo kita turun,” ujar Alvin yang membuyarkan lamunan Nayla yang tengah menerka- nerka untuk apa mereka kemari.
Tampak sepasang suami istri kini sedang menikmati indahnya bentang laut di negara tetangga. Lebih tepatnya di mereka berada di Phuket, Thailand.Sesuai apa yang Alvin bicarakan kemarin, jika hari ini dirinya akan pergi honeymoon bersama Nayla di Thailand dan sekarang mereka sudah menginjakkan kedua kaki mereka di tempat yang indah ini.Setelah turun dari pesawat, Alvin langsung saja membawa Nayla menuju hotel yang akan mereka tinggali dalam beberapa hari. Senyum dari bibirnya tak henti- hentinya merekah di sepanjang jalan perjalanan mereka hari ini. Bahkan lengan panjangnya nyaris selalu menempel pada lekukan tubuh milik istri sahnya itu.Hal itu tak berbeda jauh dengan apa yang Nayla rasanya, meskipun pada awalnya ia merasa ragu dengan perasaan Alvin. Namun kini hatinya benar- benar menghangat dengan segala perlakuan manis yang suaminya berikan untuknya. Ribuan kupu- kupu seakan terbang melayang dari rongga- rongga hatinya."Bagai
Setelah menghabiskan waktu selama beberapa hari di Phuket, Alvin dan Nayla memutuskan untuk pergi Bangkok. Jalan- jalan sekaligus ingin membelikan buah tangan pada keluarga mereka di Jakarta. Saat ini Alvin dan Nayla sedang berada di sebuah restoran di Bangkok, setelah mengunjungi beberapa tempat seperti Wat Arun (Wisata Kuil Fajar) dan Royal Grand Palace mereka memutuskan untuk mengisi perut mereka dengan makan siang.Kini sepasang suami istri itu tampak sedang menikmati hidangan yang tersaji dari salah satu restoran mewah di Bangkok ini. Mereka berdua tampak bahagia dimana Alvin selalu menaruh perhatian yang memabukkan pada istrinya itu. Tak jarang mereka saling menyuapi disertai dengan obrolan- obrolan ringan diantara keduanya."Sayang!" panggil Alvin pelan. Nayla pun langsung menolehkan kepalanya untuk menghadap sang suami."Ya," balas Nayla dan melihat raut wajah Alvin tampak gelisah."Aku ke kamar mand
Nayla sedari tadi memanggil Alvin untuk kesekaliam kalian. Namun suaminyanya itu masih tak menanggapinya sama sekali. Apa yang sedang dipikirkan oleh suaminya itu."Vin,""Vin,""Alvin!" gertak Nayla pada akhirnya. Hingga membuat Alvin terlonjak kaget dari duduknya.Alvin pun segera menoleh pada istrinya yang kini tampak menatapnya dengan kesal "Ahh yaa! Ada apa ? Kau baik- baik saja?" ujar Alvin menatap raut muka istrinya dengan gugup.Nayla berdecak kesal "Aku baik- baik saja, tapi kau yang terlihat tak baik- baik saja," ujar wanita itu dengan menaikkan salah satu alisnya."Aku?" beo Alvin, berpura- pura tak mengerti dengan apa yang dikatakan istrinya. Meskipun pada kenyataannya istrinya benar 100% adanya jika ia sedang tidak baik- baik saja termasuk hatinya yang kini terasa terbelah dua."Ya, kau!" tunjuk Nayla dengan menggunakan dagunya. Nayla menggeser dudukn
"Apa ini yang kau bilang menemui rekan kerjamu Tuan Alvin Edward Kim?" ujar Nayla dengan nada dinginnya.Layaknya dijatuhi sebuah bom nuklir, Alvin benar- benar terkejut melihat istri sahnya itu kini tengah berdiri disampingnya dan menatap dirinya dengan guratan mata penuh kekecewaan."Sa.. Sayang," suara Alvin terasa tercekat kali ini.Hatinya mendadak hancur ketika mata bulat miliknya melihat sebulir air mata jatuh dari mata cantik milik istrinya itu.Nayla mencengkram lengan Alvin dengan begitu kuat. Sungguh hatinya serasa remuk kali ini. Dibohongi oleh sang suami yang pada kenyataannya sedang berkencan dengan mantan kekasihnya di perjalanan bulan madu mereka. Sungguh miris sekali nasibnya kini.Nayla menghempaskan lengan Alvin dengan kasar, memutar balik tubuhnya untuk pergi. Meninggalkan manusia- manusia tak punya perasaan yang telah menghancurkan hatinya.Melihat istrinya melangkah
Judul : The Rainy Season of Fifty Year Sinopsis singkat : Lintang dan Nathan akhirnya memutuskan menikah setelah 6 tahun mereka menjadi pasangan kekasih. Selama 5 tahun pernikahan, rumah tangga mereka tampak harmonis, dimana Nathan selalu memanjakan Lintang dengan kasih sayangnya. Namun semua berubah ketika memasuki tahun ke 5 musim penghujan pernikahan mereka, dimana Ibu Nathan selalu bertanya pada Lintang. "Ini itu tahun ke 5 kalian menikah, kapan kalian memberikan cucu pada kami, " ujar Ibu Nathan setiap kali berkunjung ke rumah Nathan dan Lintang. "Kakak Nathan sudah hampir memiliki 2 orang anak, kalian kapan?" "Anak si A kemarin periksa ke dokter kandungan." "Menantu si B kemarin melahirkan bayi perempuan." C, D, E dan seterusnya! Hal itu mulai mengelitik hati Lintang. Hingga suatu hari Ibu Nathan memaksa Lintang untuk pergi ke dokter kandungan. Betapa terkejutnya semua
Hallo semuanya, ini Bunny 🐰 Cuma mau berbagi cerita baru saja buat kalian yang suka dengan cerita bunny^^ Judulnya : "200 Days With My Savage Fiancee" Sinopsis singkat : [Mature Content]Jadilah pembaca yang bijak ^^ Wajah semanis buah dan dipadukan dengan nama yang mirip seperti buah hanya berlaku pada Cherry Naomi Johnson. Putri tunggal keluarga Johnson pemilik JHS Tech. Corporation, perusahaan besar bidang teknologi di kota New York. Parasnya yang cantik dan manis itu sayangnya tidak berlaku bagi seorang Jenaro Rafandra. Bagi pria rupawan bak malaikat itu, Cherry hanyalah pengganggu! Gadis tak tahu diri yang selalu mengusik kehidupan sehari- harinya. "Untuk apa kau selalu melakukan hal bodoh dan tak berguna ini, Cherry Naomi?" "Tentu saja untuk membebaskanmu dari hal menyedihkan dan berlumuran dosa seperti ini Jey, sangat disayangkan jika pria tampan sepertimu han
Menjadi seorang suami yang selalu bisa diandalkan oleh istri ketika hamil pun tak semudah apa yang orang katakan diluaran sana. Seperti yang Alvin alami saat ini, usia kandungan istrinya yang semakin membesar tak hanya membuatnya untuk sekedar siaga menjadi suami yang bisa diandalkan, tapi juga harus siaga mengatasi segala bentuk mood swing dari sangat istri.Dimana dirinya harus dibuat frustasi berkali- kali dengan tingkah dan sikap Nayla. Dimulai dari masalah bikini beberapa minggu setelah istrinya diperbolehkan untuk pulang.Betapa senang dan tak sabarnya hati Alvin untuk segera menemui sangat istri dengan membawa paper bag berlogo brand terkenal dunia ditangan kirinya. Dengan senyum merekah lebar Alvin memasuki kediamannya dan segera mencari keberadaan sang istri.Alvin menemukan keberadaan sang istri tengah berkutat di dapur menggunakan celemek yang membungkus tubuh bersama bibi Yun disana.Alvin sudah tidak sabar untuk melihat Nayla mengguna
"Nayla !!" Pekik seseorang dari arah pintu kamar inap Nayla. Seorang wanita berambut pendek tengah berlari kearah Nayla saat ini. Disusuk dengan seorang gadis dengan usia yang lebih muda dibelakangnya."Huu.... kenapa kau bisa seperti ini huh?" ujar wanita itu yang tak lain adalah Mina, kekasih dari Yoga. Mina memeluk Nayla dengan erat, dan matanya berkaca- kaca. Baru saja ia merasakan berteman baik dengan Nayla, kenapa wanita situ bisa mendapat musibah seperti ini."Maaf aku baru bisa mengunjungimu," ujar Mina, ia memang baru bisa mengunjungi Nayla, karna setelah Nayla pergi dari apartementnya Mina pergi ke Jepang. Baru setelah 4 hari Nayla dirawat, Mina baru bisa menjenguknya bersama dengan Hani kekasih Mino yang memang sedang disibukkan dengan kuliahnya di Bandung.Nayla membalas pelukan Mina dan tersenyum tipis. "Tidak apa- apa Minari, aku baik- baik saja. Hanya luka kecil disini," ujar Nayla."Kak Nay jangan bohong, kalau baik- baik saj
"Yak!! Kau siapa?" ujarnya sedikit meninggi, melihat betapa kurang ajarnya wanita itu membuka kasar kamar inap istrinya. "Berani sekali mendobrak pintu kamar inap istriku, Nona!!" Ujar Alvin dengan geram.Wanita yang tak mereka kenal itu mulai bergerak maju dan menatap lurus ke arah Alvin."Bebaskan Yenata, Alvin!" ujarnya tanpa basa- basi.Alvin menggeram mendengar perkataan wanita tanpa sopan santun itu. "Kau siapa hah?" ucap Alvin dengan nyalang dan terlihat marah."Berani- beraninya kau memintaku untuk membebaskan wanita yang nyaris membunuh istri dan juga calon anakku!.. Kau pikir kau siapa hah ?" bentak Alvin sekali.Membuat wanita yang awalnya begitu angkuh itu kini berubah takut menatap Alvin."Ak.. Aku sahabat Yenata!" ujarnya dengan gugup.Wanita itu berjalan mendekat dan berlutut di depan Alvin dan juga Nayla. Menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, seharusnya aku mencegahnya lebih keras lagi
"Kau masih mau lagi ?" tanya Alvin dengan menyodorkan apel yang telah ia kupas dan potong untuk istrinya itu.Pria itu benar- benar menaruh banyak perhatian pada sang istri. Selain untuk menebus kesalahan terbesar dalam hidupnya, ia juga tidak mau kehilangan istrinya. Entah itu pergi atau bahkan seperi kejadian yang nyaris merenggut nyawa istrinya.Nayla menggeleng pelan "Aku kenyang," ujar wanita itu yang kini jauh terlihat lebih baik. Meskipun ia masih memerlukan perawatan namun kondisinya sudah lebih baik daripada kemarin.Alvin meletakkan pisau dan sisa apel keatas piring. Pria itu menatap sang istri dengan begitu hangat. Pria itu bahkan membolos kerja untuk sekedar menjaga sang istri 24/7.Pandangan Alvin kemudian turun, hatinya kembali berdesir nyeri ketika melihat tangan sang istri tengah terbungkus perban.Alvin meraih kedua tangan istrinya dan mengecupnya berkali- kali secara bergantian."Ini pasti saki
Semua orang tampak cemas saat ini, mereka tengah berkumpul disana dengan harap- harap cemas. Ibu Alvin tak henti- hentinya memanjatkan doa untuk keselamatan menantu dan calon cucunya.Selain itu Ayah Alvin tampak ikut menenangkan sang istri. Yoga dan Mino pun juga tampak menunggu disana, mereka tampak khawatir, terlebih lagi Alvin yang sedari tadi yang tampak gusar bahkan ia hanya mondar mandir tak tenang di depan ruang IGD.Pria itu tampak kacau, bahkan kemeja putihnya terdapat banyak noda darah yang berasal dari istrinya. Ia sudah mendapatkan baju ganti, namun dengan keras kepalanya pria itu menolak. Alvin memilih untuk menunggu keadaan sang istri.Hati Alvin benar- benar ketakutan saat ini. Otaknya tak bisa berpikir dengan jernih, bahkan tanganya masih terasa bergetar karna terlalu cemas.Semua orang yang melihatnya juga merasakan iba dengan keadaan putus asa Alvin. Yoga yang melihat Alvin tak bisa tenang pun mencoba
Nayla sedang menyesap teh hangat miliknya di ruang tamu saat ini. Salah satu tangannya cukup sibuk dengan menscroll tentang info kesehatan terutama untuk seorang ibu hamil.Saat ia tengah membaca sebuah artikel di situs google sebuah panggilan yang tak lain dari suaminya pun memecahkan konsentrasinya dalam membaca."Hallo" sapa Nayla"Sayang, kau sedang apa ?" tanya Alvin di seberang sana."Hanya membaca beberapa artikel tentang kehamilan," balas Nayla."Kau dimana, ini hampir malam. Kenapa belum pulang?" tanya Nayla dengan rasa khawatirnya. Bukan khawatir jika Alvin kenapa- napa, tapi ia khawatir jika pria itu salah rumah kembali. Sungguh Nayla akan memotong sosis Alvin jika pria itu benar- benar mengingkari janjinya lagi kali ini."Hey, kau terdengar sangat merindukanku ya?" tanya Alvin dengan suara terkekeh kecil."Tidak! Aku takut kau salah jalan pulang lagi," balas Nayla dengan ketus.Te
{M}Nayla kini tengah berkutat didapur, rambut yang dikuncir menyanggul asal, kedua tangan ramping miliknya dengan begitu lincah memotong beberapa jenis sayuran dan memasukkannya ke dalam sebuah panci yang telah berisi air kaldu. Tugasnya telah kembali, menjadi seorang istri yang kini tengah sibuk menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga sang suami.Saat Nayla sedang sibuk dengan dunianya, sebuah tangan melingkar pada pinggang rampingnya dan bahu kirinya menjadi sandaran dagu seseorang."Hay!" sapa seseorang itu dari balik punggung Nayla. "Kau sibuk sekali ya," tambahnya."Menurutmu," balas Nayla dengan seadanya karna memang ia tengah sibuk memotong beberapa bahan makanan.Seseorang yang tak lain adalah Alvin itu kini semakin menenggelamkan wajahnya di cerukan leher sayang istri. Mengecup leher jenjang yang seringkali membuatnya kehilangan akal itu sesekali."Aku sudah berakhir dengannya Nay," ujar Alvin ma