Pagi ini Alya sudah tiba di sekolah, karena di jemput oleh Rara. Itu sebabnya datangnya lebih cepat. Alya sempat berpapasan dengan Shareen di tempat parkir, Alya berusaha menyapa, tapi Shareen malah cuek nggak peduli.
'' Hai '' ucap Alya sambil tersenyum.
Shareen hanya menatap Alya sebentar, kemudian anak itu berlalu meninggalkan Alya yang masih keheranan.
'' Tu anak kenapa si ? di tanya ko diem ajah?'' tanya Rara yang juga sama-sama heran.
Alya menggendikan bahunya, kemudian berkata '' Tau ''.
Alaya dan Rara kemudian berjalan bersama kekelasnya, dan melupakan sejenak insiden sama Shareen sejenak.
'' Al cepet siap-siap kita mau tanding '' pinta Syiffa kemudian anak itu menghilang dari pandangan Alya, karena sudah pergi ke lapangan.
Alya dan Rara langsung bergegas ke toilet untuk berganti pakaian, Pagi ini memang akan di adakan pertandingan bola basket antar kelas. Antara tim putri Kelas 2 IPA 2A melawan tim putri kelas 2 IPS C. Tim IP
Perasaan Ibundanya Alya semakin tidak karuan, setiap kali ia melihat jam yang tergantung di dinding, ia langsung teringat Alya. Bundanya Alya bebebrapa kali memejamkan matanya, bukan hanya untuk berdoa tapi juga untuk mengendalikan pikirannya.Ibundanya Alya berusaha berfikir positif, ia tidak mau Alya kenapa-napa. Rasa cemasnya semakin menjadi-jadi, saat ponselnya Alya belum juga bisa di hubungi.Di tengah keputusasaan, Ibundanya Alya teringat sama Nino, hanya Nino yang belum ia hubungi. Lucu memang, Alya sering di antar jemput sama Nino, tapi sang Bunda justru malah melupakannya. Tidak salah memang, rasa cemas yang berlebihan, membuat Ibunda Alya sulit untuk berfikir jerih."Nino, Alya sama kamu?," tanya Bundanya Alya saat berbicara sama Nino di telepon."Enggak Tante, soalnya Nino tadi pulang duluan. Mungkin Alya sama sahabat-sahabatnya tante?," balas Nino."Udah, tadi Tante sudah nelepon sama Syiffa, Amel, sama Rara, mereka bilang mereka juga p
Di dalam kamar. Alya duduk di kursi belajarnya, kejadian yang menimpanya semalam sebenarnya membuatnya sedikit trauma. Alya sampai sekarang masih menerka-nerka, sebenarnya apa yang menyebabkan Shareen bertindak seperti itu."Apa jangan-jangan benar apa kata Amel ,kalo Shareen suka sama Nino?," gumam Alya menyadarkan lamunannya.Alya menghela nafas panjang, matanya menatap langit-langit kamar berusaha menenangkan pikirannya. Alya kembali mengingat peristiwa tadi malam, saat Nino terlihat begitu khawatir dengan keadaan yang menimpanya.Alya berusaha mengingat peristiwa itu, sampai terlihat senyum indah di wajahnya. Anak itu berulang kali memainkan ponsel yang ada di genggamannya, kemudian dia buka satu persatu koleksi foto dia dan Nino. Senyumnya kembali terlihat, kali ini lebih indah dari sebelumnya.Sampai akhirnya terdengar ringtone ponselnya berbunyi, dia tau siapa yang meneleponnya. Karena ringtonnya berbeda dengan ringtone nomor yang lain."Hal
Bel istirahat sudah terdengar berbunyi. Guru yang mengajar pagi itupun sudah meninggalkan kelas IPA 2A. Alya dan ketiga sahabatnya mulai membereskan buku-buku pelajaran, dan memasukannya kedalam tas." Rara...itu lipstik gue lo apain, " Amel teriak heboh saat Rara mencoba lipstiknya "Lagian sejak kapan lo pakai lipstik si," Amel melihat lipstik nya sedikit kotor karena terjatuh " tukan...Rara!!! lipstik gue mahal tau, lo malah jatuhin," Amel semakin sewot."Sorry...gue juga pengen nyobain pakai lipstik kali," jawab Rara enteng."Sudah lah, kalian ini mau sekolah apa mau jadi model si," kata Syiffa "liat gue nih tetap alami tanpa make up, tapi wajah gue memancarkan aura kecantikan yang luar biasa ," Ucap Syiffa pede."Hhaha.....Cantik dari hongkong," balas Amel sedikit tertawa geli "Syiffaa.. di jaman sekarang,penampilan itu penting,walau kita masih sekolah kita tetap harus menjaga penampilan," ucap Amel sambil mengoleskan lipstik ke bibirnya."Itu
Alya memutuskan untuk pulang sendiri tanpa menunggu Nino. Keadaan itulah yang di manfaatkan oleh Shareen untuk menjahati Alya kembali. Shareen memerintahkan kedua orang suruhannya, untuk menculik Alya dan membawanya ke sebuah rumah kosong.Alya memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di taman, pikirannya yang sedang suram membuat cewek itu tidak berniat langsung pulang kerumah. Alya ingin menenangkan pikirannya terlebih dahulu, sebelum pulang kerumah.Tapi sial, Ketika Alya hendak pulang kerumah dengan berjalan kaki, tiba-tiba ada dua orang yang membekapnya dan memasukannya kedalam mobil. Alya tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius itu.Setelah hampir satu jam gadis itu tidak sadarkan diri, akhirnya kesadaran Alya mulai pulih. Gadis itu mulai membuka matanya secara perlahan, terlihat bayang-bayang samar yang terlihat asing di penglihatannya.Mata gadis itu sudah bisa melihat sepenuhnya. Alya berusaha melihat ke sekeliling ruangan itu. Terlihat kotor,
Di rumah sakit, Alya masih merasakan ketakutan setelah peristiwa yang di alaminya.Tubuhnya masih bergetar dan rasa takut terlukis di wajahnya. Berulang kali gadis itu menggigit bibir bawahnya, pertanda ada rasa takut yang membayanginya."Al, kamu nggak apa-apakan?,'' tanya Nino, sembari berjongkok di depan Alya yang duduk di bangku rumah sakit.Alya menatap Nino dengan tatapan kosong, terlihat masih ada sisa ketakutan di wajahnya."Kamu jangan khawatir, Shareen pasti baik-baik saja," kata Nino berusaha menenangkan Alya sembari memegang kedua tangannya."Aku mau tanya sama kamu, Apa Shareen nyulik kamu?,''Apa Shareen juga yang nyekap kamu di toilet waktu itu?,'' tanya Nino sembari menatap mata Alya serius.Alya masih terdiam, kemudian cewek itu menganggukan kepalanya."Aku lihat Shareen sangat tertekan dengan permasalahan hidup yang dia alami," tuturnya.Nino kembali membelai rambut Alya, cowok itu berusaha untuk menenangkan Alya sekal
Setelah keadaannya membaik, Shareen di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Dan sekarang Shareen rutin berkonsultasi dengan Psikolog untuk memulihkan trauma mentalnya.Alya dan kedua orang tuanya menjenguk Shareen di rumahnya.Terutama Alya, dalam hatinya dia ingin membantu Shareen untuk pulih dari traumanya, dan bisa mengembalikan rasa percaya diri Shareen."Tok..tok..tok"Pak Alfin ayahnya Alya mengetuk pintu rumah Shareen. Dan tidak lama kemudian, terdengar langkah kaki dari dalam rumah dan kemudian terdengar pintu rumah di buka .Di hadapan Alya dan kedua orang tuanya, berdirilah seorang wanita yang usianya di perkirakan sekitar 45 tahunan,Wanita itu melempar senyum kepada Alya dan kedua orang tuanya. Sampai kemudian wanita itu bertanya dengan sopan kepada Alya dan kedua orang tuanya."Maaf Pak, Bu mau bertemu siapa?'' tanya wanita itu."Saya mau bertemu pak Hendra, bilang saja ada Pak Alfin dan keluarganya," jawab Pak Alfin kepada
"Tukan kulit gue jadi item, ininih yang gue males kalo ikut upacara," gerutu Amel sembari melihat kaca yang di pegangnya, saat tau kulit wajahnya berubah jadi merah karena kepanasan."Kita itu harus punya jiwa nasionalis dan upacara itu salah satu bentuk kita sebagai generasi muda memaknai kemerdekaan," balas Alya."iya sih, tapi apa nggak bisa yah kalo upacara itu sewa tenda atau apa ke biar nggak kepanasan," kata Amel kembali."Sewa tenda nenek moyang lo," sahut Rara " lagian lo jadi orang cengeng banget si, baru kepanasan aja heboh banget, kaya selebritis aja lo," ejek Rara ."Yeee...walau gue bukan seleb, tapi kulit putih gue sayang banget kalo sampe kena sinar matahari," balas Amel.Tiba-tiba Syiffa yang baru saja dari toilet langsung heboh dan duduk di samping Alya."Al tadi gue lihat Nino sama Shareen di belakang, kayanya lagi berantem," ucap Syiffa semangat."Berantem karena apa?" sahut amel kemudian meletakan cermin yang dia
Cuaca malam ini terasa lebih dingin dari biasanya. Bintang-bintang yang biasanya berkilauan di atas sana, untuk malam ini seperti mengalah olah langit yang mendung malam ini.Setelah menemui Alya di rumah Rara, Nino langsung pulang kerumahnya. Tidak di sangka Shareen sudah menunggunya di rumah. Shareen yang pada saat itu sudah berniat untuk meninggalkan rumah Nino, seketika mengurungkan niatnya karena melihat Nino pulang."Udah lama?,'' tanya Nino singkat."Udah, baru aja gue mau pulang," jawab Shareen datar."Oh, kalo gitu hati-hati," balas Nino."Nino," Shareen menjeda ucapannya sembari menatap Nino "gue minta waktu sebentar, gue pengen ngobrol sama lo."Nino menghela nafasnya, kemudian pemuda itu mengajak Shareen untuk pergi menggunakan motornya.Nino membawa Shareen jalan-jalan sebentar malam itu, sampai akhirnya Nino membawa Shareen ke taman kota. Suasana taman kota malam itu terlihat ramai, karena banyaknya pengunjung yang berma
'' Tolong keluarin gue,'' teriak Alya, matanya mulai berkaca-kaca.'' Buka pintunya ... gue takuut'' rengek Alya sambil memukul-mukulkan tangannya ke pintu. Di luar sana, rupanya perbuatan Lola dan kedua temannya di ketahui oleh anak ospek yang lainnya. '' Eh, tadi ada anak perempuan yang di kurung di gudang sama kaka senior,'' bisik anak itu, dan kedengeran oleh Tristan yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka. Tristan langsung bergegas menuju tempat yang di sebutkan oleh anak tadi. Secara bersamaan Nino yang juga kuliah di kampus ini, tidak sengaja mendengar teriakan Alya, saat Nino lewat di dekat gudang itu. '' Alya,'' bisik Nino, Nino paham dengan suara kekasihnya itu. Nino langsung berlari dan mencari sumber suara itu. Setelah menemukannya Nino mencoba membuka pintu itu, tapi tidak bisa karena pintunya di kunci. '' Tolong buka ... !! tolongin ...,'' teriak Alya dari dalam. Nino berusaha mencari kuncinya, sampai akhirn
Setelah ijazah di dapat, Alya dan ketiga sahabatnya sepakat untuk kuliah di tempat yang sama, walau mengembil jurusan yang berbeda. Hari ini Alya sudah mulai melaksanakan Ospek di Kampus Bina Sarana.Di kamarnya, Alya memandangi penampilannya yang tampak aneh. Alya memakai kemeja putih dan Rok hitam selutut, tidak lupa pula rambutnya di kepang dua dengan pita berwarna biru'' Malas banget gue pake beginian. Memang apa manfaatnya si ada acara beginian, aneh banget dunia pendidikan di Indonesia ini.'' gerutu Alya sambil memandangi penampilannya.'' Haaah ...'' Alya menghela nafasnya, kemudian mengambil tas dan keluar kamar.'' Bunda Alya berangkat yah ....''Bu Mia yang sedang membereskan meja makan, terlihat menahan tawa saat Alya keluar dengan penampilan seperti itu.'' Bunda jangan ngetawain Alya'' omel Alya ke Bundanya.'' Maaf sayang ...,'' Bu Mia mendekati Alya, kemudian ia genggam wajah anaknya itu dengan kedua tangannya,'' Kamu te
Lidya berfikir sejenak, memikirkan apa yang di inginkan oleh Nino.'' Nino kalo kamu tinggal di Jakarta kamu mau tinggal sama siapa?'' tanya Lidya ke Nino.'' Nino bisa ngekos Tante, sekalian Nino juga mau belajar mandiri,'' jawab Nino serius.Lidya menarik nafas dalam, Lidya berkata.'' Ya sudah nanti Tante pikirkan terlebih dahulu ya Nino,'' Lidya menaruh majalah di tangannya di atas meja. Lidya berdiri.'' Kalo gitu Tante ke kamar dulu yah, tante mau istirahat.''Nino mengangguk,'' Iya Tante,'' jawab Nino singkat.Lidya berjalan meninggalakan Nino, dan masuk ke kamaranya. Di dalam kamar, Liday duduk di atas tempat tidurnya Lidya memikirkan apa yang menjadi keinginan Nino.Walau Nino bukan anak kandungnya, tapi Lidya sudah menganggap Nino seperti anak kandungnya sendiri. Lidya menganggap Nino adalah amanah dari Almarhum suaminya yang harus ia jaga.Lidya berdiri, wanita itu mengambil pas Foto Papanya Nino yang di taruh di atas meja rias
Alya dan kedua temannya berjalan keluar dari bandara. Alya masih berat meninggalkan tempat itu, bayang-bayang kepergian Nino masih melintas di kepalanya.'' Sudah Al lo jangan sedih. Lo pasti bisa bertemu lagi sama Nino,'' kata Syiffa sambil merangkul Alya, yang terlihat beberapa kali menengok ke dalam bandara.'' Iya Fa gue tau, suatu saat Nanti gue bakal merindukan gombalan Nino, ketengilan Nino. Gue pasti merindukan momen-momen itu Fa.''Ketiga sahabatnya kembali merangkul dan mengusap pundak Alya pelan. Alya kembali terlihat bersedih, saat mengingat moment bersama Nino.'' Al ... lo tau enggak? sebelum Nino kenal sama lo, Nino itu bandeeel banget, susah di atur, tengil, tukang bolos, tauran, tapi semenjak Nino kenal sama lo, Nino berubah drastis. Itu sebabnya gue yakin, Nino enggak bakalan ninggalin lo, karena lo orang yang bejasa merubah hidup dia jadi lebih baik Al,'' tutur syiffa menasihati.Amel yang ada di samping Alya menyeka air mata Aly
Alya kembali akur dengan Rara, mereka kembali utuh sebagai sahabat . Setelah mereka pulang sekolah, Alya, Syiffa, Rara dan Amel berkumpul di rumah Rara.Mereka berkumpul di taman belakang rumah Rara.'' Eh kalo nanti kita kuliah kita kuliahnya di tempat yang sama yah,'' kata Amel mengawali pembicaraan.'' Ya boleh tapikan kita ngambil jurusannya beda,'' sahut Rara,'' lo mau ngambil jurusan apa Al?'' tanya Syiffa ke Alya.'' Gue mau ngambil ekonomi,'' sahut Alya.'' Gue juga,'' celetuk Amel menimpali ucapan Syiffa.'' Kalo gue hukum,'' sahut Rara.'' Kalo gue si dari dulu mau ngambil sikologi'' kata Syiffa.'' Makanya kita nyari kampusnya yang ada ketiga jurusan itu, supaya kita bersama terus. Paling tidak kalo kita mau janjian kita masih satu kampus.'' pinta Syiffa.Alya berbaring di kursi panjang sendirian, matanya memandang langit yang terlihat cerah siang itu.'' Cepet banget ya waktu, enggak kerasa kita udah mau lulus aja,'
Alya pulang kerumahnya bersama Syiffa, Amel dan Rara. Di kamar Alya mereka berkumpul untuk melepas rindu.'' Syukurdeh Al, lo enggak apa-apa. Kita khawatir tau lo kenapa-napa!'' ucap Syiffa sambil tersenyum.'' Iyah kita panik banget tau, pas lo ngilang kemarin siang," celetuk Amel yang menimpali ucapan Syiffa.'' Gue minta maaf yah, gara-gara gue kalian jadi ikut susah,'' sahut Alya kepada teman-temannya.'' Seharusnya gue yang minta maaf. Gara-gara gue kita semua jadi enggak waspada, makanya Haikal punya ruang buat nyulik lo.''Alya tersenyum, kemudian Alya mengusap tangan Rara yang duduk di hadapannya, '' Kalian sahabat terbaik gue, kita mungkin pernah saling jengkel. Tapi seorang sahabat yang baik, dia akan kembali memeluk sahabatnya, saat sahabatnya meminta maaf dan dalam keadaan susah.''Ucapan dari Alya membuat Rara, Syiffa dan Amel ikut terharu, mereka kemudian saling berpelukan.'' Kaya gue nih, walau gue sering teraniyaya sa
Pagi ini Nino memutuskan pergi ke jakarta ikut mencari Alya. Nino cemas dengan Alya yang belum di temukan sampai malam ini.Sesampainya di jakarta. Nino langsung pergi ke sekolahnya Alya, untuk bertemu dengan Syiffa dan yang lainnya.Motor Nino berhenti tepat di depan Pak Mamat, yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.Pak Mamat terperanjat kaget dan mundur satu langkah. Sampai kemudian pak Mamat mengamati siapa pemilik motor itu.'' Dek Nino,'' kata Pak Mamat sambil menunjuk ke arah Nino yang baru saja membuka helmnya.''Iya Pak.''Nino turun dari motornya kemudian menyalami Pak Mamat, yang juga ikut menghampiri.'' Dek Nino ini kemana aja ko baru kelihatan?'' tanya Pak Mamat sambil tersenyum lebar.'' Saya tinggal di Bandung Pak. Saya kuliah di sana,'' jawab Nino.'' Teng,teng,teng ''Terdengar bel pulang berbunyi, tidak lama kemudian terlihat anak-anak mulai behamburan keluar dari kelas mereka masing-masin
'' Untuk hari ini cukup sekian, kita lanjutkan minggu depan,'' kata Pak Jamal. kemudian Pak Jamal menatap kursi Alya yang kosong. '' Alya kemana yah. Dia sakit atau kemana?'' tanya Pak Jamal.'' A-Alya di UKS Pak sakit,'' jawab Syiffa berbohong.'' O gitu, ya sudah nanti bilang ke Alya untuk menyalin pelajaran dari Bapak yah.'' pinta Pak Jamal.'' Iya Pak, nanti saya bilangin ke Alya,'' jawab Syiffa.Pak Jamal kemudian pergi meninggalkan kelas menuju kantor. Setelah Pak Jamal keluar, Syiffa dan Amel buru-buru keluar untuk mencari Alya.Revan yang sedari tadi menyembunyikan kesalahannya juga ikut keluar. Revan berjelan cepat menuju ke gudang, dan itu memancing kecurigaan dari Rara yang sedari tadi memperhatikannya.Revan kaget saat masuk ke gudang ternyata Alya sudah tidak ada, dan talinya sudah terlepas. Revan panik, Revan terus mencari keberadaan Alya di gudang itu.'' Akh ....''Revan teriak saat seseorang memukulnya dari belakan
Alya memang belum membuka Email dari Nino. Alya memiliki dua Email dan semenjak putus dari Nino, Alya sudah tidak pernah lagi menggunakan Email itu.'' Kamu benar-benar sudah melupakan aku Al? Padahal aku masih sayang sama kamu." Gumamnya kembali.Esok harinyaNino yang sedang berada di perpustakaan, terus di ikuti oleh Clara. Clara terus mendekati Nino walau sebenarnya Nino sudah merasa tidak nyaman.'' Lo suka baca sastra?" tanya Clara sambil melihat Cover buku yang sedang di baca oleh Nino.Nino menoleh sebentar kemudian mengangguk. Nino tidak merespon pertanyaan dari Clara, Nino tetap melanjutkan aktivitas membacanya.'' Kalo lo suka sastra, kenapa lo enggak ngambil sastra kuliahnya?''Clara kembali bertanya pada Nino, tapi Nino tetap fokus membaca. Clara semakin kesal karena Nino bersikap cuek.'' Lo udah lama suka sastra?'' tanya Clara kembali.Nino menutup bukunya, dan menatap Clara tajam.'' Gue suka sastr