Share

Bab 276

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mau apa lagi kamu balik ke sini? Belum puas kamu memasukkan kakakku ke penjara, hah?! Kamu sudah diusir dari rumah ini. Pergi!" Kepala Miranda bertanduk melihat orang yang membunyikan bel ternyata Grizelle—sepupu yang sangat dibencinya.

Ia berdiri di tengah pintu dengan kedua tangan terentang.

"Mana nenek?" Grizelle mengabaikan kemarahan Miranda. Ia menepis lipatan siku Miranda dengan tangan, lalu menerobos masuk.

Miranda terhuyung ke belakang. Nyaris saja ia terjengkang kalau tangan kirinya tidak mencengkeram bingkai pintu dengan kuat.

"Lancang! Keluar kamu, Grizelle!" Miranda memburu Grizelle.

"Ini rumahku. Aku yang menentukan siapa yang boleh datang dan pergi. Bukan kau!" Erina tegak di tengah tangga. Sebelah tangannya berpegangan pada pembatas tangga.

"Nenek, kenapa Nenek selalu membela anak tak tahu malu itu? Dia jahat, Nek! Dia yang telah menjebloskan Tristan ke penjara!"

"Miranda, kakakmu pantas menerima hukuman atas tindak kriminal yang dilakukannya. Jangan pernah menyalahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 277

    "Ada apa ini? Apa rumah ini telah beralih fungsi menjadi rumah singgah untuk menampung para gembel?""Abizam! Jaga ucapanmu! Mereka keponakanmu!" Erina meradang.Datang-datang Abizam menyinggung Gallen dan Grizelle dengan kata-kata pedas."Apa?! Tidak salah, Bu?" Abizam mengorek kuping. "Orang yang memasukkan anakku ke penjara di mataku adalah penjahat."Erina menggeleng. Tatapannya sendu. "Otakmu telah dicuci bersih oleh istrimu. Aku benar-benar kecewa, Abi. Matamu telah dibutakan oleh cinta yang salah setelah mengenal wanita lacur itu.""Dia istriku, Bu! Jangan menghina Claretta hanya demi membela anak sialan itu!""Sayang, maaf, aku pulang terlambat. Ada sedikit pekerjaan yang harus kuselesaikan," seru Claretta yang baru pulang. Dia terdiam. Memandang silih berganti pada wajah tegang Abizam dan Erina.Ketika dia beralih pada Gallen dan Grizelle, tatapannya menusuk. "Heh, gembel! Masih berani kalian menginjakkan kaki di rumah ini setelah apa yang kalian lakukan pada anakku, hah?!""

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 278

    Ruang tengah rumah Erina hening mencekam.Claretta menyentuh bekas tamparan Abizam di pipinya. Dia melotot, tak percaya suami yang puluhan tahun mencintainya itu tega menamparnya. Di hadapan banyak orang pula.Claretta tergagap, "K–kamu ... menamparku?""Itu hukuman yang terlalu ringan untuk seorang pengkhianat seperti dirimu! Seharusnya aku membunuhmu!" Abizam kembali mengangkat tangan. Namun, Miranda menahannya."Hentikan, Daddy! Kesalahan apa yang mommy lakukan sampai Daddy tega menyakiti mommy?"Abizam menepis tangan Miranda. "Jangan menyentuhku! Darah kotor di tubuhmu membuatku jijik!"Miranda ternganga. Ia syok. "D–Daddy ... apa maksud Daddy?""Tanya mommy-mu dengan siapa ia berzina! Kau dan kakakmu bukan darah dagingku! Mulai detik ini, jangan pernah memanggilku 'daddy'! Aku tak sudi menjadi ayah bagi anak seorang pelacur!""Bohong! Daddy bohong!" Miranda menjerit histeris seraya menutup telinga.Kata-kata tegas dan tajam yang meluncur dari mulut Abizam seperti Pedang Shotel ya

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 279

    "Dengarkan baik-baik, Claretta!" Abizam berseru dengan suara bergetar dan menggelegar, "Disaksikan semua orang yang ada di sini, aku, Abizam Dayyan menalakmu! Kutalak kau, Claretta! Kutalak kau! Mulai sekarang, kau bukan lagi istriku!""Tidaaak!" Claretta meraung, menjatuhkan diri, bersimpuh di kaki Abizam, tetapi Abizam bergerak mundur sebelum Claretta berhasil menyentuh kakinya."Haram bagimu untuk menyentuhku!" tegas Abizam, "Keluar dari rumahku! Aku jijik melihat wajahmu!""Mas, tolong ... beri aku kesempatan!" jerit Claretta, berjalan dengan lututnya, memburu Abizam yang terus melangkah mundur."Dan kau Miranda! Silakan ikut ibumu yang murahan itu!" ketus Abizam pada Miranda yang tampak linglung dan bisu karena syok."Dad, Daddy!" Miranda yang telah tersadar dari bengongnya berseru memanggil Abizam. Ia mengulurkan tangan, ingin menaham Abizam yang hendak berbalik menjauh."Singkirkan tangan kotormu itu dariku!" Abizam menepis jangkauan Miranda.Miranda tergugu. Dadanya sesak. Ia

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 280

    Abizam benar-benar keterlaluan dan tak berperasaan. Bagaimana mungkin ia sampai hati meminta kembali sesuatu yang telah ia berikan kepada istri dan anaknya?Claretta mengeritkan gigi, tapi demi mempertahankan harga diri, ia melepaskan juga perhiasan yang melekat di tubuhnya. Ia bahkan melepas paksa perhiasan milik Miranda, walaupun anak gadisnya itu memberontak. Tak rela.Dengan gerakan kasar ia membanting perhiasan yang telah dilucutinya kepada Abizam."Kembalikan juga semua kartu yang kalian pegang!""Kamu?! Benar-benar jahat!" Claretta menggeram."Masih untung aku tidak menagih semua biaya hidupmu dan anak harammu itu selama lebih dari dua puluh tahun." Mata Abizam menyipit. "Kembalikan! Kalau kau bersikeras untuk membawanya, aku tidak akan segan-segan melaporkanmu dengan tuduhan pencurian!"Darah Claretta mendidih. Ingin rasanya ia mencabik-cabik mulut Abizam. Lelaki yang dulu selalu berkata lembut dan memujanya bak seorang ratu, dalam sekejap telah berubah menjadi monster yang me

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 281

    Terseok-seok Miranda dan Claretta menyeret langkah. Tumit Miranda bahkan lecet."Mom, sampai kapan kita akan terus berjalan? Aku capek, Mom! Lihat nih! Kakiku lecet semua."Claretta berhenti, memperhatikan kaki putrinya yang mengeluarkan darah. Hatinya pun ikut berdarah-darah.Sedari kecil Miranda terbiasa manja, tapi sekarang menderita. Bermandikan peluh, menyusuri jalanan yang mulai gelap."Mom, aku takut," rengek Miranda, merapatkan tubuh pada Claretta. "Mommy masih punya uang tunai, kan? Ayo ke hotel, Mom. Aku tidak tahan lagi. Banyak nyamuk di sini."Claretta mengeluarkan dompet. Gara-gara terus memikirkan nasibnya yang malang, ia melangkah tanpa tujuan. Lupa bahwa anak gadisnya tidak terbiasa hidup susah."Sebentar! Mommy cek dulu!"Grep!Sedang asyik-asyiknya dia menghitung lembar demi lembar dari uang yang tersisa, sebuah tangan menyambar dompet yang dipegangnya dari atas motor berkecepatan tinggi."Jambreeet! Tolooog!"Claretta dan Miranda berteriak panik.Claretta memukul ke

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 282

    "Miranda, Miranda!"Claretta mengguncang badan Miranda.Hosh! Hosh!Miranda membuka mata. Terduduk lemas dengan napas ngos-ngosan. Ternyata cuma mimpi.Ini pasti gara-gara pengalaman perdananya makan di warung kecil sampai-sampai terbawa mimpi.Mengerikan sekali! Miranda tak sanggup membayangkan lelaki itu sungguh mengukir wajah cantiknya dengan sebilah belati."Mom, aku mau pulang." Miranda tergugu di pelukan Claretta."Sabar, Sayang. Mom—"Byuuur!Seember air mengguyur Claretta dan Miranda."Pergi kalian dari sini! Toko ini mau buka!" Seorang lelaki berkulit gelap dengan kumisnya yang tebal melotot pada Claretta dan Miranda.Namun, setelah mengamati penampilan keduanya, matanya yang mengobarkan api kemarahan berubah menjadi tatapan buas, penuh nafsu."Cantik! Boleh juga!" Lelaki itu mengelus dagu. Menyeringai seperti seekor singa yang kelaparan.Claretta merasakan aliran sedingin es menjalari pembuluh darahnya."B–baik. Kami akan pergi," ujar Claretta, membantu Miranda berdiri, "Ayo

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 283

    "Aduh! Sakit!"Miranda meringis, meraba pipinya yang terasa perih. Kilatan benci memancar dari bola matanya untuk Claretta.Wanita yang telah melahirkannya itu tega mencakar wajah mulusnya.Claretta balas mendelik. Setali tiga uang dengan Miranda, ia juga kesal pipinya tergores kuku tajam milik Miranda."Sudah! Malu dilihat orang! Kalian ini ibu dan anak. Masa gontok-gontokan di jalanan." Gallen mematahkan semangat saling serang yang mulai memunculkan tunas baru di hati Claretta dan Miranda."Ayo kutraktir makan! Kalian pasti lapar, kan?"Claretta dan Miranda saling menatap sinis, lalu sama-sama membuang muka. Keduanya saling mendahului untuk tiba di mobil Gallen."Eit, tunggu!" kejar Gallen, masih belum membuka pintu. "Kalian harus berdamai sebelum ikut denganku."Claretta dan Miranda sama-sama jual mahal."Ya sudah! Kalau tidak mau, silakan lanjutkan perkelahian kalian. Banyak urusan penting yang harus kuselesaikan!"Gallen berjalan ke pintu mobil pada sisi roda kemudi.Takut akan di

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 284

    Uhuk!Gallen tersedak.Yang benar saja! Dari mana Claretta mendapatkan kepercayaan diri yang begitu tinggi? Narsis.Dia mengincar tubuh Miranda? Ya Tuhan! Tertarik pun tidak. Miranda bukan tipenya."Astagfirullah! Nyonya, tidak semua laki-laki di dunia ini berpikiran kotor dan hanya memburu kepuasan di bawah pusat!""Tidak?" Claretta menyipitkan mata, tak percaya.Putrinya sangat cantik dan seksi. Lelaki mana yang tidak akan tergoda dengan kemolekan tubuh sintalnya. Jika ada, lelaki itu pasti bermasalah.Gallen mengeluarkan buku cek. Menuliskan sejumlah angka, kemudian merobeknya."Untuk sementara, kalian bisa hidup dengan mengandalkan uang ini. Tapi, bantuanku hanya sekali. Kalian harus bekerja jika ingin terus hidup," ujar Gallen, meletakkan sehelai cek yang telah ditandatanganinya di dekat kunci rumah yang belum disentuh oleh Claretta."Cih! Kamu pikir aku akan mudah tertipu dengan perhatian dan kebaikan palsumu itu? Mana ada orang yang bersedia memberi tanpa mengharapkan balasan!"

Bab terbaru

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 448

    "Nyonya Bellona Hopkins?!" seru Gallen, kaget. "Tidak. Anda datang pada waktu yang tepat. Mari bergabung bersama keluargaku!""Iya, Nyonya. Ayo duduk sini!" Kimi menjemput Bellona."Terima kasih!" Bellona merasa terharu dengan sambutan Gallen dan keluarganya. "Sebenarnya, aku ke sini ingin minta maaf pada Gallen atas namaku dan juga Atha. Aku terlalu serakah dan mementingkan anakku.""Seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Itu bisa dimaklumi, Nyonya," sahut Gallen. "Kami juga minta maaf karena telah melaporkan Anda dengan beberapa tindak kejahatan yang tidak Anda lakukan."Wajah Gallen kecut, merasa bersalah."Itu bukan kesalahanmu sepenuhnya. Wanita berhati iblis itu yang sangat pandai menipu orang." Muka Bellona menggelap. "Kalau aku tahu Bibi Rose menggunakan wajahku untuk berbuat jahat, aku pasti telah lebih dulu menyeretnya ke penjara. Dia benar-benar licik!""Dia pasti mempelajari keterampilan make-up saat berada di Korea Selatan," timpal Kimi."Betul. Itu ar

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 447

    Gallen melangkah gontai memasuki rumah. Ia melewati Grizelle yang duduk santai di ruang tengah begitu saja.Namun, ketika sudut matanya menangkap bayang Grizelle saat hendak menaiki tangga, ia berbalik.Tanpa malu-malu ia merebahkan diri dan meletakkan kepala di pangkuan Grizelle yang duduk berjuntai di atas sofa.Grizelle mengelus rambut Gallen yang jatuh ke kening."Kamu dari mana saja? Aku sangat khawatir. Teleponmu tidak aktif."Gallen merogoh saku, mengeluarkan ponsel. "Ck! Baterainya habis.""Sini! Kubantu mengisikan dayanya.""Nanti saja! Aku masih mau seperti ini." Gallen menaruh ponsel di atas meja, lalu melingkarkan lengan pada pinggang Grizelle.Saat hatinya sedang galau dan pikiran kacau, berbaring di pangkuan Grizelle bikin nyaman.Wangi vanila berpadu dengan aroma alami tubuh Grizelle menghadirkan perasaan tenang di hati Gallen.Setelah cukup lama menikmati kehangatan pangkuan Grizelle, Gallen bangkit. Mengecup kening Grizelle."Terima kasih. Bersamamu, aku selalu merasa

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 446

    "Kenapa? Kaget? Hahaha ...."Wanita itu tak peduli dengan keberadaan polisi dan tangannya yang terbogol. Ia tertawa, seperti telah kehilangan kewarasannya.Gallen bukan hanya kaget, tapi syok. Tak menyangka orang yang selama ini dikenalnya begitu baik dan berada di pihaknya, ternyata merupakan dalang dari segala kemalangan yang menimpa keluarganya."Bibi Rose, katakan bahwa ini tidak benar!""Hahaha ... sayangnya, inilah kenyataannya."Gallen menggeleng-geleng. Masih sulit memercayai kebenaran yang terpampang di depan mata."Kenapa, Bi? Bukankah nenekku selalu memperlakukan Bibi dengan baik?"Gallen masih ingat, walaupun samar, neneknya tidak pernah memperlakukan Bibi Rose dengan kasar.Rianna bahkan memercayai Bibi Rose menjadi pelayan pribadinya. Neneknya bahkan tak pernah perhitungan dalam membelikan pakaian dan memenuhi kebutuhan Bibi Rose.Tapi lihat balasan yang diberikan wanita itu! Hanya pengkhianatan terhadap keluarganya."Baik? Cih! Nenekmu bahkan lebih licik dari seekor rub

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 445

    "Bro, target memasuki perangkap. Kau ingin melihat langsung?""Aku sudah berada di lokasi. Di mana kau?"Gallen berdiri di belakang sebuah tiang besar, mengawasi seorang wanita yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu memakai setelan tunik dan celana panjang yang terlihat modis. Sehelai masker dan kacamata hitam berbingkai lebar menutupi wajahnya yang lonjong.Sebuah topi bulat dengan hiasan sekuntum bunga teratai mekar meneduhi wajahnya yang tersembunyi dari terik matahari."Arah jam sembilan."Gallen mengerling ke titik yang disebutkan. Tampak bayangan Regan duduk di belakang roda kemudi, berlagak sedang membersihkan dashboard. Namun, matanya sering kali mengerling ke pintu gerbang."Aku pada titik jam satu."Pandangan keduanya segera bertemu begitu Gallen menutup panggilan telepon.Regan tersenyum seraya mengangguk ringan.Wanita itu telah memasuki lobi hotel. Regan mengikuti dari belakang layaknya juga seorang pengunjung.Gallen berjalan memutar. Memasuki hotel lewat pintu khusu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 444

    "Laura, memaafkan dan kembali bersama adalah dua hal yang berbeda! Jangan mengharapkan lebih dari apa yang dapat kuberikan dan pantas untuk kau dapatkan!"Binar di mata Laura sirna seketika. Tatapannya luruh ke tanah."Tapi aku masih sangat mencintaimu, Gallen! Tak bisakah kamu menceraikan istrimu dan kembali padaku?""Laura, rumah tangga bukan hanya tentang rasa cinta, tapi tentang komitmen dan saling percaya."Cinta adalah ungkapan rasa hati. Dan asal kau tahu, hati itu sangat rapuh. Mudah sekali terbolak-balik, seperti musim yang terus berganti."Sementara komitmen adalah keteguhan hati dalam memegang janji suci. Tak peduli sekuat apa semesta mengguncangnya, ia tak akan berubah. Tetap setia melewati berbagai cobaan dan rintangan."Namun, sekali komitmen itu hancur, maka yang tersisa hanyalah serpihan tak berwujud, dan tak akan pernah bisa kembali utuh seperti semula."Kau bukan hanya telah menghancurkan komitmen cintamu denganku, Laura, tapi juga telah membuangnya. Apa lagi yang bi

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 443

    Hening!Orang itu tak menyahuti perkataan Gallen. Ia sama sekali tak membantah tuduhan Gallen."Siapa kau?"Gallen menekan beberapa titik di punggung orang itu dengan gerakan cepat. Mengunci tubuhnya agar tak bisa melarikan diri."Kamu apakan badanku, hah?! Lepaskan aku!"Gallen terkesiap. Ternyata sosok yang bersembunyi di balik coat panjang dengan kepala tertutup hoodie lebar itu adalah seorang perempuan."Kau tidak akan ke mana-mana sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan darimu," bisik Gallen, dengan nada penuh penekanan.Beberapa pasang mata, dari orang-orang yang melintas hendak keluar masuk Rumah Sakit, mengerling curiga pada Gallen.Gallen pindah ke hadapan wanita itu. Tegak dengan sebelah tangan bersembunyi dalam saku celana.Posisi mereka seperti dua orang kenalan yang saling bercengkerama.Keinginan wanita itu untuk kabur dari Gallen melebihi kuatnya terjangan ombak yang mengempas batu karang. Sayang, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan."Tolong, lepaskan aku! Aku janj

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 442

    "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat canggung?" tanya Grizelle, merasa tak enak hati karena masuk tanpa mengetuk pintu."Ah, itu hanya perasaanmu saja!"Gallen menyongsong Grizelle, mengambil alih tas berukuran kecil, yang berisi pakaian Kimi."Instingku tak pernah salah," bisik Grizelle. "Aura ruangan ini agak aneh."Gallen tersenyum simpul. Ia akui Grizelle memiliki kepekaan yang luar biasa. Pantas saja ia tak pernah gagal dalam menyelidiki kasus kliennya."God! Ayah juga di sini?" seru Grizelle, bergegas menyalami Grath. "Huh! Sekarang aku tahu kenapa ruangan ini terasa aneh. Ternyata Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terlempar dari surga ke belahan dunia yang berbeda.""Greeze, apa yang kamu katakan?" Pipi Kimi merona merah.Perumpamaan yang disematkan Grizelle pada dirinya dan Grath menurutnya terlalu berlebihan."Wah, Ayah juga sudah sembuh? Luar biasa! Memang ya ... lelaki akan melupakan segala rasa sakit dan kesedihannya begitu melihat senyum menawan sang istri," imbuh Griz

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 441

    "Penjahat seperti David Kyler tidak akan mampu menyentuhku, Bu. Ibu tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkan saja kesehatan Ibu! Ibu harus segera sembuh.""Kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan aku secara berlebihan."Gallen meraih jemari Kimi. "Bu, aku takut. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Aku akan dihantui perasaan menyesal.""Gallen, tidak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Cepat atau lambat, kita semua akan meninggalkan dunia ini.""Aku tahu, Bu. Tapi aku akan menyesal karena aku belum sempat mempertemukan Ibu dengan ayah.""Kamu tidak perlu melakukan itu, Gallen." Kimi melengos. Matanya terasa panas."Kenapa? Apa Ibu tak lagi mencintai ayah?""Bukan. Bukan karena itu. Seumur hidupku, aku hanya mencintai satu orang pria. Dan Pria itu adalah ayahmu."Aku tidak pernah mencintai lelaki lain, dan tidak akan pernah bisa.""Tapi, kenapa Ibu tidak mau bertemu dengan ayah? Selama ini ayah juga menderita, Bu."Kimi berusaha untuk dudu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 440

    Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada

DMCA.com Protection Status