Share

LUKA 22

"Jangankan sebentar, semua waktuku kalau kamu yang minta pasti aku berikan," jawabnya.

"Ih, gombal banget ternyata ini orang," ucapku. Pria itu tertawa.

"Hanya denganmu, aku bisa bicara seperti ini, anehkan? Emm ada apa?"

"Prilly, ingin bicara denganmu, dia merajuk tadi," jelasku padanya.

"Apa dia merindukanku?"

Aku mengangkat bahuku. Aku sendiri juga tak tau, tak pernah dia seperti itu. Ponsel kuambil dari saku blazer, dan menghubungi mama kemudian.

"Mam, Prilly mana?" tanyaku setelah mengucapkan salam. Tak berapa lama terdengar suara gadis kecilku itu. Ponsel kuserahkan ke Pak Ryan. Bibir itu terlihat tersenyum, dia berbicara sedikit menjauh dariku. Ada apa antara anak dan kekasihku itu.

"Ada apa sih?" tanyaku, saat Pak Ryan mengembalikan pinselku.

"Rahasia," jawabnya tersenyum mengodaku.

"Ih, nggak banget pakai rahasia,rahasian segala," ucapku manyun. Pria itu malah tertawa.

Seperti hari sebelumnya, agenda kegiatan hari ini juga tak kalah padat.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status