Share

26. Impas

Penulis: Kennie Re
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-21 09:31:46
Emily meneguk air yang ada di dalam gelasnya hingga tandas. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan beberapa jam lalu. Bahkan hari sudah petang dan Emily masih belum bisa melupakan kejadian itu.

Bodohnya, ia tak merekam kejadian itu sebagai barang bukti.

Tubuh Emily masih gemetaran luar biasa. Gelas di tangannya nyaris jatuh dan ketika matanya menangkap sosok Jason yang tengah berdiri tak jauh dari tempat Emily berada, gelas itu benar-benar jatuh di lantai bersamaan dengan pekikan Emily.

“Shit! M-maafkan aku, Jase, aku kaget melihatmu di sana, kupikir kau akan pulang larut lagi.” Emily berjongkok dan memunguti pecahan gelas dengan hati-hati meski tangannya masih gemetaran.

“Jangan dibersihkan seperti itu, biar aku bantu. Jangan sampai tanganmu terluka lagi,” ucap Jason sembari membawa sapu lantai dan mulai membersihkannya perlahan.

Sementara itu, Emily mendekap tubuhnya sendiri dan tampak gelisah, berjalan ke sana kemari.

Jason tak bisa diam kala melihat tingkah sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   27. Sosok dari Masa Lalu

    Hubungan antara Emily dan Jason mulai terlihat tidak masuk akal sejak saat itu. Jason yang menunjukkan kecemburuan dan rasa curiga, membuat Emily semakin bingung akan perasaan pria itu. Namun, berkali-kali Emily menanyakan perasaan Jason, lelaki itu selalu mengubah topik pembicaraan. Jika ditanya apa sebenarnya yang tengah direncanakan oleh Emily, hal itu sudah ia jelaskan berulang kali pada Jason dan ia tak yakin lelaki itu mendengarkan dengan baik, karena berulang kali Jason akan bertanya lagi. Dan Jason akan menyibukkan diri dengan pekerjaan setiap kali ia telah berhasil merampungkan satu episode pertengkaran antara dirinya dan Emily. Emily tahu itu, bahwa Jason memang menghabiskan waktu di kantor bukan di apartemen Tamara. Ia telah meminta beberapa pegawai Jason untuk terus mengawasi. Beberapa orang setuju, dan Emily akan membayar mereka dengan bayaran yang pantas karena telah membantunya menjadi seorang informan rahasia. Hari ini, Emily mendapat laporan yang sama, bahwa Jaso

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   28. Kecurigaan

    Charles mengundang Emily dan Jason untuk makan malam di kediaman keluarga McKennel. Kedua orang tua itu merindukan Jason dan menantu mereka untuk makan bersama dan berbincang seperti biasanya. Emma sendiri yang menghubungi Emily untuk mengundang secara langsung, menantu dan putranya itu. “Kami sangat berharap kedatangan kalian. Charles memintaku dan beberapa pembantu untuk membuat masakan yang enak,” ujar Emma, terdengar bersemangat. Emily tak tega untuk menolak. Namun, Jason selalu pulang larut dan ia tak yakin apakah lelaki itu bersedia untuk pergi atau tidak. “Aku tidak tahu dengan Jason, akhir-akhir ini ia disibukkan dengan pekerjaannya. Namun, aku bisa datang, Nyonya McKennel, kau tenang saja. Nanti aku akan membantumu membuat kudapan kesukaan tuan McKennel.” Emily menjawab ajakan sang mertua sembari mengulas senyum senang. “Oh, tidak, sayang. Nanti Charles akan mengomeliku kalau kau sampai turun tangan untuk masalah ini. Kalian akan menjadi tamu nanti, jangan sentuh apa pun,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   29. Mantan Kekasih

    Emily keluar dari gedung yang ia datangi bersama Alex—sahabatnya semasa di panti asuhan. Ia tak bisa jika tidak membantu memecahkan masalah yang tengah dihadapi oleh Alex. Pria itu terpaksa harus bercerai dengan istrinya dikarenakan kekerasan dalam rumah tangga yang konon dilakukan oleh sang istri. Emily sangat mengenal Alex, meski ia tinggal di panti asuhan terhitung hanya selama beberapa tahun sebelum kemudian Charles mengadopsinya. Jadi ia tahu betul apa yang dialami oleh Alex dan apa yang diceritakan olehnya pastilah benar. “Kau sendiri bagaimana, Em? Apakah kau bahagia menikah dengan Jason? Dia terlihat—” Emily tergelak saat Alex tak melanjutkan kalimatnya. “Aku tahu. Jangan katakan, kalau tidak aku akan sangat marah padamu!” ujar Emily sembari mencebik. “Kau masih saja tidak suka kalau aku menjelekkan lelaki brengsek itu, huh? Sebegitu cintakah kau padanya?” Alex, pria dengan rambut sewarna tembaga dan bola mata gelap itu memandangi Emily dengan tatapan penuh arti. Tanganny

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   30. Mengandung

    Jason tak bisa berkutik saat Emily dengan tenang mengatakan kalau lelaki yang pergi bersamanya adalah mantan kekasihnya. Emily tidak bermaksud menyiksa Jason dengan rasa sakit, ia hanya ingin Jason tahu, seperti apa rasanya jika diduakan. Ada fakta dan sisi lain yang tersembunyi dari hubungan Emily dengan Alex, sebenarnya. Benar bahwa mereka dulu pernah saling menyukai, tetapi tak benar bahwa mereka pernah menjalin cinta. Emily hanya ingin bermain-main dengan Jason. “Apa katamu? Mantan kekasih? Dan kau pergi ke lembaga hukum bersama mantan kekasihmu? Untuk apa, Emily?” tanya Jason dengan intonasi yang meninggi. Cemburu, mungkin itu yang mendasari sikap Jason saat ini. Meski dirinya sendiri telah berkali-kali menyakiti Emily, baru kali ini ia tahu rasanya. Dan didera cemburu itu sangat tidak menyenangkan. “Ya, memangnya ada masalah?” tanya Emily dengan nada bicara yang berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh sang suami. Wanita itu tampak begitu tenang dan terjaga tutur katany

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   31. Mengandung (2)

    Emily duduk termangu setelah Tamara pergi. Tak hanya sendiri, melainkan Jason yang mengantarnya kembali ke apartemen. Dada Emily terasa sesak. Selama ini ia berusaha menahan sekuat apa pun Jason menyakitinya. Namun, untuk yang satu ini, ia tak akan tahan.Pernikahan macam apa yang membuat dirinya harus menanggung derita sebesar ini?Emily tak ingin menunggu Jason hingga pulang. Ia memutuskan untuk pergi. Namun, ke mana? Ia tak mungkin tetap bertahan di rumah itu, karena pasti akan membuatnya semakin sakit karena ada kenangan tentang Jason dan segala sakit serta manis yang lelaki itu berikan.Emily mengambil barang-barang kemudian mengemasi dan pergi tanpa membawa kendaraannya. Ia tak ingin Jason atau siapa pun menemukannya.Ia mengambil secarik kertas dan pena, menulis sebaris kata pesan untuk Jason, bahwa ia pergi untuk menenangkan diri agar tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.Emily bergegas pergi sebelum Jason kembali yang nanti akan memungkinkan drama baru di antara mereka.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   32. Takut Kehilangan

    “Kau akan kembali padanya?” tanya Alex, yang Emily tak peduli lagi apa maksud dan tujuan pria itu bertanya, karena isi kepala Emily kini sudah berceceran ke mana-mana. Bagaimana bisa ia berpikir jernih untuk saat ini? Membayangkan apa yang akan terjadi padanya dengan kehamilan ini ditambah kekacauan pernikahannya saja membuatnya tak berdaya.Ia sedang mengandung, sama seperti Tamara yang bahkan mereka mengetahuinya di waktu yang tak jauh berselang. Lantas andai Emily mengatakannya pada Jason, apakah lelaki itu akan peduli? Apakah Jason akan memutuskan untuk memilih Emily? Atau justru tetap bertahan bersama Tamara?Emily mengangguk, menjawab pertanyaan Alex. Ia kemudian menoleh pada pria yang telah memberinya tumpangan semalam, dan hendak mengucapkan terima kasih. Namun, yang terjadi justru ia makin bungkam.“Maafkan aku, Alex.”“Untuk apa?”“Karena menjadikanmu tempat pelarian. Aku sungguh tidak bermaksud—“Alex tak menjawab, melainkan menarik Emily masuk ke dalam dekapannya. Ia tak l

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   33. Kau Milikku

    Emily tak mengatakan keberadaannya pada Jason. Ia hanya meminta Jason untuk menunggunya di halte terdekat, dan mereka akan bertemu di sana. Dan yang haru sia lakukan untuk saat ini adalah keluar dari mansion Alex tanpa menimbulkan kesan melarikan diri.Ia memang tidak sedang melarikan diri, tetapi bukankah ia seharusnya menunggu Alex tiba di rumah? Atau setidaknya menghubungi Alex terlebih dahulu baru memutuskan untuk pergi.Ia akan menghubungi pria itu nanti.Kini, Emily tengah membereskan barang-barang yang ia bawa. Kemudian setelah meneguk susu yang disediakan di meja makan, ia bergegas keluar dari kediaman Alex. Namun, baru melangkah keluar dari pintu, salah seorang pengawal Alex menghampirinya.“Kau mau ke mana, Nona Karlton?” tanya pria berbaju setelan jas hitam itu. Pria tegap itu tampak penuh selidik, tampaknya ia telah diminta untuk menjaga Emily oleh Alex sebelum berangkat ke kantor.Emily tak gentar dengan apa yang dilakukan pria bersetelan jas hitam yang berdiri menghalang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   34. Memaksakan Cinta

    Emily tak menyentuh makanannya sama sekali, terlebih ketika Alex sendiri yang mengirimkan makanan itu untuknya. Kegilaan Alex sama sekali tak bisa ia terima. Ia tahu kalau Alex menyukainya sejak lama, tetapi tak menyangka rasa suka itu berubah menjadi kegilaan yang tak terbendung hingga ia melakukan hal semacam ini pada Emily.“Em ... makanlah dulu, setelah itu kau boleh marah lagi padaku,” ucap Alex sembari menyodorkan sendok berisi sup krim pada Emily yang sejak kemarin tak terisi apa pun.Emily tak menjawab maupun menerima suapan makanan yang disodorkan oleh Alex. Ia hanya melirik sekilas lalu memilih untuk meringkuk dan menutupi seluruh tubuh dengan selimut.Emily bisa mendengar Alex mendesah putus asa karena tak berhasil meminta Emily untuk menghabiskan makanannya.“Em ... aku hanya ingin kau tahu kalau aku bisa merawat dan mencintaimu, tidak seperti suamimu. Aku bahkan jauh lebih baik dibanding Jason.”“Aku tidak ingin mendengar apa pun darimu, Alex. Pergi dari hadapanku!”“Em—“

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24

Bab terbaru

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   ENDING PART

    Jason dan Emily sedang dalam perjalanan. Di dalam mobil, Emily terus menangis karena tidak menyangka bahwa anaknya masih hidup. Berkali-kali ia menanyakan hal yang sama kepada Jason mengenai Liam dan dijawab dengan jawaban yang sama pula oleh laki-laki itu. Jason mengerti bagaimana keadaan Emily. Dirinya juga rindu dengan Liam, darah dagingnya. Namun, setidaknya ia lega karena Liam sudah berada di tangan yang tepat saat ini. Mobil Jason berhenti di halaman rumah kediaman Charles dan Emma. Langsung saja mereka masuk. Di ruang tamu, semua orang berkumpul. Charles, Emma, Alex, Shila, bahkan Jared—kakaknya ada di sana. Emily lantas menghampiri Emma yang sedang menggendong bayi. Emma yang tahu perasaan Emily pun menyerahkan bayi itu. Dengan perasaan yang sulit dijelaskan serta air mata yang mewakili kebahagiaannya, Emily akhirnya kembali menggendong Liam. Anaknya yang sudah menghilang beberapa waktu. Emily menangis. Shila pun mendekat ke arah sahabatnya dan memeluknya. “Sekarang, Liam

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   117. Menangkap Penjahat Sesungguhnya

    Di tempat yang berbeda, Jason berkali-kali berdecak dan mengumpat karena Alex tidak kunjung datang. Ke mana laki-laki itu, apakah menuntaskan hajat sampai harus bermenit-menit. Jason curiga kalau sebenarnya Alex bukannya ke kamar mandi untuk buang air, tetapi justru bertapa. Jason melihat jam berwarna hitam yang melingkar di tangannya. Jarum panjang jam sudah berganti ke angka empat. Itu artinya sudah lebih dari dua puluh menit laki-laki itu di apartemennya.“Ke mana dia?” gumam Jason.Jason memeriksa ponselnya. Tadi, ponselnya mati jadi tidak bisa digunakan untuk menghubungi Alex. Setelah dicharger di dalam mobil, akhirnya ponselnya menyala. Jason buru-buru mencari kontak nama Alex. Begitu ingin dihubungi, ada tiga pesan muncul dari orang yang ditunggu. Jason membukanya. Ada satu video sedikit panjang di sana. Sedikit curiga, akhirnya Jason memutarnya. Di dalam video itu, ia hanya melihat gambar berwarna putih. Jason mendengus kesal. “Apa yang dilakukan dia sebenarnya.” Baru saja

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   116. Rencana dan Niat Jahat yang Gagal

    Jason tidak menghiraukan ucapan Alex. Tadi, di rumah Alex, Jason sempat berdebat sengit dengan pria itu. Shila bahkan sampai harus melerai. Karena ucapan wanita itu, Jason memilih keluar dan pulang ke apartemennya untuk mengambil sesuatu. Dia akan bersiap untuk menemui Jeffry. Siapa yang menyangka kalau ternyata Alex mengikutinya. Hingga akhirnya, laki-laki itu menghadang di depan pintu apartemen miliknya. “Minggir!” ucap Jason yang ke sekian kalinya namun tidak juga mendapatkan respon dari Alex. Alex menggeleng. “Kau mau mendapatkan masalah lain? Kalau sampai terjadi sesuatu pada Jeffry, maka dia bisa saja mengelak atas semua tuduhan,” jelas Alex. Wajah laki-laki itu terlihat sangat serius. “Lalu, kau mau aku hanya diam sementara dia berhasil membuat Emily menjadi korban kekerasan fisik dan seksualnya. Kau mau aku tetap diam dan membiarkan dia terbahak keras di ranjang rumah sakit?!” sorot mata Jason penuh kobaran api amarah.Alex bahkan sampai menunduk karena tidak kuat menatap

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   115. Puncak Kemarahan

    Shila menggigit bibir dan meremas jemarinya. Jantungnya berdetak kencang karena sejak tadi dua orang yang ia tunggu tidak kunjung keluar daei bangunan megah itu. “Mereka sebenarnya sedang mencari apa? Kenapa lama sekali? Apakah jangan-jangan mereka ketahuan lagi?”Pikiran buruk mengenai dua sahabatnya langsung terbayang. Namun, Shila segera menepis pikiran buruk itu agar tak menjadi sugesti baginya.Jantungnya nyaris mencelus ketika mendengar suara berisik di sampingnya. Ia mengira salah seorang pengawal berhasil mengetahui keberadaannya. Namun, jauh dari dugaan karena Jason dan Alex-lah yang datang. Shila yang semula tak berani bergerak dan hanya mematung di tenpat, menghampiri dua lelaki itu setelah memastikan bahwa mereka adalah kawan-kawannya. “Apakah kalian baik-baik saja? Kalian berhasil?”Jason mengangguk. “Sepertinya keberuntungan sedang berpihak. Kita berhasil mendapatkan rekamannya.” Jason mengambil flashdisk yang ia simpan dan menunjukkannya pada Shila. Wanita itu menghel

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   114. Menjalankan Misi

    Tiga orang yang baru saja datang dipersilakan duduk oleh seorang pria yang mengenakan jas berwarna hitam. Pria yang berumur sekitar empat puluhan itu tampak masih bugar, walau rambutnya memutih di beberapa bagian.“Jadi, apa rencanamu?” celetuk Jason sembari melihat-lihat dokumen di hadapaannya. “Kau belum mengenalkan mereka padaku.” timpal Mark yang bergantian menatap Alex dan Shila. "Kuharap kalian tidak tersinggung. Aku tidak bisa mengatakan langkahku pada orang asing, karena ijni menyangkut nyawa seseorang. Bukan begitu?""Kau benar. Perkenalkan, aku Alexander Danison, sahabat Emily."Mark menyambut jabatan tangan itu ramah dengan senyum terkembang. "Oh, Tuan Danison. Bagaimana mungkin aku tidak mengenalimu. Seorang pengusaha besar dan selevel dengan Jeffry Allen. Kuharap aku tidak salah.""Kau terlalu berlebihan, Tuan Jefferson." Alex membalas sambutan Mark dengan sikapnya yang rendah hati. Ia lantas menoleh pada Shila. "Ini Shila Andreas. Ia juga sahabat Emily." "Hmm ... aku j

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   113. Sebuah Bantuan

    Ide yang Jason lontarkan lantas membuat ketiga orang menaruh perhatian penuh pada Tamara. Mulai sekarang, Jason yang akan mengambil alih penyelidikan wanita itu. Sementara, Alex dan Shila akan mencari sesuatu soal Jeffry. Keduanya bertekat akan membuat laki-laki itu membayar atas apa yang dilakukan pada sahabatnya. “Aku akan pulang ke rumah,” ucap Jason setelah merancang rencana di kepalanya“Untuk apa?” kening Shila berkerut. “Bagaimana dengan Tamara? Bukankah kau mau menyelidikinya sendiri?” “Memang. Tapi, aku akan minta bantuan orang tuaku untuk menghubungi detektif Jefferson. Kemarin aku belum sempat bertemu dengan mereka.” “Baiklah. Pulang saja, kita berdua nanti akan mencari informasi soal Jeffry.”“Bagus. Kalau begitu, aku akan mengunjungi kwdua orang tuaku. Kalian urus dengan baik dan kabari aku perkembangannya.” Alex dan Shila mengangguk sebagai respon atas ucapan Jason yang layaknya seorang pimpinan. Jason pamit dan segera menuju ke kediaman orang tuanya. Ia tak sempat

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   112. Penjara

    Emily memang jauh lebih aman berada di mansion Alex. Setelah Shila dan Jason secara bergantian mengunjunginya, hari ini, dikarenakan akhir pekan, keempatnya berkumpul dan membahas mengenai Liam.Jason yang semula memang curiga pada Tamara, memutuskan membiarkan wanita itu untuk tinggal di apartemennya bersama Aaron. Namun, dengan adanya Emily di kediaman Alex, Jason harus bolak-balik apartemen dan rumah Alex untuk memastikan Emily benar-benar dalam keadaan baik-baik saja.Bagaimanapun, ia tak mengenal Alex dan lagi pula Alex adalah pria yang dulu sangat dekat dengan Emily. Bahkan sampai kini Jason tidak rela menerima kenyataan itu.“Aku tidak bisa mengatakan apa pun selain satu hal, aku tengah mengawasi seseorang yang mungkin akan memberi titik terang pada kita mengenai Liam,” ucap Jason sembari memeriksa berkas-berkas tentang pelaporan yang diajukan olehnya pada pihak kepolisian. “Mereka tidak bergerak sama sekali. Lihatlah!”Alex tampak

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   111. Rencana Tambahan

    Tamara baru saja selesai membersihkan diri dan tak juga menwmukan Jason pulang ke apartemennya. Ia menunggu Jason yang juga sama sekali tidak menghubungi. “Ke mana Jason sebenarnya? Dia bahkan tidak meneleponku seharian.” Tamara memberengut dan menuju meja riasnya. Ia melihat pantulan dirinya sendiri. Tamara melihat seorang wanita cantik dengan guratan senyum yang menawan. Ia menyukai bentuk wajahnya. “Tak heran banyak pria menggilaimu, Tamara. Kau memang memesona,” pujinya pada diri sendiri. Mengenang banyak lelaki yang masuk dalam hidupnya, Tamara hampir tidak percaya kalau dirinya sempat menjalin hubungan dengan Jared. Semua bermula dari kehadirannya di kediaman McKennel dan dirinya tak menemukan Jason di mana pun. Lalu ketika sedang berjalan-jalan di dalam rumah keluarga McKennel, ia menemukan sosok yang dikenalnya, tengah berada di dalam ruangan yang asing baginya.Tamara kala itu masuk dan mengunci pintu. Ia lalu mendekap tubuh Jared dari belakang serta memberikan sentruhan se

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   110. Tempat Berlindung

    Jeffry tak pedulikan ponselnya yang terus berdering. Ia terus menyumpah serapah Emily. Wanita itu berani sekali menusuknya. Jeffry mengabari dua penjaga untuk membantu. Tidak butuh waktu lama akhirnya anak buahnya menemukan Jeffry yang masih berada di ranjang dengan pisau menancap di tubuhnya. Salah satu penjaga memanggil ambulans. Sekitar lima belas menit kemudian, ambulans tiba dan membawa Jeffry ke rumah sakit. Laki-laki itu bersumpah akan membuat Emily merasakan penderitaan yang jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Karena perempuan itu, ia sampai masuk ke tempat yang sangat dibencinya. ***Di lain tempat, Emily berhasil sampai di telepon umum. Ia pun menghubungi Alex dan menceritakan garis besar tentang kondisinya saat ini. Tentu saja, Alex terkejut ketika mendengar penuturan Emily. Meski larut, Alex segera melajukan tunggangannya membawa Emily ke mansionnya. Alex juga menghubungi Shila untuk datang begitu juga dengan Jason. Kini, mereka bertiga ada di kediaman Alex. Sh

DMCA.com Protection Status