Beranda / Romansa / Love Me, Sersan! / Season 2 Bagian 20. Pelajaran Sepulang Sekolah

Share

Season 2 Bagian 20. Pelajaran Sepulang Sekolah

Penulis: Nyemas Sarifah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-27 00:45:41

"Apa?" Aku bertanya ingin tahu.

"Jika kamu bilang dulu pernah menyukai laki-laki itu dan katamu itu hanya masa lalu, apakah sekarang kamu mencintai saya?"

"Heh?" Aku terkejut dengan pertanyaannya yang tiba-tiba.

Cinta?

Tentu saja aku mencintainya, tetapi untuk mengakui perasaan itu di depannya dan mengucapkannya secara gamblang, rasanya sulit sekali. Aku merasa malu. Bibir seolah berat untuk digerakkan. Mendesah resah, aku merutuk diri sendiri.

"Hanum!" panggilnya lagi.

"Apa kamu mencintai saya?" Ia masih menuntut jawaban

Aku masih terdiam, belum mampu untuk menjawab pertanyaannya. Padahal kalau dipikir-pikir, apa susahnya untuk menjawab?

Laki-laki itu tampak menganjur napas, lalu menarik tuas gas, "Saya pulang," ucapnya.

"Mas!" Aku kembali menahan tangannya.

"Apa lagi?" Dia menatapku datar. Aku menelan ludah beberapa kali untuk membasahi kerongkongan.

"Iya. Aku mencintai Mas Farel," ucapku dengan susah payah, gagap dan terbata. Ya ampun, mengakui cinta sama suami sendiri rasanya se-j
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Indarini Rini
so sweet mas Farel............
goodnovel comment avatar
Queenof Ardian
pelajaran yg menyenangkan hihihi
goodnovel comment avatar
ummi umaimah
cieeecie anum mo dikasih les privated ma om tentara...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 21. Omes!

    "Ish!" balasku lagi disertai emoticon mendelik. Laki-laki ini ternyata omes juga. Rupanya saja yang cool begitu, ternyata di dalamnya sama saja dengan kebanyakan laki-laki. Omes."Kenapa?" "Biar kamu paham bedanya."Dua pesan pendek beruntun darinya."Mas itu ternyata omes, ya. Kelihatannya diam begitu. Cool. Ternyata diam-diam menenggelamkan," balasku."Omes itu apa?""Otak mesum.""Oh. Mesum sama istri itu wajib. Kalau enggak mesum nanti malah saya berdosa."Aku mencebik gemas. Modus saja. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri hatiku rasanya seperti dipenuhi kupu-kupu merah jambu. Eh, apa ada kupu-kupu berwarna seperti itu? Anggap saja ada.Aku senang laki-laki ini sudah mulai luwes, tidak kaku lagi seperti pertama kami bertemu. "Gara-gara, Mas, aku jadi pusat gosip di ruang guru." Aku mengadu."Gosip bagaimana?""Aku dikatakan tidak beretika, ciuman di parkiran dan dijadikan pusat tontonan para siswa.""Siapa yang bilang?""Dia.""Dia? Laki-laki itu maksud kamu?""Iya. Siapa lagi."

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 22. Nyonya Farel Abimanyu

    Sepeda motor yang membawa kami akhirnya sampai di rumah. Azmi sepertinya sudah pulang lebih dulu, sepeda motornya sudah terparkir di dalam garasi."Assalamualaikum." Aku memberi salam."Waalaikumsalam." Suara Umak dan Azmi menyahut bersamaan. "Kak Hanum sudah pulang?" Adikku itu bergegas menyusulku yang sedang melepas sepatu di teras."Iya. Kenapa?" tanyaku."Lekas ganti baju, Kak. Aku sudah lapar," sahutnya. Jika aku mengajar dan Azmi sekolah, kami memang selalu makan siang di jam-jam ini. Makan siang yang terlambat memang. Namun, tetap dijalani demi kebersamaan."Iya," balasku. "Nak Farel juga ikut makan." Umak yang mengikut di belakang mengimbuhi."Iya, Mak," sahut Mas Farel tanpa sungkan lagi. Laki-laki itu menyusulku ke kamar, mengantar plastik dan tas ransel yang tadi ia bawa."Mas enggak ganti baju?" tanyaku saat melihat dia hanya duduk di pinggir ranjang."Enggak usah. Begini saja," sahutnya. Aku mengangguk, lalu mengambil baju ganti di lemari dan menuju ke kamar mandi. Leb

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 23. Kangen

    Aku tenggelam ke dalam lembut dan hangat sentuhannya, sesuatu yang baru pertama kali kurasakan saat bersama dia. Aku laksana mabuk kepayang.Mas Farel merupakan orang yang pertama kali melakukan perbuatan sejauh ini padaku, yang kuharapkan sekaligus menjadi orang terakhir.Hangat embusan napas kami saling menyapu, membangkitkan desiran-desiran halus di setiap aliran darah, membakar kebahagiaan yang menumpuk di hati lalu menyebarkannya ke seluruh sel tubuh.Aku bahagia bersama laki-laki ini. "Hanum." Mas Farel menggumam di sela aktivitasnya."Hmm?" sahutku."Saya mencintai kamu, Hanum. Sangat mencintai kamu," bisiknya."Aku juga mencintai, Mas Farel." Tanpa malu dan sungkan lagi, aku membalas pernyataan cinta dari laki-laki itu. Ia memelukku semakin erat setelah mendengar balasanku, melanjutkan aktivitasnya beberapa jenak sebelum menghentikannya dan menatapku sendu dengan napas yang memburu."Jadi sudah paham sekarang?" tanyanya. Satu senyum tipis terulas di bibirnya."Paham apa?" Ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 24. Tentang Malam

    Seperti yang telah direncakan sebelumnya, sore hari bakda ashar kami ke studio foto untuk cetak foto gandeng dan fotoku sendiri.Mas Farel mengenakan pakaian PDH. Ia ternyata tampak lebih memesona dengan pakaian itu. Baju yang membungkus press tubuhnya, menonjolkan otot-otot liat miliknya, menambah kesan gagah dan cool yang ia punya.Kami sengaja tidak kemana-mana setelah proses pengambilan gambar. Menunggu kurang lebih 45 menit proses cuci cetak foto di studio, kami langsung pulang untuk melengkapi persyaratan lain yang diperlukan.Beberapa berkas persyaratan sudah disiapkan dari kesatuan, kami hanya perlu menandatangani saja. Yang perlu kami siapkan adalah surat keterangan aku belum menikah yang diketahui aparat desa dan KUA setempat, dokumen tertulis keterangan menetap orang tuaku, SKCK-ku dan Umak, ijazah pendidikan terakhirku, akte kelahiran, serta fotokopi KTP-ku dan Umak. "Mau menikah sudah seperti mau melamar jadi anggota dewan saja," ungkapku saat me-list ulang syarat-syara

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 25. Sudah Diobok-obok?

    Akhirnya terjawab rasa penasaran kenapa Mas Farel begitu posesif melarangku pulang malam bahkan di awal perkenalan kami. Dia tampak begitu panik saat mendapatiku pulang di malam Ayah kecelakaan. Ternyata ada trauma yang mendalam di hatinya tentang malam.Aku sangat mengerti dan dapat merasakan apa yang dia rasakan. Tiga kejadian serupa, dua kejadian menyebabkan dua orang yang dia cintai pergi untuk selamanya, satu kejadian membuat adiknya kehilangan kesempurnaan fisik. Sungguh bukan kejadian yang mudah dilupakan.Mendengar ceritanya saja hatiku pilu, apalagi jika saat itu ada di sana dan menjadi orang mengalaminya."Hanum, kamu tahu sedalam dan sebesar apa saya mencintai kamu?"Ia membelengguku dengan mata elangnya.Aku menggeleng. "Itu tidak terukur. Kamu adalah bagian terbesar dari diri saya sendiri, bahkan mungkin lebih penting. Oleh karena itu, maaf jika saya terkesan membatasimu. Saya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Saya tahu mungkin tiga kejadian itu hanya murni

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 26. Karena Aku Juga Cinta

    Aku melangkah kesal sambil sedikit menghentakkan kaki setelah keluar dari ruangan Komandan Kompi. Sepanjang perjalanan pulang dari kesatuan, aku tak putus mengomel. "Ada berapa banyak lagi pejabat yang akan kita hadap?" tanyaku dongkol."Memangnya kenapa?" Ringan, ia balik bertanya tanpa langsung menjawab pertanyaanku. Kebiasaan buruk."Berapa banyak lagi?" kejarku."Lumayan.""Lumayan? Berarti masih banyak?""Iya, dari kesatuan sini sampai nanti ke Kodam," balasnya tetap ringan. Aku mendengkus mengetahui jawabannya."Apa setiap pejabat yang dihadap harus bertanya hal-hal seperti itu?""Mungkin. Memangnya kenapa?""Capek, ah," sungutku malas."Capek?""Iya. Enggak usah nikah kantor saja lah. Cukup begini saja. Enggak perlu lah nikah kantor segala. Untuk apa, sih?"Laki-laki itu tidak menjawab. Ia tetap melajukan sepeda motornya dengan tenang, membuatku semakin kesal."Mas!""Kita bicarakan di rumah," sahutnya membuatku mendengkus tidak sabar.Sesampai di rumah, aku melangkah dengan k

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 27. Perjalanan Ke Pontianak

    Setelah mendapat izin dari pimpinan satuan kerja masing-masing, besok rencananya aku dan Mas Farel akan bertolak ke Pontianak guna melanjutkan serangkaian urusan nikah kantor kami yang masih tersisa.Belum berangkat, rasaku sudah tidak karuan. Bahkan badan serasa panas dingin.Ada dua hal besar yang menungguku di sana. Yang pertama serangkaian urusan nikah kantor yang membuat jantung selalu berdegup takut saat masuk di setiap sesi, dan yang kedua yang paling mendebarkan serta membuatku nervous sejak awal adalah pertemuan dengan keluarga besar mertua. Baru membayangkan pertemuannya saja nyaliku sudah menciut. Bagaimana jika benar-benar sudah bertemu? Walaupun tempo hari pernah berkomunikasi melalui video call, bertemu langsung untuk pertama kali tetap membuatku gugup.Malam ini aku bahkan tidak bisa tidur, sibuk memikirkan akan seperti apa sikapku di depan Ayah dan Mama mertua nanti. Sejak tadi aku hanya gelimpak gelimpuk, miring ke kanan, telentang, miring ke kiri, lalu berulang posi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 28. Tentang Keluarga Farel

    Udara pagi yang dingin, ditambah semalam kurang tidur membuatku mengantuk dengan cepat. Beberapa kali helm yang kupakai beradu dengan helm Mas Farel. Bahkan pegangan tanganku sempat terlepas dari pinggangnya. Aku nyaris terjatuh jika dia tidak memiliki refleks yang kuat dan berhasil menangkap tanganku."Kita istirahat dulu di depan, ya," ucapnya setelah mengurangi laju kendaraan. "Iya." Aku mengangguk.Di tepi jalan sebelum memasuki Kota Mempawah, setelah lebih satu jam menempuh perjalanan, terdapat banyak tempat persinggahan yang didirikan penduduk dengan latar panorama laut sebagai pemandangan.Tempat ini sangat nyaman dan strategis untuk dijadikan rest area. Beberapa tempat pun di desain berbentuk lesehan yang sekaligus bisa digunakan sebagai tempat tiduran bagi pengendara yang lelah dan mengantuk."Ayo." Dia mengajakku turun dari sepeda motor, menggandengku menuju salah satu tempat yang nyaman untuk melepas penat."Mau tidur dulu?" tanyanya setelah kami sampai pada tempat yang dit

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05

Bab terbaru

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 60. Ekstra

    "Benarkan?" tanyanya meminta penegasan."Hmm," sahutku seadanya. Aku memilih fokus menikmati sarapan yang ada di piringku. Laki-laki itu terkekeh. Tampak sekali dia begitu bahagia dan bersemangat."Mas seolah enggak bisa berhenti memikirkan itu," ucapku sambil mengerling padanya."Ciri-ciri laki-laki normal, ya, seperti itu, Sayang.""Normal apa doyan?""Ya, normal. Ya, doyan. Dua-duanya. Ditanya doyan, ya, doyan banget," sahutnya sekenanya. "Ish! Dasar suami omes!" Aku kembali mengerling dengan greget. Laki-laki itu terkekeh geli."Omes sama istri sendiri itu wajar. Bahkan harus. Itu 'kan sesuatu yang mutlak untuk mendukung kebahagiaan kita," alibinya. "Heh!" Aku mencebik tidak acuh."Kamu tahu enggak, Sayang?" "Apa?""Mandinya seorang istri karena melakukan ibadah bersama suaminya itu lebih baik dari pada dia melakukan mengorbankan seribu ekor kambing untuk fakir miskin.""Heh!" Lagi-lagi aku mencebik."Laki-laki selalu paham ilmunya kalau untuk masalah beginian." Laki-laki itu

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 59. End

    "Mirip mama, ya, Yah? Iya 'kan, mirip mama?" "Mana ada mirip kamu. Ini mirip Ayah.""Enggak mungkin mirip Ayah. Ini perempuan, lho, Yah. Kalau anak Maysa, iya, memang mirip Ayah. Dia laki-laki.""Apa kalau perempuan jadi enggak boleh mirip ayah? Ini coba perhatikan baik-baik, mirip ayah 'kan? Matanya, hidungnya, bibirnya, dan yang paling kelihatan itu warna kulitnya. Enggak ada beda dengan anak Maysa."Aku tersenyum geli memerhatikan tingkah Mama Anin dan Ayah Kusuma yang saling berebut mengakui kemiripan putriku dan Mas Farel dengan mereka. Mama Anin bahkan sampai menunjukkan ekspresi kecewa, walaupun aku tahu itu hanya sekadar kelakar. Kekesalan beliau terpancing saat Ayah Kusuma seolah begitu membanggakan diri di depannya, bahwa cucu-cucu mereka mirip dengan dirinya."Fatih, kalian nanti kalau punya anak mirip mama, ya. Kamu harapan mama satu-satunya," ucap Mama Anin pada Fatih. Putra keduanya itu sedang duduk di sofa bed yang tersedia di ruang rawat bersama seorang gadis yang ia

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 58. PoV Farel (Perjuangan Hanum)

    "Jadi bagaimana?" Aku bertanya pasrah, "Mas penjual baksonya sudah menunggu di depan.""Ya, suruh pulang saja. Enggak jadi," sahutnya enteng."Enggak enak, Sayang. Kasihan dia sudah menunggu." Aku mencoba bernegosiasi. Mana tahu buah cinta kami di dalam sana yang 'katanya' pengen bakso itu mau merubah kriterianya dari hitam menjadi putih."Jadi, Mas, lebih kasihan sama penjual baksonya? Enggak lebih kasihan sama aku dan anak, Mas, sendiri?" Matanya kembali berkaca-kaca.Allahu Akbar ....Aku menyandar pasrah di dinding, menyadari bahwa jika ingin hidupmu aman, jangan pernah mencoba untuk nekad melawan ibu hamil yang hormonnya sedang tidak stabil.Oke! Aku memutuskan untuk berhenti bernegosiasi, tidak ada gunanya. Bahkan hanya akan menambah rumit masalah yang ada."Kalau begitu sana, Mas, tidur sama tukang baksonya saja."Nah, kan? Hancur Mina!"Jangan begitu, dong, Sayang. Masa saya disuruh tidur sama tukang bakso. Mana enak. Pentol semua. Ya, sudah. Tak suruh pulang lagi dia. Semoga

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 57. PoV Farel (Ngidam)

    PoV Farel (Ngidam)Sebenarnya sangat malu untuk menanyakan hal itu. Apalagi dokternya perempuan. Akan tetapi, pepatah mengatakan malu bertanya sesat di jalan. Aku tidak mau sesat dalam berbuat. Jujur saja aku takut jika hubungan suami istri dapat membahayakan janin yang ada di dalam kandungan Hanum. Banyak sekali aku mendengar selentingan seperti itu. Akan tetapi, di sisi lain aku tidak akan sanggup menepis pesona wanita tercintaku itu. Dia bagaikan candu. Cintaku yang begitu besar padanya membuatku tidak tahan untuk tidak berbuat apa-apa padanya. Setelah berbuat, rasanya ingin selalu lagi dan lagi."Oh ...." Dokter itu mengangguk ringan sambil tertawa renyah. Jujur saja aku merasa malu sampai ke ubun-ubun. Apalagi perempuan di sampingku. Ekor mataku dapat menangkap wajahnya yang tampak memerah. Sepertinya dia pun merasa malu atas pertanyaan yang aku ajukan pada dokter Herlina. Pasti nanti di rumah dia akan marah dan protes. Masa bodohlah. Semakin dia marah, semakin kelihatan seksi.

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 56. Pertanyaan Absurd

    "Masya Allah." Laki-laki itu langsung memelukku erat. Sementara bibirnya menguntai sebait doa."Rabbi habli min ladunka dzurriyatan thayyiban innaka sami'ud du'a.""Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."Usai melafazkan doa itu, dia melabuhkan kecupan bertubi-tubi di ubun-ubunku. "Alhamdulilah, Ya Allah," ucapnya penuh syukur. Dia kemudian menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajahku. Lalu kecupan bertubi-tubi yang tadi mendarat di ubun-ubunku, beralih ke setiap inchi bagian wajahku. "Terima kasih, Sayang. Kamu telah menjadikan hidup saya begitu sempurna. Saya akan menjadi ayah dari anak yang akan lahir dari rahim kamu. Saya benar-benar bahagia." Ungkapan kebahagiaan seolah tidak berhenti dari bibirnya. Matanya menatapku penuh diselimuti oleh binar bahagia. "Aku juga sangat bahagia, Mas. Allah telah memberiku kepercayaan untuk mengandung benih dari laki-laki yang sangat aku cintai secepat ini." Aku membalas tat

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 55. Bad Mood 2

    Aku tercenung mendengar penuturannya. Apa yang dia katakan memang benar. Semuanya tidak menyambung alias salah sasaran. Mengapa aku jadi aneh begini? Terbawa emosi tidak jelas.Laki-laki itu lantas meraihku ke dalam pelukannya. Ia mengusap punggungku penuh sayang."Semua masalah yang terjadi akan ada solusinya, Sayang. Tapi kita harus melewati setiap prosesnya untuk mencapai solusi itu. Tolong bersabarlah membersamai saya. Kamu adalah penyemangat ketika saya lemah, penyejuk ketika saya gerah. Kamu permata hati saya, belahan jiwa saya. Kamu adalah rumah untuk saya pulang ketika saya lelah. Tolong jangan katakan kamu menyesal telah menikah dengan saya," ucapnya lembut."Enggak!" Aku menggeleng tegas, "Bukan seperti itu. Aku sangat mencintai Mas Farel. Enggak mungkin aku menyesal telah menikah dengan Mas."Laki-laki itu tersenyum,. Dia menjauhkan wajahku dari dadanya."Terima kasih, Sayang." Jemarinya kembali menghapus air mataku. "Sudah, jangan menangis lagi. Nanti Umak lihat, bisa iku

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 54. Bad Mood

    Sekolah memberiku cuti menikah selama satu Minggu. Dua hari digunakan untuk persiapan, satu hari untuk pelaksanaan, tiga hari kami manfaatkan untuk masa berdua menikmati pasca resepsi, dan satu hari masa untuk beristirahat sebelum melaksanakan tugas negara kembali.Setelah satu Minggu melalui hari-hari awal penuh bahagia, hari ini aku dan Mas Farel merapat ke tempat tugas.Pukul enam pagi aku sudah rapi dengan seragam dan polesan make up tipis. Kami akan bersiap untuk sarapan ketika notifikasi pesan singkat dari aplikasi pepesanan warna hijau di ponselku berbunyi.Sebuah pesan dari Mbak Rissa masuk. "Hanum, hari ini Mbak enggak masuk. Tadi sudah ijin sama kepala sekolah. Mbak ada giat upacara pelepasan pindah Mas Cahyo. Nanti tolong sampaikan tugas-tugas Mbak ke siswa, ya," tulisnya. Om Cahyo pindah? Dahiku mengernyit. Bukankah Om Cahyo leting Mas Farel. Apakah Mas Farel juga ikut pindah? Tapi mengapa dia tidak memberitahuku?"Om Cahyo pindah, Mbak?" tanyaku meminta penegasan. Selam

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 53. Sampai Pagi

    Aku titipkan diaLanjutkan perjuanganku 'tuknyaBahagiakan dia, kau sayangi diaSeperti ku menyayanginya'Kan kuikhlaskan diaTak pantas ku bersanding dengannya'Kan kuterima dengan lapang dadaAku bukan jodohnyaDahiku mengernyit. Mataku sontak mencari sumber suara pada iringan musik organ tunggal yang menjadi hiburan di resepsi pernikahan kami. Aku seperti mengenal suara yang membawakan lagu Aku Bukan Jodohnya dari Tri Suaka yang sedang mengalun itu. "Mantan kamu."Mas Farel menaikkan kedua alisnya. Matanya melirik pada satu arah, memberi kode agar aku melihat ke sudut yang di maksud. "Apa, sih?" Aku merengut saat melihat pada sosok yang dia sebut sebagai mantanku. Pantas saja aku seperti mengenal suara orang yang membawakan lagu itu, rupanya Hadi sedang berada di atas panggung. Dia memang terkenal dengan suara merdunya sejak kami masih kuliah. Hadi sering mengisi waktu luang dengan memetik gitar di taman kampus bersama beberapa rekannya. Suaranya itu juga yang menjadi salah satu

  • Love Me, Sersan!   Season 2 Bagian 52. Mencintai dengan Sempurna 2

    Aku rindu, Ayah. Rindu sebenar-benarnya rindu."Hanum." Umak yang sedang tadi memerhatikanku dirias MUA dari sofa bed yang tersedia kamar, melangkah mendekat dan duduk di sampingku. Beliau mengusap punggungku lembut. Aku mengangkat wajah, menatap sendu satu-satunya orang tua yang kumiliki saat ini."Mak." Aku memanggil beliau lirih, ingin mengadukan perasaan yang berkecamuk di hati. Namun, aku tahu tanpa kuceritakan pun beliau sudah paham apa yang kurasakan."Jangan menangis, Hanum. Nanti riasan kamu rusak." Bukannya khawatir kondisi putrinya, Umak justru memikirkan riasanku. Walaupun, aku tahu apa yang baru saja beliau ucapkan itu hanya sekadar untuk menghiburku.Tangan tua beliau kemudian mengusap lembut butiran bening yang mulai banyak pecah di sudut mataku. Akan tetapi, semakin beliau mengusap, butiran itu justru semakin banyak. "Mak."Aku menjatuhkan diri ke dalam tubuh tua Umak, memeluk erat wanita yang telah berjasa mengantarku ke dunia itu. Tubuhku berguncang menahan tangi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status