Alina memang begitu banyak membawa pengaruh baik dalam hidup Raka, dia bisa membuat Raka memaafkan semua kesalahan dari mamanya di masa lalu. "Terima kasih banyak ya aLina aku masih nggak bisa ngebayangin kalau kamu tidak ngebantu aku bicara dengan kedua orang tuaku tentang berpura-pura sebagai calon istri, "ucap Raka tersenyum kepada Alina."Padahal aku serius lo mas Raka, "jawab alina seketika membuat Raka menghentikan mobilnya."Maksud kamu?"Raka tertegun mendengar jawaban Alina"Aku tahu, tidak seharusnya aku bersikap seperti kemarin terlalu memikirkan perasaanku sendiri tanpa tahu bagaimana perasaan orang lain selama ini aku memang banyak begitu rasa takut dan trauma tapi aku yakin kamu adalah orang yang tepat semoga saja aku tidak pernah salah memilih pasangan, "papar Alina menatap Raka."Ja...jadi kamu mau menikah sama aku? Bukan pura-pura?"tanya Raka kembali seolah tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Alina.Alina haya mengangguk Dan tersenyum itu menandakan bahwa dia
Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamarnya ia tidak menemani sang putri yang sedang menangis sendirian di kamar. Dia tahu bahwa Alina masih butuh waktu untuk sendiri dan memikirkan semuanya agar dia merasa tenang saat akan langsungkan pernikahan dengan pria yang sangat dia cintai.Perlahan Bu asih membuka sebuah album foto, di mana hanya itu satu-satunya kenangan yang dia miliki bersama sang suami. Dia mengingat bagaimana dulu suaminya sangat mencintai dirinya dengan tulus sama halnya seperti Raka, Bu asih berdiri di depan meja rias dan perlahan membuka lembaran demi lembaran setiap foto kenangan yang dia miliki bersama sang suami.17 tahun Bu asih masih tetap sendirian dia sama sekali tidak pernah terpikirkan sedikitpun untuk menikah lagi dengan pria lain karena dia hanya ingin fokus membesarkan alina seorang diri. Sejak kasus perselingkuhan suaminya, dia sama sekali tidak pernah mau mengulang hubungan lagi karena sejak saat itu dia sudah tidak percaya lagi dengan arti sebuah cint
Alina mulai bisa mengikhlaskan semuanya dia dan sang Ibu memutuskan untuk memulai kehidupan baru yaitu Alina akan menikah dengan Raka dan sang Ibu akan tetap tinggal sendirian di Bogor. Dia berjanji untuk akan baik-baik saja agar putrinya tidak terlalu khawatir. Beragam persiapan telah dilakukan dari mulai proses acara lamaran secara resmi dan persiapan untuk pernikahan. keluarga Raka begitu sangat menerima kehadiran dari keluarga Alina karena mereka sendiri menganggap meskipun memang Alina memiliki latar belakang yang kurang baik dia akan tumbuh menjadi seorang menantu idaman di keluarga terlebih Raka adalah anak pertama.Alina memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya karena dia harus ikut Raka tinggal di Jakarta bersama keluarganya, Alina sadar tidak selamanya seorang perempuan harus bekerja karena ada tugas yang paling mulia yaitu menjadi seorang istri dan juga seorang ibu dalam keluarga awalnya memang Alina sangat takut jika seorang wanita tidak bekerja dan tidak memiliki peng
Wanita cantik itu terus saja memandangi foto Raka betapa kesalnya dia setelah datang ke pernikahan pria yang baru saja ingin dijodohkan dengan dia namun ternyata memilih wanita yang sangat sederhana bahkan jauh dari apa yang dipikirkan oleh Alisia."Kenapa kamu milih dia sih Raka!!!!" ucap tegas Alisia dengan emosi."Harusnya kamu pilih aku bukan wanita miskin itu!" Teriak Alisia yang terus saja menyalahkan Raka atas semua kesedihan yang ada dalam dirinya.Alisia pernah jadi bagian hidup Raka Hardiman dia adalah salah satu orang yang begitu sangat mencintai Raka secara diam-diam bahkan ketika dia tahu bahwa kedua orang tua Raka dan papahnya akan menjodohkan dia. betapa bahagianya hati Alisia saat tahu akan dijodohkan oleh seorang pria yang sangat dia cintai sejak dulu namun, ternyata perjodohan itu seketika dibatalkan karena Raka memutuskan untuk menikah dengan calon istrinya. Hati Alisia begitu sangat sakit dan kecewa dia kalut dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada Alisia R
Malam itu Raka menghabiskan waktu bersama Alina istrinya, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya karena Alina adalah sahabat kecil Raka, sehingga mereka masih terasa canggung dan malu, terlebih Raka dan Alina sebelum menikah tidak menjalani pacaran terlebih dulu sehingga wajar saja Alina dan juga Raka masih tidak paham harus bagaimana.Tapi untunglah maka adalah pria yang sangat tenang sehingga dia mampu membuat istrinya merasa nyaman menikmati satu malam yang indah setelah mereka sah menjadi suami istri.Pagi ini Alina menatap pria yang begitu sangat ia cintai setelah pernikahannya usai. Raka yang masih terbaring di tempat tidur di samping Alina dia begitu sangat tampan dan membuat Alina tidak berhenti bersyukur bisa dipertemukan dengan suami sebaiknya Raka.Ternyata pernikahan memang tidak seburuk yang Alina pikirkan, atau mungkin memang karena ini baru awal sehingga dia masih belum tahu apa saja masalah dalam pernikahan. tapi, apapun yang akan terjadi kedepannya Alina selalu
"wah kak Alina rajin sekali pagi-pagi sudah masak," ucap Nasya yang menghampirinya kedapur, karena tertarik dengan aroma masakan yang sangat lezat."Jangan gangguin istri aku yah,"sahut Raka yang tiba-tiba saja memeluk istrinya didepan sang adik.pipi Alina pun merona dan merasa malu didepan Nasya."Haduh pengantin baru, mesra-mesraan terus nih semoga aja Nasya cepet punya ponakan baru," ujar Nasya sambil mengangkat kedua tangannya berdoa."Haduh pagi-pagi sudah rame ada apa sih?" Celoteh nyonya Karin yang melihat anak dan menantunya di dapur."Maaf Tante pasti menganggu yah suara aku," ucap Alina menunduk."Kok masih manggil Tante sih kak kan ini mama kakak juga," sahut Nasya menatap Alina."Iya Alina mama kan sudah jadi ibu mertua kamu jadi kamu harus terbiasa bilang mama," ujar nyonya Karin tersenyum pada menantunya.Alina kembali melanjutkan masakannya, Nasya bersiap-siap pergi kesekolah, dan sang mama kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.Raka hanya tersenyum memandang is
Alina dan juga Raka berpamitan kepada kedua orang tua mereka untuk pergi menemui Bu Asih, Raka dengan sigap selalu saja memperlakukan Alina dengan sangat istimewa. Alina merasa bahagia dan dia tidak pernah sedikitpun kehilangan sosok Raka dalam hidupnya karena semua masih tetap sama Raka tidak pernah berubah sejak dulu hingga sekarang semuanya tetap menjadi diri dia yang selalu membuat Alina jatuh cinta."Makasih banyak ya mas kamu sudah mau menuruti apapun yang aku mau termasuk menemui ibu, "ucap alina sambil memandang wajah suaminya.Raka pun mengambil tangan sang istri dan menaruh di dekat dadanya sesekali dia mencium tangan Alina dan memperlihatkan senyum bahagia untuk sang istri."Ibu kamu itu adalah Ibu aku juga dan kebahagiaan istri aku adalah kebahagiaan aku juga jadi aku tidak akan membiarkan istri aku sedih hanya karena dia merindukan ibunya, "jawab Raka membuat alina semakin lelah ternyata, setelah menikah Raka malah semakin romantis terhadapnya dia tidak menyangka sahabat
Bu asih berharap jika suatu saat nanti Alina tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang diberikan dirinya untuk sang anak, dia tidak akan pernah membenci ibunya karena mau bagaimanapun Bu asih hanya ingin menyatukan kembali tali ikatan antara anak dengan ayahnya .dia tahu Mas Adam adalah pria yang baik dia hanya sedang khilaf mencintai wanita yang salah menelantarkan istri, dan anaknya namun dibalik itu semua pasti ada rasa penyesalan terhadap Alina karena mau bagaimanapun Alina adalah anak pertama dia yang sangat dia cintai selama ini bahkan kehadiran Alina begitu sangat ditunggu oleh dia selama bertahun-tahun.Bu asih dengan sang suami Mas Adam tidaklah mudah untuk mendapatkan anak karena mereka harus menunggu selama hampir 5 tahun penantian agar dia bisa merasakan rasanya mengandung Alina dalam rahimnya namun, sang suami tetap saja setia ada di samping dirinya tanpa pernah sedikitpun meninggalkan dia. Oleh sebab itu sejak kehamilan Alina hingga melahirkan dia diperlakukan bak s
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo