Setelah cukup puas 3 hari di rumah sang Ibu Alina dan Raka terpaksa harus kembali ke Jakarta, karena ada beberapa kerjaan yang harus Raka selesaikan sehingga dia meminta Alina untuk ikut dengannya. Namanya juga pengantin baru masih sangat cinta-cintanya rasanya sulit sekali berada jauh dari sang istri itulah yang terus membuat Raka berpikir tidak akan pernah mungkin meninggalkan alinea sendirian ataupun dirinya tanpa Alina di sisinya.Alina dan Raka berangkat pagi hari dia pun berpamitan kepada Ibu mertuanya dan Alina juga berpamitan kepada sang ibu dia mencium tangan ibunya serta memeluk dengan sangat erat sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan bagi seorang putri yang baru saja menjalani bahtera rumah tangga bersama suaminya.Bu asih mencoba untuk menguatkan anaknya Alina bahwa semuanya akan tetap baik-baik saja dia selalu akan ada di samping sang anak jika memang selalu dibutuhkan karena dia tahu Alina masih tetap ada rasa khawatir yang terus menghantuinya terlebih ketika dia men
"sudah jangan mengobrol terus Raka lapar banget ni ma, Mama masak nggak? " Ucap Raka memberikan kode agar alina bisa beristirahat setelah perjalanan lama dari Bogor ke Jakarta ."Tentu saja dong aku sama mama udah masakin menu spesial buat kak Alina dan juga kak Raka jadi kita hari ini bisa makan bersama, "celoteh Nasya dengan bahagia."Oh iya Mama hampir lupa Kamu kan punya rumah sendiri, apakah kamu dan Alina akan secepatnya tinggal di sana? kalau Mama sih terserah kalian mau tinggal di sini ataupun menempati rumah sendiri itu tetap boleh, "ucap sang Mama sambil menyiapkan piring makan."Yah, jangan cepet-cepet pindah dong dari sini nanti aku kesepian lagi kalau nggak ada kak Alina juga kak Raka, sudah bertahun-tahun aku tidak pernah merasakan suasana seperti ini, "keluh Nasya.Alina sangat terkejut mendengar kejutan yang diucapkan oleh Mertuanya, ternyata memang Raka sampai mempersiapkan semua itu untuk menyambut istrinya, Alina memang sangat beruntung dia bertemu dengan pria yan
Tiga bulan berlalu pernikahan Alina dan juga Raka masih sangat harmonis. Alina tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri yang baik dia masih memutuskan untuk tinggal bersama ibu mertuanya dan adik iparnya dikarenakan dia sendiri masih belum terbiasa jika harus tinggal sendiri di rumah barunya.Alina pun mulai sibuk mengurus toko pakaian muslimah yang diberikan oleh papa mertuanya yang sangat baik. Alina dibantu oleh Raka untuk membersihkan toko yang sudah lama sekali tutup tetapi pakaian yang yang tersimpan di sana masih dapat dijual karena masih layak untuk digunakan. Alina tidak menyangka bahwa dia akan memiliki toko pakaian muslimah sendiri padahal, dulu dia hanya bisa bermimpi jika suatu saat nanti dia bisa memiliki sebuah toko pakaian ataupun gamis agar bisa membahagiakan sang ibu.Alina pun meminta sahabatnya yang dulu menjadi rekan kerja di toko gamis di daerah Bogor yaitu Arumi, Alina meminta Arumi untuk menjadi bagian staf marketing mengatur segala penjualan dan juga p
Rapat kerja telah selesai, akhirnya Alisia sangat puas dengan semua yang dipresentasikan oleh Raka. Pria itu bukan hanya memikat Alisia dengan ketampanan yang sempurna, namun keimanan dan kecerdasannya yang membuat Alisia terpesona, selama rapat kerja berlangsung ,banyak sekali Staff yang sangat kagum dengan cara bicara Raka yang sangat lugas dan juga lembut, selain itu dia selalu memberikan senyuman yang membuat kesan ramah untuk para semua pelanggan. "Andai saja aku yang menjadi istrinya mungkin aku akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini, " gumam Alisia dalam hati sambil terus memandangi pria bertubuh tinggi dengan hidungnya yang mancung. "Selamat yah Raka akhirnya kita bisa kerjasama dengan baik, " ucap Alisia menghampiri Raka yang sudah keluar ruangan terlebih dulu."Terimakasih banyak, aku yang harus mengucapkan selamat untuk kamu, karena kamu telah membuat bisnis papa kamu berkembang pesat, sehingga sebuah kebanggaan restoran milikku bisa bekerjasa dengan hotel b
"Mas Alisia cantik yah?" Tanya Alina sembari menatap Suaminya Raka."Kenapa memang? Istri aku jauh lebih cantik," jawab Raka tersenyum pada ALina."Tapi dia wanita yang sempurna, cantik, pintar, baik, dan juga berpendidikan jauh sama aku yang hanya lulusan SMA dan mantan pegawai toko gamis," papar Alina menunduk.Terkadang, sebagai seorang istri sekaligus perempuan Alina seringkali merasa dirinya jauh dari wanita yang ada di luaran sana terlebih, dia baru tahu tentang dunia suaminya yang selama ini tidak pernah dia ketahui akan banyak wanita yang selalu dia temui setiap saat dan Alina selalu merasa takut karena, Dia memiliki trauma di masa lalunya tentang perselingkuhan sang ayah yang memilih seorang wanita yang jauh lebih cantik dari ibunya padahal, sang ibu sudah menjadi seorang istri sekaligus ibu yang selalu mengabdi penuh kepada keluarganya namun tetap saja hal itu tidak cukup bagi seorang lelaki yang sama sekali tidak pernah bersyukur memiliki itu semua."Alinaku sayang aku tahu
Pria itu terus menatap foto yang dia pegang, sebuah foto keluarga yang sangat harmonis dengan satu orang anak perempuan yang sangat ceria. Tidak terasa Dia meneteskan air mata tepat di atas foto itu, sebuah sesal yang masih sangat menyelimuti hatinya dibalik dirinya yang kuat serta memiliki banyak kekuasaan. namun, ternyata dia sama sekali tidak menyimpan kebahagiaan dalam hidupnya.Perasaan bersalah yang kini menganggu pikirannya,dimana dulu dia pernah menelantarkan istri dan juga Putri kecilnya yang begitu sangat berharga.Pak Adam Wibowo dia adalah mantan suami dari ibu asih yaitu ayah kandung dari Alina. Hidupnya kini begitu sangat mewah dan bergelimang harta dia adalah ayah tiri dari Alisia Argadana, seorang wanita cantik yang dia besarkan seorang diri.Istri keduanya telah meninggal dunia ketika melahirkan anak mereka namun, sang anak juga meninggal setelah satu hari kepergian ibu kandungnya.Alisia adalah anak kandung dari istri keduanya, dia tidak tega jika harus meninggalk
Tidak terasa setahun berlalu kehidupan rumah tangga Alina dan juga Raka semakin harmonis dan juga bahagia. Alina dan Raka sudah menempati rumah barunya dan mereka hanya tinggal berdua tanpa ART di rumah itu Karena, Alina sendiri yang meminta kepada Raka agar dia bisa menjadi seorang istri sepenuhnya. Bisnis Alina pun kini diambil alih oleh Arumi dan dia hanya sesekali datang ke toko pakaian muslimah untuk mengecek keadaan toko di sana namun dia sangat percaya penuh kepada sahabatnya itu karena dia yakin Arumi akan bisa mengelola toko pakaian muslimah.Alisia pun sudah membantu banyak Alina untuk mengembangkan produk yang dia jual di toko itu berkat Alisia, Alina selalu kebanjiran orderan dan tokonya kini menambah beberapa karyawan. Raka dan Alina begitu sangat berterima kasih kepada Alisia yang sudah membantu mereka untuk melewati tahap ini sehingga usaha yang mereka bangun tidak sia-sia. Toko pakaian muslimah Alina begitu sangat terkenal di Jakarta dan alina sendiri sangat bangga akh
Alisia tidak menyangka bahwa ternyata dia semakin jauh untuk menggapai Raka, setelah berpamitan dari toko Alina, dia pun kembali ke hotel sepanjang jalan dia begitu sangat marah dan kecewa pada Alina dan dirinya sendiri yang masih belum bisa mendapatkan Raka seutuhnya. Bahkan menyentuh hatinya saja itu rasanya sulit terlebih kini Alina Tengah mengandung anak Raka dan itu pasti akan membuat Raka semakin tidak mau mendekati Alicia dan rasanya satu tahun ini semua perjuangan Alicia terasa sia-sia."Aku benci kamu Alina benci!!!!!!!" Teriak Alisia menggenggam erat seluruh jarinya.Alisia seperti kalut dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini Dia benar-benar kehilangan Raka dari hidupnya apa mungkin setelah ini Raka tidak akan pernah mau dekat dengannya sebagai sahabat atau memilih menjauh karena kehamilan Alina malah membuat Raka semakin tidak bisa meninggalkan alina sama sekali.Alicia pun nekat untuk naik ke atas hotel yang paling tinggi, rasanya Dia sudah kalut dan tidak tahu
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo