"Aduuuhh ... bagaimana ini Marwin kalau semua orang sudah tahu identitasku yang sebenarnya? Terus bagaimana rencanaku untuk bisa membalas dendam pada si Naemi jelek itu? Haahh, ini membuatku gila. Bagaimana tidak? Yang ada mereka semua justru menyorotiku."
Yura mondar-mandir di kamar inapnya. Ia bingung harus melakukan apa disaat semua berita menayangkan dirinya.
"Hei, keberadaanmu tidak bisa dilacak sekarang. Semua orang sudah mengiramu mati. Bahkan jurang tempat dimana kau jatuh masuk ke dalam berita. Tadi aku melihat beritanya saat mau kesini. Disana juga ditemukan blazer yang robek-robek, sepatu kotor, dan bekas darahmu yang menempel pada pohon besar dimana aku menemukanmu saat itu. Itu sudah membuktikan kalau jasadmu sudah dimakan binatang buas." Marwin menatap Yura begitu serius dengan tampang sombong dan angkuh yang begitu melekat dalam dirinya.
"Tunggu dulu, kenapa sepatu dan blazerku bisa lepas dari tubuhku?" tanya Yura begitu penasaran.
Pagi ini, Harry sedang berada di ruang kerjanya. Sudah beberapa minggu, Harry mengurung dirinya di ruang kerja setelah insiden menghilangnya Yura. Terkadang, ia memilih untuk bermalam di kantor daripada ia harus pulang dan mengingat masa-masa indahnya bersama Yura. Semua karyawan merasa iba terhadap dirinya melihat sosok cool sang direktur selama ini telah hilang ditelan bumi. Saat ini Harry mulai menyibukkan dirinya dengan berbagai dokumen yang menumpuk di mejanya hingga dering ponsel membuyarkan konsentrasinya.YutuHarry, mulai saat ini kau harus berhati-hati. Hari ini adalah hari pernikahan Naemi dengan putra sulung dari keluarga Jung Pyo pemilik berbagai resort perhotelan. Saat ini Naemi mulai mengibaskan sayapnya dengan mencari mangsa baru untuk dia jadikan benteng agar bisa melawanmu. Jadi, berhati-hatilah mulai saat ini terutama lindungilah perusahaanmu Harry.Harr
Mata Yura berkaca-kaca memandang sosok yang begitu ia rindukan. 'Harry. Aku begitu merindukanmu suamiku.'Yura menatap sedih ke arah Harry. Sedangkan Harry sendiri tidak tahu kalau ada Yura di dekatnya. Yura terus menatap Harry dengan susah payah menahan gejolak pada dirinya untuk tidak menghampiri pria yang sudah membuat dirinya bertahan hidup hingga sekarang.Harry mengalihkan wajahnya karena merasa diperhatikan terus menerus oleh seseorang. Sehingga pandangan keduanya saling bertemu. Harry terdiam begitu lama, ia masih tidak percaya dengan sosok yang ia lihat sekarang. Namun, wanita yang ia pandang saat ini pergi begitu saja.Setelah Yura keluar dari restoran, barulah Harry sadar kalau yang ia lihat barusan bukanlah sebuah ilusi belaka. Harry langsung lari mengejar sosok yang ia yakini kalau wanita itu adalah Yura istrinya."YURA ..." teriak Harry sambil mengejar wanita yang ia yakini sebagai istrinya.Hati yang begitu gelisah, degupan jantung y
Sebelum kembali ke kamarnya, Yura melangkahkan kakinya menuju ruang makan dan mengambil salad buah yang sudah disiapkan oleh ibu Marwin di kulkas. Tiba-tiba kedatangan Marwin mengagetkan Yura yang sedang asyik dengan dunia khayalnya."Hei girl, kok, sedih gitu sih?" tanya Marwin ketika melihat aura kesedihan di diri Yura."Ohhh ... ternyata kau Marwin. Kirain siapa. Aku tidak apa-apa, kok. Aku hanya sedang tidak enak badan," sangkal Yura mencoba menutupi kesedihannya dari Marwin."Baiklah. Aku tidak akan menanyakan lebih lanjut lagi," ujar Marwin mencoba memberi kekuatan pada Yura untuk bisa lebih kuat lagi meskipun Yura tidak memperlihatkan kesedihannya."Oh iya, ini aku sudah menyelesaikan indentitas barumu dan bisa digunakan mulai hari ini juga." Marwin memberikan sebuah kartu identitas kepada Yura."Okee, terimakasih Marwin. Aku sangat bersyukur kenal denganmu dan juga keluargamu. Mereka semua begitu menyayangiku." Yura tersenyum hangat.
Di perusahaan CN grup, Naemi secara diam-diam berusaha mendekati para pemegang saham agar dia bisa memperoleh banyak dukungan dari mereka untuk bisa maju menjadi direktur berikutnya. Sedangkan Jung Daehan sendiri, telah dibutakan oleh cintanya Naemi sehingga ia mudah sekali untuk dibodohi.Meskipun begitu, Daehan begitu lihai kalau mengenai masalah korupsi. Padahal dia sudah terbilang kaya raya, tapi hal tersebut masih belum saja cukup untuknya. Memang benar apa kata pepatah, orang baik pasti akan mendapatkan jodoh yang baik pula begitu juga orang jelek pasti akan mendapatkan jodoh yang jelek pula. Sekarang terbukti sudah, pasangan Naemi dan juga Jung Daehan mereka berdua sama-sama memiliki sikap buruk yang meresahkan orang-orang disekitarnya.----------"Sheilla Calista, nama yang bagus. Wanita keturunan Belanda, putri dari keluarga John brivh dan Maria Calista dan juga lulusan dari Cambridge University. Waw ... ini sungguh menakjubkan. Bisa-bisanya dia menggan
Dikediaman Yutu, sedang terputar sebuah video mengenai kecelakaan Hwan Yenji sekitar empat tahun lalu. Yutu dengan seksama menonton video tersebut. Dia tersenyum, karena menemukan satu bukti kalau Naemi menjadi tersangka atas percobaan pembunuhan terhadap Hwan Yenji. Di video tersebut memperlihatkan bahwa pengemudi mobil yang menabrak Hwan Yenji adalah Aera alias Naemi. Namun, pada waktu itu Aera belum melakukan operasi plastik dan perubahan identitas. Hal tersebut membuat Yutu berfikir keras lagi, bagaimana caranya menemukan bukti bahwa Naemi adalah Aera.*****Dihari pertama, Yura bekerja dengan menggunakan identitas Sheilla Calista yang ternyata adik dari Marwin yang lima bulan lalu telah meninggal karena penyakit jantung. Yura merasa nyaman dengan identitas barunya ini, karena bisa dengan leluasa melihat musuhnya secara langsung. Di dalam benak Yura yang paling dalam, dia merindukan sosok sahabat yang ada di diri Naemi selama ini. Yura b
Langkah demi langkah, Calista mulai mendekati gerombolan para tamu spesial. Semua mata tertuju pada Calista termasuk dengan Harry. Harry begitu terkejut dan langsung berdiri melihat Calista, matanya begitu memerah, syok dengan apa yang ia lihat. Naemi menatap wajah Harry yang juga ikut terkejut sama persis saat pertama kali dirinya melihat Calista."Pasti Harry menyangka kalau Calista itu Yura," batin Naemi."Perkenalkan, dia adalah Sheilla Calista klien berharga kami yang berasal dari Belanda," jelas Jung Daehan terhadap semua tamu undangan."Annyeong Haseyo, aku harap kalian semua bisa menerimaku dengan baik," sapa Calista.Kemudian, Calista langsung duduk diantara mereka semua dengan begitu percaya diri dan sedikit angkuh ciri khas seorang Sheilla Calista yang jauh berbeda dengan sosok Han Yura yang kental dengan kelembutan dan keanggunannya. Namun, Calista terlihat begitu mempesona dengan penampilannya saat ini khas wanita Belanda. Harry terus menatap
Di kediaman Marwin, Yura terus mondar-mandir memikirkan tentang smirk Harry yang ditujukan untuk dirinya. Entah mengapa, Yura merasa kalau Harry sedang menggodanya."Apa dirinya sengaja melakukan ini padaku agar aku tertarik padanya? Oh, yang benar saja dia begitu mudahnya melupakan istrinya dan tertarik pada cewek lain. Apa dia tidak terlalu mencintai istrinya ya, sehingga dia dengan mudahnya mencari pengganti istrinya tersebut? Oh, begitu malang nasib istrinya. Siapa namanya? Emm kalau gak salah Han Yura. Tunggu dulu, sepertinya nama itu tidak asing bagiku." Yura terus saja bergumam sendiri dan mondar-mandir di dalam kamarnya. Hingga sesuatu muncul dalam pikirannya membuat dirinya diam seketika."Han Yura ... astaga itu namaku, nama asliku dan istri Harry itu adalah aku sendiri. Ohhh ... Borisoonnn ... kau telah membuat diriku seperti orang bodoh yang tidak mengenali dirinya sendiri. Awas saja kau sampai menggoda diriku yang saat ini menjadi Calista. Aku akan mematah
Jung Daehan yang melihat mereka langsung saja menghampiri. "Iya benar. Calista akan ikut rapat penting bersama kami daripada harus membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna. Karena saya sangat tidak suka melihat karyawan saya malas-malasan," ucap Daehan begitu sombongnya membuat keempat pria tersebut ingin segera menghancurkan wajahnya yang sok kegantengan itu."Waah ... sayang sekali, padahal kami sudah menyiapkan pesta kecil-kecilan untukmu Calista," ucap Marwin yang lagi-lagi mencueki keberadaan Daehan. Calista yang mendengarnya sedih, karena tidak bisa meluangkan waktu untuk para sahabatnya."Sayang, sebaiknya Calista ikut dengan mereka saja. Lagian 'kan, sudah ada aku dan tidak perlu banyak orang juga untuk menghadiri rapat itu," ucap Naemi mencoba membujuk suaminya, karena sebenarnya ia juga tidak suka kalau Calista ikut yang ada nanti ia akan kalah pamor sama Calista di depan para kliennya."Baiklah. Aku akan mengizinkanmu untuk tidak ikut. Tapi
"Aku tidak menyimpannya, karena aku pikir data itu aman dan tidak mungkin orang luar bisa mencuri data itu. Lagian Naemi juga tidak mungkin mencurinya. Dia juga tidak tahu kalau rumah sakit ini milik keluargaku," jelas Marwin yang mulai merasakan ada keganjalan dari situasi saat ini."Oke, begini saja masalah tentang penyelidikan ini hanya kita berdua saja yang tahu. Jangan sampai ada yang tahu lagi termasuk orang terdekat kita sekali pun, karena kita juga tidak tahu siapa yang benar-benar tulus membantu dan siapa yang menyembunyikan sesuatu di belakang kita," saran Jungwo. Dia juga merasakan sesuatu yang aneh tentang kejadian ini."Oke, baiklah. Terima kasih kamu sudah mau membantu. Kalau gitu, kamu pulang dulu. Aku juga akan membantu menyelidiki mengenai masalah ini," jawab Marwin."Oke, aku pulang dulu. Oh iya, sebaiknya kamu bicarakan masalah ini dengan Harry juga karena dia yang sangat berpengaruh dalam menyelesaikan masalah ini," ucap Jungwo dan langsung m
Saat ini, Naemi sudah ada di kediaman pamannya. "Huufftt, kenapa masalah terus saja muncul kepadaku? Oh Tuhan, aku nggak ingin ada orang yang kehilangan nyawanya, karena ulahku lagi. Sudah berapa banyak orang yang sudah mati di tanganku? Aku ingin bertobat, Tuhan. Maka dari itu, tolong berikan Harry padaku, agar aku bisa menebus segala kesalahanku selama ini," batin Naemi sedikit memaksa sambil duduk di kursi taman rumah sambil menunggu pamannya pulang. "Kenapa kamu ada di sini, Naemi? Bukankah seharusnya kamu ada di rumah suamimu?" tanya Jo Jingri membuyarkan lamunan Naemi. "Ohh, paman sudah pulang? Aku hanya ingin mengunjungimu saja. Pikiranku sedang kalut saat ini. Oh iya, apa paman tahu tentang Rachel penyanyi terkenal itu?" tanya Naemi. "Sepertinya nama itu nggak asing. Sebentar, kamu punya fotonya nggak?" Kemudian Naemi memberikan foto Rachel yang ia dapat dari media sosial kepada pamannya. "Oh, aku ingat. Dia dulu itu penyanyi di club m
Malam yang begitu sunyi hanya terdengar suara hembusan angin dan aliran air sungai yang meneduhkan hati. Di sana, terdapat sosok wanita cantik duduk berdiam diri sambil menatap bintang-bintang yang seakan-akan sedang menghiburnya malam ini. Angin yang berhembus semakin menusuk kulit putih wanita itu. Rasa dinginnya malam sama sekali tidak ia pedulikan, tergantikan akan hatinya yang kembali hangat saat dirinya menyendiri seperti ini.Entah sampai kapan semua cobaan yang menimpa dirinya berakhir, menggantikan semuanya dengan kebahagian. Ingin rasanya dia tidak bersikap egois seperti ini. Namun, dia sudah lelah akan semua hal yang telah terjadi dalam hidupnya. Kata menyerah selalu menghantui pikirannya. Dia sakit di saat statusnya yang sebenarnya harus disembunyikan di hadapan publik, membuat semua pergerakannya harus dikendalikan.'Harry calling'Nama itu, membuat hatinya kembali merasakan rasa sakit. Rasa egois lebih dominan daripada rasa rindu, hingga m
"Hei bro, ke mana Calista?" tanya Harry pada Marwin."Entahlah. Tadi dia pergi ke toilet dan mukanya seperti habis melihat dirimu selingkuh, bung," bisik Marwin sambil ketawa.Harry langsung meninggalkan Marwin dan bergegas untuk mencari Calista. Namun, langkahnya terhenti saat namanya di panggil."Hai, direktur Harry. Senang bisa menjadi bintang tamu spesial di perusahaanmu aku sangat merasa terberkati," ucap Rachel manis di hadapan Harry."Sama-sama. Saya juga berterima kasih, karena anda sudah meluangkan waktu untuk menghadiri acara perusahaan kami," jawab Harry formal.Perbincangan mereka menjadi sorotan banyak orang bahkan wartawan tak menyia-nyiakan mengabadikan kesempatan emas itu."Bisakah anda menemani saya untuk mengobrol? Saya tidak terlalu kenal dengan orang-orang di sini." Ucapan Rachel begitu manis mungkin jika itu diucapkan di depan pria lain pasti hatinya sudah berbunga-bunga. Namun, ucapan manis itu ditujukan pada Harr
"Kenapa hatiku sakit, ya, saat melihat mereka berjalan berdampingan seperti itu?" tanya Harry pada hatinya sendiri.‘’Hei bukannya dia itu Han Yura?”“Waawww, apa aku nggak salah lihat? Wanita itu sangat mirip dengan mendiang istri Direktur Harry, loh.”“Apakah dia reinkarnasi dari sosok Han Yura? Daebaakkk ....”“Berita kali ini membuat gempar warga Korea pastinya.” Semua para tamu undangan, banyak yang dibuat terkejut dengan kedatangan Calista dan Marwin kecuali pegawai Rank Group yang memang sudah tahu dengan sosok Calista. Pasalnya, wajah mendiang istri sang direktur muda Harry Borison menjadi sorotan publik pasca kecelakaan terjadi yang menewaskan wanita malang tersebut. Sehingga, saat Calista menginjakkan kaki di tempat pagelaran akbar tersebut, wajar saja banyak or
Tiba sudah hari pergelaran akbar yang ditunggu-tunggu para kolega dan seluruh pebisnis Korea Selatan. Di mana mereka saling mencari muka di depan sang direktur Perusahaan Rank Group. Bahkan di antara mereka ada yang ingin mendapatkan perhatian, ada juga yang ingin mendapatkan kerja sama bersama perusahaan raksasa tersebut.Calista yang berada di kediaman Marwin, merasa sangat gelisah. Dia bingung mau memakai baju yang mana. Setidaknya penampilannya malam ini tidak boleh kalah dengan para wanita yang ingin mencari perhatian Harry."Hei, kenapa mukamu kusut begitu, hemm?" tanya Marwin yang tiba-tiba berada di samping calista."Aku bingung ini, gaun apa yang akan aku pakai nanti? Apalagi gaun-gaun kesayanganku ada di rumahku dan Harry ...." Wajah Calista cemberut hanya karena gaun."Dasar wanita. Ribet sekali, sih. Nih, Harry tadi sudah mengirimkan gaun untukmu," ucap Marwin sambil memberikan gaun itu kepada Calista."Waahh, benarkah
"Yang pasti mulai keluar dari ruang rapat tadi, kami tidak tahu keberadaan dia direktur.""Baiklah, masalah laporan itu gampang bisa diatur, yang penting kalian temukan dulu teman kalian itu." Harry meninggalkan ruangan perwakilan CN grup. Dengan perasaan yang begitu berkecamuk, Harry terus menghubungi nomor Calista. Namun, tidak ada jawaban sama sekali."Tolong cari keberadaan Calista, jika kalian menemukan petunjuk, segera hubungi aku." Harry menyuruh anak buahnya untuk mencari Calista.Sambil terus menghubungi Calista, Harry memasuki ruangannya dengan perasaan tidak tenang sama sekali. Namun saat sudah duduk di sofa sambil terus memegang hp nya berharap ada jawaban, tiba-tiba Harry mendengar deringan ponsel di ruangannya meskipun suaranya tidak terlalu keras tapi Harry mampu mendengarnya. Selangkah demi selangkah, Harry telusuri di setiap detail ruangannya. Saat tiba di depan pintu ruang peristirahatannya, bunyi ponsel itu semakin terdengar jelas.'Cek
Di perusahaan CN Grup, sedang gencar dengan berita perselingkuhan istri dari direktur mereka dengan pewaris Rank Group. Bahkan semua orang sedang menonton video wawancara Harry tadi lewat ponsel mereka masing-masing. Banyak para wanita sakit hati dengan perkataan Harry yang mengatakan bahwa tidak ada wanita yang bisa menggantikan sosok istrinya. Dan itu membuat semua harapan para wanita musnah untuk bisa mendampingi pria sukses dan wibawa seperti sosok Harry yang menjadi idola di kalangan para wanita."Aku sangat tidak setuju kalau pria tampan seperti direktur Harry harus mendapatkan wanita seperti Naemi." Salah satu pegawai wanita berkomentar."Kau benar. Lagian sudah punya suami masih saja menggoda pria lain," pungkas yang lain."Jelas-jelas di sini Naemi yang menggoda direktur Harry. Sampai-sampai direktur Rank Group i mengungkapkan hal seperti itu di hadapan para wartawan.""Dasar wanita tidak tahu malu. Gimana ya, reaksi direktur Daehan k
Di perusahaan Rank Group, sudah terdapat banyak wartawan di lobi. Kedatangan wartawan itu membuat para pegawai bahkan seluruh penghuni perusahaan bertanya-tanya apa yang menyebabkan para wartawan itu berada di perusahaan mereka. Hingga sebuah mobil sport hitam tiba di depan pintu lobi membuat semua wartawan langsung mendekat ke sekitar mobil tersebut. Sang pemilik mobil hanya bisa memandang mereka dengan tanda tanya besar, apa mau mereka dan siapa yang telah mengundang mereka datang ke sini. Sedangkan kalau diingat-ingat tidak ada acara penting di perusahaan. Dengan perasaan tenang dan aura kewibawaan direktur perusahaan tersebut keluar dari mobilnya. Di adalah direktur utama Rank Group (Harry Borison).Berbagai kamera menyoroti dirinya dan bermacam-macam pertanyaan mereka lontarkan di hadapan Harry. Tindakan yang secara tiba-tiba itu membuat para pengawalnya kualahan menghadapi para wartawan."Direktur Harry, sebenarnya apa hubungan anda dengan Naemi istri dari putra