Beranda / Fantasi / Lentera Kegelapan / Chapter 48 – Tanda Tanya

Share

Chapter 48 – Tanda Tanya

Penulis: Jiebon Swadjiwa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-30 07:30:35

POV MARIA

Liburan natal dan tahun baru telah tiba, hari ini terakhir kami datang ke sekolah sebelum liburan nanti. Kesibukkan menyambut natal terlihat di mana-mana, tak terkecuali di sekolahku. Seluruh siswa dan siswi saling berlomba memasang hiasan natal di kelas masing-masing. Namun ada yang hilang dari pandanganku hari ini, aku sama sekali tak melihat keberadaan Ray. Sejak tadi pagi aku sudah mencoba mencarinya, tapi tak kunjung aku temukan.

 Seharian ini aku merasa gelisah oleh ketiadaan Ray, hal itu tentu saja membuat Andre menjadi keheranan.

 “Sayang..., kamu kenapa sih?” tanya Andre sambil duduk di sampingku saat kami berada di depan kelas.

 “Hmm..., aku gak apa-apa Dre,” jawabku sambil melirik pada Andre.

 "Oh ya Dre, kamu tahu gak Ray ke mana?" lanjutku

 “Yaelah sayang, kamu kok kayak gak tahu dia saja. Ray itu terkenal dengan mist

Jiebon Swadjiwa

Mohon dukungannya dengan memberikan vote atau kirim masukan kritik dan saran melalui kolom komentar. Terima kasih..

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Samusi
jadi bucin gini..
goodnovel comment avatar
arrahmi
tanda tanya untuk ray dan maria
goodnovel comment avatar
Asha Tiara
maria segitunya banget, padahal andre setia disampinynya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Lentera Kegelapan   Chapter 49 – Batas Sadar

    POV MARIA Aku terbangun lalu membuka mataku, “hai ..., di mana aku?” Seingatku tadi aku sedang di ruang kerja ayahku. Aku bingung keberadaanku yang tiba-tiba berada di sekolah. Mataku mulai menjelajah, tiba-tiba pandanganku tertuju pada sesosok cowok yang berlari masuk ke dalam ruangan gym. "Ray!" Teriakku Aku memanggilnya. Namun suaraku seperti tak di dengarnya, Ray terlihat begitu terburu-buru menghampiri sesosok tubuh yang tergeletak di lantai tempat gym. Ray memeriksa tubuh cewek itu lalu dengan hati-hati membopongnya. Aku mengerutkan keningku, sambil mendekati Ray. Betapa terkejutnya aku saat aku melihat siapa yang dia bopong, ahhh itu tubuhku!! "Kenapa aku?" Tanyaku sambil mengikuti kemana Ray membawa tubuhku yang terlihat tak berdaya. Ray membawaku ke ruang UKS, lalu membaringkan tubuhku di atas ranjang matras, menyelimutiku dengan hati-hati. Tak lama seorang tenaga kesehatan datang m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Lentera Kegelapan   Chapter 50 – Apa yang harus ayah lakukan?

    POV DETEKTIF JOHANAku langsung meraih tubuh putriku yang tiba- tiba ambruk dihadapanku. Hatiku bergetar takut sesuatu yang buruk menimpa putri kesayanganku Maria.“Mar, Maria?! Bunda...., Bunda cepat ke sini!” teriakku dengan panik sambil memeluk Maria."Ayah..., apa yang terjadi dengan Maria?!” tanya istriku yang sepertinya dia berlari untuk sampai di ruang kerjaku.“Ray…panggilkan Ray ayah! Panggilkan Ray!” gumam Maria di sela kesadarannya."Ayah ada apa ini, kenapa dengan Maria?" Tanya istriku, air matanya mulai mengembang di matanya.Aku langsung membawa Maria ke ruang keluarga dan membaringkannya di sofa."Bunda cepat panggil dokter!" Pintaku pada istriku."Panggil ambulan saja," ulangku saat melihat nafas Maria yang semakin tersendat. Aku langsung meraih kotak obat dan memasang inhaler pada pernafasan Maria.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Lentera Kegelapan   Chapter 51 – Maaf, Aku Mencintainya!

    POV Maria Aku masih terbaring di kasurku, tubuhku seakan menjadi rentan karena keadaan hatiku yang terlalu merindukan kehadiran Ray. Aku tahu ayah sudah berusaha mencari info keberadaan Ray, tapi setiap aku melihat ayah pulang dengan wajah yang kusut, aku langsung dapat menebak kalau ayah belum mendapatkan kabar baik yang aku harapkan. “Permisi om, Marianya ada?” samar-samar aku mendengar suara yang sudah hapal di telingaku. “Ya, ohh kamu masuk saja, Maria ada di kamar,” jawab suara Ayah. aku dapat menduga siapa yang datang. "Baik Om, terima kasih," jawab suara cowok dan aku yakin itu Andre. Terdengar suara langkah sepatu yang menaiki tangga dan mendekati kamarku. Pintu kamar di ketuk. Tok... Tok... Tok "Masuklah..," kataku pelan. “Hai Maria sayang...!" suaranya yang sangat aku kenal lalu di susul wajah tampan Andre muncul dari balik pintu kamarku. Senyuman manisnya terukir di bibirnya, aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Lentera Kegelapan   Chapter 52 – Demi Maria

    POV Detektif Johan Bagiku keluarga kecilku adalah segalanya, Maria yang mengalami kondisi drop tentu saja sangat mempengaruhi kondisi mental aku dan istriku, begitupun Justin. Dia lebih suka diam di rumah sejak Maria dilarikan ke rumah sakit. Saat kondisi Maria sudah membaik, kami memilih merawatnya di rumah kami. Kedatangan Andre sore itu membuatku berharap dia mampu memberi penghiburan buat Maria. Makanya aku meminta Andre untuk menemui Maria ke kamarnya. Dan memberi kesempatan untuk mereka berdua. Namun aku terkejut saat Andre memanggiku dengan histeris, kudapati anakku kembali kesulitan bernapas. Aku segera mengambil obat hirupnya. Kukocok alat itu, lalu kupasangkan di mulut Maria dan ia menghirupnya. Maria lalu mengambil nafas dan mulai lega lagi. Ketika tatapanku tertuju pada Andre, aku lihat matanya berkaca-kaca. Tatapannya begitu sendu dan seperti sedang terluka. "Maafkan saya Om, saya tak b

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Lentera Kegelapan   Chapter 53 – Terbentuknya The LMNTAL

    POV ALEX Sejujurnya aku tak tahu siapa sebenarnya diriku, bahkan siapa orang tuaku. Hanya orang-orang di sekitar memanggiku dengan nama Alex. Dari kecil aku hidup di jalanan, menurut orang yang menemukanku, mengasuhku dan bahkan saat umurku enam tahun dia menjualku. Saat aku bayi, dia menemukanku tergeletak begitu saja di emperan sebuah toko kelontong di pinggir jalan. Aku tak menyangkal akan kebaikannya yang sudah merawatku dari bayi, namun kadang aku merasa kesal dan marah bila ingat dia yang sudah memperjual belikanku seperti barang dagangan. Orang yang membeliku ternyata seorang bos sirkus, aku yang masih kecil dan tak tahu apa-apa saat itu. Mulai dipekerjakan untuk melakukan atraksi sirkus dan sering diperlakukan semena-mena. Di sirkus itu, aku sudah bisa mengendalikan elemen angin yaa walau saat itu aku hanya bisa berjalan di atas seutas tali yang dibentangkan, dengan melakukan keseimbangan dari elemen angin yang aku kuasai. Saat itu bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Lentera Kegelapan   Chapter 54 – Target Pertama

    POV ALEX Malam semakin larut, kesunyian menemani setiap langkah kami. Aku, Tim dan Purple mengendap-endap memasuki sebuah gedung bertingkat di samping markas kepolisisan. Ini adalah langkah pertama The LMNTAL untuk mulai menentukan target perburuan. Aku tahu ini bersifat egois untuk anggota The LMNTAL yang lain tapi bagiku untuk menemukan orang yang sudah menembak mati saudaraku adalah suatu langkah awal yang harus kulakukan. Hal itu tentu saja atas hasil kesepakatan dengan semua anggota The LMNTAL yang ada. Ya, aku sudah menentukan siapa yang menjadi target pertama perburuan The LMNTAL, dia adalah orang yang sudah menembak mati Troya. Tim yang mempunyai keahlian sebagai heacker berhasil masuk ke salah satu server SDI, kami pun mendapat satu nama Powel Graham. Powel Graham, pria tinggi besar berumur 40 tahun, dia salah seorang yang terpilih untuk bisa masuk ke SDI dan menjadi salah satu komandan. Sudah seminggu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Lentera Kegelapan   Chapter 55 – Satu Kesempatan

    POV ANDRE Teman-teman di sekolah hampir semuanya mengenalku sebagai Andre anak si penjual bakso, ya itu tak aku pungkiri karena kedua orang tuaku atau lebih tepatnya berawal dari kakekku berprofesi sebagai penjual bakso yang sudah terkenal di kota kecil ini. Bisnis keluarga ini mungkin suatu hari nanti akan diwarisi kepadaku. Walau sejujurnya aku tak menginginkannya. Sejak memasuki usia remaja kedua orang tuaku sudah mulai memberikan aku tanggung jawab untuk ikut andil dalam bisnis keluarga, mulai dari belanja bahan baku, bumbu, memasak, bahkan kadang harus turun untuk melayani pelanggan di warung bakso kami. Sering juga aku merasa risih dengan ledekan teman-teman saat mereka memanggilku dengan embel-embel kata "Bang" saat memanggil namaku, tapi lama-lama aku menyadari kalau hal itu memang sudah menjadi label tersendiri dari keluargaku. Jadi buat apa aku merasa malu lagi, justru sekarang ada rasa bangga di hatiku. Hehehe... Selain dikenal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Lentera Kegelapan   Chapter 56 – Asisten

    POV ANDRETumpukkan arsip masih berserakkan di depanku, yaa seharian ini aku disodorkan setumpuk dokumen untuk dibaaca dan dipelajari. Detektif Johan benar-benar membuatku belejar dan bekerja keras, tapi sedikitpun aku tak keberatan dengan semuanya ini. Aku bahkan banyak belajar dan memahami semua hal yang terjadi di sekelilingku ini. Ternyata tak semudah membuat bakso. Hahaha....Bekerja dengan detektif Johan ternyata bukan hanya untuk menyelidiki tentang keluarga van Bosch, tapi juga untuk kasus-kasus yang lain. Kantor detektif Johan, kini sudah menjadi ruang kerjaku sekaligus rumah kedua buatku. Dengan berada di sini, aku bisa secara rutin menengok kekasih hatiku yang masih saja terbaring di tempat tidurnya. Sesekali aku berdiri untuk meluruskan punggung yang pegal karena terlalu lama duduk.Kupandangi papan kerja yang sudah dipenuhi dengan klipingan berita kematian tragis. Ada beberapa yang ditandai

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07

Bab terbaru

  • Lentera Kegelapan   Chapter 114  –  Kemenangan

    POV RAYAku berlari menghampiri Azazel yang masih berlutut di depan kursi kebesarannya. Tanpa banyak berkata lagi aku menerjang dengan pukuran dan tendangan yang yang bertubi-tubi. Dia sekarang tak lebih dari seorang manusia pengguna elemen, kekuatan yang ada pada tubuh Thomas hanya kekuatan milik Thomas saja.DUESH!Azazel beberapakalu terpelanting, walau begitu dia masih bisa bertahan dengan kekuatan elemen milik Thomas. Azazel pun berusaha untuk balik menyerangku dengan mengeluarkan elemen tanah dan membentuk sebuah palu besar, lalu diayunkan palu itu ke arahku sambil melompat. Aku bersiap menunggunya dengan membentuk palu yang lebih besar dari milik Azazel. Begitu serangan palu Azazel mendekat, dengan kekuatan palu yang aku buat, aku hancurkan dengan sekali hantaman paluku.Azazel bergerak secepat kilat dengan elemen petir, melontarkan panah-panah petir yang dengan mudah aku tangkis. Dia pun berusaha untuk lari, tapi aku tak akan melepas

  • Lentera Kegelapan   Chapter 113 –  Gerhana Palsu!

    POV RAY Ruangan sekarang menjadi terang lagi. Dengan susah payah aku berdiri sambil memegangi dadaku yang terluka. Mataku mulai berkunang-kunang. Darah sudah banyak yang keluar sepertinya. Tapi aku masih harus berdiri. "Creator?" kata Thomas. Tidak. Ia bukan Thomas. Dia Azrael yang telah mengambil alih tubuh Thomas. "Azrael?! Kenapa kamu tidak menjadi tubuhmu saja yang besar itu?" tanyaku. "Justru wujud manusia adalah wujud yang paling sempurna menurutku. Aku cukup menjadikan tubuhnya sebagai vesel untuk kebangkitanku. Segar sekali rasanya setelah lama terkurung di kegelapan oleh lima creator terkutuk itu selama ribuan tahun. Dan aku tak perlu membunuh mereka karena mereka sudah mati. Hahahahahah," kata Azrael. "Ugh!" rasa sakit didadaku. Ah...darah. Darah itu elemen air bukan? Aku terpaksa melakukannya. Obati lukaku siapa namamu? Dia tidak bernama. Tolonglah. Ahh...aku tertolong. Lukaku mulai tertutup.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 112–  Puri, Bertahanlah!

    POV ANDRE Pertarunganku dan Puri melawan laki-laki bernama Hund semakin seru, kami berusaha keras mengalahkan dia, walau beberapa kali kami harus berusaha menghindari semua serangan Hund yang tentu saja pengalaman bertarungnya jauh diatas kami berdua. Sering kali aku kewalahan dan hampir terkena sabetan-sabetan pedang besinya yang super tajam. Tapi beruntung aku terlindungi dengan kayu-kayu yang muncul dari penggabungan jolt yang aku pakai. Namun pertarungan kami mendadak terhenti, perlahan tapi pasti suasana menjadi gelap. Aku dan Puri saling pandang. Begitupun Alex dan teman-teman lainnya. Ada rasa panik yang aku rasakan dan mungkin juga Alex dan yang lainnya juga merasakan. "Puri, apa ini sudah saatnya terjadi gerhana?" Tanyaku sambil mendekati Puri. Puri yang terlihat kelelahan hanya menatapku sendu, lalu mengangguk pelan. "Puri, kita masih belum kalah, kita harus terus bertarung" bisikku sambil

  • Lentera Kegelapan   Chapter 111 –  Kebangkitan Sang Iblis 2

    POV BALANCER Aku kembali berhadapan dengan Robert. lelaki yang telah membunuh adikku satu-satunya. Aku tak dapat melupakan kejadian itu walau sesaatpun, jasad William yang dilemparkannya ke bawah jembatan. William yang berusaha melindungiku dan anakku dari orang-orang biadab ini. Dia tak dapat mengimbangi serangan-serangan yang diterimanya dari para agen SDI yang mengeroyoknya. Sedangkan aku, Ketika itu baru saja melahirkan. Dalam kondisi yang masih lemah Thomas yang sudah mengetahui keberadaanku, memerintahkan untuk membunuh ku juga William. "Balancer, akhirnya kita selesaikan pertarungan kita yang tertunda," kata Robert. Aku yang malas meladeni ucapannya, lalu memanggil kekuatan elemenku, besi. Seperti biasa, aku dengan kuku-kuku besiku sudah siap mencabik-cabik Robert. Aku langsung menerjangnya, melancarkan serangan-serangan untuk bisa cepat mencabik dan membunuhnya. Robert dengan memakai kekuatan joltnya, dia pun m

  • Lentera Kegelapan   Chapter 110 –  Kebangkitan Sang Iblis

    POV RAY Aku mengakui kekuatan Thomas, dia sangat kuat. Walaunsejauh ini aku dapat mengimbangi kekuatannya. Aku yang seorang Creator dapat mengimbangi cara bertarung Thomas, yang tak beda jauh dengan cara bertarungku. Aku berdiri di atas platform yang terbuat dari es, ketika aku mengimbangi dia membentuk golem raksasa bersenjatakan tombak bertarung dengan golem raksasa yang dia buat dengan bersenjatakan pedang. Pertarungan kami cukup aneh sekali, kami tidak melakukan pertarungan langsung. Kami saling melemparkan elemen dan menciptakan berbagai bentuk makhluk yang kamu gerakkan dari jauh. Seandainya ada yang melihat pasti mereka seperti melihat dua orang yang bermain mainan remote control untuk saling mengalahkan. Aku bisa mengimbangi cara bertarung seperti itu. Kalau ada kesempatan baru aku menyerangnya secara langsung dengan melemparkan sesuatu untuk melukainya, begitupun dengan Thomas. Dan Sial. Dia Kuat sekali, tak ada satup

  • Lentera Kegelapan   Chapter 109 –  Pertempuran Akhir 3

    POV ANDREAku, Puri, Alek, Tobi, dan para elemental lainnya, kini berhadapan dengan tiga anggota SDI. Mereka yang masing-masing menggunakan sarung tangan jolt, menyeringai ke arah kami. Senyum merendahkan pun tersungging di wajah mereka. Dengan sangat angkuh mereka mendekat ke arah kami."Halo kalian tikus-tikus elemen, kenalkan namaku John. Ada baiknya bukan, jika sebelum mati kalian mengetahui nama siapa yang sudah membunuh kalian, hahaha..." kata orang pertama sambil tertawa mengejek."Aku Scarlet," kata orang kedua, seorang cewek dengan dandanan layaknya laki-laki."Hahaha..., dan Hund, bersiaplah kalian untuk mati," katanya."Kalian tak lihat apa, jumlah kami banyak. Apa sanggup kalian melawan kami?" tanya Alex dengan lagaknya seperti biasa."Hahaha..., lihat teman-teman. Dia meragukan kita!" Kata John sambil melirik kedua temannya."Hahaha...., mereka memang cari mati John! Hai bocah sebanyak apapu

  • Lentera Kegelapan   Chapter 108 –  Pertempuran Akhir 2

    Pov RayAku dan sang Balancer ibuku memimpin para pengguna elemen menuju senayan, dimana bangunan aneh berada. Kami sudah berada di depan bangunan besar yang menjulang yang mengelilingi Tugu Monas. Menurut ramalan tepat jam dua belas siang nanti akan terjadi gerhana matahari, dimana seluruh planet berada pada satu garis lurus.Sebelum itu terjadi, kami harus bisa mengalahkan Thomas dan menghalanginya untuk menjadi wadah dari kekuatan Azazel. Walau kami tahu, itu tidak akan mudah. Tapi kami pantang untuk menyerah, demi kedamaian di dunia ini.Semua bangunan ini sudah dipersiapkan oleh Thomas. Bagunan yang dibuat dengan menggunakan elemen tanah, besi dan elemen es untuk atapnya."Ray cepat temukan Thomas, Kita tak punya banyak waktu lagi. Sebelum terjadi gerhana Matahari, terlambat saja, kita sudah dapat dipastikan akan binasa," kata Ibuku dengan tegas padaku."Iya Ibu, Ray tahu hal itu," jawabku sambil terus melangkah.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 107 – Pertempuran Akhir Part 1

    POV Ray (6 jam sebelum gerhana)."Sebuah bangunan megah yang aneh tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah, kemunculan bangunan itu disertai dengan terjadinya gempa dahsyat. Gempa yang bukan saja terjadi di sekitar kemunculan bagunan aneh itu, tapi hingga melanda keseluruh kota Jakarta."Sebuah headline dari berita yang muncul di beberapa stasiun televisi nasional, yang tentu saja membuat geger seluruh warga. Apalagi peristiwa gempa telah membuat orang-orang menjadi panik, kaca-kaca gedung pecah. Bahkan sebagian bangunan milik warga ada yang rubuh, hingga ada juga yang rata dengan tanah.Seluruh stasiun televisi menyiarkan fenomena aneh ini. Aparat dari kepolisian dan militer pun mensterilkan sekitar Senayan. Hanya pihak pemberitaan yang bisa mendekati lokasi, walau area yang diliput di batasi. Tapi semua lapisan masyarakat bisa melihat bangunan megah itu dari jauh.Bangunan besar, menyerupai sebuah istana raja-raja. Yang tiba-tiba saja ter

  • Lentera Kegelapan   Chapter 106 – Paman?

    POV MariaLelaki berambut abu-abu itu berdiri si depan kami, senyumnya tersungging. Namun aku tak merasakan keramahan dari senyuman itu, tapi kengerian yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku."Halo Keponakanku, apa kabar?" sapa lelaki itu."Ahhh...., ponakan!" Pikirku."Thomas....," gumam Ray, dia berdiri dengan posisi waspada.Aku heran siapa laki-laki ini, meski menyebut Ray dengan kata keponakan, tapi Ray terlihat tak bergeming dari tempatnya. Sepertinya ada percakapan batin dari kedua orang ini, yang tak bisa aku dengar."Aku hanya ingin menyapa saja, tak apa kan," kata Thomas."Kenapa?""Wajar bukan seorang paman menyapa keponakannya. Apalagi kalau basa-basi ini diperlukan sebelum kita bertemu lagi dalam pertempuran," kata Thomas. Dia menoleh ke arahku."Sore nona, pacarmu Ray?""Thomas, sudahi semua ini. Kamu tahu siapa Azazel bukan?""Aku tahu Ray, hanya saja aku lebih

DMCA.com Protection Status