Emily tengah berada di taman. Memandang kosong ke salah satu bunga mawar yang berwarna merah dan masih berupa kuncup. Emily berpikir, mengapa mawar memiliki duri? Apakah duri itu benar-benar bisa melindungi mawar itu sendiri atau justru hanya sebagai hiasan semata? Lamunan Emily berganti ketika ucapan Jeffry kembali terngiang di kepalanya. Semua ungkapan yang suaminya lontarkan membuat Emily berpikir keras bahkan tidak tidur semalaman.Kemarin, setelah Jeffry murka dan melampiaskan kemarahan dan hasratnya, Emily sudah tidak bisa merasakan sakit dari hukuman yang laki-laki itu berikan. Terbesit begitu banyak tanya, mengenai Liam—anaknya yang hilang sampai sekarang. Bahkan, anak itu belum juga ditemukan. Namun, Jeffry bukan berusaha mencarinya melainkan justru menginginkan Emily mengandung darah daging Jeffry. Apakah pria itu sudah hilang akal?Emily terperanjat ketika menemukan satu alasan, mengapa Jeffry menginginkan anak lain sementara dirinya masih memiliki Liam. Pria itu juga me
Usai bertemu Emily dan yang lain, Jason pulang ke apartemennya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu wanita itu. Meski kini hubungannya sudah berubah menjadi mantan istri, tetapi Emily adalah wanita baik dan selalu menjadi favoritnya. Dan ia akan memprioritaskan Emily di atas kepentingannya sendiri. Tiba di apartemen, Jason mengobrak-abrik lemari, nakas, dan juga tempat lain yang ia ingat pernah ia gunakan untuk menyimpan kartu nama beberapa orang penting. Jason berniat mencari seseorang yang bisa membantunya dan Emily untuk menemukan Liam. Biar bagaimanapun, Liam adalah putranya dan ia tidak akan membiarkan bayinya dan Emily belum juga dtemukan. Polisi tidak juga memberikan kabar mengenai usaha mereka menemukan Liam, dan Jason tak sabar dibuatnya.“Di mana aku menyimpannya?” Jason sudah tiga kali mengobrak-abrik lemari penyimpanan di apartemennya. Ia mendengkus lalu mengusap kepala karena bingung di mana terakhir kali menyimpan semua kartu nama itu. Akhirnya, Jason mengge
Permintaan dari sahabatnya membuat dua orang manusia itu berdiskusi panjang. Semalaman mereka merencanakan sesuatu yang harus dilakukan untuk membantu Emily. Jason sudah berjanji kalau ia akan mencari sendiri anaknya dengan bantuan detektif yang dipercaya. Sementara itu, Alex dan Shila mendapat tugas untuk mengikuti ke mana pun Jeffry pergi. Jason sudah memberi tahu mereka agar jangan sampai kehilangan jejak Jeffry karena mungkin benar kata Emily, laki-laki itulah dalang di balik semua kejadian itu. Shila mengerucutkan bibir. Ia tengah berdiri di depan rumah. Wajahnya sebal karena sejak tadi orang yang ditunggu belum juga datang.“Di mana pria ini? Mengapa ia lama sekali?” gerutunya. Tidak sabar menunggu, wanita itu langsung mengirim banyak pesan ke nomor Alex. Karena belum mendapat balasan apa pun, Shila pun menelepon lelaki itu. “Kau di mana? Kau mau aku menjadi kepiting rebus?!” Shila langsung mengomel begitu panggilannya dijawab. “Sebentar lagi aku sampai. Sudah di persimpanga
Setelah menemui Tamara, Jeffry menghabiskan waktu sebentar bersama wanita penghibur di bar. Tidak sampai meniduri mereka karena Jeffry punya selera berbeda jika itu menyangkut wanita dan seks. Sementara itu, Tamara memilih untuk langsung pulang setelah urusan selesai. Jeffry melihat jam tangannya. Sudah cukup larut. Ia memiliki jadwal yang cukup padat besok. Maka akan lebih baik jika dirinya bergegas pulang. Dan tepat pukul setengah sebelas malam, laki-laki itu pun melajukan mobil menuju kediamannya. Jeffry melepaskan jas yang terasa gerah di tubuh. Baru saja ingin ke kamar, ia dihadang oleh pelayan rumah. “Ada apa?”“Aku ingin melaporkan bahwa Nyonya Allen sempat keluar dengan sopir pribadi.” “Ke mana dia pergi?”“Aku tidak tahu, Tuan.” Langkah Jeffry terhenti dan langsung memerintahkan pelayan itu untuk memanggil sopir. Sembari menunggu, Jeffry duduk di sofa ruang tamu. Sopir berusia sekitar akhir empat puluhan itu datang tergopoh-gopoh bersama si pelayan, dengan wajah masam k
Jeffry tak pedulikan ponselnya yang terus berdering. Ia terus menyumpah serapah Emily. Wanita itu berani sekali menusuknya. Jeffry mengabari dua penjaga untuk membantu. Tidak butuh waktu lama akhirnya anak buahnya menemukan Jeffry yang masih berada di ranjang dengan pisau menancap di tubuhnya. Salah satu penjaga memanggil ambulans. Sekitar lima belas menit kemudian, ambulans tiba dan membawa Jeffry ke rumah sakit. Laki-laki itu bersumpah akan membuat Emily merasakan penderitaan yang jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Karena perempuan itu, ia sampai masuk ke tempat yang sangat dibencinya. ***Di lain tempat, Emily berhasil sampai di telepon umum. Ia pun menghubungi Alex dan menceritakan garis besar tentang kondisinya saat ini. Tentu saja, Alex terkejut ketika mendengar penuturan Emily. Meski larut, Alex segera melajukan tunggangannya membawa Emily ke mansionnya. Alex juga menghubungi Shila untuk datang begitu juga dengan Jason. Kini, mereka bertiga ada di kediaman Alex. Sh
Tamara baru saja selesai membersihkan diri dan tak juga menwmukan Jason pulang ke apartemennya. Ia menunggu Jason yang juga sama sekali tidak menghubungi. “Ke mana Jason sebenarnya? Dia bahkan tidak meneleponku seharian.” Tamara memberengut dan menuju meja riasnya. Ia melihat pantulan dirinya sendiri. Tamara melihat seorang wanita cantik dengan guratan senyum yang menawan. Ia menyukai bentuk wajahnya. “Tak heran banyak pria menggilaimu, Tamara. Kau memang memesona,” pujinya pada diri sendiri. Mengenang banyak lelaki yang masuk dalam hidupnya, Tamara hampir tidak percaya kalau dirinya sempat menjalin hubungan dengan Jared. Semua bermula dari kehadirannya di kediaman McKennel dan dirinya tak menemukan Jason di mana pun. Lalu ketika sedang berjalan-jalan di dalam rumah keluarga McKennel, ia menemukan sosok yang dikenalnya, tengah berada di dalam ruangan yang asing baginya.Tamara kala itu masuk dan mengunci pintu. Ia lalu mendekap tubuh Jared dari belakang serta memberikan sentruhan se
Emily memang jauh lebih aman berada di mansion Alex. Setelah Shila dan Jason secara bergantian mengunjunginya, hari ini, dikarenakan akhir pekan, keempatnya berkumpul dan membahas mengenai Liam.Jason yang semula memang curiga pada Tamara, memutuskan membiarkan wanita itu untuk tinggal di apartemennya bersama Aaron. Namun, dengan adanya Emily di kediaman Alex, Jason harus bolak-balik apartemen dan rumah Alex untuk memastikan Emily benar-benar dalam keadaan baik-baik saja.Bagaimanapun, ia tak mengenal Alex dan lagi pula Alex adalah pria yang dulu sangat dekat dengan Emily. Bahkan sampai kini Jason tidak rela menerima kenyataan itu.“Aku tidak bisa mengatakan apa pun selain satu hal, aku tengah mengawasi seseorang yang mungkin akan memberi titik terang pada kita mengenai Liam,” ucap Jason sembari memeriksa berkas-berkas tentang pelaporan yang diajukan olehnya pada pihak kepolisian. “Mereka tidak bergerak sama sekali. Lihatlah!”Alex tampak
Ide yang Jason lontarkan lantas membuat ketiga orang menaruh perhatian penuh pada Tamara. Mulai sekarang, Jason yang akan mengambil alih penyelidikan wanita itu. Sementara, Alex dan Shila akan mencari sesuatu soal Jeffry. Keduanya bertekat akan membuat laki-laki itu membayar atas apa yang dilakukan pada sahabatnya. “Aku akan pulang ke rumah,” ucap Jason setelah merancang rencana di kepalanya“Untuk apa?” kening Shila berkerut. “Bagaimana dengan Tamara? Bukankah kau mau menyelidikinya sendiri?” “Memang. Tapi, aku akan minta bantuan orang tuaku untuk menghubungi detektif Jefferson. Kemarin aku belum sempat bertemu dengan mereka.” “Baiklah. Pulang saja, kita berdua nanti akan mencari informasi soal Jeffry.”“Bagus. Kalau begitu, aku akan mengunjungi kwdua orang tuaku. Kalian urus dengan baik dan kabari aku perkembangannya.” Alex dan Shila mengangguk sebagai respon atas ucapan Jason yang layaknya seorang pimpinan. Jason pamit dan segera menuju ke kediaman orang tuanya. Ia tak sempat