Malam hari di pusat kota Domino. Penuh dengan keramaian membuat suasana terasa hangat di bawah bintang yang menghiasi gelapnya malam. Tepat di sebuah apartemen milik seorang pria di sana dirinya tengah bertelepon dengan seseorang dalam percakapnnya terdengar begitu santai.
“Kau yakin?”
“Benar dia sendiri yang mengatakannya. Kau tidak percaya?”
“Hah tidak masalah bukankah setidaknya aku bisa bertemu dengan pecundang itu.”
“Kau ini tidak berubah rupanya.”
“Jika ada hal seru lagi jangan lupa bilang padaku.”
“Tentu saja Jason.”
Apartemen tersebut ternyata milik Jason Feredict teman masa kuliah Brian. Dia belum lama ini berada di kota Domino. Di tempat yang berbeda di sekitar Baverley orang-orang tengah pulang dari tempat kerja mereka. Stasiun kereta bawah tanah penuh oleh mereka yang baru saja meninggalkan tempat kerjanya. Suasanan begitu sumpek bahkan nafas saja tera
Siang hari dimana Brian harus segera bersiap untuk pergi bekerja. Setelah dirinya selesai mandi dan berganti pakaian sekarang saatnya untuk pergi berangkat ke tempat kerja. Tinggal menunggu 2 hari lagi dirinya akan pindah dari kota ini. Brian yang berangkat menaiki bus dirinya sekarang sudah berada di dalam lift untuk menuju ke lantai dasar. Tidak di sangka ternyata dirinya bertemu dengan seseorang yang dia kenal di dalam lift. Orang itu tersenyum dengan ramah kepada Brian dan menjabat tangannya. Dia berpakaian rapi memakai jas berwarna hitam dan kemeja putih seperti layaknya orang habis mendatangi acara formal. Ternyata orang itu bernama Mario teman masa kuliah Brian. Sekarang dirinya merupakan seorang dermatolog yang bekerja di sebuah rumah sakit di kota Domino. Jika dilihat dari kedatangannya sepertinya dia habis menemui seseorang yang juga kebetulan tinggal di gedung apartemen ini.“Brian. Sudah lama ya bagaimana kabarmu?” ucap Mario kepada Brian sambil menjab
Memasuki waktu sore hari kegiatan yang kini dilakukan adalah menangani pasien operasi mereka datang untuk menjalankan prosedur tersebut. Seorang pasien bernama William dia pengidap kanker otak dirinya sudah lama mengidap penyakit itu namun tidak pernah satu kali pun menyetujui untuk melakukan operasi dikarenakan dirinya tidak ingin gagal dan kemudian mati. Setelah melalui banyak pertimbangan sekarang dirinya tengah merenungkan diri dan akan berpikir untuk sementara waktu. Meski Brian sudha mengatakan bahwa itu tidak akan ada kesalahan namun orang itu terus tidak mau mendengarkan dirinya. Beberapa jam kemudian dia mendapatkan sebuah siraman rohani hingga akhirnya dirinya menyetujui untuk melakukan operasi pengangkatan kankernya. Brian kemudian membawa tuan William dan dirinya juga segera bersiap untuk menjalani operasi. Beruntung karena hanya tuan William yang ada jadwal untuk operasi tersebut. Tidak hanya itu keluarga pasien juga mereka pergi terlebih dahulu pergi pulang karena bany
Semua orang bersorak dengan penuh semangat mereka bertepuk tangan dengan meriah. Konser yang diadakan hari ini sekarang telah selesai. Penampilan yang membuat semua orang yang melihatnya sangat takjub dan luar biasa tidak akan mereka lupakan. Sekarang tepatnya jam 12 malam semua orang pergi meninggalkan lokasi. Di sana Meredy dan temannya juga baru saja keluar dari gedung mereka langsung menuju ke halte untuk naik bus. Mereka berdua menikmati konser dengan semangat dari awal sampai akhir sekarang tepat di depan halte dan di sana mereka menunggu bus yang akan datang. Tidak sampai menunggu satu jam bus pun sekarang sudah datang dan mereka berdua menaikinya. Tepat duduk di bangku paling belakang kebetulan sedang kosong mereka berdua sekarang akan pergi ke rumah Meredy. Dalam perjalanan seorang wanita tua dia tengah mengomel karena dirinya baru saja melihat berita bahwa seorang pria berusia 20 an di temukan tewas bunuh diri di sebuah hotel. Pria tersebut di temukan oleh petugas hotel ya
Ketika Brian membuka matanya dirinya sekarang masih berada di bar dan tepat di depannya berdiri seorang bartender yang memberikan dirinya obat penawar mabuk. Dengan cepat Brian mengambilnya kemudian dirinya meminumnya. Sebelumnya dia kehilangan kesadaran karena efek dari alkohol yang dia konsumsi dalam jumlah banyak. Tidak hanyan itu dirinya juga masih mengingat kejadian siang ini dimana dirinya melihat sosok yang selama ini bersama dengan dirinya ternyata sudah menghianatinya Brian masih sangat kesal sehingga dirinya tidak sengaja memecahkan gelas yang dia pegang. Bartender itu memperhatikan Brian dan dia kemudian memberikan sebuah tisue untuk mengelap darah yang terciprat di tangannya. Bayang-bayang mengerikan itu terus membuat luka di hatinya membuka sehingga dirinya sulit sekali untuk melupakan apa yang sudah terjadi dan menjalani kehidupan seperti biasa. Dia kemudian menghela nafasnya yang berat dan dirinya ambruk lagi dalam kesedihan.“Apa yang terjadi?” uca
Satu hari telah terlewati Brian mampu bekerja dengan baik seperti waktu sebelumnya dan dia sekarang mendapat banyak jadwal dinas. Rumah sakit yang sekarang berada di kota Domino merupakan rumah sakit terbesar di kota ini yang berisikan orang-orang kompeten dalam segala bidang selain itu di sini setiap waktunya banyak sekali pasien yang berobat. Brian sudah terbiasa dengan kondisi yang sangat membuat sibuk dirinya selalu melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Kota Domino merupakan sebuah kota yang bisa dibilang paling sibuk dianatara kota yang lainnya karena di sini merupakan ibu kota. Banyak orang yang berkarir disini. Mereka juga terlihat menikamati kesibukan yang mereka jalani dalam kehidupannya begitu lah yang terlihat. Panorama yang memnjakan mata dan membuat suasana terasa bahagia membuat setiap orang bahagia berada di kota ini. Wajah-wajah yang penuh dengan senyuman memberikan kesan hangat. Brian yang sekarang harus pergi dinas pagi dirinya sudah berada di halte untuk menu
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi Brian kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan dirinya kemudian membuka gorden kamarnya. Cahaya matahari membuat matanya silau. Tidak lama kemudian dirinya duduk sambil mengucek kedua matanya yang saat itu masih mengantuk. Dirinya hari ini dinas pagi selanjutnya dia pergi ke kamar mandi untuk bersiap akan pergi bekerja. Setelah dirinya selesai mandi tidak lama kemudian dia membuka ponselnya dan ada pesan dari pamannya dan menyuruh dirinya untuk menemuinya malam ini setelah dia pulang kerja. Brian kemudian membalas pesan tersebut dan dia melanjutkan kegiatannya yang tengah mempersiapkan diri. Tidak lama kemudian dirinya pergi bekerja. Dalam perjalanan dia sempat mendatangi sebuah toko roti dan membeli beberapa croisant karena dirinya belum sempat untuk sarapan. Ditemani makanan manis dia juga membeli kopi dan menikmatinya beberapa menit di toko roti tersebut sebelum akhirnya dirinya berangkat menuju ke halte untuk naik bus. Setelah dirinya keluar d
Pagi harinya Brian kemudian bangun dari tidur dengan wajahnya yang masih lesu dirinya kemudian beranjak dari tempat tidur dan dia berjalan menuju ke dapur untuk membuka lemari es dan dia mengambil air mineral lalu dia meminumnya. Brian yang masih dalam kondisi tidak stabil dirinya terlihat pucat dan dia kemudian berjalan menuju ke sofa tidak lama kemudian dirinya membaringkan tubuhnya di sofa itu dengan wajah yang masih tidak terlihat bahagia. Dia masih terbayang dengan kejadian sebelumnya dirinya selalu merasa kosong dan seakan tidak bernyawa tidak hanya itu saja dia kemudian melihat ke arah jendela sembari menatap langit. Perasaan dalam dirinya terus bergejolak bagimana tidak dirinya selalu berusaha dengan sebaik mungkin dan kemarin dia baru saja menghancurkan orang lain itu sangat membuatnya frustasi. Dalam perjalanan hidupnya dirinya tidak pernah melakukan tindakan seperti itu dan sekarang dia harus menerima kenyataan hidup yang pahit sebelumnya dia di khianati oleh mantan pacar
Kejadian tersebut membuat banyak orang heboh dan mereka langsung memberitakannya bahkan sampai ada reporter ke rumah sakit tersebut. Brian yang sudah menghadiri pemakaman pasien tersebut kemudian dia pergi ke ruangannya dan du sana dirinya kembali menyalahkan diri sendiri hingga membuat dia sangat frustasi. Hari ke tiga dirinya bekerja di rumah sakit ini kejadian burut mendatanginya bertubi-tubi dirinya kemudian dilanda rasa bersalah yang amat sangat mengganggu mentalnya. Kejadian itu terjadi pagi hari tepatnya pukul 8 pagi dan sekarang dia kembali ke ruang operasi untuk melakukan tindakan kepada pasien selanjutnya yang akan di operasi namun kali ini yang menjadi pimpinan adalah seniornya karena dirinya sedang tidak stabil. Melihat kondisinya yang memang kurang memungkinkan untuk mengambil alih akhirnya Brian menyetujui apa yang di katakan seniornya tersebut dan prosedur operasi pun dimulai setelah pasien sudah berada di ruang tersebut. Kali ini dia adalah seorang pria berusia 40 ta
Hari ini Brian bekerja seperti biasanya di rumah sakit kota Domino dia sedang melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien pasca operasi. Selama ini dia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik sampai dia pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore semua orang hari ini menyudahi pekerjaannya dan mereka pulang ke rumah untuk beristirahat. Brian juga demikian dia pulang ke rumahnya yang berada di sebuah apartemen tidak jauh dari pusat kota. Dirinya begitu melihat pemandangan yang sangat indah membuatnya terkesima dalam waktu cepat. Begitu dia sampai di rumahnya dia langsung duduk di sofa sambil memakan ayam goreng yang baru saja dia pesan lewat pesan antar. Hari yang cukup lelah bagi dirinya sehingga dia menikmati dengan santai. Banyak sekali kejadian yang membuat dirinya merasa harus terkuras energinya. Kematian Hana yang merupakan temannya baru ini menyimpan duka mendalam bagi dirinya dan dia masih mengenangnya karena Hana bukan hanya sebagai teman namun dia juga
Tepat di kediaman Jason. Dirinya sedang meneguk wine sambil duduk dengan santai di kursi ruang kerjanya. Alunan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa elegan. Dia terus menerus menggerakan gelas wine miliknya sebelum kemudian dia meneguknya. Pagi hari yang cukup indah di matanya seakan dia sehabis bermimpi indah. Jason merupakan seorang musisi sebelumnya dirinya sama seperti Yurian yang merupakan seorang pianis. Setelah 3 tahun lamanya dirinya menjadi musisi dan dia sering mengadakan konser di berbagai tempat dan tentunya penggemarnya sudah seperti penggemar selebriti mereka banyak sekali dan bahkan membuat fanbase khusus untuk dirinya yang diberi nama “Jasonius.” Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan tentunya sangat menyukai dirinya. Bahkan setiap kali dia akan mengadakan konser mereka selalu datang dan mendukungnya bahkan di sebuah forum internet dirinya sempat menjadi trending karena hal itu. Jason memang berasal dari kalangan sendok emas dan
Saat ini Brian sedang berada di dalam ruangan kerjanya dia tengah memikirkan apa yang membuatnya penasaran dengan ucapan dokter Maria sebelumnya. Brian kemudian melihat ke arah jam dinding dan masih menunjukan pukul 3 sore. Tidak lama kemudian dia berencana untuk bertemu dengan dokter Maria yang sekarang berada di ruangannya. Dia kemudian bergerak menuju ke lantai 2 dimana mereka akan bertemu dan begitu sampai di sana dirinya melihat dokter Maria sudah menunggu kedatangannya dengan duduk di kursi ruang kerjanya. Meja di mana banyak sekali tumpukan kertas kemudian dokter Maria menghentikan aktivitasnya begitu Brian datang menemuinya dan mereka berdua akan memulai obrolan yang membuat dirinya penasaran.“Brian. Silahkan duduk,” ucap Maria“Langsung saja ke intinya.”“Baiklah ku harap kau bisa menerima ini dengan baik.”“Terserah saja.”“Yurian bukanlah orang yang waras. Dia semakin ke sini semakin
Waktu terus berjalan sampai tidak terasa sudah satu bulan lamanya Yurian dirawat di rumah saikit jiwa dan dia berada di sebuah ruangan yang merupakan ruang dirinya dirawat. Dengan penampilan yang terlihat lusuh dirinya mencoba untuk tetap waras namun kenyataan malah sebaliknya. Dia sekarang sudah seperti orang lain dimana dia terlihat begitu berbeda walau hanya sekilas. Hana yang menjadi susternya saat itu dan terus mendatanginya untuk melakukan perawatan serta pemberian obat. Melihat Hana yang bekerja kerasa dihadapannya membuat Yurian seketika teringat dimana dirinya dahulu merupakan orang yang seperti itu sehingga dia termenung dalam suasana terkejut sampai Hana menyadari akan hal itu dan bertanya kepada dirinya.“Yurian. Apa ada yang anda pikirkan?” tanya Hana kepada dirinya dengan tatapan lembut namun penuh arti“Tidak. Tidak ada apa-apa,” ucap Yurian sambil menggelengkan kepala“Baiklah kalau begitu. Oh iya jika ada yang ingin
Di kediaman Yurian 5 tahun yang lalu. Dia sedang berada di dalam kamarnya sambil membaca sebuah buku musik klasik yang dia dapatkan ketika dirinya masih berumur 5 tahun. Ibunya merupakan seorang musisi dia pemain piolin terkenal bernama Julia Antonius semenjak ibunya menikah dengan ayah Yurian dia berganti nama menjadi Julia Frances. Yurian merupakan anak tunggal dari pasangan yang salah satunya musisi dan yang satunya lagi merupakan dokter bedah terkenal di negeri ini namun mereka bedua pindah ke luar negeri begitu Yurian beranjak remaja. Dirinya menjadi seorang yang mandiri sejak saat itu karena harus bertahan hidup sendirian tanpa ada yang mengasuhnya kecuali orang yang menjadi manajernya di masa depan yang tidak lain adalah sekertaris ibunya. Keluarga Yurian cukup harmonis namun begitu ayahnya pulang dari luar negeri seorang diri Yurian merasa ada kekhawatiran dalam dirinya. Saat itu dia masih berumur 15 tahun dan tidak berani menanyakan hal yang terbilang cukup sensitif. Dia me
Brian dengan sibuk melakukan pekerjaannya tersebut kemudian dia melakukan prosedur operasi kepada pasien dengan bantuan rekan-rekannya. Selama dia melakukan tindakan tersebut dia dengan tenang melakukannya secara hati-hati. Setelah kemudian melanjutkan ke tahap berikutnya dirinya kemudian memotong usus buntu tersebut dan tidak lama kemudian memasukannya ke dalam pipet. Begitu dia selesai melakukan pengangkatan usus buntu itu tidak lama kemudian dia menjahit luka operasinya dengan perlahan sampai akhirnya menutup dengan sempurna. Di bawah lampu operasi dirinya dengan sangat hati-hati menjahit luka tersebut setelahnya dia kemudian membersihkan bekas darah yang berserakan disekitat meja operasi tersebut. Brian kemudian berhasil melakukan prosedur pengangkatan usus buntu.“Akhirnya selesai,” ucap Brian dengan menghela nafas dibalik masker yang dia gunakan“Tidak buruk juga.”“Akan ku bersihkan sisanya. Langsung saja bawa pasien ke ruang
Pembicaraan mereka berdua berlangsung lama. Brian seketika terdiam sambil memikirkan seseuatu yang terdengar familliar. Hana yang melihat Brian terkejut seperti itu membuat dirinya merasa heran. Brian kemudian meneguk wine di gelasnya dan dia masih terlihat begitu memikirkan sesuatu. Tanpa bertanya cukup banyak Hana kemudian melanjutkan makannya dan dalam pikirannya dia masih bertanya-tanya dengan apa yang terjadi kepada Brian seolah dirinya merasakan sesuatu yang aneh dan terkesan penasaran. Selama ini dirinya memang tertarik kepada Brian hanya saja dia tidak dapat mengungkapkannya kerena berbagai alasan. Dia dengan senang sekarang berada bersamanya namun semua itu tidak membuat dirinya merasa cukup dan ingin tahu lebih dalam.“Apa terjadi sesuatu dok?” tanya Hana kepada Brian“Ada sesuatu yang ingin ku pastikan.”“Memastikan apa?”“Apa kau bisa membantuku?” ucap Brian kepada Hana dengan tatapan meyakinkan.
Tepat di hari konser amal Yurian yang diadakan disebuah gedung opera di kota Domino. Banyak orang yang sudah berkumpul untuk meyaksikan konser tersebut. Mereka semua sangat antusias dan bahkan sudah dari pagi berada di tempat itu. Sambil menunggu acara di mulai mereka mengantri dan begitu masuk ke dalam gedung teater ternyata kursi di sana sudah di isi oleh beberapa orang. Brian yang hari ini datang ke lokasi dirinya melihat orang-orang yang berkumpul untuk menghadiri acara tersebut denga sangat senang. Brian kemudian mengantri seperti mereka dan begitu giliran dirinya dia langsung masuk ke gedung. Tepat di dalam gedung dia langsung duduk di kursi penonton bagian tengah. Ini merupakan pengalaman pertamanya di usia segini menghadiri acara musik. Orang-orang yang berada di kursi penonton mereka semua terlihat begitu gembira dan lagi ada banyak anak-anak yang datang ke tempat ini. Tidak lama kemudian seseorang datang menghampiri Brian. Orang tersebut tidak lain adalah Alex teman kerjan
Brian berjalan menuju ke ruangannya dia yang masih merasa kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh dokter Maria hanya menghela nafas panjang. Kehidupan seseorang ternyata tidak bisa ditebak. Brian melihat pintu ruangannya dan kemudian dirinya masuk sambil membawa sebuah rekam medis. Dia kemudian duduk di kursinya dan terus melihat isi dokumen tersebut. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 5 sore dia masih memiliki waktu selama satu jam lagi untuk mengakhiri pekerjaannya hari ini. Dalam benaknya terlintas sesuatu yang membuat dirinya nyaman tidak lain yaitu liburan. Selama beberapa pekan dirinya bekeraja di kota ini dia belum merasakan liburan yang semestinya dia dapatkan. Hanya pekerjaan yang menumpuk dan membuat dirinya seakan diambang ketidak warasan dan ingin sekali melarikan diri bahkan bertekad untuk mengakhiri hidup. Sesuatu yang sangat merepotkan. Suara detik jam membuat dirinya merasa tenang terasa sepi dan membuat dirinya tenang. Brian kemudian melihat ponselnya dan ternya