***
“Bundaaa!”
Suara lengkingan Suri membuat Sarah terkejut. Dia otomatis melihat ke arah depan dan terlihat wanita tinggi semampai dengan fitur wajah mengagumkan berdiri di sana dan tersenyum cerah. Sarah cemburu dan iri karena Dara lebih unggul darinya dalam segala hal. Sejak kecil pasti semua temannya selalu antusias dan hanya ingin melihat Dara ketika teman-temannya bermain ke rumahnya. Banyak juga yang membandingkan dia dengan Dara, kenapa bisa Dara, sang adik terlalu cantik dan berbeda dengannya? Bahkan teman-temannya mengejek dirinya adalah anak pungut, padahal kenyataannya Dara lah anak dari wanita lain. Dara hanya anak haram dan adik tiri, itulah yang Zea katakan padanya.
“Dara, kamu sudah pulang?” tanya Sarah tersenyum dengan pura-pura tulus.
“Kak Sarah, kamu ada di sini ternyata,” balas Dara.
“Ah, Kakak mampir ke sini karena takut anak-anak kelaparan jadi Kakak bikin cemilan untuk anak-anak,&rdqu
***Sarah mengamuk di rumahnya. Dia membanting pintu kamar dengan keras dan juga melemparkan semua barang-barang pecah belah. Semua asisten rumah tangga di rumahnya hanya bisa diam saat Sarah mengamuk. Jika mereka menghampiri pasti mereka akan kena getahnya. Pernah dulu salah satu asisten rumah tangga mencoba untuk membereskan pecahan beling agar tidak melukai, namun ART itu malah kena jambak dan juga Sarah dengan kasarnya mendorong sampai jatuh dan mengharuskan ART itu ke rumah sakit karena memar dan terkena pecahan beling. Sarah memang berubah jadi monster menakutkan jika sedang emosi. Para ART lantas membandingkan sifat Dara dan juga Sarah yang sangat bertolak belakang dan selalu memuji Dara cantik luar dan dalam. Dara selalu bersifat lembut, dan mereka bersyukur Dara yang malang keluar dari rumah ini dan menemukan keluarga yang sempurna. Bagi mereka, Dara terlalu malang terjebak di rumah yang selalu membuat Dara menangis karena perlakuan Zea dan keluarga besarnya.
***“Mas, kenapa mendadak mau ke Singapura? Ada masalah yang sangat serius di sana?” tanya Dara. Dia menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa Adam.“Hmm.. ada hal mendesak yang perlu Mas tangani langsung. Jadi, Mas tidak mau menundanya,” balas Adam.“Hal mendesak apa, Mas? Masalah perusahaan, kah? Kalau misalnya Mas ada apa-apa bisa bicara denganku, mungkin aku bisa bantu,” ucap Dara penasaran.Dara tentu saja penasaran karena Adam mendadak terdiam saat menerima telepon entah dari siapa dan dari raut wajah suaminya itu terlihat kalau Adam sedang memikirkan sesuatu. Dara ingin Adam sendiri yang cerita padanya dan tidak mau kalau suaminya malah menyimpan masalah seorang diri.Adam terdiam untuk beberapa detik, dia menatap Dara yang sibuk melipat kemejanya. Dia tahu kalau Dara pasti ingin dia menceritakan semuanya. Pria itu mendekati Dara dan memeluknya dengan hangat. “Ini bukan masalah perusahaan, Sayang.
***Kevin terkejut saat mendapati surat kaleng yang dia dapatkan ke kantornya. Dia membuka file yang dikirim oleh orang asing dan mendengarkan semua percakapan antara Zea dan Mr. Frost yang ingin menghancurkannya. Pria itu mengecek semua foto, bukti rekaman dan semuanya memang asli. Dia menggelengkan kepalanya dan marah besar karena ada orang yang berani berkhianat padanya.“Wanita tua tak tahu diuntung! Beraninya dia di belakangku! Aku harus membalasnya!!” rutuk Kevin. Lalu, kedua netra pria itu menatap asistennya dengan tatapan tak puas.“Kris, kerjamu apa, Ha? Masalah ini saja kamu tak becus!”Kris mengangguk, dia tahu kalau tuannya sedang marah besar saat ini dan yang terbaik hanya mengakui kesalahan. “Maafkan saya, Tuan. Saya tidak bisa gegabah untuk tahu kegiatan Mr. Frost karena dia sangat dijaga ketat. Tapi, saya mendapatkan informasi bahwa Adam Tanaka saat ini sedang berada di Singapura.”“Adam? Ad
***Dara masih memikirkan apa yang Axel katakan padanya. Dia mencoba mencari tahu apa yang sedang Adam inginkan. Suaminya itu ternyata sudah lebih tahu siapa ibu kandungnya, namun kenapa sang suami justru menyembunyikan rahasia paling penting dalam hidupnya? Ada apa?“Kenapa kamu malah menyembunyikan semuanya padaku Mas Adam? Kenapa kamu tidak langsung bicara padaku masalah fakta siapa ibu kandungku?” gumam Dara.Dara menghela napas panjang. Dia tidak mau berpikir lebih jauh lagi atau berprasangka yang lain. Dara percaya kalau Adam pasti punya tujuan baik kenapa pria itu masih menyembunyikan fakta yang paling penting dalam hidupnya. Wanita itu menghela napas panjang, dia langsung membaca semua dokumen tentang Zea selama masa hidupnya. Dia menggelengkan kepalanya tak percaya karena Zea ternyata wanita yang keji.“Pantas saja selama ini hatiku selalu jauh padanya, fakta bahwa aku bukan anak kandungnya dan aku berhasil memenangkan hati Mas
***Sarah tersenyum lebar saat tahu dari Zea kalau Adam sedang berada di Singapura dan rumor-rumor rumah tangga Adam dan Dara yang tidak harmonis pun tidak dibantah oleh Adam maupun Dara, bahkan wanita itu sangat antusias ketika Kevin menawarkan padanya untuk menyusul Adam ke Singapura. Kevin mempunyai rencana dan Sarah merasa rencana yang Kevin susun itu adalah rencana yang sempurna, apalagi dia bisa datang ke pesta ulang tahun para sosialita di Singapura yang pastinya banyak sorot kamera. Dan juga Nichole terkenal sebagai wanita populer di negara Singapura dan hal itu seperti memberi kesempatan untuknya bergaul dengan wanita seperti Nichole.“Kak, kamu yakin mau datang ke pesta itu?” tanya Zea.“Ini kesempatan yang bagus, Ma. Dan Kakak sangat suka dengan rencana Kevin, rencana ini sangat sempurna,” balas Sarah dengan antusias.“Tapi Mama agak meragukan apa yang Kevin katakan pada kita. Kita harus lebih hati-hati karena pria
***Adam tidak bisa menahan amarahnya setelah mendengar semua yang disampaikan Kana padanya. Dia tidak bisa membayangkan rasa sakitnya Kana yang harus terpenjara dalam luka dan air mata. Wanita mana yang akan kuat menjalani hidup seperti itu? Kana bahkan harus kehilangan suami tercinta, dipisahkan dari putri berharga sampai mereka harus merebut semua yang menjadi miliknya.Adam menghela napas panjang, dia geram ternyata selama ini Zea adalah wanita iblis. Wanita itu bahkan membuat Kana harus tinggal di rumah sakit jiwa di Singapura.Kana tersenyum, dia merasa lega dan rasa sakit yang selama ini terpenjara di dalam hatinya akhirnya bisa terlepas. Dia bisa mengeluarkan semua yang ada di dadanya selama ini."Mami, maafkan Adam. Adam terlambat datang untuk menjemput Mami. Maafkan Mami harus terluka terlalu dalam selama ini. Terima kasih karena Mami sudah kuat," ucap Adam.Kana menggenggam tangan menantunya. "Justru Mami sangat berterima kasih padamu, A
***Situasi di Jakarta saat ini agak berbeda. Apalagi gosip retaknya rumah tangga Dara dan Adam jadi hot topic. Siapa yang tidak tahu dengan perfect couple seperti mereka? Keduanya terlalu sempurna dan juga jadi pasangan favorit bagi masyarakat. Dara adalah sosok wanita yang dicemburui oleh jutaan wanita di luar sana karena Dara bisa meraih posisinya saat ini dari nol dan Adam adalah pria idaman bagi para wanita. Siapa yang akan menolak menjadi bagian dari keluarga Tanaka?Tentu saja gosip rumah tangga Adam dan Dara adalah yang terpanas, apalagi baik Dara maupun Adam tak menyatakan apapun dan selalu enggan untuk diwawancara. Semua orang penasaran, apakah rumah tangga keduanya tidak sesempurna yang mereka bayangkan?Berita panas itu tentu saja membuat kedua orang tua Adam gelisah, Tiara dan Wijaya baru saja tiba di Jakarta dan saat banyak kerabat mereka yang mengirim link berita itu membuat Tiara dan Wijaya terkejut. Keduanya lang
***Dara terkejut dengan apa yang Kai katakan. Kai menjelaskan semuanya, bahkan anak laki-lakinya itu menunjukkan bukti percakapan Sarah dengan seseorang yang ingin menjebaknya. Jelas Sarah ingin dia hancur dan merusak produksi skincare-nya yang akan datang. Dara tak habis pikir jika memang Sarah berhasil membuat bisnisnya hancur, maka perusahaan dan para karyawan yang akan terkena dampaknya.“Bunda, Kai pasti akan menjaga Bunda dan Kai akan selalu memberikan informasi apa saja rencana Tante Sarah,” ucap Kai dengan bersungguh-sungguh.Dara sangat terharu karena sang anak laki-lakinya begitu dewasa dan sangat melindunginya. Usia Kai masih anak-anak, tapi pemikiran dan kejeniusannya membuat siapapun akan berdecak kagum, namun Dara tidak ingin melibatkan urusan orang dewasa pada Kai. Baginya, Kai harus tumbuh sebagaimana seusianya.Dara tersenyum dan dia memeluk Kai beberapa detik. “Kai, apa ada orang yang tahu selain Bunda?”
*** Matahari terbenam di ufuk barat saat Dara, Adam, dan Kana tiba di rumah Riky. Suasana tenang, tetapi tegang, seolah-olah mendahului pertemuan yang penuh kenangan dan penyesalan. Riky membuka pintu dengan senyuman kecil. "Selamat datang." Mereka masuk ke rumah yang penuh kenangan, di mana setiap sudutnya menciptakan jejak-jejak waktu. Riky mempersilakan mereka duduk di ruang tamu yang hangat. Dara memandang sekeliling, mengenang momen-momen pahit yang pernah ada di sini. "Bagaimana keadaan Mama Zea?" tanya Adam dengan nada khawatir. Riky menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Dia tidak ingin bertemu siapa-siapa. Menutup diri sepenuhnya. Kepergian Sarah telah menghancurkannya." Kana menaruh tangannya di pundak Dara, memberikan dukungan yang dibutuhkan. Riky melanjutkan, "Aku menyesal, sangat menyesal. Tidak hanya karena Sarah, tapi juga karena semua yang terjadi pada kalian, Dara, dan kamu, Kana. Aku kehilangan begitu banyak, dan aku menyadari betapa bodohnya aku dulu.
***Rumah sakit itu terasa sunyi, langit yang mendung di luar jendela, dan bau antiseptik yang khas mengisi udara. Adam duduk di kursi seberang tempat tidur Dara, tangannya bergetar ketika ia memegang tangan istrinya yang lemah. Kondisi Dara melemah lagi, ia tahu karena penawar itu tidak sepenuhnya menghilangkan racun di tubuh sang istri."Maafkan suamimu ini, Dara," ucap Adam dengan mata berkaca-kaca. "Mas tidak bisa melindungimu dengan baik."Dara tersenyum lemah, mencoba memberikan kekuatan pada suaminya. "Mas Adam tidak salah. Ini bukan salahmu, Mas."Adam menarik napas dalam-dalam. "Tapi Mas harusnya bisa mencegah semua ini. Mas tidak boleh mengizinkan orang-orang itu menyakitimu.""Sudahlah, sayang," jawab Dara. "Aku tahu Mas mencintai aku, dan itu sudah cukup. Kita akan melalui ini bersama."Adam mengangguk, tetapi tatapannya terus melayang ke wajah pucat Dara. "Mas selalu merindukanmu, Sayang. Setiap detik tanpamu adalah siksaan bagi Mas."Dara tersenyum tipis, "Dan aku merind
***Di tengah gemerlap lampu malam, Sarah dan Shinta duduk di sebuah restoran mewah yang penuh dengan aroma harum masakan lezat. Mereka bersulang, gelas anggur mereka saling bersentuhan sebagai tanda keberhasilan mereka. Sarah tersenyum lebar, dan matanya berkilat ketika dia menceritakan rencananya yang licik kepada Shinta."Shinta, kamu tak akan percaya apa yang terjadi hari ini. Akhirnya, aku berhasil membuat Adam tunduk pada keinginanku," kata Sarah sambil tertawa penuh kepuasan.Shinta memandang Sarah dengan kagum. "Benarkah? Ceritakan semuanya padaku!"Sarah menceritakan dengan penuh detail bagaimana dia meracuni Dara dan membuat Adam tunduk pada permintaannya. Shinta tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan sahabatnya."Dia tak akan pernah menyangka bahwa penawar itu hanya aku berikan seperempat. Dan dalam tiga hari, Dara akan lemas lagi," ujar Sarah sambil tersenyum misterius.Shinta terkejut namun tak bisa menahan tawanya. "Kamu benar-benar genius, Sarah! Aku t
***Pengumuman Adam tentang perceraiannya dengan Adam telah mengejutkan banyak pihak. Kabar ini membahana di media, membuatnya menjadi sorotan utama. Namun, tidak semua orang bisa memahami kedalaman perasaan dan keputusan sulit yang harus diambil oleh Adam.Ketika Adam tiba di rumahnya, dia disambut dengan tatapan tajam dan hening yang mengancam dari Tiara dan Wijaya, orang tua yang mencintainya. Kedua orang tua itu segera mendatangi Adam dengan langkah yang penuh kekecewaan.“Adam, apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu mengumumkan perceraianmu seperti itu?” tanya Tiara dengan tatapan penuh kecewa.Wijaya Menggeleng. “Kami tidak mendidikmu menjadi orang seperti ini, Adam. Apa yang kamu pikirkan”Adam menarik nafas dalam-dalam. “Maafkan aku, Ma, Pa. Aku tahu ini sulit dipahami, tetapi aku tidak punya pilihan lain.”“Tidak punya pilihan? Apa yang membuatmu sampai pada keputusan ini?” tanya Tiara dengan suara meninggi.“Ini semua untuk Dara, Ma. Sarah, dia... dia memiliki penawar ra
***Di dalam kamar rumah sakit yang hening, Dara terbaring tanpa gerakan, tubuhnya terhubung dengan berbagai alat medis. Suasana kritis yang menyelimuti ruangan membuat Adam merasa semakin tenggelam dalam keputusasaan. Dara tampak semakin rapuh, dan perlahan kehidupannya menggeliat tipis.Adam duduk di samping tempat tidur istrinya, tatapannya kosong, dan napasnya tersengal. Dia tak tega melihat Dara menderita, dan perasaan frustrasinya semakin memuncak. Dokter keluar dari ruangan perawatan dengan wajah sedih, mencoba memberi penjelasan kepada Adam."Bu Dara memerlukan penawar yang sangat langka, Pak Adam. Kita berusaha semaksimal mungkin, tapi sampai saat ini, belum ada perkembangan yang signifikan," ucap dokter dengan suara pelan.Adam menundukkan kepalanya, memejamkan mata sejenak untuk menahan emosinya. "Istriku harus sembuh, dok. Aku tidak bisa kehilangannya."Di tengah keputusasaan, pikiran Adam tertuju pada Sarah, orang yang diketahuinya sebagai dalang di balik segala penderita
***Hari itu, keheningan di rumah sakit dipecah oleh telepon yang tak terduga. Adam mengangkat teleponnya dan mendengarkan berita yang membuat hatinya berdegup kencang. Informasi itu mengguncangnya seperti gempa bumi, menghancurkan kedamaian yang selama ini dia bangun bersama istrinya, Dara."Dara diracun oleh Sarah? Bagaimana ini bisa terjadi?" gumam Adam dengan nada gemuruh, penuh amarah. Apalagi saat tadi a dokter rumah sakit memberitahu keadaan Dara yang masih koma karena keracunan.Adam merasa darahnya mendidih ketika dia menyadari bahwa Dara menjadi korban ulah dua orang yang tidak punya hati dan tega melakukan hal yang keji seperti itu. Dia segera mengambil ponselnya dan memanggil asistennya, David."David, ini Adam. Segera blokir bandara. Ada seseorang yang harus kita tangkap. Namanya Nichole Choi. Lakukan ini secepat mungkin," perintah Adam dengan suara yang penuh urgensi.David yang merasakan seriusnya situasi ini, langsung menjawab, "Baik, Pak Adam. Saya akan segera melakuk
***Suri duduk sendirian di pojok kamar, matanya yang kecil dan cemerlang kini dipenuhi oleh air mata. Rambut hitam kecilnya berantakan, dan wajahnya terlihat lesu. Di tangan kecilnya, dia memeluk erat boneka kelinci kesayangannya, seolah-olah mencari kenyamanan dari objek kecil itu.Di sudut ruangan, Tiara dan Wijaya saling pandang, keprihatinan tergambar di wajah mereka. Mereka menyadari betapa sulitnya bagi Suri menghadapi kenyataan bahwa ibunya, Dara, harus dirawat di rumah sakit.Tiara mendekati Suri dengan langkah lembut, duduk di sampingnya, dan memeluknya erat. "Sayangku, apa yang membuat Suri begitu sedih?" tanya wanita paruh baya itu dengan lembut.Suri menoleh ke arah Tiara, air mata masih terus mengalir. "Suri sangat merindukan bunda, Nenek. Kapan bunda pulang? Suri mau lihat bunda."Tiara memahami perasaan cucunya dan mencoba menenangkan hatinya. "Bunda sedang sakit, sayang. Dokter harus merawatnya agar segera sembuh. Tapi jangan khawa
***Riky duduk gelisah di ruang tunggu rumah sakit, tatapannya kosong menuju pintu kamar tempat istrinya, Zea, dirawat. Pikirannya bergejolak di tengah ketidakpastian tentang nasib Zea yang masih belum sadarkan diri. Seiring waktu berlalu, kekhawatiran Riky semakin membesar, terutama setelah tadi ke rumah sakit mengantar Kana untuk melihat Dara yang juga dirawat di ruang gawat darurat karena keracunan. Keduanya dirawat di rumah sakit yang sama.Dokter langsung keluar dari kamar Zea dan menghampiri pria itu yang sedang melamun. “Pak Riky, kondisi istri anda masih belum stabil. Kami masih mencoba mencari penyebab luka yang parah ini. Mohon bersabar."Riky tambah gelisah. “Terima kasih, Dokter. Bagaimana dengan putri saya, Dara? Bagaimana keadaannya?""Bu Dara sedang dalam perawatan intensif. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mendeteksi dan mengatasi dampak keracunan,” balas dokter itu.Riky mengangguk dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang ke masa lalu, mencari tahu bagaimana k
***Ruangan CEO PT. Shinee Serein tampak begitu elegan dengan sentuhan modern dan nuansa yang memberikan kesan kekuatan dan keberhasilan. Dara duduk di meja kerjanya yang besar, fokus pada pekerjaannya yang menumpuk. Suasana ruangan diisi dengan keheningan, hanya terdengar bisikan ringan dari mesin pencetak dokumen dan suara langkah kaki di lantai marmer.Pintu ruangan terbuka perlahan, mengungkapkan seorang asisten dengan senyum misterius di wajahnya. Dara menoleh dan terkejut melihat seorang kurir membawa sebuah paket yang cantik terbungkus rapi."Maaf mengganggu, Bu Dara. Paket ini baru saja datang untuk Anda," kata asisten sambil menyerahkan paket itu pada Dara.Dara tersenyum dan meraih paket itu dengan tanda tanya di wajahnya. Dia membaca nama pengirim di label: Adam Tanaka, suaminya. Hatinya berdebar-debar saat dia membuka paket itu dengan hati penuh harap.Di dalamnya, dia menemukan sekotak cokelat coklat gelap yang menggoda dan sebuket bun