"bagaimana Bu, operasi akan segera dimulai apakah ibu sudah memiliki foto untuk kedua pasien? "Tanya salah satu dokter pada Alisia.Dia pun sudah mempersiapkan semuanya, Alicia tahu apa yang dia lakukan berisiko besar jika raka dan Devan sadar dan dia tahu apa yang telah dilakukan pada mereka pasti, mereka akan tetap berusaha agar mencari tahu siapa yang telah membuat mereka seperti itu. namun, Alisia ya berharap bahwa rencananya itu berjalan dengan mulus."Sudah dok, saya sudah bawa foto untuk suami dan sepupu saya." Alicia pun, langsung dipersilahkan dokter untuk masuk ke dalam ruangan dan juga mengidentifikasi pasien yang sedang ada di dalam yaitu Raka dan juga Devan. Alisia memang tahu siapa suaminya melalui cincin yang dia pakai Alisia sudah hafal bahwa itu adalah Raka. Alisia pun langsung meletakkan foto di atas tubuh mereka yang masih tidak berdaya sama sekali."Sudah dok, Saya sudah taruh masing-masing foto di tubuh suami dan juga sepupu saya, dan saya harap secepatnya dokte
"Nasya, aku boleh titip Aisyah dulu nggak untuk hari ini soalnya aku ada perlu sebentar keluar?"ujar Alina."Memang Ada perlu apa Kak? atau perlu aku temani saja aku merasa khawatir kalau seandainya Kak Alina harus pergi sendirian. "tanya Nasya"Kamu tidak perlu khawatir, lagi pula aku kan sudah terbiasa kemana-mana sendiri." jawab alina"Ya sudah, kalau memang kak Alina tidak mau aku temani aku akan jaga Aisyah dengan baik. "Setelah selesai sarapan, Alina memang memutuskan untuk bersiap-siap dan akan pergi ke rumah sakit di mana Devan pernah bekerja di Rumah sakit itu. Rumah sakit di mana Alina pernah dirawat di situ juga beberapa tahun lalu, akhirnya memang masih sangat begitu berat jika Kembali ke tempat di mana Dia merasakan luka yang teramat dalam. namun, entah kenapa Alina memang harus mencari tahu keberadaan Devan, atau mungkin, Alina akan bisa mendapatkan alamat Devan dan juga Raka di luar negeri. "Aisyah, kamu hari ini sama tante ya Kita pergi jalan-jalan berdua saja.""Mem
"baik Alina, aku akan menjawab segala pertanyaanmu itu, jadi aku dan Devan pernah satu kampus sama-sama di luar negeri dan aku tahu Devan memutuskan untuk bekerja di sana karena yang aku dengar sepupunya sedang sakit jadi aku menggantikan posisi Devan untuk bekerja di sini. "Papar Fathir mencoba untuk meyakinkan Alina."Lalu, kapan kalian terakhir berkomunikasi dan apa sampai detik ini kamu dan Devan masih komunikasi? "Tanya kembali Alina."Aku tidak tahu, karena beberapa tahun juga aku sudah tidak lagi berkomunikasi dengannya. "Jawab Fatir membuat Alina tertunduk lemas."Aku harus mencari kemana lagi tentang keberadaan Devan, sudah hampir 5 tahun aku tidak pernah tahu di mana keberadaannya karena dia bersama dengan mantan suamiku aku harus bertemu dengan dia. "Jawab pada Fatir."Ya sudah Alina, kalau begitu aku boleh meminta kontak nomor handphone kamu agar kalau seandainya ada kabar tentang Devan aku bisa langsung menghubungimu soalnya aku juga masih banyak teman-teman yang tinggal
Nasya mematung, dia tidak menyangka, bahwa Devan akan sepeduli itu pada Aisyah walaupun Devan berkali-kali menyangkal bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal Aisyah dan juga Nasya. Devan kembali ke taman, dia mengobati luka yang ada di kaki Aisyah dengan begitu sangat teliti seolah dia memang telah mengenal Aisyah. Jika memang laki-laki yang ada di hadapan Nasya bukanlah Devan yang dia tahu dan dia kenal Lalu siapa? dan kenapa wajahnya begitu sangat mirip dengan Devan."Om Devan, Terima kasih banyak ya Om sudah mau membantu Aisyah mengobati luka. "Ucap gadis kecil yang ada di hadapan Devan yang begitu sangat polosnya."Sama-sama cantik, kamu juga harus hati-hati jangan lari-larian seperti tadi, tidak baik kalau seandainya kamu tadi tidak menabrak Om lalu menabrak orang lain dan orang lain tersebut marah sama kamu bagaimana? "Jawab Devan dengan senyuman."Jangan memandangku seperti itu, Aku tahu aku memang tampan tapi jangan melihatku seperti orang yang sedang jatuh cinta! "Ujar Devan
Hari ini, Alina memang tidak memutuskan untuk pergi kemanapun dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan Aisyah. mumpung Aisyah juga sedang libur sekolah dan hari ini juga, dia dan Nasya memikirkan Bagaimana caranya bisa menemukan Devan.Ting...tong... Suara Bel rumah Alina berbunyi Tidak seperti biasanya ada tamu di pagi hari padahal, Alina memang jarang sekali berinteraksi dengan para tetangga di sini."Biar aku saja kak, yang bukakan pintunya. "Sahut Nasya yang langsung berdiri dan menuju pintu depan untuk membukakan pintu.Dan di saat Nasya membukakan pintu rumah Alina, dia begitu sangat terkejut karena yang ada di hadapannya adalah Devan."Kak Devan, ini benar kakak? "Tanya Nasya terbelalak."Iya ini aku Devan, yang kemarin menolong kamu dan juga keponakanmu di taman aku terpaksa mengikuti kamu dan juga keponakanmu Aisyah." "Nasya, siapa di luar? "Sahut Alina yang langsung menghampiri Nasya dan juga begitu sangat terkejut dengan apa yang dia lihat di depan pintu rumahnya."Hai ca
"Nasya sepertinya hari ini kakak harus pergi ke butik untuk memastikan kalau memang butik berjalan dengan baik. "Ucap Alina pada adik iparnya itu."Ya sudah, Kak Alina pergi saja biar Aisyah Nasya yang jagain lagi pula, Nasya besok kau pulang ke Jakarta padahal masih ingin beberapa lama di Bandung tapi mau bagaimana lagi komasya harus kembali bekerja. "Papar nasya tersenyum manis pada alina."Nasya, kalau memang kamu mau kamu bisa kok bantuin kakak di butik baju muslimah Kakak daripada kamu harus bekerja di Jakarta dan di sana juga kamu tidak punya teman kan karena mama dan papa juga sering sibuk keluar kota. "Ajak Alina mencoba untuk membujuk Nasya agar mau ikut dengannya."Kak Alina akan tahu, sebenarnya aku bekerja bukan karena aku membutuhkan uang tapi untuk mengisi kejenuhanku menunggu kabar dari Kak Devan. "Seketika suasana menjadi hening, Alina apa yang dirasakan oleh Nasya tidak mudah menunggu seseorang yang kita cintai dalam waktu yang sangat lama apalagi, Alina tahu bahwa
Fathir mencoba untuk menghubungi Devan, agar dia mau datang menemui Alina dan juga Nasya tanpa sepengetahuan Alina dan Nasya, ingin memberikan kejutan pada mereka. walaupun memang Fatir tahu bahwa Alina dan nasya memang sudah bertemu dengan Devan yang sebelumnya."Oh iya Alina, putrimu mana? "Tanya Fathir membuat Alina terdiam."Aisyah ada di dalam, dia sedang bersama ibuku. "Jawab alina yang sedikit gugup di hadapan Fathir."Aku baru tahu, ternyata kamu pernah dirawat di rumah sakit di mana tempat aku bekerja bersama dengan Devan aku turut prihatin atas apa yang terjadi sama kamu di masa lalu dan semoga, kamu akan mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik. "Papar Fatir yang menaruh perhatian pada Alina.Fathir di sini memang memiliki tujuan, karena dia ingin membantu sang kekasih untuk melampiaskan dendamnya pada wanita yang ada di hadapannya itu. namun tak mengapa, sejak pertama kali bertemu dengan Alina rasanya Fatir tidak tega jika harus menyakiti wanita sebaik dia."Selamat pagi
"Devan, kamu sudah bertemu dengan keluargamu Alina dan juga Nasya aku pamit untuk kembali pulang ke rumah. "Ujar Fathir yang berdiri mencoba untuk berpamitan pada semua yang berada di sana."Tunggu, kamu kenapa mau tinggalin aku begitu saja Fathir Aku tidak mau tinggal di sini! "Jawab tegas Devan pada Fathir."Devan, kamu itu sedang Hilang ingatan tidak baik kalau kamu tinggal sendirian kalau seandainya ada orang jahat yang mau menyakitimu Bagaimana? "Tanya Alina penuh khawatir."Kak Alina benar Kak Devan, apa tidak sebaiknya Kak Devan tinggal saja di sini lagi pula di sini ada Aisyah dan juga Bu Asih dia sudah seperti keluarga Kak Devan sendiri. "Sahut Nasya mencoba untuk membujuk Devan juga."Mereka betul Devan, lagi pula kamu jangan takut aku akan sering datang ke sini mengunjungi kamu aku tahu kamu sudah terbiasa dengan aku kan? "Celoteh fatir yang menggoda Devan di depan Alina dan Nasya."Ya sudah, kalau memang kalian memintaku untuk tinggal di rumah ini aku akan tinggal di sini.
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo