Lima tahun yang lalu...."Devan, Bagaimana kondisi Alisia? " tanya Raka "Seperti yang kita tahu Raka Alisia tidak ada sedikitpun perubahan tapi dia bisa jauh lebih tenang. Apalagi yang kita tahu dia sudah kehilangan bayinya. "Jawab Devan pada Raka."Semoga saja, Alisia secepatnya sembuh Dan dia menyadari semua kesalahan dia sehingga, tidak ada lagi dendam di antara dia dan juga Alina Aku rindu sekali dengan putriku Aisyah rasanya ingin sekali ada di dekatnya. "Papar Raka dengan raut wajah sedih.Dia sadar, dia sudah gagal menjadi seorang suami untuk Alina namun kini Raka perlahan mulai berubah dia hanya ingin menjadi Ayah yang terbaik untuk Aisyah, dia tidak mau apa yang dirasakan oleh Alina juga dirasakan oleh Putri kandungnya Aisyah."Kamu tenang saja Raka, semuanya akan baik-baik saja selama kita tinggal di sini lagi pula bukan hanya kamu yang rindu dengan Aisyah Aku juga rindu dengan keponakanku yang lucu itu apalagi Alina sering sekali mengirimkan foto-foto yang lucu. ""Lalu, b
Raka menarik nafas panjang dan dia langsung pergi meninggalkan Alisia dan mengunci kembali kamarnya. Seketika, mata yang memerah seolah tahu bagaimana rasanya dulu Alina seperti apa yang dirasakan oleh istri keduanya itu mungkin Raka sanggup terus-menerus berhadapan dengan sikap Alisia yang semakin hari semakin membuatnya merasa hancur. Karena pernikahan ini sama sekali tidak ada cinta di dalamnya bahkan, dia merasa pernikahannya bersama Alisia hanya sebuah hal yang sia-sia."Raka, ternyata kamu di sini ada apa lagi dengan Alisia apa dia kembali histeris? "Tanya Devan menatap Raka yang hanya terdiam di depan pintu kamarnya seperti patung."Dia selalu saja menyalahkanku atas kematian anak kami, padahal jelas saja semua itu karena ulah dia apa selama ini Alisia tidak pernah sadar apa kesalahannya! "Jawab Raka sembari menyeka sudut matanya."Alisia sudah menerima karmanya Raka, buktinya saja dia merasakan apa yang Alina rasakan dulu dia kehilangan semuanya tidak ada satupun yang dia mili
Setelah selesai berbicara dengan Alisia, Fatir pun akhirnya memutuskan untuk kembali keluar kamar dan berbicara dengan Raka agar dia tidak curiga padanya.Fathir Alamsyah dia adalah salah satu mantan kekasih dari Alisia yang memang tinggal di luar negeri, tetapi Alisia sama sekali tidak pernah menganggap dirinya ada walaupun begitu Fathir masih mencintai kekasihnya itu. Hingga akhirnya Fatir pun harus menerima kenyataan bahwa Alisia memang telah menikah dengan Raka dan saat dia tahu bahwa kondisi sang kekasih Tengah terpuruk memutuskan untuk terus berada di samping mantan kekasihnya itu ada dan berharap Alisia akan mampu mencintai dia kembali seperti dulu dan melupakan Raka.Namun, tentu saja hal itu tidak mudah untuk Alisia karena yang dia pikirkan saat ini adalah dendamnya terhadap Alina bukan lagi tentang rasa cintanya pada Raka atau laki-laki manapun .karena Alisia sudah kehilangan semuanya Dia kehilangan orang tuanya dia juga harus kehilangan seluruh aset kekayaan yang selama ini
"apa yang terjadi sama Alisia Devan, kenapa seperti ada keributan di dalam kamarnya? "Tanya Raka menatap Devan."Kamu tenang saja, semuanya baik-baik saja kok lagi pula kamu tahu sendiri kan tahu Bagaimana sikap Alisia pada aku dia masih belum bisa memaafkan apa yang telah aku lakukan pada Alina karena mau bagaimanapun aku tidak akan pernah bisa membenarkan yang salah. "Jawab devan dengan senyuman."Ya sudah, apa barang-barang yang akan kamu bawa sudah kamu persiapkan? "Tanya kembali Raka mencoba untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal barang-barang milik Devan di rumah ini."Tidak ada rasa, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Nasya Aku mau banyak berterima kasih sama kamu karena kamu sudah merestui hubunganku dengan adikmu. "Jawab Devan memeluk Raka.Fathir hanya tersenyum di hadapan kedua laki-laki yang telah membuat hidup mantan kekasihnya itu hancur. Mereka tidak tahu bahwa Fathir sudah memiliki rencana yang sudah disusun rapi dengan Alicia agar bisa membuat Devan
Devan menengok jam tangan yang dia kenakan, dia sudah hampir telat menuju bandara. "Raka , ngebut sedikit yah aku hampir telat." " Oke Devan siap." Jawab Raka yang langsung tancap gas mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. "Raka, jangan terlalu ngebut." Teriak Devan yang mulai cemas.Raka mencoba menginjak rem mobil milik Fathir, namun nyatanya mobil itu remnya blong Raka berusaha mengehentikan mobilnya namun tetap saja sulit karena kecepatan mobil sangat tinggi. Hingga tiba-tiba saja sebuah mobil truk dari arah berlawan menerjang menghampiri mereka , Raka mencoba membunyikan klakson panjang namun mobil tersebut tidak mendengar. Brakkkkkkk, mobil itupun menabrak mobil Fathir hingga hancur membuat Devan dan Raka terkapar. Namun supir truk tersebut justru melarikan diri disaat jalanan memang sepi. Warga mulai datang, menghampiri tempat kejadian, Raka dan Devan terluka cukup para dibagian wajah dan kepala, polisi dan ambulans datang, membawa Raka dan Devan kerumah sakit."Alisia
"bagaimana Bu, operasi akan segera dimulai apakah ibu sudah memiliki foto untuk kedua pasien? "Tanya salah satu dokter pada Alisia.Dia pun sudah mempersiapkan semuanya, Alicia tahu apa yang dia lakukan berisiko besar jika raka dan Devan sadar dan dia tahu apa yang telah dilakukan pada mereka pasti, mereka akan tetap berusaha agar mencari tahu siapa yang telah membuat mereka seperti itu. namun, Alisia ya berharap bahwa rencananya itu berjalan dengan mulus."Sudah dok, saya sudah bawa foto untuk suami dan sepupu saya." Alicia pun, langsung dipersilahkan dokter untuk masuk ke dalam ruangan dan juga mengidentifikasi pasien yang sedang ada di dalam yaitu Raka dan juga Devan. Alisia memang tahu siapa suaminya melalui cincin yang dia pakai Alisia sudah hafal bahwa itu adalah Raka. Alisia pun langsung meletakkan foto di atas tubuh mereka yang masih tidak berdaya sama sekali."Sudah dok, Saya sudah taruh masing-masing foto di tubuh suami dan juga sepupu saya, dan saya harap secepatnya dokte
"Nasya, aku boleh titip Aisyah dulu nggak untuk hari ini soalnya aku ada perlu sebentar keluar?"ujar Alina."Memang Ada perlu apa Kak? atau perlu aku temani saja aku merasa khawatir kalau seandainya Kak Alina harus pergi sendirian. "tanya Nasya"Kamu tidak perlu khawatir, lagi pula aku kan sudah terbiasa kemana-mana sendiri." jawab alina"Ya sudah, kalau memang kak Alina tidak mau aku temani aku akan jaga Aisyah dengan baik. "Setelah selesai sarapan, Alina memang memutuskan untuk bersiap-siap dan akan pergi ke rumah sakit di mana Devan pernah bekerja di Rumah sakit itu. Rumah sakit di mana Alina pernah dirawat di situ juga beberapa tahun lalu, akhirnya memang masih sangat begitu berat jika Kembali ke tempat di mana Dia merasakan luka yang teramat dalam. namun, entah kenapa Alina memang harus mencari tahu keberadaan Devan, atau mungkin, Alina akan bisa mendapatkan alamat Devan dan juga Raka di luar negeri. "Aisyah, kamu hari ini sama tante ya Kita pergi jalan-jalan berdua saja.""Mem
"baik Alina, aku akan menjawab segala pertanyaanmu itu, jadi aku dan Devan pernah satu kampus sama-sama di luar negeri dan aku tahu Devan memutuskan untuk bekerja di sana karena yang aku dengar sepupunya sedang sakit jadi aku menggantikan posisi Devan untuk bekerja di sini. "Papar Fathir mencoba untuk meyakinkan Alina."Lalu, kapan kalian terakhir berkomunikasi dan apa sampai detik ini kamu dan Devan masih komunikasi? "Tanya kembali Alina."Aku tidak tahu, karena beberapa tahun juga aku sudah tidak lagi berkomunikasi dengannya. "Jawab Fatir membuat Alina tertunduk lemas."Aku harus mencari kemana lagi tentang keberadaan Devan, sudah hampir 5 tahun aku tidak pernah tahu di mana keberadaannya karena dia bersama dengan mantan suamiku aku harus bertemu dengan dia. "Jawab pada Fatir."Ya sudah Alina, kalau begitu aku boleh meminta kontak nomor handphone kamu agar kalau seandainya ada kabar tentang Devan aku bisa langsung menghubungimu soalnya aku juga masih banyak teman-teman yang tinggal
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo