Alih-alih dari hal itu, Genbu yang hanya memiliki tiga kaki yang tersisa pun menjadi terjatuh dan sulit untuk mempertahankan posisi berdirinya.
*DUM DUM*
“Urrghh!”
Eiji yang melihat kondisi Genbu cukup buruk pun mulai kembali bangkit dari posisi menunduknya. Dia berdiri dengan tegap melihat Genbu yang terjatuh dan berlumuran dengan darah di mana-mana.
Sungai yang seharusnya memiliki air yang begitu jernih, dan juga tanaman yang segar dan hijau telah di cemari oleh darah yang begitu pekat.
Walaupun pemandangan di sekitar terlihat cukup mengerikan akibat darah yang mengotori sekitarnya, tetapi Eiji tidak mempunyai pilihan. Tak hanya nyawanya saja, tetapi seluruh player yang terlibat dalam Linked Tournament sedang menjadi taruhannya.
Eiji tidak ingin melihat siapapun mati hanya karena sebuah game saja. Meskipun terdengar naif, tetapi Eiji ingin menyelamatkan semua orang tanpa terkecuali. Karena itu, apapun yang terjadi, Eiji berkepu
Ucapan Genbu saat itu benar-benar mengejutkan mereka berempat yang mendengarnya. Walaupun itu berada di dalam game, entah kenapa ucapannya terasa seolah nyata dan penuh dengan kekhawatiran yang tersirat di dalamnya.Di antara mereka semua, hanya Eiji lah yang menjadi player untuk mengetahui bahwa nyawa di dalam game sama berharganya dengan di dunia nyata.Setelah mengingat hal itu lagi, Eiji kembali menjadi ragu untuk menetapkan pilihannya. Gertakan gigi dan kepalan tangan yang begitu kuat, memperlihatkan betapa bencinya Eiji terhadap dirinya yang bimbang. Walaupun hati berkata untuk teguh, tetapi tubuhnya mulai gentar untuk memutuskan.“(Sial! Apa yang aku Takutkan?! Jika berhenti di tengah jelan, apa yang bisa aku lakukan nantinya?! Membiarkan orang-orang di dalam game ini mati?! Entah berapa banyak player yang dahulunya telah di rubah menjadi NPC ke dalam game oleh Suei. Aku tidak ingin mereka mati sepenuhnya di dalam dunia ini!)”Kep
Wanita yang di temui Eiji secara tidak sengaja di dalam bar tersebut pun telah menebak tujuannya dan memberikan sebuah tawaran untuk diskusi.Dia membawa Eiji ke dalam sebuah ruangan yang tersedia di dalam bar tersebut. Sepasang laki-laki dan wanita yang berada di satu ruangan. Eiji yang berada di umurnya yang masih remaja, tentu saja sulit untuk memalingkan pandangannya dari wanita itu yang duduk di depannya dengan kaki yang di lipat di depannya.Tubuh yang menggoda dan pakaian tipis terlihat setiap kulitnya yang begitu halus. Terlebih lagi, dua buah dada yang cukup besar dan wajah yang menawan itu bagaikan paket yang sangat lengkap bagi seorang wanita dewasa.“(Sial, situasi macam apa ini?! Tenanglah, tenanglah, tenanglah! Berhenti berpikir aneh-aneh wahai kau pikiran laki-laki!)”Eiji berusaha untuk tetap menyadarkan dirinya dengan menghipnotis dirinya sendiri dengan sugesti yang kuat untuk bertahan dari godaan di hadapannya.Namun,
- Gua persembunyian Genbu -Dimensi yang di buat sendiri oleh Genbu terlihat sama indahnya seperti sebelumnya. Genbu yang sedang berdiri tinggi di atas air terjun bersama Tiara di belakangnya. Jirou terlihat sedang memakan apel dan duduk melihat ke depan di mana air terjun itu berada.Lezatnya rasa apel yang Jirou makan dapat diketahui dengan jelas dari suara dan ekspresinya saat itu yang cukup mendalami. Namun, kedua matanya itu terlihat sangat terbuka lebar seolah sedang melototi sesuatu.Dan tak lain lagi, Jirou sedang melihat ke arah air terjun dimana Satsuki berada. Di tengah-tengahnya, Satsuki hanya menggunakan pakaian putih dan sedang bermeditasi di bawah air terjun yang begitu deras untuk menenangkan pikirannya.*ZRAASHH*Jirou yang melihat Satsuki pun mulai menajamkan kedua matanya seolah berusaha untuk lebih fokus.“Hmm… sedikit lagi… 78 cm… tidak… sepertinya 85!”Otak laki-laki sepert
Eiji dan Satsuki yang di tengah perjalan bertemu dengan Natsuki pun menjadi sontak terkejut untuk sesaat. Terlebih lagi, Satsuki yang bahkan tidak mengenalinya.“Natsuki” gumam Eiji“Natsuki?” sahut Satsuki yang menatap bergantian dari Natsuki ke EijiDi sisi lain, Natsuki yang menyadari keberadaan Satsuki yang cukup asing baginya pun menjadi sedikit tertarik.“Ara? Eiji, kau membawa temanmu?” tanya Natsuki“Ya. Namanya Satsuki” sahut EijiDengan tersenyum ramah yang terukir di wajah Natsuki, dia menyodorkan jabatan tangan kepada Satsuki untuk saling berkenalan.“Senang bertemu denganmu, Satsuki~”Berbeda dengan Satsuki yang tersenyum ramah, Satsuki terlihat cukup diam dengan tatapannya yang tajam kepada Natsuki.“Senang bertemu denganmu juga, Natsuki”Keduanya berjabat tangan hampir lebih dari tiga detik dan saling menatap tajam antar satu sa
Sesuai dengan informasi yang di dapatkan dari Natsuki, mereka pun menyusun rencana untuk mengantisipasi dan membekukan pergerakan para petualang itu sebelum rencana mereka terlaksanakan.Eiji dan Satsuki yang kembali datang ke kota menggunakan jubah yang menutupi tubuh mereka pun terlihat sedang bersembunyi di balik gang kecil yang cukup gelap.Berulang kali mata Satsuki melirik keluar di arah jalan kota tersebut dan melihat suasana kota di malam hari yang begitu sunyi.Eiji yang berdiri di belakangnya, terlihat sedang membuka panel statusnya dan memperhatikannya lebih dari dua menit secara terus menerus.“Hm…”[ Form of the Four Guardian Gods (Special Skill - MP > - ) ][ 1. Bentuk pertama -TERKUNCI ][ 2. Bentuk Kedua - TERKUNCI ][ 3. Bentuk Ketiga - TERKUNCI ][ 4. Bentuk Keempat - TERKUNCI ][Desc : - ]/---/Bukan melihat level, ataupun status karakternya sendiri. Melainkan Eiji sed
Di hadapan Eiji, muncul CatTail yang sebelumnya sanggup untuk menghempaskannya hanya dengan satu kali pukulan.Bagaimana tidak? Saat bar HP dan panel level milik CatTail muncul, itu menunjukan sebuah angka yang tidak masuk akal.[ Nama : CatTail ][ Level : 157 ][ Class : Fighter ]/---/Melihat level tersebut membuat Eiji dan Satsuki sontak terkejut hingga terdiam membeku. Mereka tak menyangka bahwa lawan yang mereka hadapi akan menembus level 150 yang hampir dua kali lipat levelnya dari mereka masing-masing.“Level… 157?!”Eiji saat itu berusaha untuk tetap sadarkan diri dan mempercayai apa yang dia lihat adalah suatu kesalahan. Namun, berapa lama pun Eiji terus memandang panel status itu dari jauh, dia tidak melihat adanya perubahan dari level tersebut.Di sisi lain, CatTail yang mendengar ucapan Eiji yang terkejut melihat levelnya pun menjadi tersenyum sombong.“Ahh, levelku ya? Ada apa,
CatTail yang merasakan tekanan kuat dari Satsuki, benar-benar membuatnya menjadi memunculkan insting bahaya yang menyuruhnya melarikan diri selagi bisa.Namun, harga dirinya yang begitu tinggi tidak membiarkannya untuk mundur dari sebuah pertarungan. Terlebih lagi, mundur setelah di hadapi oleh seorang perempuan.Oleh karena itu, gertakan gigi yang begitu kuat dan urat tegang di seluruh tubuhnya terlihat jelas ketika dia memperkuat otot-ototnya untuk bersiap bertarung.“Akan kupatahakan setiap inci tulangmu itu!”*DRAP*Langkah kaki yang mendorong tubuhnya begitu kuat itu membuat CatTail melesat dengan cepat hingga muncul tepat di hadapan Satsuki. Kepalan tangan yang begitu kuat menimbulkan aura api yang begitu besar seolah skill yang telah di kumpulkan untuk menyerang sekuat tenaga.*WOOSH*“Gigantic Drive”*BRUUAAKKK*Ayunan dari tinju tersebut pun menghantam tepat ke arah dimana Satsuk
Namun, hal itu bukanlah yang tepat untuk merasakan hal tersebut. Karena LoneWolf yang mendengar ucapan Eiji pun merasa muak hingga beraut wajah seolah ingin muntah.“Cih, kau membuatku muak! Berbeda? Dia sama-sama bekerja untuk memuaskan diri dan demi dirinya sendiri. Dan kau bilang dia untuk bertahan hidup dan melibatkan diri dengan bahaya demi orang lain?”“Tutup mulutmu! Kau sendiri merupakan manusia tidak tahu diri! Apa kau tidak berpikir dampak yang kau lakukan dengan ingin menangkap Genbu?!”“Kau akan membuat seluruh wilayah utara ini hancur di telan oleh para monster dan makhluk dari dunia balik batas! Kau membuat ribuan nyawa orang menjadi taruhannya demi ego mu sendiri!”LoneWolf pun sedikit terjentik kesal dan terlihat dari tatapan matanya yang semakin tajam. Dia membuka lebar kedua tangannya seolah sedang memperlihatkan sesuatu.“Tentu saja demi kekuatan! Aku akan mengambil kekuatan Genbu, bersam
Eiji yang masih merasakan hawa mencekam dan teror itu, terus-terusan berpikir terhadap makhluk yang berada di balik portal. Wajah dengan bayangan hitam yang menyeringai lebar, cakar hitam yang besar nan tajam seolah telah berpengalaman merenggut banyak nyawa dapat terasa dari dekat.“Makhluk apa itu?”“Untuk sesaat… kepalaku… di penuhi halusinasi kematian!”Di kala dirinya sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara Satsuki dan Jirou yang berteriak memanggil namanya dari belakang.“Eiji!”Kedua temannya segera menghampiri Eiji yang terlihat begitu kelelahan. Mereka berdua yang sebelumnya bertarung menghabisi monster di sisi lain desa, sedikit kebingungan melihat kondisi Eiji.“Eiji, kau tidak apa?!” tanya Satsuki“Ya... bagaimana dengan kalian?” sahut Eiji“Semua monster itu sudah di bersihkan. Walaupun mereka memberikan exp yang banyak, teta
Eiji masih terdiam dan terkejut terhadap tajamnya pemikiran Satsuki yang membuatnya bertanya seperti itu. Perasaan Takut dan khawatir mulai membesar hingga membuat Eiji menelan salivanya sendiri untuk berusaha menenangkan dirinya.Tatapan mata Satsuki yang penuh dengan makna itu haus akan jawaban, sekaligus menyiratkan perasaan sedih di dalamnya.Kebenaran membuat mulut Eiji mulai bergerak dengan sendirinya. Hati yang berkata untuk tidak mengkhianati kepercayaan kedua temannya, membuat dia ingin membuka mulut.“Aku-!”Satu kata yang dia keluarkan saat itu kembali terhenti seperti sebelumnya. Karena, sebuah ledakan terjadi jauh di belakangnya. Suara dari dentuman ledakan yang cukup keras itu masuk ke dalam telinga dan terasa dampaknya hingga ke arah Eiji dan membuat Jirou sontak terbangun.DUAR!“A-apa itu?!” ucap Eiji yang sontak menoleh ke belakangDi sisi lain, Satsuki sontak melihat ke arah yang sama dan men
Sesuai dengan ucapan Eiji, dia bersama Satsuki dan Jirou pun pergi meninggalkan kota Genbukai untuk melanjutkan perjalanan. Demi menjadi lebih kuat, Eiji di beritahu oleh Genbu, bahwa dirinya memiliki koneksi dengan keempat dewa penjaga mata angin.Oleh karena itu, dia harus bertemu dengan masing-masing dewa untuk memperkuat dirinya dengan latihan dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.Tidak ada satupun orang yang masih mengetahui niat asli Eiji. Bahkan Satsuki dan Jirou hanya menganggap Eiji ingin menjadi lebih kuat demi memenangkan Linked Tournament dan mendapatkan hadiah besar dari Suei.Namun, yang Eiji inginkan lebih dari itu. Hal yang tidak bisa di gantikan dengan sebuah uang, yaitu nyawa. Puluhan player yang terjebak di dalam Linked Evolution dan terlibat dengan Linked Tournament, dia ingin berusaha memenangkan turnamen agar tidak ada yang terbunuh secara nyata di dalam game tersebut.**Hari yang panas dan matahari yang bersinar terik di
Eiji yang melihat tubuh partikel dari Shinha yang memecah dan membaur dengan udara, menggertakan gigi dan mengepal erat tangannya penuh amarah.Bagaimana tidak? Seorang remaja berumur 17 tahun dan belum lama menduduki bangku SMA kelas dua. Kini, dia terjebak di sebuah death game dan telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.Shinha terlihat jelas bahwa dia bertarung demi mempertahankan hidupnya, dan dia tidak mempunyai pilihan lain. Begitu juga dengan Eiji sendiri. Tidak ada kemunafikan di dalamnya, mereka sebagai manusia pasti akan memiliki insting untuk bertahan hidup.Oleh karena itu lah, Eiji sangat membenci Suei dan Linked Evolution yang telah menjebaknya.“Lagi-lagi… aku membunuh seseorang!”Dirinya terjatuh di kedua lutut yang menopang tubuhnya. Eiji melihat kedua telapak tangannya yang sudah merenggut nyawa seseorang.Penyesalan dan amarah. Dua kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Eiji saat i
Eiji terkejut ketika mendengar ucapan Shinha. Di suruhnya untuk menyerah? Apa maksud Shinha saat itu? Wajah Eiji tertegun heran dan menatap ke arah Shinha penuh kebingungan.“A-apa maksudmu?”Namun, Shinha sendiri terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia kembali menegaskan kalimatnya kepada Eiji.“Menyerahlah. Kau tidak ingin ada pertumpahan darah bukan?”“Tu-tunggu. Kenapa….”“Jika kau tidak ingin menyerah, maka tidak ada gunanya untuk berdiskusi. Aku tidak bisa mempercayai ucapanmu itu”“Kenapa?! Aku mengatakan yang sejujurnya! Aku tidak ingin orang-orang mati karena turnamen dan jebakan Suei ini!”Eiji semakin bingung dengan ucapan Shinha. Dia mencoba untuk menghindari pertarungan dan korban jiwa di dalam game tersebut. Namun, berdasarkan dari ucapannya, Shinha memang menolak keras untuk percaya kepadanya.Dan itu karena….“Kau se
Di kala Natsuki di landa kebingungan, tubuh Eiji yang mulai terbentuk dari ribuan partikel di pindahkan ke sebuah tempat yang tak di ketahuinya.Pohon yang begitu tinggi dan dedaunan yang lebat. Tak ada suara apapun selain hembusan angin sejuk yang menggoyangkan setiap daun berirama merdu.Di tengah kesepiannya itu, Eiji menoleh ke kiri kanan untuk mencari tahu bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan.“Hutan?”“Jirou! Satsuki!”Eiji berteriak memanggil nama kedua temannya. Namun, tak kunjung ada jawaban yang merespon teriakannya yang cukup keras itu.“Sialan, notifikasi itu! Tak kusangka hari ini adalah ronde pertamanya di mulai! Baru saja selesai melawan ancaman di kota Genbukai, waktunya benar-benar tidak tepat!”Merujuk kepada notifikasi panel yang memberikan hitung waktu mundur, Eiji baru saja menaydari bahwa dirinya telah kehilangan hitung dalam hari. Dua minggu berlalu dengan cepat, dan ta
Eiji menarik nafasnya secara perlahan dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Setelah itu….“Natsuki, kenapa kau tiba-tiba berhenti dari pekerjaanmu itu?”“Ah, itu ya. A-aku… ingin memulai hal baru….”Eiji memiringkan kepalanya seolah tidak terlalu memahami jawabannya yang begitu singkat dan menggunakan suara yang terbilang pelan.“Memulai hal baru?”Natsuki mengangguk pelan seolah meng-iyakan pertanyaan Eiji.“Iya. Melakukan seperti itu melelahkan juga, terlebih lagi alasanku berhenti itu juga karenamu….”Suara Natsuki semakin kecil di akhir kalimat, sehingga Eiji tidak mendengar dengan jelas bagian terakhirnya. Namun, Eiji tidak berusaha untuk bertanya lebih lanjut akan hal itu.“Yah, kurasa kau pasti mempunyai alasan sendiri. Tetapi, hari ini aku datang bukan hanya ingin membicarakan hal itu”“Eh?”Tiba-tiba saja,
Malam telah berlalu dan berganti dari bulan yang bersinar menyinari kegelapan, menjadi matahari yang memberikan kehangatan di pagi hari.Sinar mentari yang lembut itu menyinari kota Genbukai yang di penuhi dengan penduduk kota yang berkehidupan normal seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi.Terlibatnya Eiji dan teman-temannya telah membuat kota Genbukai terbebas dari ancaman. Dan kini, Eiji yang sedang berjalan di tengah kota bersama Jirou, Satsuki dan Tiara pun melihat penduduk kota yang memiliki senyuman di wajahnya.Dia berjalan melewati lalu lalang kota, dan juga lokasi di saat dia bertarung dengan LoneWolf. Tempat yang sebelumnya sudah hancur itu telah di perbaiki dengan cepat dalam kurun waktu kurang dari 5 hari.Dan seiring lamanya dia berjalan, Eiji berdiri di depan sebuah bangunan layaknya klub dan masuk ke dalamnya. Tempat yang seharusnya menjadi hiburan malam itu, tentu saja akan sangat sepi ketika berada di waktu matahari masih bersinar.
Sebuah penjelasan yang cukup memukul Eiji di kepala itu benar-benar membuatnya terkejut. Dia yang sebelumnya masih berada di ambang-ambang dengan teori tidak berdasarnya, tiba-tiba saja di perkuat dengan ucapan Genbu sendiri.Wajahnya seperti membeku dan ekspresinya tidak berubah sejak awal dia mendengar hal tersebut.“Ja-jadi… itu benar?” gumam Eiji“Ya….” sahut Genbu sambil menganggu pelanEiji masih cukup sulit untuk mempercayainya. Bahwa teknik baru yang dia miliki ternyata di berikan oleh Genbu. Seolah menjadi kunci untuk membuka skill terkunci tersebut dan menjadikannya sebagai jurus terkuat Eiji untuk saat ini.Namun, tentu saja dia masih sedikit bingung. Satu pertanyaan yang muncul di benaknya itu adalah, kenapa dirinya? Dan kenapa baru sekarang?Eiji yang kebingungan mengangkat wajahnya dan menyingkat pertanyaannya hanya menggunakan satu kata.“Kenapa?” tanya EijiHanya