Share

Bab 66

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2025-02-18 23:00:43

Bab 66

"Mas..."

Farhan menunduk, mendekatkan diri agar bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Aku di sini. Ada apa?" tanya Farhan.

Sonya tersenyum lemah.

"Aku ingin kita bicara... tentang sesuatu yang penting."

Farhan terdiam, melihat wajah pucat Sonya yang tampak begitu lelah. Dia tahu ini bukan percakapan biasa. Ada sesuatu yang lebih berat yang ingin disampaikan oleh Sonya.

Sonya menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Mas... aku tahu selama ini aku sudah banyak salah. Aku... aku menyadari aku telah menghancurkan kebahagiaanmu."

"Sonya, jangan bicara seperti itu. Aku juga punya kesalahan. Semua yang terjadi bukan cuma karena kamu," sahut Farhan lirih.

"Aku tahu, tapi aku ingin minta maaf. Aku yang mendorong kamu jauh dari Lisa. Aku yang membuatmu terjebak di antara perasaanmu padanya dan tanggung jawabmu padaku."

Farhan menunduk, merasakan kehangatan air mata yang mulai mengalir di
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 67

    Bab 67Waktu berlalu perlahan bagi Farhan. Meskipun dukungan Lisa dan Davin membantunya melewati masa-masa sulit, luka yang ditinggalkan oleh kematian Sonya belum sepenuhnya sembuh. Setiap kali melihat Davin, Farhan merasa ada harapan, tapi setiap kali berada sendirian, perasaan bersalah dan duka kembali menghantui.Di hari-hari berikutnya, Farhan mulai lebih sering berinteraksi dengan Lisa. Bukan hanya sebagai orang tua dari Davin, tapi sebagai sahabat yang saling mendukung. Lisa selalu hadir, menemani Farhan melewati momen-momen sulit, meskipun hubungan mereka belum kembali seperti dulu.Lisa sendiri semakin sering menghabiskan waktu dengan Satria. Hubungan mereka berkembang secara alami, meski Lisa belum sepenuhnya membuka hati. Satria selalu sabar, menunggu Lisa siap, dan kehadirannya memberikan kenyamanan yang stabil dalam hidup Lisa.Davin juga mulai semakin dekat dengan Satria. Setiap kali mereka bertiga menghabiskan waktu bersama, Satria s

    Last Updated : 2025-02-19
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 68

    Bab 68KECELAKAAN DI TENGAH MALAMMalam sudah larut. Farhan mengemudi seorang diri di jalan yang lengang, satu-satunya penerangan berasal dari lampu mobilnya yang menerobos gelapnya malam. Jarum jam di dasbor menunjukkan pukul 11.45 malam. Kelopak matanya terasa berat setelah seharian bekerja. Beberapa kali ia menarik napas panjang, mencoba mengusir kantuk yang mulai datang.Di jalanan yang sepi, ia sesekali melihat bayangan pepohonan yang bergoyang tertiup angin. Suasana begitu hening, hanya suara mesin mobil yang terdengar mengisi kesunyian. Sesekali, ia melirik kaca spion, memastikan tak ada kendaraan lain di belakangnya.BRAK!Farhan tersentak ketika mobilnya menghantam sesuatu. Ia segera menginjak rem dalam-dalam. Jantungnya berdegup kencang, dan tangannya mencengkeram setir erat-erat. Saat menoleh ke depan, matanya membelalak melihat seseorang tergeletak di jalan.“Ya Tuhan…”Dalam beberapa detik, ia hanya duduk terpaku, men

    Last Updated : 2025-02-19
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 69

    Bab 69Aku ingin kamu… menikahi putriku, Najwa.”Ruangan mendadak terasa membeku.Najwa mendongak dengan mata membelalak. “Ayah, apa yang Ayah katakan?"Pria itu tersenyum tipis, meski tampak sangat lemah. “Najwa… kau sendirian di dunia ini. Aku tidak ingin meninggalkanmu tanpa perlindungan…” suaranya semakin melemah, tetapi setiap kata yang ia ucapkan begitu jelas.Farhan merasakan jantungnya berdegup kencang. “Pak, saya ....”Pria itu menggenggam tangannya, meski cengkeramannya lemah. “Aku memohon padamu…”Air mata Najwa kembali mengalir. “Ayah, jangan seperti ini… Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak butuh pernikahan seperti ini.”Dengan lemah, pra itu menggelengkan kepalanya.“Aku ingin pergi dengan tenang, mengetahui bahwa kau akan baik-baik saja…”Farhan merasakan dilema yang luar biasa. Ia ingin menolak. Bagaimana mungkin ia menikahi seseorang yang baru saja ditemuinya? Tetapi, melihat mata

    Last Updated : 2025-02-19
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 70

    Bab 70SATU MINGGU KEMUDIAN Satu Minggu kemudian, Farhan kembali dan menjemput Najwa. Meskipun enggan, mau tidak mau dia harus ikut pria tersebut. Apapun alasannya, pria itu saat ini telah sah menjadi suaminya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima jam, mereka pun sampai di apartemen. Najwa menatap gedung tinggi di hadapannya dengan perasaan campur aduk.“Perhatikan caranya agar kamu bisa keluar masuk sendiri tanpa bantuanku,” ujar Farhan. Meskipun tak menjawab apa-apa, namun Najwa tetap memperhatikan bagaimana caranya dan nomor lantai tempat dia akan tinggal.Sesampainya di depan apartemen, Farhan segera membuka pintu setelah sebelumnya memasukkan kode kunci pintunya. Najwa masuk seraya menatap sekelilingnya dengan perasaan takjub. Apartemen itu didesain dengan tema sederhana, namun elegan, sangat kentara jika pemiliknya adalah seorang pria. Semakin ke dalam, mata Najwa semakin dimanjakan dengan perabotan yang terlihat mewah dan berkelas.

    Last Updated : 2025-02-20
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 71

    Bab 71Pagi harinya, Farhan membawa Najwa makan di cafe yang berada di lantai bawah apartemen tersebut. Di samping cafe, ada sebuah pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai macam barang kebutuhan mereka secara lengkap. Usai makan pagi, Farhan meminta Najwa berbelanja barang kebutuhan pribadi dan dapur. Setelah mendapatkan semuanya, mereka pun kembali ke apartemen, lalu menata barang belanjaannya. Usai merapikan barang belanjaannya, Najwa terlihat celingukan. Dia merasa kebingungan menggunakan kompor yang berada di sana. Akhirnya dengan terpaksa, dia menghampiri Farhan yang tengah bersantai di ruang tengah.“Em ... Om!” “Ada apa?”“Aku mau buat teh.”“Terus?”“Em ... aku gak bisa nyalakan kompor,” ujar Najwa malu-malu. Dengan malas, Farhan pun bangkit, lalu mengajarkan cara menggunakan beberapa peralatan elektronik yang berada di dapur. Karena pada dasarnya dia anak yang pintar, Najwa dapat dengan mudah mencerna apa yang diajarkan oleh Farh

    Last Updated : 2025-02-20
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 72

    Bab 72Kali ini, tujuan Farhan adalah restoran. Dia mengajak Najwa untuk mampir makan siang terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan agenda belanja.“Tunggu!” ujar Farhan saat Najwa hendak turun. Najwa menghentikan gerakannya seketika.“Ada apa?” tanya Najwa bingung. Tanpa menjawab pertanyaan Najwa, Farhan segera meraih paper bag belanjaan mereka, lalu mengambil beberapa buah barang.“Ganti baju dulu sana!” perintah Farhan.“Disini?” tanya Najwa bingung.“Iya, cepetan! Saya tunggu di depan.” “Ta—tapi ....”“Gak usah pakai protes bisa gak sih?” ujar Farhan dengan kesal.“Gak kelihatan dari luar,” lanjutnya, lalu melangkah keluar dari mobil. Najwa terdiam sejenak di posisinya, lalu berpindah ke bangku belakang dan berganti disana. Meskipun merasa kikuk, namun dia malas untuk kembali berdebat. Setelah selesai, dia pun segera turun, lalu mengamati mobil tersebut dari luar.‘Benar juga, tidak terlihat dari luar,’ gumamnya dalam hati.“K

    Last Updated : 2025-02-20
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 73

    Bab 73"Ma, ini hidupku. Jadi, biarkan aku sendiri yang menentukan jalanku. Mama tidak perlu ikut campur. Sudah cukup selama ini mama mengatur hidupku," sahut Farhan dengan tegas."Kamu ... Mama melakukan semua itu demi kebaikan kamu!" seru Arum."Ralat. Semua itu hanya demi kebaikan mama, bukan aku.""Farhan!" sentak Arum. Dia tidak terima mendengar ucapan putranya tersebut.Arum menatap putranya, ekspresinya mencerminkan kekecewaan yang mendalam. "Kau akan menyesal, Farhan. Gadis ini bukan siapa-siapa. Dia tidak akan pernah cocok untukmu."Sementara itu, Najwa hanya bisa menahan air matanya. Ia tahu, sejak awal ia tidak diinginkan di sini. Ia bukan bagian dari dunia mereka.Farhan meraih tangan Najwa dengan lembut, memberi isyarat agar gadis itu kembali ke kamar. Najwa menurut, meninggalkan ruangan dengan hati yang hancur.Saat pintu kamar tertutup, Farhan kembali menatap ibunya."Aku tidak peduli den

    Last Updated : 2025-02-21
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 74

    Bab 74"Sayang, tunggu!" seru Tasya tidak terima ditinggalkan."Sayang!" seru Tasya lagi. Sayangnya, Farhan tidak mengindahkan seruan tersebut. Dia justru mengunci diri di dalam kamarnya."Ish, nyebelin!" gerutu Tasya. Dengan kesal, dia menghentakkan kakinya seraya melangkah menuju dapur.“Hei, kamu!” seru Tasya pada Najwa. Merasa mendengar suara, Najwa pun berbalik dan melihat keberadaan kekasih sang suami yang tengah berdiri tidak jauh dari posisinya.“Saya?” tanya Najwa memastikan.“Tentu saja. Memangnya disini ada orang lain selain kamu,” ujar Tasya dengan kesal.“Ada apa?” tanya Najwa. Dia malas meladeni sikap kasar dan tidak bersahabat wanita di hadapannya tersebut."Jangan coba-coba menggoda Mas Farhan karena kami akan segera bertunangan. Meskipun kamu keponakannya, aku gak bisa percaya sama kamu begitu saja," ujar Tasya dengan ketus."Terserah!" sahut Najwa dengan jengah, lalu melangkah meninggalkan wanita tersebu

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 84

    Bab 84Farhan merasa sangat terkejut saat mendapati seorang pria keluar dari apartemennya. Spontan, dia menatap Najwa dengan tajam. Mendapat tatapan sedemikian rupa, Najwa hanya bisa menundukkan wajahnya. Farhan mengalihkan pandangannya pada Jonathan.“Siapa kamu? Kenapa ada di sini?” tanya Farhan dingin pada Jonathan. Jonathan melirik Najwa sejenak sebelum menjawab pertanyaan pria di hadapannya.“Saya Jonathan, Om, tetangga sebelah sekaligus teman Najwa di kampus. Wa, aku balik dulu ya!” pamitnya lagi. Usai berpamitan, dia pun segera melangkahkan kakinya meninggalkan unit tersebut. Belum jauh dia melangkah, pintu unit yang ditinggali Najwa ditutup seketika. Farhan kembali menatap Najwa dengan tajam. Sementara itu, Najwa masih menundukkan wajahnya tidak berani menatap wajah pria tersebut.“Berani sekali kamu memasukkan seorang pria ke apartemen,” ujar Farhan dingin.“Ma—maaf, Om. Ta—tadi itu ... dia bantu aku bawa barang belanja

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 83

    Bab 83“Hai, mau gue antar pulang?” tawar Jonathan yang tiba-tiba muncul di hadapan Najwa. Saat ini, Najwa tengah menunggu taksi online yang dipesannya melalui aplikasi.“Gak, makasih!” sahut Najwa cuek.“Ayolah, kita kan tetangga!” bujuk Jonathan.“Udah dibilang gak usah, ya gak usah. Kenapa ngeyel sih?” protes Najwa. “Gue kan cuma pengen nganterin situ pulang,” bujuk Jonathan.“Gak perlu!” sahut Najwa ketus. Mendapat jawaban ketus Najwa, bukannya marah, Jonathan justru terkekeh geli.“Ternyata lo galak juga ya!” ujar Jonathan dengan senyum dikulum.“Baru tahu?”“Sayangnya iya dan itu bikin gue makin penasaran,” ujar Jonathan seraya berbisik.“Jangan dekat-dekat,” sentak Najwa.“Jangan galak-galak dong. Asal kamu tahu, di kampus ini gue ini jadi pria paling didambakan jadi pacar,” sahut Jonathan dengan penuh percaya diri.“Itu mereka, bukan aku,” sahut Najwa. Selang tak berapa lama kemudian, taksi y

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 82

    Bab 82Jonathan tersenyum kecut mendengar ucapan sahabatnya tersebut. Nyatanya, yang dia ucapkan memang benar adanya. Entah sudah berapa banyak barang branded yang dia beli untuk menyenangkan kekasihnya tersebut, belum lagi uang yang dia gelontorkan untuk perawatan kecantikan dan jajan wanita itu. “Jo, daripada sama Hera, mending lo deketin cewek model begitu. Dijamin pasti masih ori!” ujar Tio seraya menunjuk salah satu arah dengan dagunya. “Yang mana?” tanya Gerry penasaran. “Yang pakai baju hijau itu,” sahut Tio. Spontan, mereka menoleh dan menatap arah yang ditunjuk pria tersebut. Jonathan tersenyum tipis saat menyadari siapa yang ditunjuk sahabatnya tersebut.“Manis,” ujar Gerry. “Ya udah, lo gebet sana!” sahut Jonathan.“Mana boleh? Silvy mau gue kemanakan?” protes Gerry.“Kali aja lo khilaf,” sahut Tio seraya terkekeh.“Gak akan. Si Jonathan tuh, mumpung jomblo,” sahut Gerry.“Bukan tipe gue!”

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 81

    Bab 81 Najwa baru saja merebahkan tubuhnya setelah seharian di kampus ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Dengan malas, Najwa pun melangkah dan membukakan pintu. Najwa menelan ludah kasar saat menyadari siapa yang datang. Arum. Ibu Farhan itu menatapnya tajam, seolah Najwa adalah noda yang mencemari hidup putranya. “Kamu masih di sini?” suara Arum terdengar tajam. Najwa tidak langsung menjawab. Ia mencoba menenangkan dirinya, meskipun jantungnya berdegup kencang. “Saya… baru pulang dari kampus,” jawabnya pelan. Arum melipat tangan di dadanya, tatapannya penuh penghinaan. "Jangan pura-pura polos, Najwa. Kamu tahu betul kenapa aku ada di sini. Aku ingin kamu keluar dari kehidupan Farhan.” Najwa mengepalkan tangannya. Ia sudah menduga bahwa Arum tidak menyukainya, tetapi mendengar kata-kata itu langsung dari mulut wanita itu tetap menyakitkan.

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 80

    Bab 80Dengan penuh semangat, Najwa mengayunkan langkahnya menuju stand yang berjejer rapi. Dia membeli dan mencicipi jajanan tersebut hingga kedua tangannya penuh dengan makanan. Setelah mendapatkan aneka macam camilan dan minuman, dia mengajak Farhan kembali ke mobil dan menikmati jajanan tersebut disana.“Beli jajan segini banyak, apa bisa habis?” tanya Farhan heran.“Kan dimakan berdua,” sahut Najwa.“Gak deh, makasih, kamu saja yang makan,” sahut Farhan seraya melirik jajanan tersebut.“Kenapa? Ini enak lho!” sahut Najwa santai. “Itu makanan tidak sehat.”“Siapa bilang? Tidak semua makan kaki lima tidak sehat. Banyak kok pedagang kaki lima yang higienis,” sahut Najwa.“Tapi tetap saja bahan yang mereka pakai murahan.”“Om pikir bahan murahan tidak sehat? Buktinya aku sampai sekarang masih hidup sehat wal afiat.”“Tapi kurus kering,” ejek Farhan.“Yang penting kan sehat. Ini enak lho!” ujar Najwa seraya mencicipi s

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 79

    Bab 79Wahana pertama yang mereka kunjungi adalah ombak banyu. Di wahana ini, kita bisa merasakan sensasi terombang-ambing seperti berada di lautan. Setelah puas bermain disana, Najwa mengajak Farhan naik ke wahana kora-kora atau galeon. Wahana yang mirip seperti ayunan raksasa ini cukup memacu adrenalin penumpangnya. Jika kamu pergi ke pasar malam dan mendengar teriakan, bisa dipastikan itu bersumber dari wahana ini.Setelah selesai, Najwa mengajak Farhan ke rumah hantu. Meskipun ketakutan,namun dia terus melangkah dan menyelesaikan tantangan melewati wahana tersebut.“Kalau takut, ngapain masuk?” protes Farhan.“Kan pengen, aku selalu penasaran setiap teman-teman bercerita mengenai wahana-wahana seperti ini,” sahut Najwa. Farhan tak berani protes lagi. Dia paham betul jika gadis di sebelahnya tersebut jarang sekali pergi ke tempat hiburan. Jadi, daripada protes, dia lebih memilih menuruti gadis itu. Dia terus mengikuti langkah gad

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 78

    Bab 78“Baru pulang?” tanya pria tersebut.“Iya, Om. Om sendiri juga baru pulang?” Najwa balik bertanya.“Iya, tadi jalanan lumayan macet. Gimana acara nontonnya? Seru?” tanya Farhan. Mereka melangkah beriringan menuju unit yang mereka tempati.“Seru banget. Ini pengalaman pertama buat aku!” sahut Najwa.“Kamu belum pernah nonton bioskop?” tanya Farhan heran. Najwa menggelengkan kepala dengan polosnya.“Kan Om tahu sendiri bagaimana kehidupanku. Jangankan buat nonton, bisa makan setiap hari aja sudah syukur!” sahut Najwa. Farhan menganggukkan kepalanya tanda mengerti.“Maaf ya, selama disini, saya belum bisa mengajak kamu kemana-mana,” ujar Farhan.“Tidak apa, Om, aku paham kok. Aku tahu Om sibuk,” sahut Najwa.“Bagaimana kalau nanti malam kita jalan-jalan? Gak usah jauh-jauh, kita keliling kota saja!” usul Farhan.“Memangnya Om gak sibuk? Biasanya kan weekend gini Om jalan sama Davin!” ujar Najwa.“Davin sedang ke

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 77

    Bab 77“Om itu orangnya sibuk kerja,” sahut Najwa.“Hari libur? Weekend?” tanya Maya lagi.“Kadang ngajak aku keluar sih, cuma dia lebih sering menghabiskan waktu dengan anaknya.”“Ow … tinggal sama istri dan anaknya juga?”“Bukan, gak gitu. Jadi, omku dan istrinya itu sudah bercerai dan anaknya ikut istrinya. Gitu,” sahut Najwa memberikan penjelasan. Kedua temannya pun menganggukkan kepala tanda mengerti.“Berarti kamu memang jarang ke luar dong ya. Kasihan banget sih kamu,” ujar Maya.“Gini aja, kalau kamu lagi kesepian, kamu bisa main ke rumahku, nanti aku kasih alamatnya deh. Atau kalau gak, kita yang main ke tempat kamu, gimana?” tanya Maya.“Terima kasih ya. Aku senang sekali karena disini aku bertemu dengan teman-teman yang baik seperti kalian,” ujar Najwa tulus.“Santai saja, aku juga senang kok bisa kenal kamu sama yang lain juga. Entah kenapa, sejak awal bertemu, aku merasa nyaman aja gitu!” sahut Maya.“Idem

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 76

    Bab 76Sudah tiga bulan Najwa dan Farhan menikah. Hubungan mereka masih sama seperti sebelumnya, namun mereka sudah saling terbiasa dengan hubungan yang terjalin. Tasya pun masih sering berkunjung dan selalu menampakkan wajah penuh permusuhan pada Najwa. Farhan sudah berusaha mengingatkan akan sikap wanita itu, namun tetap saja wanita tersebut tak mau tahu. Dia tetap berusaha membuat Najwa merasa tidak nyaman, syukur-syukur dia mau meninggalkan apartemen sang kekasih.***Sudah satu minggu Najwa masuk kuliah di kampus barunya. Beruntung dia memiliki teman-teman yang baik dan asyik di ajak berteman. Saat ini, dia dan teman-temannya tengah asyik bercengkerama di kantin usai menyelesaikan jam kuliah yang pertama. “Habis ini kalian mau kemana?” tanya Nindy.“Mau langsung balik aja deh, memangnya mau kemana lagi?” sahut Maya.“Nonton yuk! Ada film baru di bioskop!” sahut Nindy.“Aku sih oke aja. Yang lain gimana?” tanya Maya.“Aku iku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status