Bella memang terlihat biasa saja. Namun, aksinya mampu membuat Lucas hingga detik ini tak percaya. ciuman? ungkapan cinta? haruskah pria itu bahas kembali, setelah kini mereka benar-benar sedang berdua."Baik, di sini saja." Bella melirik kearah studio butik miliknya, "Karena kau harus ke kantor, sebaiknya kau pulang saja. setelah itu jangan lupa menjemput ku." ujar Bella santai, sambil melepaskan seatbelt yang masih terpasang."Kau akan pergi begitu saja?" tanya Lucas datar, penuh harapan."Tentu saja tidak," Bella meraih wajah Lucas, mengelus pipi halusnya dengan senyum cantik yang tercipta."Kau tidak ingin mengatakan apapun setelah apa yang kau lakukan kepadaku, di hadapan orang tuamu?"Bella memutar bola matanya dengan sorot heran. dahinya mengerut memperdalam tatapan, "Apa?" tanyanya bingung."Soal..."
"Aish, si*alann!!" Bella mengumpat, gadis itu sama sekali tak bisa melupakan kejadian yang baru saja ia lakukan.Hidung Bella sampai mimisan, begitu tak sengaja tertonjok Lisa yang terus meronta meminta untuk di lepaskan. Sebelah pipi Bella merona, satu tamparan keras dari Lisa berhasil meninggalkan jejak di wajah cantiknya."Apa ini?" Rendi menyeka pipi Bella perlahan dengan es, sambil mencecarnya. "Katakan padaku, apa yang terjadi padamu dan juga Felix? kenapa aku tidak tahu?""Apa lagi yang harus aku katakan? kau sudah mendengarnya sendiri tadi." cetus Bella, dengan ekspresi wajah sebal.Rendi terperangah, membulatkan matanya. "Astaga, jadi itu semua benar? kau dan Felix sudah berakhir?""Ya! aku bahkan berniat untuk mengembalikan seluruh barang yang sudah ia berikan!"Bisa di katakan, Rendi adalah saksi sa
Dunia Politik memang identik dengan konspirasi. awak sekutu dari beberapa kubu terus berlomba mencari celah untuk berada di puncak kemenangan. setitik kesalahan yang sepele daja bisa menjadi boomerang bagi para kandidat perwakilan partai. Mereka cenderung melebih-lebihkan, berita yang belum tentu benar. sampai pada akhirnya menjadi buah bibir masyarakat, dan akan menjadi poin keuntungan untuk beberapa pihak.Lisa menangis, Anne yang berada di sampingnya terus mencoba memberikan ketenangan. wanita paruh baya tersebut terus memeluk Lisa, sambil sesekali mengelus punggungnya."Menurut pengakuan Korban, kasus ini bermula saat Korban menjalin hubungan di atas perjodohan. Korban mengaku, jika saudara LC telah mencampakkannya. padahal di ketahui Korban sedang mengandung anaknya."Farah terdiam, ia melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Dala tampilan layar televisi yang ia saksik
Dua hari berlalu, hingga saat ini Lucas masih belum menghubungi Bella sama sekali. Sebuah kepercayaan Bella sematkan di dalam hatinya. meskipun tak yakin, Bella terus menekan kegelisahannya untuk tetap menunggu Lucas bicara."Apa kau benar-benar akan mencampakkan ku setelah kita melalui banyak hal bersama?" lirih Bella meloloskan butiran air mata dari pelupuknya.Sebuah kotak besar Bella letakan tepatnya di sebelah kursi kemudi yang sedang ia duduki. Mobil Bella sudah terparkir aman di depan pekarangan Felix. setelah sekian lama, akhirnya Bella memijakkan kembali kakinya di sana. Rumah yang bisa di katakan pernah menjadi saksi perjalanan kisah cinta Felix dan Bella selama dua tahun lamanya."Lucas, aku merindukanmu, tolong balas pesanku. cepatlah hubungi aku. Aku menunggu kau menjelaskan semuanya kepadaku!" erang Bella memecah tangisannya.Bukankah sebaiknya Bella tu
Sudah terlanjur menyebar, Lucas tak ingin membiarkan masalah ini semakin berlarut. Petisi untuk melengserkan Glen dari kandidat Wali Kota pun mulai bermunculan. Tidak hanya itu, Media juga terus memuat berita yang tidak masuk akal. Sudut pandang artikel terus menyudutkan Glen, bahkan beberapa di antaranya sudah di tangani oleh pihak yang berwajib untuk mempertanggung jawabkan berita yang mereka semua sebarkan.Jawaban dari para pelaku cukup menggelikan. Ada yang mengatakan jika mereka tak suka Glen menjadi calon pemimpin Wali Kota. ada juga yang menggunakan rumor hangat tersebut sebagai mata pencarian untuk memperbanyak pundi-pundi uang.Farah berdiri tepat di depan pintu kediaman Lisa. ekspresi wajah Farah benar-benar marah. Sebagai orang tua, setelah mendengar pengakuan dan penjelasan Lucas tentu wanita paruh baya itu percaya jika sang buah hati tidak pernah melakukannya. Farah juga berpikir, sekalipun Lisa hamil itu past
Malam itu hujan sangat deras. Kilat terlihat mengakar di atas langit diikuti suara gemuruh yang cukup dahsyat. Namun, Bella sama sekali tak menghiraukannya, tirai jendela kamarnya di biarkan terbuka begitu saja. tatapan matanya kosong dengan pikiran yang tak terkendali.di luar kamar, meskipun terbilang cukup garang. Rina sama sekali tak bisa diam saat melihat kondisi dan keadaan Bella yang terus saja menyiksa diri. Bella enggan memasukan makanan apapun kedalam mulutnya, setiap hari Bella hanya terus menghabiskan waktu di dalam kamar sambil memperhatikan pemandangan yang terlihat dari sana."Pa, cepat hubungi Lucas. Apa kau akan membiarkan putrimu? Dia bahkan terus melamun dan tak pernah mau makan!""Hah..." Nick menghela nafas panjang, Ia sendiri cukup mengkhawatirkan kondisi sang putri. bagaimana pun juga, Bella sedang hamil. Ia tak bisa seenaknya, karena sikapnya bisa mempengaruhi calon buah
"Kau sedang mengejekku?" Bella memukul Lucas, ia lantas mencubit sebal perut rata pria itu.Lucas berdecih. baginya, Bella sangatlah menggemaskan. entah apa yang harus Lucas lakukan, sudah di depan mata saja pria tersebut masih merasakan dahsyatnya kerinduan."Emmm... berbaringlah," Lucas menidurkan Bella perlahan hingga membuat ekspresi wajah Bella berubah heran."Ada apa?" tanya Bella penasaran.Lucas mengusap perut Bella, pria itu duduk di samping Bella tanpa memudarkan senyumannya."Untuk apa?" tanya Bella merona."Aku merindukannya," sahut Lucas santai. pria itu bahkan membungkukkan tubuhnya untuk mengecupi perut Bella yang masih rata."Boleh aku mengangkatnya?" Lucas menatap Bella, terlihat polos namun sangatlah mencurigakan.Glek... Bella menelan
Senyum puas Lucas dan Bella tercipta. Keduanya terengah-engah setelah mencapai puncak kepuasan itu bersama.Cairan kental sengaja Lucas tumpahkan di atas perut Bella. Ia memang tak mengerti dengan baik tentang dunia medis. Karena tak ingin melakukan kesalahan, yang mungkin saja akan berdampak buruk bagi kehamilan sang empu, pria itu memilih untuk bermain aman.Bella tersipu, ia menutup wajahnya dengan selimut begitu Lucas langsung membaringkan tubuh lemahnya di sisi Bella. Wanita itu memalingkan tubuh telanjangnya, menarik selimut untuk menutupi sebagian awaknya."Kenapa memunggungi ku?" tanya Lucas dengan suara parau. Matanya terlihat redup, tubuhnya juga sudah tak bertenaga."Aku hanya... Aku...""Kenapa?" Lucas menyela, pria itu mengangkat sedikit kepala Bella dan menyelipkan tangannya untuk Lucas jadikan sebagai alas bantalan. Lucas m