Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 100: Cahaya Harapan

Share

Bab 100: Cahaya Harapan

Author: Lann
last update Last Updated: 2025-01-18 14:23:40

Ketika cahaya itu muncul, medan pertempuran yang sebelumnya gelap gulita seolah terbelah oleh kekuatan yang tak terlukiskan. Langit yang kelam menjadi terang, dan bayang-bayang yang sebelumnya mendominasi mulai surut seperti gelombang pasang yang mundur.

Arka memicingkan matanya, berusaha memahami sosok yang perlahan muncul dari balik cahaya itu. Langkah-langkahnya tenang namun penuh wibawa. Setiap pijakan sosok tersebut seolah membawa energi yang menyembuhkan tanah yang telah tercemar oleh kegelapan.

Sosok itu mengenakan jubah putih keemasan yang bersinar, dengan pola-pola rumit yang tampak bergerak seperti riak air. Rambutnya memanjang hingga punggung, memancarkan aura bercahaya seperti sinar mentari pagi. Namun, yang paling mencolok adalah matanya—kedua bola mata itu bersinar seperti dua bintang yang mampu menembus jiwa siapa pun yang menatapnya.

Para prajurit yang tadinya hampir kehilangan harapan kini kembali berdiri, terpana oleh kehadiran sosok tersebut. Bahkan bayangan-bayanga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 101: Keputusan yang Mengguncang Dunia

    Cahaya matahari pagi menembus dedaunan hutan yang lebat, menyinari lapisan embun yang menempel pada rumput liar. Di tengah kesunyian alam, seorang pria berdiri dengan pandangan tajam ke arah cakrawala yang dihiasi awan kelabu. Langit, seolah mencerminkan isi hatinya, tampak gelisah, bergemuruh dengan suara yang mengancam. Zhao Feng menarik napas dalam, aroma tanah basah bercampur angin dingin yang menyegarkan paru-parunya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya penuh gejolak. Di tangannya tergenggam pedang yang tidak hanya melambangkan kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab yang luar biasa. "Aku sudah terlalu jauh untuk mundur," gumamnya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh bayangan yang bersembunyi di kejauhan. Langkah kaki terdengar dari belakang, dan suara lembut yang familiar memanggil, "Zhao Feng, apakah kau yakin dengan keputusanmu? Jalan ini akan mengubah segalanya." Luo Xue, dengan jubah putihnya yang tertiup angin, mendekat perlahan. Wajahnya yang bias

    Last Updated : 2025-01-18
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 102: Jalan yang Belum Berujung

    Di dalam kegelapan yang pekat, Zhao Feng berdiri tak bergerak. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun genggaman tangannya pada pedang suci tak goyah sedikit pun. Suara makhluk yang barusan berbicara masih menggema di pikirannya, membuat semua yang ia lakukan terasa seperti permainan yang sudah dirancang sebelumnya.Namun, meski kegelapan memeluknya dengan erat, ada cahaya kecil yang tetap bersinar dari pedangnya. Cahaya itu memancar pelan, seakan mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak semua telah hilang.“Aku tidak boleh berhenti di sini,” gumam Zhao Feng pada dirinya sendiri. “Jika aku menyerah sekarang, segalanya akan benar-benar berakhir.”Bayangan-bayangan yang tadi menyelimuti tempat itu mulai muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Mereka tidak menyerang langsung, melainkan bergerak dengan pola yang menyerupai tarian mematikan, membuat Zhao Feng merasa semakin tertekan.Namun, di saat itu juga, sebuah suara lembut terdengar di telinganya, suara yang tak

    Last Updated : 2025-01-19
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 103: Jejak yang Tersisa

    Kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran besar itu meninggalkan jejak yang begitu nyata. Lembah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini hanya menyisakan tanah hangus dan retakan yang menganga. Angin yang bertiup membawa aroma tajam abu dan debu, menciptakan suasana yang sepi dan menyesakkan. Zhao Feng berdiri di tengah kawah besar, tubuhnya dipenuhi luka dan napasnya masih tersengal. Pedang yang ia genggam kini tampak redup, seperti kehilangan sebagian besar cahayanya. Namun, meski kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya tetap terarah ke depan, mencari sesuatu. “Guru…” bisiknya pelan, namun hanya keheningan yang menjawab. Ia menurunkan pedangnya dan menghapus keringat serta darah yang menetes dari dahinya. Gurunya, yang sempat muncul di tengah pertempuran, kini menghilang seperti embun yang lenyap saat matahari terbit. Tidak ada jejak yang tersisa, tidak ada petunjuk yang menunjukkan keberadaannya. “Apakah itu hanya bayangan… ataukah benar-benar dia?” Zhao Feng m

    Last Updated : 2025-01-19
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 104: Jejak Takdir yang Mengikat

    Di sebuah ruang yang terpisah dari dunia fana, suasana memanas di antara berbagai elemen yang saling berseteru. Setiap inci ruangan tampak diwarnai oleh aura konflik, dengan garis-garis energi yang menghubungkan entitas-entitas kuat di dalamnya. Di tengahnya berdiri seorang pemimpin, wajahnya terukir oleh campuran keputusasaan dan determinasi yang membara.Bayangan masa lalu terlintas dalam benaknya, mengingatkan dirinya pada perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, kali ini, jalan yang dia tempuh terasa lebih berat. Setiap langkah seakan-akan dipenuhi dengan duri, menguji tekadnya untuk terus maju."Apa yang sebenarnya kau cari di sini, Azlan?" suara dingin menggema dari sisi ruangan. Suara itu milik seorang wanita dengan mata yang menyala tajam seperti pisau. Dia adalah salah satu penjaga dimensi ini, seseorang yang tidak pernah gentar menghadapi ancaman apa pun.Azlan menghela napas, mencoba mengatur emosinya yang bercampur aduk. "Aku mencari kebenaran, dan aku tidak akan b

    Last Updated : 2025-01-20
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 105: Perlawanan di Tengah Kepungan

    Kegelapan yang pekat masih melingkupi Azlan, namun kali ini ia merasa sesuatu yang berbeda. Beban berat yang selama ini menghimpit jiwanya mulai tergeser sedikit demi sedikit oleh percikan cahaya di dalam dirinya. Di tengah pusaran kegelapan yang nyaris menelannya, suara dari dalam hatinya menggema lebih kuat. "Bangkitlah, Azlan. Ini belum berakhir." Perlahan, tubuhnya yang sebelumnya tak berdaya mulai merespons. Ia merasakan energi hangat yang mengalir dari inti jiwanya, membakar segala ketakutan dan keraguan yang membelenggu. Ia menggerakkan jarinya, lalu tangannya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya kembali terkontrol. Meskipun gravitasi dari pusaran energi hitam masih menariknya dengan kuat, Azlan berhasil menancapkan pedangnya ke lantai untuk menahan dirinya. Suara gesekan logam dengan batu menggema, memecah keheningan yang mencekam. Ia menatap makhluk itu dengan sorot mata yang penuh dengan keberanian yang baru ia temukan. "Aku tidak akan menyerah," ucapnya tegas, suaranya men

    Last Updated : 2025-01-20
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

    Last Updated : 2025-01-21
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 1: Awal dari Takdir

    Angin dingin malam menusuk kulit Liu Feng saat ia berdiri di tepi jurang yang menghadap lembah luas. Suara desiran angin berpadu dengan suara gemericik air terjun di kejauhan, menciptakan harmoni yang misterius namun menenangkan. Lembah itu tampak tak berujung, diterangi oleh sinar bulan yang pucat. Di kejauhan, bayangan pohon-pohon besar tampak seperti penjaga tua yang menyimpan rahasia yang telah terkubur selama berabad-abad.Liu Feng merasakan dadanya sesak, bukan karena ketinggian atau udara dingin, tetapi karena perasaan aneh yang terus menghantuinya sejak ia tiba di tempat ini. Perasaan itu seperti panggilan, suara tanpa wujud yang berbisik lembut di telinganya, memintanya untuk melangkah lebih jauh, lebih dalam. Namun, ia tahu bahwa setiap langkah ke depan berarti meninggalkan kehidupannya yang lama—sebuah kehidupan yang sudah hancur sejak keluarganya dihabisi oleh tangan-tangan kejam orang-orang yang ia percaya.Malam ini adalah titik balik.“Apakah aku benar-benar siap untuk

    Last Updated : 2024-12-08
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 2: Rahasia Pedang Api

    Setelah menerima tawaran Shen Tao, Liu Feng berdiri di depan rumahnya untuk terakhir kalinya. Desa Batu Tenang, dengan segala kehangatannya, kini terasa terlalu kecil untuk mimpi-mimpinya. Langkahnya berat, tapi hatinya dipenuhi semangat baru. Di satu sisi, ia tahu perjalanan ini adalah awal dari sesuatu yang besar. Namun di sisi lain, ia tak dapat menghilangkan rasa bersalah karena meninggalkan ayahnya yang masih memulihkan diri. "Liu Feng, kau harus percaya bahwa takdirmu ada di luar sana," ujar ayahnya saat ia berpamitan. "Pergilah, jadilah lebih dari apa yang pernah kubayangkan. Aku bangga padamu." Dengan air mata yang tertahan, Liu Feng mengikuti Shen Tao meninggalkan desa. Mereka melewati hutan, bukit, dan jalan-jalan berbatu yang sepi. Selama perjalanan, Liu Feng terus memperhatikan Shen Tao, seorang pria yang tampak tenang namun memancarkan aura kekuatan. "Shifu," Liu Feng akhirnya memberanikan diri bertanya. "Mengapa Anda memilih saya?" Shen Tao berhenti berjalan dan

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 105: Perlawanan di Tengah Kepungan

    Kegelapan yang pekat masih melingkupi Azlan, namun kali ini ia merasa sesuatu yang berbeda. Beban berat yang selama ini menghimpit jiwanya mulai tergeser sedikit demi sedikit oleh percikan cahaya di dalam dirinya. Di tengah pusaran kegelapan yang nyaris menelannya, suara dari dalam hatinya menggema lebih kuat. "Bangkitlah, Azlan. Ini belum berakhir." Perlahan, tubuhnya yang sebelumnya tak berdaya mulai merespons. Ia merasakan energi hangat yang mengalir dari inti jiwanya, membakar segala ketakutan dan keraguan yang membelenggu. Ia menggerakkan jarinya, lalu tangannya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya kembali terkontrol. Meskipun gravitasi dari pusaran energi hitam masih menariknya dengan kuat, Azlan berhasil menancapkan pedangnya ke lantai untuk menahan dirinya. Suara gesekan logam dengan batu menggema, memecah keheningan yang mencekam. Ia menatap makhluk itu dengan sorot mata yang penuh dengan keberanian yang baru ia temukan. "Aku tidak akan menyerah," ucapnya tegas, suaranya men

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 104: Jejak Takdir yang Mengikat

    Di sebuah ruang yang terpisah dari dunia fana, suasana memanas di antara berbagai elemen yang saling berseteru. Setiap inci ruangan tampak diwarnai oleh aura konflik, dengan garis-garis energi yang menghubungkan entitas-entitas kuat di dalamnya. Di tengahnya berdiri seorang pemimpin, wajahnya terukir oleh campuran keputusasaan dan determinasi yang membara.Bayangan masa lalu terlintas dalam benaknya, mengingatkan dirinya pada perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, kali ini, jalan yang dia tempuh terasa lebih berat. Setiap langkah seakan-akan dipenuhi dengan duri, menguji tekadnya untuk terus maju."Apa yang sebenarnya kau cari di sini, Azlan?" suara dingin menggema dari sisi ruangan. Suara itu milik seorang wanita dengan mata yang menyala tajam seperti pisau. Dia adalah salah satu penjaga dimensi ini, seseorang yang tidak pernah gentar menghadapi ancaman apa pun.Azlan menghela napas, mencoba mengatur emosinya yang bercampur aduk. "Aku mencari kebenaran, dan aku tidak akan b

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 103: Jejak yang Tersisa

    Kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran besar itu meninggalkan jejak yang begitu nyata. Lembah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini hanya menyisakan tanah hangus dan retakan yang menganga. Angin yang bertiup membawa aroma tajam abu dan debu, menciptakan suasana yang sepi dan menyesakkan. Zhao Feng berdiri di tengah kawah besar, tubuhnya dipenuhi luka dan napasnya masih tersengal. Pedang yang ia genggam kini tampak redup, seperti kehilangan sebagian besar cahayanya. Namun, meski kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya tetap terarah ke depan, mencari sesuatu. “Guru…” bisiknya pelan, namun hanya keheningan yang menjawab. Ia menurunkan pedangnya dan menghapus keringat serta darah yang menetes dari dahinya. Gurunya, yang sempat muncul di tengah pertempuran, kini menghilang seperti embun yang lenyap saat matahari terbit. Tidak ada jejak yang tersisa, tidak ada petunjuk yang menunjukkan keberadaannya. “Apakah itu hanya bayangan… ataukah benar-benar dia?” Zhao Feng m

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 102: Jalan yang Belum Berujung

    Di dalam kegelapan yang pekat, Zhao Feng berdiri tak bergerak. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun genggaman tangannya pada pedang suci tak goyah sedikit pun. Suara makhluk yang barusan berbicara masih menggema di pikirannya, membuat semua yang ia lakukan terasa seperti permainan yang sudah dirancang sebelumnya.Namun, meski kegelapan memeluknya dengan erat, ada cahaya kecil yang tetap bersinar dari pedangnya. Cahaya itu memancar pelan, seakan mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak semua telah hilang.“Aku tidak boleh berhenti di sini,” gumam Zhao Feng pada dirinya sendiri. “Jika aku menyerah sekarang, segalanya akan benar-benar berakhir.”Bayangan-bayangan yang tadi menyelimuti tempat itu mulai muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Mereka tidak menyerang langsung, melainkan bergerak dengan pola yang menyerupai tarian mematikan, membuat Zhao Feng merasa semakin tertekan.Namun, di saat itu juga, sebuah suara lembut terdengar di telinganya, suara yang tak

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 101: Keputusan yang Mengguncang Dunia

    Cahaya matahari pagi menembus dedaunan hutan yang lebat, menyinari lapisan embun yang menempel pada rumput liar. Di tengah kesunyian alam, seorang pria berdiri dengan pandangan tajam ke arah cakrawala yang dihiasi awan kelabu. Langit, seolah mencerminkan isi hatinya, tampak gelisah, bergemuruh dengan suara yang mengancam. Zhao Feng menarik napas dalam, aroma tanah basah bercampur angin dingin yang menyegarkan paru-parunya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya penuh gejolak. Di tangannya tergenggam pedang yang tidak hanya melambangkan kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab yang luar biasa. "Aku sudah terlalu jauh untuk mundur," gumamnya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh bayangan yang bersembunyi di kejauhan. Langkah kaki terdengar dari belakang, dan suara lembut yang familiar memanggil, "Zhao Feng, apakah kau yakin dengan keputusanmu? Jalan ini akan mengubah segalanya." Luo Xue, dengan jubah putihnya yang tertiup angin, mendekat perlahan. Wajahnya yang bias

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 100: Cahaya Harapan

    Ketika cahaya itu muncul, medan pertempuran yang sebelumnya gelap gulita seolah terbelah oleh kekuatan yang tak terlukiskan. Langit yang kelam menjadi terang, dan bayang-bayang yang sebelumnya mendominasi mulai surut seperti gelombang pasang yang mundur.Arka memicingkan matanya, berusaha memahami sosok yang perlahan muncul dari balik cahaya itu. Langkah-langkahnya tenang namun penuh wibawa. Setiap pijakan sosok tersebut seolah membawa energi yang menyembuhkan tanah yang telah tercemar oleh kegelapan.Sosok itu mengenakan jubah putih keemasan yang bersinar, dengan pola-pola rumit yang tampak bergerak seperti riak air. Rambutnya memanjang hingga punggung, memancarkan aura bercahaya seperti sinar mentari pagi. Namun, yang paling mencolok adalah matanya—kedua bola mata itu bersinar seperti dua bintang yang mampu menembus jiwa siapa pun yang menatapnya.Para prajurit yang tadinya hampir kehilangan harapan kini kembali berdiri, terpana oleh kehadiran sosok tersebut. Bahkan bayangan-bayanga

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 99: Bayangan Tak Berujung

    Langit kembali gelap. Tidak ada bulan, tidak ada bintang, hanya kehampaan pekat yang meliputi seluruh medan perang. Bai Lin dan Yao Mei berdiri di tengah kehancuran, tubuh mereka masih bergetar oleh kekuatan yang baru saja mereka terima dari simbol bercahaya. Namun, kekuatan itu terasa seperti bayangan kecil dibandingkan dengan ancaman besar yang mulai bergerak di sekitar mereka. Dari kejauhan, suara langkah kaki berat bergema, menggetarkan tanah yang retak. Setiap langkah terdengar seperti dentuman palu raksasa yang menghantam dunia. Yao Mei menoleh, napasnya tersengal-sengal. "Bai Lin, kau mendengar itu?" Bai Lin mengangguk, tangannya dengan refleks menggenggam pedangnya lebih erat. "Aku mendengar. Ini belum berakhir." Kabut hitam yang mulai berkumpul di cakrawala terasa hidup. Itu bukan kabut biasa—ia seperti makhluk yang bernafas, bergerak dengan tujuan tertentu. Dari dalamnya, mata merah besar mulai bermunculan, satu per satu, seperti bintang yang baru lahir di tengah malam. N

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 98: Kebangkitan Harapan Baru

    Kehancuran yang menyelimuti tanah itu perlahan menyisakan keheningan yang mencekam. Sisa-sisa medan perang hanya berupa puing-puing dan debu yang beterbangan di bawah langit malam yang penuh bintang. Bai Lin berdiri di tengah kekosongan itu, tubuhnya gemetar dan tatapannya terpaku pada tempat terakhir Liu Feng menghilang. Di sisi lain, Yao Mei menunduk, tangannya mengepal erat seolah berusaha menahan ledakan emosi yang siap meletup."Liu Feng... kau benar-benar..." Bai Lin berhenti, suaranya tercekat. Ia tidak sanggup mengucapkan kata-kata itu, karena hatinya menolak untuk menerima kenyataan.Namun, di tengah keheningan itu, angin berhembus pelan, membawa aroma yang asing namun menenangkan. Dalam hembusan itu, seolah-olah ada suara lembut yang berbisik. Bai Lin dan Yao Mei saling memandang, keduanya merasakan hal yang sama—kehadiran Liu Feng masih ada di sekitar mereka, meskipun tubuhnya telah lenyap.Yao Mei akhirnya memecah keheningan. "Dia tidak benar-benar pergi," katanya dengan s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status