Home / Romansa / Life or Not / Bab 13 Kebetulan

Share

Bab 13 Kebetulan

Author: Moody Moody
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi harinya begiru Brian membuka matanya ternyata dia tengah berada di ruang tengah dan terbaring diatas sofa dengan keadaan berantakan. Tidak lama kemudian dia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum setelah itu dia duduk di sofa dan mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Ketika dia mencoba mengingat dia melihat jam yang menunjukan pukul tujuh pagi untungnya hari ini dia dinas siang jadi tidak terlambat bangun. Malam itu dia yang masih dalam keadaan mabuk kemudian pulang menggunakan taxi karena sebelumnya dia memang berangkat naik taxi juga. Dengan terhuyung-huyung dia kemudian keluar dari dalam club dan memanggil taxi begitu dia mau naik taxi dia nyaris muntah lagi hanya saja itu tidak terjadi. Kemudian dia mengatakan kepada supir taxi untuk membawanya ke apartemen hingga akhirnya dia berhenti tepat di depan gedung apartemen dengan keadaan masih setengah sadar dia mencoba untuk pergi ke lantai atas dan kemudian memasuki rumahnya itu. Ingatan bahwa sebelumnya dia mun

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Life or Not   Bab 14 Hidup Terus Berjalan

    Disebuah apartemen seorang wanita dengan rambut panjang berwarna cokelat dan memliliki tubuh yang proporsional dia melihat ke sebuah cermin memperhatikan bagaimana penampilannya hari ini dengan percaya diri sambil melantunkan melodi dia terus mengecek riasannya. Tidak lama kemudian datang seorang perempuan yang ternyata merupakan teman kerjanya sebagai idol mereka berdua sedang bersiap untuk pergi ke lokasi syuting karena perempuan berambut cokelat itu harus syuting drama yang dia bintangi. Begitu mereka berangkat di depan apartemennya sudah berdiri seseorang yang di duga merupakan manajer mereka. Temannya itu juga ikut dengannya karena penasaran. Dalam perjalanan menuju ke lokasi syuting mereka dikejutkan dengan berita bahwa drama yang di bintangi rekannya itu mengalami peningkatan rating. Dengan perasaan bahagia mereka bersorak. Tidak lama kemudian akhirnya tiba di lokasi syuting yang merupakan sebuah tempat seperti daratan rendah penuh dengan rumput. Cuaca begitu terik memb

  • Life or Not   Bab 15 Hustle Culture

    Malam itu setelah bertemu dengan Meredy diriku langsung pulang ke apartemen. Hari libur yang cukup untuk sekedar melepas penat yang tertahan selama dalam sepekan ini. Ketika tiba di apartemen Brian membuka pintu kamarnya dan meletakan tas yang di bawanya setelah itu duduk di depan komputernya sambil memainkan game online. Belum lama ini dirinya mengunggah game baru. Di tempat yang berbeda Meredy belum kembali ke rumahnya dia pergi ke pusat perbelanjaan dan melihat-lihat sekitar tidak di sangka dia bertemu dengan Sera. Dengan cepat Meredy pergi ke arahnya dan menyapa Sera.“Hey Sera.”“Iya oh Meredy.“Belanja apa?”“Aku harus mencari makeup untuk dipakai merias.”“Oh kalau begitu bagaimana mencari bersama. Kebetulan aku juga akan belanja kosmetik.”“Baiklah.”Di pusat perbelanjaan mereka berdua mencari kosmetik dengan perasaan senang. Telihat banyak sekali diskon di temp

  • Life or Not   Bab 16 Gossip

    Setelah pak tua itu datang menemui Brian. Dia kemudian langsung termenung di dalam ruangannya. Dan dia dikejutkan dengan kedatangan suster Mei ke ruangannya sambil membawa beberapa dokumen. Tidak lama kemudian setelah menyerahkan dokumen tersebut suster Mei kembali keluar dari ruangan itu tanpa bertanya apa pun yang terjadi. Brian yang langsung membuka dokumen tersebut dan mengisinya dia kembali terlihat seperti sedang tidak terjadi sesuatu dan kembali bekerja. Suster Mei yang baru saja keluar dari ruangan Brian kemudian dia ditanyakan oleh suster dan pekerja lain tentang apa yang telah terjadi. Namun suster Mei hanya menggelengkan kepala dan mereka semua sontak dibuat kecewa.“Astaga harusnya kau tanyakan itu.”“Benar kami juga ingin tahu.”“Bukankah ini sesuatu yang luar biasa.”“Sayang sekali padahal jika aku adalah kau akan ku tanyakan.”“Kalau begitu kenapa tidak kalian tanyakan sendiri saj

  • Life or Not   Bab 17 Permasalahan

    Brian dan kedua temannya itu memandangi orang itu. Ternyata orang itu sadar apa yang dia lihat. Tidak lama kemudian Toni beranjak dari tempat duduknya dan menyapa orang itu menawarkan untuk begabung dengan mereka di sana. Sambil melihat ke arah Brian dan senior dia kemudian mengangguk dan pergi bersama dengan Toni. Brian kemudian menyapanya dan orang itu juga terlihat tidak marah. Senior yang melihat reaksi mereka berdua dia juga memberikan reaksi yang sama terhadapnya. Mereka berempat kini kembali minum-minum dan meskipun tidak sampai mabuk parah kali ini Brian memperingatkan mereka agar tidak mabuk parah karena itu merepotkan. Mendengar ucapan Brian yang memperingatkan mereka dengan senyum meledek mereka mengatakan setuju dengan pendapat Brian. Sebenarnya akhir-akhir ini kami sering pergi minum-minum bukan tanpa alasan. Dalam kehidupan pribadi mereka banyak sekali ujian yang membuat mereka nyaris kewalahan dan menyerah. Akibat dari itu semua mereka minum-minum dengan dalih menghil

  • Life or Not   Bab 18 Hari Sial

    Hari ini merupakan hari yang sial. Tiba-tiba turun hujan dan membuat Brian yang tengah berada di luar rumah harus terjebak di sebuah toko makanan dekat jalan raya. Di sana dia duduk sendirian sambil melihat hujan yang turun deras sekali. Ketika dirinya sedang berteduh dia kemudian di tawari rokok oleh seorang pria tua sepertinya dia usianya sekitar 50 tahun. Dia terus melihat Brian dengan tatapan yang mengasihaninya. Pria tua itu pun duduk di sekitar tempat duduk sambil merokok. Brian yang merasa kesal karena harus menunggu hujan reda dengan begitu dia bisa pulang ke rumahnya. Di tempat makan itu diirnya membeli cemilan hanya sekedar membuatnya tidak merasa bosan. Hujan turun dengan lebat dan kemudian di sertai petir yang membuat dirinya kaget seketika. Pak tua itu masih saja merokok dan kini dia menghabiskan satu bungus rokok yang dia bawa sambil meminum kopi. Udara semakin dingin membuat suasana terasa tidak nyaman. Di samping itu Brian melihat ke arah pemilik toko yang tengah men

  • Life or Not   Bab 19 Bimbang

    Malam hari di pusat kota Domino. Penuh dengan keramaian membuat suasana terasa hangat di bawah bintang yang menghiasi gelapnya malam. Tepat di sebuah apartemen milik seorang pria di sana dirinya tengah bertelepon dengan seseorang dalam percakapnnya terdengar begitu santai.“Kau yakin?”“Benar dia sendiri yang mengatakannya. Kau tidak percaya?”“Hah tidak masalah bukankah setidaknya aku bisa bertemu dengan pecundang itu.”“Kau ini tidak berubah rupanya.”“Jika ada hal seru lagi jangan lupa bilang padaku.”“Tentu saja Jason.”Apartemen tersebut ternyata milik Jason Feredict teman masa kuliah Brian. Dia belum lama ini berada di kota Domino. Di tempat yang berbeda di sekitar Baverley orang-orang tengah pulang dari tempat kerja mereka. Stasiun kereta bawah tanah penuh oleh mereka yang baru saja meninggalkan tempat kerjanya. Suasanan begitu sumpek bahkan nafas saja tera

  • Life or Not   Bab 20 Naik Turun

    Siang hari dimana Brian harus segera bersiap untuk pergi bekerja. Setelah dirinya selesai mandi dan berganti pakaian sekarang saatnya untuk pergi berangkat ke tempat kerja. Tinggal menunggu 2 hari lagi dirinya akan pindah dari kota ini. Brian yang berangkat menaiki bus dirinya sekarang sudah berada di dalam lift untuk menuju ke lantai dasar. Tidak di sangka ternyata dirinya bertemu dengan seseorang yang dia kenal di dalam lift. Orang itu tersenyum dengan ramah kepada Brian dan menjabat tangannya. Dia berpakaian rapi memakai jas berwarna hitam dan kemeja putih seperti layaknya orang habis mendatangi acara formal. Ternyata orang itu bernama Mario teman masa kuliah Brian. Sekarang dirinya merupakan seorang dermatolog yang bekerja di sebuah rumah sakit di kota Domino. Jika dilihat dari kedatangannya sepertinya dia habis menemui seseorang yang juga kebetulan tinggal di gedung apartemen ini.“Brian. Sudah lama ya bagaimana kabarmu?” ucap Mario kepada Brian sambil menjab

  • Life or Not   Bab 21 Harmoni

    Memasuki waktu sore hari kegiatan yang kini dilakukan adalah menangani pasien operasi mereka datang untuk menjalankan prosedur tersebut. Seorang pasien bernama William dia pengidap kanker otak dirinya sudah lama mengidap penyakit itu namun tidak pernah satu kali pun menyetujui untuk melakukan operasi dikarenakan dirinya tidak ingin gagal dan kemudian mati. Setelah melalui banyak pertimbangan sekarang dirinya tengah merenungkan diri dan akan berpikir untuk sementara waktu. Meski Brian sudha mengatakan bahwa itu tidak akan ada kesalahan namun orang itu terus tidak mau mendengarkan dirinya. Beberapa jam kemudian dia mendapatkan sebuah siraman rohani hingga akhirnya dirinya menyetujui untuk melakukan operasi pengangkatan kankernya. Brian kemudian membawa tuan William dan dirinya juga segera bersiap untuk menjalani operasi. Beruntung karena hanya tuan William yang ada jadwal untuk operasi tersebut. Tidak hanya itu keluarga pasien juga mereka pergi terlebih dahulu pergi pulang karena bany

Latest chapter

  • Life or Not   Bab 40 End

    Hari ini Brian bekerja seperti biasanya di rumah sakit kota Domino dia sedang melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien pasca operasi. Selama ini dia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik sampai dia pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore semua orang hari ini menyudahi pekerjaannya dan mereka pulang ke rumah untuk beristirahat. Brian juga demikian dia pulang ke rumahnya yang berada di sebuah apartemen tidak jauh dari pusat kota. Dirinya begitu melihat pemandangan yang sangat indah membuatnya terkesima dalam waktu cepat. Begitu dia sampai di rumahnya dia langsung duduk di sofa sambil memakan ayam goreng yang baru saja dia pesan lewat pesan antar. Hari yang cukup lelah bagi dirinya sehingga dia menikmati dengan santai. Banyak sekali kejadian yang membuat dirinya merasa harus terkuras energinya. Kematian Hana yang merupakan temannya baru ini menyimpan duka mendalam bagi dirinya dan dia masih mengenangnya karena Hana bukan hanya sebagai teman namun dia juga

  • Life or Not   Bab 39 Retak

    Tepat di kediaman Jason. Dirinya sedang meneguk wine sambil duduk dengan santai di kursi ruang kerjanya. Alunan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa elegan. Dia terus menerus menggerakan gelas wine miliknya sebelum kemudian dia meneguknya. Pagi hari yang cukup indah di matanya seakan dia sehabis bermimpi indah. Jason merupakan seorang musisi sebelumnya dirinya sama seperti Yurian yang merupakan seorang pianis. Setelah 3 tahun lamanya dirinya menjadi musisi dan dia sering mengadakan konser di berbagai tempat dan tentunya penggemarnya sudah seperti penggemar selebriti mereka banyak sekali dan bahkan membuat fanbase khusus untuk dirinya yang diberi nama “Jasonius.” Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan tentunya sangat menyukai dirinya. Bahkan setiap kali dia akan mengadakan konser mereka selalu datang dan mendukungnya bahkan di sebuah forum internet dirinya sempat menjadi trending karena hal itu. Jason memang berasal dari kalangan sendok emas dan

  • Life or Not   Bab 38 Sandiwara

    Saat ini Brian sedang berada di dalam ruangan kerjanya dia tengah memikirkan apa yang membuatnya penasaran dengan ucapan dokter Maria sebelumnya. Brian kemudian melihat ke arah jam dinding dan masih menunjukan pukul 3 sore. Tidak lama kemudian dia berencana untuk bertemu dengan dokter Maria yang sekarang berada di ruangannya. Dia kemudian bergerak menuju ke lantai 2 dimana mereka akan bertemu dan begitu sampai di sana dirinya melihat dokter Maria sudah menunggu kedatangannya dengan duduk di kursi ruang kerjanya. Meja di mana banyak sekali tumpukan kertas kemudian dokter Maria menghentikan aktivitasnya begitu Brian datang menemuinya dan mereka berdua akan memulai obrolan yang membuat dirinya penasaran.“Brian. Silahkan duduk,” ucap Maria“Langsung saja ke intinya.”“Baiklah ku harap kau bisa menerima ini dengan baik.”“Terserah saja.”“Yurian bukanlah orang yang waras. Dia semakin ke sini semakin

  • Life or Not   Bab 37 Masa Lalu

    Waktu terus berjalan sampai tidak terasa sudah satu bulan lamanya Yurian dirawat di rumah saikit jiwa dan dia berada di sebuah ruangan yang merupakan ruang dirinya dirawat. Dengan penampilan yang terlihat lusuh dirinya mencoba untuk tetap waras namun kenyataan malah sebaliknya. Dia sekarang sudah seperti orang lain dimana dia terlihat begitu berbeda walau hanya sekilas. Hana yang menjadi susternya saat itu dan terus mendatanginya untuk melakukan perawatan serta pemberian obat. Melihat Hana yang bekerja kerasa dihadapannya membuat Yurian seketika teringat dimana dirinya dahulu merupakan orang yang seperti itu sehingga dia termenung dalam suasana terkejut sampai Hana menyadari akan hal itu dan bertanya kepada dirinya.“Yurian. Apa ada yang anda pikirkan?” tanya Hana kepada dirinya dengan tatapan lembut namun penuh arti“Tidak. Tidak ada apa-apa,” ucap Yurian sambil menggelengkan kepala“Baiklah kalau begitu. Oh iya jika ada yang ingin

  • Life or Not   Bab 36 Mimpi Buruk

    Di kediaman Yurian 5 tahun yang lalu. Dia sedang berada di dalam kamarnya sambil membaca sebuah buku musik klasik yang dia dapatkan ketika dirinya masih berumur 5 tahun. Ibunya merupakan seorang musisi dia pemain piolin terkenal bernama Julia Antonius semenjak ibunya menikah dengan ayah Yurian dia berganti nama menjadi Julia Frances. Yurian merupakan anak tunggal dari pasangan yang salah satunya musisi dan yang satunya lagi merupakan dokter bedah terkenal di negeri ini namun mereka bedua pindah ke luar negeri begitu Yurian beranjak remaja. Dirinya menjadi seorang yang mandiri sejak saat itu karena harus bertahan hidup sendirian tanpa ada yang mengasuhnya kecuali orang yang menjadi manajernya di masa depan yang tidak lain adalah sekertaris ibunya. Keluarga Yurian cukup harmonis namun begitu ayahnya pulang dari luar negeri seorang diri Yurian merasa ada kekhawatiran dalam dirinya. Saat itu dia masih berumur 15 tahun dan tidak berani menanyakan hal yang terbilang cukup sensitif. Dia me

  • Life or Not   Bab 35 Apa yang Harus Kulakukan?

    Brian dengan sibuk melakukan pekerjaannya tersebut kemudian dia melakukan prosedur operasi kepada pasien dengan bantuan rekan-rekannya. Selama dia melakukan tindakan tersebut dia dengan tenang melakukannya secara hati-hati. Setelah kemudian melanjutkan ke tahap berikutnya dirinya kemudian memotong usus buntu tersebut dan tidak lama kemudian memasukannya ke dalam pipet. Begitu dia selesai melakukan pengangkatan usus buntu itu tidak lama kemudian dia menjahit luka operasinya dengan perlahan sampai akhirnya menutup dengan sempurna. Di bawah lampu operasi dirinya dengan sangat hati-hati menjahit luka tersebut setelahnya dia kemudian membersihkan bekas darah yang berserakan disekitat meja operasi tersebut. Brian kemudian berhasil melakukan prosedur pengangkatan usus buntu.“Akhirnya selesai,” ucap Brian dengan menghela nafas dibalik masker yang dia gunakan“Tidak buruk juga.”“Akan ku bersihkan sisanya. Langsung saja bawa pasien ke ruang

  • Life or Not   Bab 34 Meminta Bantuan

    Pembicaraan mereka berdua berlangsung lama. Brian seketika terdiam sambil memikirkan seseuatu yang terdengar familliar. Hana yang melihat Brian terkejut seperti itu membuat dirinya merasa heran. Brian kemudian meneguk wine di gelasnya dan dia masih terlihat begitu memikirkan sesuatu. Tanpa bertanya cukup banyak Hana kemudian melanjutkan makannya dan dalam pikirannya dia masih bertanya-tanya dengan apa yang terjadi kepada Brian seolah dirinya merasakan sesuatu yang aneh dan terkesan penasaran. Selama ini dirinya memang tertarik kepada Brian hanya saja dia tidak dapat mengungkapkannya kerena berbagai alasan. Dia dengan senang sekarang berada bersamanya namun semua itu tidak membuat dirinya merasa cukup dan ingin tahu lebih dalam.“Apa terjadi sesuatu dok?” tanya Hana kepada Brian“Ada sesuatu yang ingin ku pastikan.”“Memastikan apa?”“Apa kau bisa membantuku?” ucap Brian kepada Hana dengan tatapan meyakinkan.

  • Life or Not   Bab 33 Dejavu

    Tepat di hari konser amal Yurian yang diadakan disebuah gedung opera di kota Domino. Banyak orang yang sudah berkumpul untuk meyaksikan konser tersebut. Mereka semua sangat antusias dan bahkan sudah dari pagi berada di tempat itu. Sambil menunggu acara di mulai mereka mengantri dan begitu masuk ke dalam gedung teater ternyata kursi di sana sudah di isi oleh beberapa orang. Brian yang hari ini datang ke lokasi dirinya melihat orang-orang yang berkumpul untuk menghadiri acara tersebut denga sangat senang. Brian kemudian mengantri seperti mereka dan begitu giliran dirinya dia langsung masuk ke gedung. Tepat di dalam gedung dia langsung duduk di kursi penonton bagian tengah. Ini merupakan pengalaman pertamanya di usia segini menghadiri acara musik. Orang-orang yang berada di kursi penonton mereka semua terlihat begitu gembira dan lagi ada banyak anak-anak yang datang ke tempat ini. Tidak lama kemudian seseorang datang menghampiri Brian. Orang tersebut tidak lain adalah Alex teman kerjan

  • Life or Not   Bab 32 Suara Hati

    Brian berjalan menuju ke ruangannya dia yang masih merasa kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh dokter Maria hanya menghela nafas panjang. Kehidupan seseorang ternyata tidak bisa ditebak. Brian melihat pintu ruangannya dan kemudian dirinya masuk sambil membawa sebuah rekam medis. Dia kemudian duduk di kursinya dan terus melihat isi dokumen tersebut. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 5 sore dia masih memiliki waktu selama satu jam lagi untuk mengakhiri pekerjaannya hari ini. Dalam benaknya terlintas sesuatu yang membuat dirinya nyaman tidak lain yaitu liburan. Selama beberapa pekan dirinya bekeraja di kota ini dia belum merasakan liburan yang semestinya dia dapatkan. Hanya pekerjaan yang menumpuk dan membuat dirinya seakan diambang ketidak warasan dan ingin sekali melarikan diri bahkan bertekad untuk mengakhiri hidup. Sesuatu yang sangat merepotkan. Suara detik jam membuat dirinya merasa tenang terasa sepi dan membuat dirinya tenang. Brian kemudian melihat ponselnya dan ternya

DMCA.com Protection Status