"Mas Raka mau kemana?" Tanya Alisia menatap Raka yang kini telah resmi menjadi suaminya secara agama.Raka terus berjalan tanpa memperdulikannya, lagipula pernikahan ini bukanlah keinginannya karena dia merasa dijebak Alisia dan papahnya yang bersikap baik di awal. "Mas kamu kenapa sih?"tanya Alisia menatap tajam kearah Raka."Aku kan istri kamu sekarang," ucap Alisia dengan raut wajah sedih."Aku tahu tapi jangan paksa aku untuk bisa menerima pernikahan kita!" "Harusnya kamu tahu aku lebih mencintai Alina istriku hanya Alina!" Jawab tegas Raka menatap tajam Alisia.Wanita yang kini menjadi istri keduanya itu, adalah wanita yang dia anggap sebagai sahabat terbaik bahkan oleh sang istri. Akan tetapi, ternyata di balik kebaikan itu semua Alisia menyimpan luka yang sama sekali tidak pernah bisa terbayangkan rasa sakitnya untuk rumah tangga Raka.Rasa cintanya terhadap rakyat telah membutakan dirinya sendiri bahkan, dia tidak peduli lagi dengan pandangan orang lain jika suatu saat nanti
Raka terus mengusap kepala sang istri, dia tidak ingin malam ini berakhir dengan cepat karena dia khawatir jika hari-harinya ke depan akan lebih buruk dan dia tidak akan pernah lagi menemukan kebahagiaan dan senyum Alina Karena kini dia harus berhadapan dengan dua orang yang sangat menghancurkan hidupnya."Mas, aku punya hadiah buat kamu,"ucap Alina dengan lembut menatap sang suami."Hadiah apa? Ulang tahunku masih lama sayang," jawab Raka heran.Alina mengeluarkan sebuah kotak di depan suaminya Raka dan dia pun sangat terkejut hadiah apa yang akan diberikan oleh istrinya tersebut."Ini hadiahnya Mas sekarang kamu buka aja ya biar kamu semakin semangat bekerja, "ucap kembali Alina dengan senyum manisnya.Perlahan Raka pun membuka kotak itu dan seketika air matanya berlinang dia melihat sebuah tespek dengan garis 2 merah, dan menatap sang istri akhirnya penantiannya selama ini telah tiba dia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah sekaligus menjadi orang tua untuk bayi yang ada dalam k
"Assalamualaikum Ma, Pa, Nasya," ucap Raka saat tiba dirumah kedua orang tuanya."Wah tumben kerumah gak ngabarin mama sama papa," ucap nyonya Karin, bahagia melihat anak dan menantu kesayangannya berkunjung."Iya nih kak Raka sama kak Alina kenapa gak ngabarin aku," sahut Nasya bahagia."Maaf yah sengaja Raka mau bikin kejutan buat semuanya," ucap Raka semakin membuat penasaran kedua orang tuanya.Raka tahu, kedua orang tuanya pasti bahagia mendengar kabar ini, terlebih Dia adalah anak pertama otomatis anak yang ada dalam kandungan istrinya Alina adalah cucu pertama bagi keluarga. Kehadiran Alina selalu menjadi penyemangat dan memberikan kebahagiaan untuk kedua orang tuanya , sehingga kehadiran sang anak juga akan mampu menjadi cahaya yang paling terang dirumah."Ayo dong kak jangan bikin kita penasaran," sahut Nasya menatap sang kakak."yasudah jadi , Alhamdulillah Alina sekarang hamil dan kita akan kedatangan anggota baru," jawab Raka seketika membuat wajah kedua orang tuanya dan
Alisia ternyata datang langsung ke rumah Raka, dia mengawasi dari kejauhan dan berharap Raka akan keluar dari rumah. Namun ternyata sepertinya rumah itu sepi dan sama sekali Raka tidak ada di sana. Alisia tidak berani untuk menelpon Alina karena dia takut jika Alina akan curiga tentang pernikahan suaminya dengan Alisia sehingga dia memutuskan untuk pergi ke rumah kedua orang tua Raka karena alis dia yakin bahwa Raka sedang berkunjung ke sana. Dan ini menjadi kesempatan untuk Alisia bisa bertemu dengan suaminya.Pak Adam, terus mengawasi sang putri dia tidak mau jika Alisia berbuat yang aneh-aneh dan kembali melakukan bunuh diri hanya karena sikap Raka yang sama sekali belum memperlakukan dia seperti layaknya seorang istri.Setelah beberapa lama akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang cukup besar ini adalah rumah kedua orang tua Raka. Tanpa pikir panjang, alisia pun turun dari mobilnya.Untunglah dia sudah membeli beberapa kue dan cemilan untuk dibawakan kepada kedua orang tua Raka,
Alisia mencoba mencari kesempatan untuk bisa berbicara berdua dengan Raka, akan tetapi Raka terus menghindar darinya karena dia tidak mau menghancurkan acara Alina."Kamu mau apa sih kesini?" Tanya Raka pada Alisia."Aku istri kamu sekarang mas dan aku punya hak berkunjung kerumah mertuaku," jawab alisia semakin membuat Raka geram.Dia merasa bahwa Alisia memang sudah gila karena rasa cintanya yang tidak terbalas oleh Raka."Dengar yah Alisia sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta sama kamu!" sentak Raka pada Alisia."Nikmati saja pernikahan tanpa cinta yang kita jalani," ucap kembali Raka agar membuat Alisia sadar bahwa hanya Alina satu-satunya bidadari dalam hatinya."Kamu hanya belum mencintaiku aku mas tapi akan aku pastikan kamu akan tetap memilih aku ketimbang Alina," jawab Alisia menatap Raka dengan senyuman.Raka tidak menyangka meskipun ia beberapa kali berkata tidak mencintai Alisia akan tetapi dia tidak menyerah untuk menjauhkannya dari Alina."Lagi bahas ap
Alisia tahu, Raka begitu sangat mencintai Alina, maka yang harus Alisia lakukan adalah menjadi seperti Alina agar Raka bisa jatuh cinta padanya."Pa Alisia mau pakai jilbab yah kaya Alina istrinya mas Raka?" Tanya Alisia pada pak Adam."Kamu serius? Lalu bagaimana karir kamu sebagai model?"tanya kembali pak Adam pada putrinya tersebut."Alisia tidak peduli pa yang aku mau hanya cinta mas Raka" jawab Alisia memasang muka masam."Untuk apa aku menikahinya tapi tidak bisa memiliki cintanya," jawab Alina kesal.Pak Adam tidak bisa menghalangi putrinya tersebut, karena dia tahu Alisia sangat mencintai suaminya Raka, meskipun Raka tidak pernah menganggap pernikahannya itu ada. Karena pernikahan itu hanyalah sebuah paksaan hingga membuat Raka tidak punya pilihan lain selain menikahi Putri kesayangannya.Andai saja ibu kandung Alisia masih ada pasti sifatnya tidak akan seperti ini, sejak kecil Alisia memang merasa kekurangan kasih sayang dari keluarga. Pak Adam terlalu sibuk dengan pekerjaan
Alisia tampil sangat cantik dan mempesona dengan balutan gamis dan hijab yang menutupi rambut indahnya, bagaikan dua orang yang berbeda dengan Alisia yang dulu dengan pakaian terbuka dan rambut panjangnya."Terimakasih banyak yah Alina kamu mau bantu aku,"ucap Alisia dengan senyuman."Sama-sama Alisia aku juga seneng ko lihat akhirnya sahabat aku mau berhijrah," jawab Alina menatap bahagia Alisia."Assalamualaikum Alina sayang kamu dimana?" Sahut Raka yang ternyata sudah pulang bekerja.Alina pun segera keluar kamar dan menyusul sang suami."Mas sudah pulang tumben?" Tanya Alina heran karena biasanya sang suami pulang malam."Aku lagi kangen sama istri dan juga calon anak aku jadi aku serahkan kerjaan sama Staff," jawab Raka sembari memeluk Alina dengan erat."Oh iya maaf aku punya kabar baik untuk kamu" ucap Alina membuat Raka penasaran."Kabar apa?" Tanya penasaran."Alisia keluar deh," panggil Alina seketika membuat Raka terkejut karena di dalam rumahnya ada Alisia.Alisia perlahan
Hari ini Alisia dan Raka akan mengadakan rapat penting di hotel mengenai kerjasama yang mereka kerjakan beberapa bulan terakhir antara hotel dan restoran milik Raka. Alisia pun bersiap-siap berdandan rapih agar dia terlihat cantik di depan suaminya dan dia berharap bahwa perlahan hati Raka akan mulai terbuka hanya untuknya."Wah anak papa cantik banget," ucap pak Adam memuji putrinya."Iya dong pa semua Alisia lakukan hanya demi mas Raka agar dia bisa jatuh cinta sama aku," jawab Alisia bahagia."Lalu bagaimana dengan Alina?entah papah jadi memikirkan dia andai Raka tidak bisa mencintaimu akhiri saja pernikahan ini sebelum Alina tahu nak," ucap sang papa seketika membuat Alisia terdiam."Enggak! Anak papa itu aku bukan Alina kenapa papah mulai peduli sama dia harusnya papah dukung aku," jawab Alisia meninggikan suaranya Mungkin memang ada ikatan batin antara ayah dan anak yang terjalin oleh Pak Adam dan juga Alina, meskipun mereka berdua masih belum sadar bahwa sebenarnya mereka sang
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo